Tiga hari berlalu setelah Aryan sudah kembali bisa mendekati Ran. Mereka jadi tak terpisahkan. Lebih tepatnya Aryan yang tak sekalipun absen menemui sang tunangan. Bukan hanya itu. Jika mereka berpisah, Aryan akan segera menghubungi sang tunangan melalui ponsel, seolah tak ada hari esok.
Pemberitaan tentang mereka di beberapa akun gosip pun perlahan memudar. Saat Aryan mengatakan pada Ran sudah menuntut para akun gosip itu, Ran meminta sang tunangan menghentikan tuntutannya. Aryan menolak, tapi sang tunangan memaksanya. Kalau sudah dipaksa seperti itu, Aryan bisa apa. Hanya bisa mengikuti keinginan sang tunangan tercinta.
“Hm, aku masih menunggu Pak Kirman.”
>> “Di dalam restoran?”
“Iya.”
>> “Maaf ya, Sayang, aku gak bisa jemput.”
Ran memutar bola mata malas sebagai jawaban. Pria yang sedang berbicara dengannya di telepon itu sudah tiga kali mengatakan hal yaAryan menatap wajah damai sang tunangan setelah kembali disuntikkan obat penenang. Setelah sadar dari kecelakaan yang dialaminya dan Juna, Ran terus berteriak ‘darah dan mama’. Walaupun kecelakaaan itu tidak membuatnya sampai terluka parah, tapi Ran sepertinya mengalami trauma hebat.Juna menabrak pohon besar di sisi jalan raya. Pria itu kini sedang koma dengan kondisi mengenaskan. Saat dievakuasi, Juna terlihat memeluk tubuh Ran, melindunginya sampai beberapa pecahan kata depan mobil pria itu mengenai punggungnya sendiri. Kepala Juna pun terbentur cukup keras. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama.Sudah empat hari pasca kejadian itu, dan Ran masih belum bisa berkomunikasi walaupun kini ia sudah dipindahkan di ruang inap. Saat matanya terbuka, Ran akan kembali berteriak histeris. Hal ini tentu saja membuat hati Aryan campur aduk, antara sedih, marah, dan penasaran.Bagaimana bisa tunangannya itu dan Juna berada dalam satu mobil bersama?Saa
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian kecelakaan itu. Ran sudah kembali ke rumahnya sejak dua hari yang lalu. Wanita itu masih belum bisa masuk bekerja seperti biasa untuk pemulihan fisik dan mentalnya.Sang tunangan tidak berhenti menemaninya. Bahkan pria itu bekerja dari ruang inap Ran, dan hanya akan pergi jika ada pertemuan yang tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Ruang inap Ran menjadi rumah kedua bagi Aryan. Pria itu banyak menghabiskan waktu untuk menghibur sang tunangan. Ran tidak dibiarkan untuk berpikir hal lain selain hal-hal menyenangkan.Dan terbukti sekarang, wanita itu perlahan kembali bersikap seperti biasa. Bahkan, Ran terlihat banyak mengeluarkan senyum.Untuk kondisi Juna, Ran tidak mengetahuinya sama sekali. Entah mengapa, Ran malah seperti tak pernah mengalami kejadian kecelakaan bersama pria itu. Ran tidak pernah menyebut nama pria itu sama sekali. Aryan tidak akan bertanya, karena baginya yang terpenting adalah kondisi sang tunangan ya
