"Baiklah, kalau kamu memaksa, kita bawa Tono dan Toni saja, karena selain mereka, aku tidak mengenal satu pun Pengawal di kediaman ini," ucap Kinara, memilih Pengawal kembar yang menurutnya sudah akrab dengan dirinya."Oke, aku akan menemui mereka dulu di depan," jawab Arka sebelum akhirnya melangkah pergi mencari Tono dan Toni yang bertugas berjaga di depan rumah hari ini.Setelah selesai menyuapi sang buah hati, Kinara kembali memberikan Nathan pada sang Baby sister untuk dimandikan. Sementara dirinya pergi bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara.Setelah semua persiapan telah selesai, Kinara dan para rombongan bergegas memasuki mobil untuk segera berangkat ke bandara terdekat di kota itu.Hanya memakan waktu satu jam perjalanan, akhirnya mobil mereka telah sampai di depan sebuah bandara besar yang terlihat begitu ramai.Mereka semua menuruni mobil, sementara mobil mewah berwarna putih itu kembali di bawa seorang Sopir untuk kembali ke kediaman Arka.Mereka semua memasuki
Saat menaiki sebuah taksi yang hendak membawa mereka menuju hotel tempat menginap, wanita bernama Rebecca itu dengan tidak tahu malunya menghentikan paksa seorang Supir yang hendak melajukan mobilnya."Hey! Apa maksudmu?" maki Kinara dari dalam taksi dengan mengeluarkan sedikit kepalanya dari kaca jendela, yang sudah merasa geram dengan kelakuan wanita penggoda yang tidak tahu malu itu."Tunggu sebentar, Pak, saya ingin berbicara dengan teman saya." Wanita itu mengabaikan ucapan Kinara dan berjalan memutar ke arah sisi lain dari mobil untuk berbicara dengan Arka."Arka, bolehkah aku menumpang di sini? Aku benar-benar buru-buru, tidak akan sempat jika harus mencari taksi lain," ucapnya dengan nada memelas dari kaca mobil yang sedikit terbuka."Hey! Mbak! Cari mobil lain saja yang mau ditumpangi, mobil ini sudah penuh, tidak muat jika menampung wanita dengan banyak siasat sepertimu. Jalan saja, Pak! Tidak usah hiraukan dia, kami tidak mengenalnya," tegas Kinara, meminta seorang Sopir ta
"Sayang, ayo," ucap Arka dengan penuh arti.Kinara yang merasa frustasi, akhirnya hanya bisa pasrah, memutuskan untuk menuruti perintah sang Suami yang sedari tadi menunggunya.Kinara perlahan berjalan mendekati ranjang. Dan dengan cepat, tangan Arka menarik paksa lengan Kinara hingga membuatnya terlentang di atas ranjang hotel.Arka secara spontan menindih tubuh sang Istri hingga membuatnya merasa sesak nafas di bawahnya.Arka melucuti semua pakaian, termasuk jilbab instan berwarna coklat muda yang tengah dikenakan oleh sang Istri.Mereka melakukan pertempuran hebat di malam itu. Sebuah janji yang sebelumnya disetujui oleh Arka untuk bermain satu kali, nyatanya hanya tinggal ungkapan saja. Arka bermain untuk memuaskan nafsunya hingga beberapa ronde pertempuran, sampai membuat Kinara tidak bisa berdiri di pagi harinya.***Jam digital yang terletak di atas nakas menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun matahari tak kunjung menampakkan sinarnya.Arka yang baru bangkit dari atas ranjang, b
Kinara segera meminta Arka untuk menghubungi petugas hotel, sementara dirinya masih menahan wanita cantik bernama Rebecca itu di ambang pintu masuk.Tak berselang lama, seorang pria bermata sipit nampak menghampiri mereka.Arka dengan sigap, menyembunyikan sang Istri yang terlihat memakai kemejanya tanpa bawahan di dalam dekapan tubuhnya.Seketika itu, Rebecca terlihat melayangkan tatapan tajam pada Kinara yang berusaha dilindungi oleh sang Suami.Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Kinara mengerti, sementara Arka berusaha menjelaskan perihal rusaknya keran air di kamar mandi milik Rebecca.Petugas hotel yang akhirnya mengerti, dengan cepat meminta Rebecca untuk menunjukkan masalah yang dialaminya.Rebecca akhirnya keluar dari kamar Arka, berjalan perlahan menunjukkan jalan ke kamarnya pada Petugas hotel.Arka akhirnya bisa bernafas lega, menggendong paksa tubuh sang Istri untuk segera berganti bajunya."Bisa-bisanya keluar seperti ini, bagaimana kalau terlihat pria lain dari
