Beranda / Fantasi / Crescent Moon / 49. Nekropolis

Share

49. Nekropolis

Penulis: Laquisha Bay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa kau menyukainya?”

Aku menoleh pada Aldrich sebelum menyahut, “Tentu saja. Aku suka sensasinya. Itu membuatku berpikir seolah-olah aku merupakan seorang nomaden yang selalu bepergian dengan van tuanya untuk menjelajah ke seluruh negeri.”

“Apa kau tahu, Anna? Dahulu, aku juga sempat berpikir bahwa aku ingin hidup seperti itu. Aku ingin menjadi seorang werewolf nomadik, tetapi sayangnya aku tidak bisa melakukannya,” balas Aldrich yang masih memfokuskan pandangannya ke depan.

“Kau bisa jika kau memang mau. Maksudku, semua orang akan mendapatkan yang mereka inginkan jika mereka mengusahakannya. Kau hanya tinggal mengurus beberapa hal yang harus kau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crescent Moon   50. Genogram

    Hampir seluruh makam yang ada di The Necropolis mempunyai genogram pada nisannya—silsilah tentang satu keluarga itu ditulis dengan apik dan rapi, pekuburan estetik yang juga menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan. Namun, keadaan sepi saat kami berkunjung sekarang. Sebelum kami keluar dari kawasan kuno itu, aku menangkap sebuah bangunan lain yang letaknya cukup dekat dari posisi katedral.“Apa itu?” tanyaku pada Aldrich yang masih berjalan di belakangku.“Itu museum, Anna. Apa kau juga ingin masuk ke sana?”“Tidak sekarang. Mungkin lain kali.”Akhirnya, kami tiba di dua buah makam yang posisinya berdampingan—nisan itu berdiri menjulang dengan monumen dan patung se

  • Crescent Moon   51. Quann vs Soleil

    “Apa kau pernah mendengar tentang para vampir yang menjadi musuh bebuyutan kaum werewolf?”Aku sontak menggeleng, “Apa hubungan kalian memang seperti itu?”Aldrich mendesah dan menghela napas berat sesaat sebelum menjawab—sesuatu yang jarang dia lakukan sebelumnya, “Quann dan Marie meninggal di usia yang cukup muda.”Cukup muda? Yang benar saja, Aldrich membuat waktu seribu tahun terdengar seperti hanya setahun baginya. Pria itu kemudian kembali meneruskan, “Aku tidak tahu penyebabnya, tetapi dari cerita yang beredar di keluarga Black selama bertahun-tahun, Quann dan Soleil merupakan musuh abadi.”

  • Crescent Moon   52. Klan Romanov

    “Anggap saja sebagai salam perpisahan,” lanjut Aldrich lagi—kilat jahil sempat terlukis di raut wajahnya, tetapi mataku memilih untuk mengabaikan isyaratnya.“Aku tidak suka menerima lelucon tentang hidupmu, Aldrich. Jadi, berhentilah mencobanya.”“Kau menolakku lagi?”Air mataku kembali berderai menjadi isak tangis yang sontak membuat Aldrich panik, “Apa aku penyebab dari seluruh kekacauan yang terjadi di dunia kalian? Apa aku juga sama terkutuknya seperti makhluk air itu?”“Tenanglah, Anna. Aku hanya bercanda. Aku baik-baik saja. Aku tidak akan bernasib seperti Quann dan Marie,” aku Aldrich sambil menyentuh kedua bahuku.

  • Crescent Moon   53. Pembunuhan Misterius

    “Kita harus pergi ke portal sekarang, Anna.”Kalimat itu terdengar seperti jemari yang baru saja menampar wajahku. Sudah lama aku tak pergi ke sana, aku bahkan tak mampu mengingat kapan terakhir kali aku menginjakkan kaki di lokasi magis itu. Aku yakin ada sesuatu yang buruk terjadi. Tingkah ganjil Aldrich yang sempat menarik perhatianku tadi seolah-olah menjelaskan semuanya.“Apa yang terjadi?”Aldrich menyahutiku dengan setengah berbisik, “Kau akan mengetahuinya segera.”“Tidak. Beritahukan saja padaku sekarang,” balasku yang bersikukuh untuk meminta penjelasan darinya.“Tidak ada waktu untuk itu, Anna

  • Crescent Moon   54. Sebait Mantra: 'Baik-Baik Saja'