“Kakimu bagaimana? Apakah masih belum bisa digerakkan?”“Aku sudah.. mulai terapi.. tadi. Sudah bisa.. bergerak.. sedikit-sedikit.”“Syukurlah.”Setelah percakapan itu, mereka kembali saling diam. Larut dengan pikiran masing-masing.“Ehm, Juna, maaf baru bisa menjengukmu sekarang.”Juna diam, menatap dalam wanita yang sudah ia celakakan hampir satu bulan yang lalu. Terdapat bekas luka yang berada di dahi wanita yang duduk dengan kaku di sampingnya ini.Mata Juna berkaca-kaca. Ia menyesal luar biasa atas apa yang dia perbuat ketika itu. Kecemburuan menghilangkan akal sehat saat tahu Ran kembali terlihat bersama sang tunangan. Juna pikir, setelah skandal yang diciptakan Aryan Kusumo, Ran akan meninggalkan pria itu. Persis ketika dulu wanita ini menjalin hubungan dengannya, meninggalkannya setelah tahu kalau Juna sudah memiliki kekasih, bahkan tunangan.Dulu, Juna memohon pada Ran untuk mem
Deg!Aryan terdiam. Tangannya yang memegang bingkisan buah yang sengaja dibawanya untuk Juna mengerat kencang. Seluruh tubuhnya sudah merasakan panas, tentu saja karena pikiran tentang Ran dan Juna yang kembali bersama suatu saat nanti.“Mengapa Anda bertanya seperti itu?” tanya Aryan datar, berusaha meredam emosi yang siap meledak.Stevi menghela napas berat. “Anda pasti bertanya-tanya mengapa Juna bisa bersama Nona Callia saat itu. Itu pun yang saya pertanyakan sejak kecelakaan itu terjadi. Benar begitu, bukan? Atau, Nona Callia sudah menjelaskan pada Anda?”Aryan diam. Pria ini tak dapat menjawab karena belum mendapat penjelasan apa pun dari sang tunangan.Tring!Mereka tersadar saat pintu lift terbuka. Dua orang ini sama-sama melangkah keluar, karena sudah sampai di lantai rumah sakit yang mereka tuju.“Saya sudah bertahun-tahun bersama Juna. Melakukan segala cara agar Juna bisa melihat saya kembali.
“Cukup, Aryan, kamu tidak bisa minum alkohol.”“Lepas, Ken!”Kendrick Gevan Bagaskara, sahabat yang sudah menganggap Aryan seperti adiknya sendiri ini hanya mampu menghela napas pasrah saat Aryan lagi-lagi mencoba kembali menenggak minuman haram itu. Ken, begitu Aryan memanggilnya, sudah mencoba menghalangi Aryan, tapi tangannya selalu ditepis pria yang saat ini duduk di sampingnya itu. Ken sangat tahu Aryan bukanlah orang yang lihai dalam hal meminum minuman keras.Pewaris Kusumo Group ini memang sering menghabiskan waktu di kelab malam, tapi tak sekali pun Aryan menyentuh minuman yang mengandung alkohol itu, apa pun jenisnya. Disamping karena tubuhnya tak bersahabat dengan minuman itu, Aryan juga tak suka rasanya.Aryan sempat mencoba meminum minuman itu saat dulu pria tampan ini lulus SMA. Dan di tegukan ke dua, Aryan langsung tumbang begitu saja. Untung saja saat itu Ken ada bersama pria ini karena permohonan Kania. Coba kalau
“A-Aryan..duduklah dengan tenang.”“Pumpkin~ Kamu.. tau kan, kalau.. aku gak.. mau pisah? Tapi.. aku terpaksa… Kamu bohong.. sama.. aku…”“Aryan…” Geram Ran saat tunangannya ini terus saja bergerak sambil berusaha memeluk tubuhnya. Wanita ini melirik malu-malu ke arah supir taksi online yang dia naiki. Supir itu beberapa kali melirik ke arah spion depan, mencuri pandang keributan yang terjadi di kursi tengah.Sejak lima menit yang lalu, Aryan membuka mata dan meracau. Membuat wanita ini kesulitan menenangkan sang tunangan.“Kenapa si.. berengsek itu.. masih ada di.. hatimu?! Aku gak terima!”“Aryan kamu salah pa—hey! Bisakah kamu diam?!” kesal Ran kembali. Sang tunangan kali ini mencoba menyusupkan kembali kepalanya ke ceruk leher Ran.Sumpah, Ran tidak ingin mati membeku saat ini juga karena bibir aktif pria yang terus meracau ini. Bibir yang sama yang ta