Kinara segera bersembunyi di dalam kamar mandi ketika menyadari Arka yang telah kembali.Kinara mengintip dari celah lubang yang terdapat di pintu kamar mandi.Arka nampak kebingungan mencari keberadaan Kinara di setiap sudut ruangan.Rebecca terlihat menghentikan Arka yang hendak melihat ke dalam kamar mandi dengan merentangkan kedua tangannya di hadapan Arka."Stop! Istrimu sedang keluar," ucapnya."Benarkah? Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Arka terheran-heran."Apa itu penting, yang paling penting sekarang adalah ...." Rebecca tidak berniat melanjutkan kalimatnya yang menggantung. Dia kini tengah sibuk membuka kancing kemeja yang tengah ia kenakan."Kamu mau apa?" tanya Arka dengan tatapan sinis.'Dasar wanita gila, jika langsung di goda dengan tubuh telanjang mana bisa seorang pria menolak?' gumam Kinara dalam hati. Dirinya sebenarnya merasa cukup takut dengan pengujian kesetiaan ini, mengingat Rebecca yang terlihat begitu cantik dan molek jika dibandingkan dengan dirinya yang
Arka begitu kesal dengan Kinara yang secara tiba-tiba menghentikan permainan mereka satu jam yang lalu, perutnya yang terasa keroncongan membuatnya tidak memiliki banyak energi untuk melanjutkan permainan mereka, hingga dengan terpaksa Arka keluar untuk mencari makanan."Tapi aku lapar," rengek Kinara yang seketika membuat Arka bangkit dan membiarkan Istrinya untuk mengisi perut terlebih dahulu."Apa kamu sengaja melakukan itu?" tanya Arka datar, membuat Kinara yang hendak menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti seketika.Kinara seketika merasakan kepanikan yang luar biasa. Apakah jika dirinya mengatakan yang sebenarnya sang Suami akan marah?"Kenapa diam saja?" Arka bertanya untuk yang kedua kalinya ketika melihat sang Istri yang masih terdiam membisu."Apa kamu sedang mengetes kesetiaanku?" lanjutnya dengan nada menginterogasi.Kinara membelalak, bagaimana bisa Arka selalu mampu menebak isi dari pikirannya."Sudahlah, lain kali aku tidak ingin kamu melakukan hal seperti itu lagi, ak
Kinara mulai merangkak hingga menaiki tubuh sang Suami yang tengah terlentang di atas ranjang. Ia mulai duduk dengan tegak, menduduki sebuah senjata panjang yang tengah mengeras di balik celana sang Suami.Kinara menggoyangkan pinggulnya perlahan, seraya menjulurkan lidahnya dan sesekali menggigiti bibir bawahnya.Arka membelalak melihat gundukan kembar yang tidak tertutup oleh bra, hingga membuatnya terlihat jelas dari balutan lingerie yang cukup transparan.Arka merasakan perasaan nyaman, seolah membuatnya melayang tinggi di udara. Setiap sentuhan yang diberikan sang Istri padanya, membuatnya tidak tahan lagi untuk tetap berpura-pura marah.Tangan Arka mulai naik ke pinggang sang Istri yang merasa enggan untuk menghentikan gerakan tubuhnya yang mampu membuat nafas sang Suami memburu hebat.Menyadari akan respon sang Suami, membuat Kinara tersenyum sekilas."Apa sudah tidak marah lagi denganku?" ucap Kinara dengan menundukkan tubuhnya hingga jarak antara wajah mereka hanya tersisa be
Kalimat itu seketika membuat Kinara menghela nafas lega dengan tangan mengelus dada."Syukurlah, akhirnya kamu mengerti kekhawatiranku," ucap Kinara.Arka seketika menghentikan aktivitasnya mengeringkan rambut Kinara, ternyata apa yang dikatakan dua Bodyguardnya benar-benar terjadi.Beberapa menit berlalu, hingga dua koper besar telah tertata dengan rapi. Kinara dan Arka bergegas keluar dari dalam kamar dan menemui rombongannya yang telah menunggu di depan pintu.Mereka semua keluar dari hotel di jam yang telah mereka tentukan sebelumnya.Mereka menaiki dua taksi yang akan membawa mereka menuju bandara Internasional Incheon.Beberapa menit perjalanan, hingga taksi itu akhirnya sampai di depan bandara. Kinara dengan rombongannya bergegas keluar dari taksi untuk memasuki bandara.Mereka mulai melakukan pemeriksaan keamanan dan prosedur lain yang dilakukan oleh Petugas bandara, hingga satu jam setelah menunggu di ruang tunggu penerbangan, mereka akhirnya menaiki pesawat yang hendak lepas