    “Ada yang terbunuh, Anna. Aku juga mencium aroma darah Xaferius.”Aku merasa darah berkumpul dan tersirap secara mendadak ke punggungku, lantas seketika surut dari sekujur tubuhku—kering, membuatku nyaris kehilangan kesadaran. Tenggorokanku tercekat, menimbulkan sensasi aneh yang mencekik hingga menyebabkan pasokan oksigen di kantong paru-paruku menyusut dalam sekejap.“Apa yang kau katakan?” cicitku tanpa sanggup menopang bobot tubuhku lagi—menjatuhkan sepasang lututku ke atas tanah dan menyerah pada ketidakberdayaan yang menyergapku.“Bangunlah, Anna. Mengapa kau bersimpuh di situ?” bisik Aldrich yang terkejut melihatku doyong.Aku membeku di tempat, seolah-olah Aldr

  • Crescent Moon   55. Mantra Yang Gagal

    Selangkah lagi, maka aku akan mengetahui siapa yang tengah bersembunyi di balik sana. Namun, Aldrich mendadak meneriakkan namaku dengan intonasi nyaring. Nada sumbang yang serta-merta memekakkan kedua telingaku saat makhluk misterius yang mulanya mengintip itu lantas keluar dari cabang-cabang berakar dengan gerakan melompat ke arahku dan seluruhnya berganti menjadi hitam—warna gelap yang hanya ada di dalam kepalaku.Aku kehilangan kesadaran.Hanya selama dua atau tiga menit sebab mataku kembali terbuka setelah Aldrich dan wanita cantik itu terlibat aksi saling dorong-mendorong tak jauh dari hadapanku. Aku meringis selepas pergerakan yang kulakukan mengirim segenap reaksi lain di bagian belakang kepalaku—rasa pusing mendadak menyerang—melengkapi ketidakberdayaan yang melandaku sekarang.

  • Crescent Moon   56. Janji

    Keningku berkerut bingung, kemudian menoleh ke arah yang tengah wanita vampir itu soroti sekarang. Aku sontak mendapati gerombolan sosok yang kukenali berjalan mendekat pada kami—Xaferius dan kelompoknya. Pria itu dalam kondisi yang tak baik-baik saja. Dia terluka.Xaferius-ku.“Apa yang terjadi?” bisikku yang lantas mengambil posisi berdiri tanpa memedulikan jalanku yang masih sempoyongan.“Lihatlah, Aldrich. Manusiamu langsung bergerak ke arah Xaferius berada sekarang. Bukankah itu menakjubkan? Mereka saling merindukan satu sama lain,” komentar Pavla yang memancing emosi Aldrich naik ke permukaan.“Tutup mulutmu!” bentak Aldrich sambil menggertakkan giginya.

  • Crescent Moon   57. Komunikasi

    “Dia akan baik-baik saja setelah istirahat,” ungkap Alastair yang mencoba menenangkanku.“Dia kurang tidur, Anna. Dia juga tidak makan dengan benar selepas kepergianmu,” sambung Matthew yang datang dari arah belakang.“Mereka benar. Biarkan dia istirahat. Berikan dia waktu untuk pulih. Itu saja,” tambah Simon yang ikut menimpali.“Baiklah, tetapi bagaimana dengan keadaan portal? Apa Pavla masih berbuat ulah di sana?” bisikku yang masih enggan mengalihkan pandangan dari Xaferius yang sedang tidur di kamarnya sekarang.“Ada Adaire dan yang lainnya. Mereka akan mengurus vampir pembuat onar itu,” sahut Simon dengan nada lembut yang memberikan pengaruh nyaman.

Bab terbaru

  • Crescent Moon   80. Belajar Untuk Melepaskan

    Alisku secara otomatis bertaut mendengarnya dan Aldrich lagi-lagi meneruskan, “Aku dilukai oleh perasaan rinduku, Anna. Itu sangat menyiksa.”Aku mendongakkan kepala lebih tinggi—memandang tanpa kedip ke dalam rona kelam di sepasang irisnya, lantas berpaling dengan cepat. Mengapa Aldrich harus mengatakan sesuatu yang juga melukaiku sekarang? Seolah-olah aku dan pria itu punya raga yang sama—jika dia sakit, maka aku juga akan merasa seperti itu.“Kau membuang muka. Apa kau membenciku? Atau apa wajahku tidak menarik untuk kau tatap?” gumamnya lagi dengan nada parau.Apa yang Aldrich pikirkan? Membencinya? Bagaimana mungkin aku membenci pria yang juga menjadi bagian diriku? Bukankah kau tak akan membenci salah satu anggota tubuhmu? Itulah mak

  • Crescent Moon   79. Rindu

    Hawa dingin dan salju sama sekali bukan iklim yang kusuka. Rasa-rasanya satu tiupan angin—dari sisi mana saja—mampu membekukan seluruh tulangku. Kebosanan pun mendadak melanda selama beberapa hari terakhir. Aku menutup toko bungaku sekitar dua jam lebih awal setiap akhir pekan—sama seperti sekarang—agar aku punya lebih banyak kesempatan untuk menikmati kebersamaanku dengan Xaferius. Namun, sore itu aku memutuskan untuk pergi ke supermarket. Bukan duduk manis menunggu kekasihku pulang seperti biasanya. Aku mulai bosan dilayani sepanjang waktu. Jadi, kuputuskan untuk berhenti menjadi Cinderella dalam dua atau tiga jam berikutnya. Aku juga ingin melihat-lihat keluar sekaligus mengambil waktu untuk diriku sendiri. Kegiatan yang sudah sangat jarang kulakukan. Jarak dari lok