“Euungghh…” Lenguhan panjang keluar dari bibir Aryan. Matanya terbuka perlahan. Pria ini menekan kepalanya yang terasa nyeri.Aryan bangkit dari tidurnya sambil mengiris, dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Pria ini mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Beberapa saat terdiam untuk menjernihkan pikiran, tiba-tiba mata terbelalak ngeri setelah sadar ia berada di mana saat ini. Pria ini mengingat jelas bahwa kemarin malam ia nekat meminum minuman yang selama ini ia hindari, alkohol.Terakhir kali dan sekali-sekalinya pria ini mabuk sudah sangat lama, saat kelulusan SMA. Kini, dia kembali melakukannya. Dulu sang mama marah besar setelah dia sadar dari mabuknya, walaupun tak bertahan lama karena dirinya malah jatuh sakit.“Mama pasti marah,” panik pria ini. “Gue harus minta maaf sama Mama!” Saat hendak bangkit dari ranjang, Aryan menghentikan pergerakannya. Pria ini kembali menyandarkan punggung, lal
“Aku rasa, kita udah.. gak ada.. hubungan apa pun lagi,” balas Aryan terbata. Pria ini terdengar tak rela saat mengatakannya. Tapi ini harus ia katakan demi kebahagiaan Pumpkin-nya.“Begitu? Kenapa?”Aryan kembali menatap wanita yang dicintainya ini. “Apakah kamu mau aku mengatakan alasannya? Biarkan aku menyelamatkan harga diriku kali ini aja…” Aryan terlihat gusar. Tatapan pria ini kembali beralih ke arah lain. Dia tidak sanggup menatap wanita sudah ia lepaskan ini. Dia takut akan kembali bertindak egois. “Kamu tentu udah tau karena apa.”“Apakah ada hubungannya dengan pembicaraanku dan Juna di rumah sa—”“Pulanglah. Aku mohon…” potong Aryan segera. Bahkan pria ini tak sanggup mendengar nama pria itu.“Kamu mengatakan akan egois jika berhubungan denganku. Tapi ternyata yang kamu perlihatkan tidak seperti itu. Kamu menyerah atas hubungan ini? Segampan
“Kafe ini benar-benar nyaman.” Ran mengedarkan pandangan ke penjuru kafe yang ia datangi. Kafe ini tidak besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Terlihat sangat nyaman untuk berbagai usia.Hari ini ia dan sang suami menghadiri pembukaan kafe cabang baru kenalan sang suami di dunia bisnis, Andaru Ansel Bratadikara – CEO LION TV, salah satu stasiun televisi besar di negara ini —. Kafe ini milik istri dari Andaru, Zetaya Bratadikara. Wanita berambut merah yang sepertinya seusia dengan Aryan.Ran berkenalan dengan Zetaya saat Andaru dan istrinya itu menghadiri pesta pernikahannya. Ran dan wanita itu menjadi dekat setelah mengetahui sama-sama memiliki passion di dunia kuliner.“Kamu jadi mau buka kafe kayak gini?”Ran menghela napas panjang saat sang suami bertanya hal itu. Suaminya ini ternyata masih mengingat pembicaraan random mereka beberapa waktu yang lalu.Wanita ini tersenyum sambil mengusap lembut pipi san
Ran POV“Sayang, singkirkan tanganmu!”“Udah bangun?”Aku membuka mata malas saat pria yang sudah menjadi suamiku selama hampir tiga bulan ini bertanya dengan polosnya. Mataku menatap bagian atas gunungku. Ada beberapa tanda merah karya pria yang menyiksaku semalam. Mataku beralih menatap jam di nakas yang berada di sampingku.Jam empat subuh. Bagus, sepertinya aku baru tidur dua jam yang lalu, tapi pria yang memelukku dari belakang ini malah sudah mengganggu acara tidurku.Kutolehkan kepala ke belakang, tempat di mana ia berada. Mata kami bertemu. Pria ini tersenyum tanpa dosa saat aku menatapnya datar.“Bisakah kamu membiarkan aku tidur sebentar lagi?”“Tidur aja, Sayang~”Plak!Pria ini meringis saat aku menepuk sedikit kencang tangannya yang entah sejak kapan sudah menangkup salah satu gunungku. Bukan hanya mengangkup, tapi pria ini see
AREA 21++SADAR DIRI AJA BUAT YANG BELUM CUKUP USIA YESSS :* ( ETAPI KALAU UDAH MERIT MAH CUZ LAH TANCAP GAS... WKWKWK... )YANG UDAH CUKUP USIA TAPI GADA LAWAN, YAH MON MAAP ITU DERITA DITANGGUNG SENDIRIIIIIII.... ( AKU GAK IKUTAAANNN )###“Kamu ke sini hanya ingin bertanya tentang hal itu?”“Hanya?? Ini lebih dari sekedar ‘hanya’, Ken! Ini tuh bakal jadi awal di mana akan ada anakonda-anakonda dan sungai-sungai di masa mendatang hasil produksi gue dan My Pumpkin!” ucap Aryan menggebu, mendramatisir kata-katanya.Kendrick Gevan mendengus geli sambil menggeleng maklum. Sahabat rasa adik di depannya ini memang sudah terkenal gilanya.“Bukankah kamu bisa belajar dari film-film ‘gerah’ yang BIASA kamu tonton?”“Hoi! Janga
Ran menoleh ke samping kanan saat merasakan remasan lembut di tangannya. Ia balas tersenyum saat pria yang berdiri di sampingnya tersenyum dan memandangnya penuh cinta.Akhirnya ia resmi menjadi istri Aryan Mada Kusumo. Bocah yang mewarnai hari-harinya semasa duduk di bangku sekolah dasar walaupun kebersamaan mereka hanya sebentar.Ran pikir tidak akan bertemu lagi dengan bocah menyebalkan ini.Namun, siapa yang sangka, kalau ternyata Yang Maha Kuasa punya rencana yang indah untuknya dan Aryan. Kembali dipertemukan setelah sama-sama dewasa, ternyata tak membuat Aryan melupakan sosok dirinya yang sangat biasa ini.Sangkalan Ran atas hatinya yang terpikat begitu mudah dengan sosok Aryan ternyata tak berlangsung lama. Pria yang saat ini berdiri di sampingnya, bisa dengan mudah membuat orang merasa nyaman dan jatuh cinta dengan tingkah-tingkah tak waras yang dimiliki pria ini. Termasuk Ran. Dan ya.. Ran mengaku kalah, kalah oleh gengsi yang semp
“Dedek Ran udah besar ya.”Ran memutar bola mata malas. Namun terkekeh geli setelahnya. “Aku lebih tua dua tahun darimu, Ano.”“Tapi faktanya aku kan abang sepupu kamu.”“Ya.. ya.. ya.. Abang sepupunya Ran.” Ran memilih mengalah pada pria yang berjalan bersisian dengannya ini. Kakak sepupu yang lebih muda darinya ini selalu tidak pernah mau dianggap lebih muda dari Ran. Tapi ya kenyataannya memang benar jika Ano alias Keano adalah abang sepupunya, karena pria ini adalah anak dari kakaknya Adila.Mereka berjalan menyusuri taman belakang rumah ini untuk mencari udara segar sejak lima belas menit yang lalu.“Calon suami kamu masih cemburu sama aku?”Ran mengangkat kedua bahu. “Aku tidak tahu. Kalian kan belum sempat aku kenalkan secara langsung.”Ran tersenyum kecil. Masih segar di ingatan saat Adila mengatakan jika Aryan cemburu pada sosok Keano, padahal pria itu su
“Sudah merasa hebat?”Ran hanya diam saat sang oma bertanya sinis seperti itu padanya.Wanita ini menunduk takut dengan kedua tangan saling memilin.Sepertinya sejak tadi siang, sang oma tidak sabar ingin menegurnya. Tentu bukan teguran sayang antara oma dan cucu, tapi teguran penuh kebencian.Contohnya seperti saat ini.Ran terkejut saat beberapa menit yang lalu Zanna repot-repot menghampirinya di gazebo taman belakang tempat biasa dirinya bersantai untuk menghirup udara segar. Lalu, tahu-tahu saja mengatakan hal itu.“Kenapa diam?” tanya Zanna kembali. Tentu saja dengan nada dibuat semakin sinis.Ran mengumpulkan keberanian untuk mengangkat kepala, sampai matanya bersirobok dengan Zanna. Binar ketakutan terlihat jelas di matanya. Apalagi wanita ini sudah tahu jika Zanna pernah berusaha menyingkirkannya saat masih berada di dalam kandungan Manika.“Ran.. tidak mengerti maksud Oma.” Ran beruc
Hari ini, sepasang calon pengantin itu akan melakukan sesi pemotretan prewedding di tempat di mana Aryan Mada Kusumo menemukan tulang rusuknya.Mereka menggunakan seragam sekolah dasar tempat mereka sekolah dulu, yang tentu saja ukurannya sudah dibuat sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Jangan tanya berapa lama proses pembuatan seragam itu.Aryan baru mengatakan pada sang mama satu minggu yang lalu untuk konsep foto prewedding yang akan dia gunakan. Hal itu tentu saja membuat Kania kelabakan. Apalagi seragam sekolah yang digunakan tidak seperti seragam sekolah pada umumnya. Kania tentu harus meminta bahan seragam itu pada pihak sekolah, dan untung saja semua proses seakan dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa.Untungnya juga keluarga Aryan masih menjadi donatur terbesar di sekolah swasta ini. Sehingga tidak sulit bagi mereka meminta izin pihak sekolah untuk mengadakan foto prewedding di sini. Apalagi Aryan dan Ran memilih hari libur untuk melaksanakan kegiatan ini. Jad
“Sekolah ini sudah jauh berbeda ya.” Ran mengamati gedung besar di depannya, lalu beralih melihat sekeliling tempat yang dia datangi ini. Tempat ini semakin terlihat semakin baik.“Tentu aja. Udah berapa tahun coba kamu tinggalin?”Ran terdiam. Bola matanya memutar, menghitung kira-kira berapa lama ia meninggalkan sekolah dasar tempat di mana dulu ia bersekolah sebelum dibawa Rion ke London.“Hmm… Enam belas tahun sepertinya,” balas Ran setelah mengingat-ingat.“Waaahhh… luar biasa!” Aryan bertepuk tangan girang. “Jadi udah selama itu ya hatiku nyangkut di kamu??”Ran berdecih geli. “Tolong dikondisikan mulutnya. Kamu sedang menggombal?”“Kesungguhanku selalu aja dibilang gombal!”Ran tak bisa menyembunyikan tawa saat melihat wajah sang calon suami ditekuk.“Kamu ngambek?” tanya Ran sambil menusukkan telunjuknya b
“Ayah akan menerima kalau kamu membenci ayah, tapi tolong kamu jangan tinggalkan ayah…”Ran mencoba meredakan isakannya di dalam pelukan sang ayah.Pantas saja belakangan ini sang ayah lebih pendiam dari biasanya.Siapa pun yang membaca kisah hidup yang ditulis ibu kandungnya pasti akan ikut terbawa suasana, seolah orang itu sendiri yang mengalami. Termasuk Ran.Di dalam agenda itu terlihat jelas bahwa Manika adalah sosok wanita yang kuat. Ran juga dapat merasakan betapa sayangnya sang ibu padanya.Perasaan Ran campur aduk. Antara rasa senang, sedih, dan kecewa. Wanita ini senang, jadi lebih mengenal sosok Manika lewat agenda ini. Namun, Ran juga merasa sedih, karena tidak bisa bersama lebih lama dengan sang ibu.Ditinggalkan di usia yang masih sangat kecil membuat Ran tidak bisa mengingat sosok sang ibu dengan baik. Tapi di dalam agenda yang dipeluknya ini, Ran bahkan merasakan kehadiran sang ibu saat ini.“B