  • Crescent Moon   78. Ekspres

    “Apa konsep yang kau inginkan untuk acara pernikahan kita minggu depan, Anna?” tanya Xaferius setelah kami selesai mengakhiri dua sesi maraton penuh gairah itu.“Minggu depan? Yang benar saja. Aku tidak ingin melihat para tamuku membeku di iklim sedingin ini.”“Kupikir kau lebih suka mempercepat waktunya daripada memikirkan cuaca.”“Aku memang ingin secepatnya mengubah status kita menjadi Tuan dan Nyonya, tetapi kita juga harus mempertimbangkan beberapa kondisi. Aku lebih suka membuat acara di bawah hamparan langit terbuka dengan nuansa musim semi daripada harus terkurung di dalam ruangan tertutup.”Xaferius kemudian mengerutkan kening dan menyahut, “Musim semi?

  • Crescent Moon   77. Candu

    Aku kembali dari suasana kejutan lamaran ke suasana penuh gairah yang melalap habis tubuhku di dalam kungkungan Xaferius. Jenis percikan hasrat yang selalu kujumpai di matanya untukku. Letupan yang rasanya tak akan pernah mampu tergantikan oleh apa atau siapa pun.Xaferius adalah canduku. Embusan napas panasnya seperti pemantik yang sukses menuntun insting liarku untuk membuatnya berubah menjadi dengusan kasar oleh aksi penyatuan kami. Pria itu merupakan obsesi terbaik sekaligus terbesarku.Kini aku dan Xaferius terikat sebagai jiwa yang saling berbagi energi satu sama lain. Dia seseorang yang lebih dari sekadar mate atau pasangan bagiku. Hubungan kami telah mencapai tahap jika aku kehilangan dirinya, maka artinya sama dengan memotong dua kakiku ju

  • Crescent Moon   76. Ya atau Tidak

    “Menikahlah denganku, Anna.”Untuk sesaat aku merasa seperti orang idiot—linglung. Apa kejutan yang Xaferius maksud adalah lamaran? Atau platina memang sudah menjadi bagian dari pembawa keberuntungan yang dia bicarakan sebelumnya?Aku memandangi cincin itu dengan debar yang tak kunjung henti melaju di dadaku. Benda itu sangat indah—kelewat mewah malah, permatanya terbuat dari berlian—intan yang diasah hingga memendarkan kemilau menawan di semua sudutnya—yang menyilaukan mataku setiap kali meliriknya.Namun, itu bukan satu-satunya hal yang menarik perhatianku. Taring—mengilap dan sedikit lebih besar daripada milik Aldrich—itu sukses merebut semua pengendalian diriku untuk menyentuhnya. Jemariku kemudian terulur menelusuri setiap

  • Crescent Moon   75. Lamaran

    “Apa itu?” gumamku yang otomatis mendekat ke tubuh Xaferius untuk mencari perlindungan dari sesuatu yang sedang mengintai di sana.Ketegangan kembali melapisi dadaku setelah sekian lama tertidur lelap dari antrean masalah masa silam. Aku menelan ludah dengan susah payah dan mundur dengan langkah teratur ke belakang punggung Xaferius. Namun, para kawanan justru terlihat bingung dengan sikapku.Kini Lucas berbalik menertawakanku dan berujar, “Mengapa kau takut pada platina?”“Pla-platina?”“Apa kau tidak tahu platina?” tanya Tavish yang juga menertawakanku.Keningku spontan berkerut heran dan kembali bertanya pa

  • Crescent Moon   74. Pengintai

    “Apa kau siap, Anna?” tanya Xaferius yang mengumbar senyumnya padaku.Aku kemudian mengangguk dengan gerakan mantap. Xaferius bersama para kawanan yang lain serta-merta menjauh—mengambil jarak aman—dariku. Dalam sekejap, mereka pun bertransformasi menjadi sosok serigala yang tangguh seperti biasanya.Fenomena itu hanya berlangsung dalam waktu sekian detik. Cepat sekaligus mencengangkan. Para hewan berkaki empat itu mendengking, lantas melonjak dengan lompatan yang penuh semangat. Rasa antusias yang sama seketika menyebar ke sekujur tubuhku—menjalar dan menetap—di sepanjang petualangan yang baru saja akan dimulai.Aku menghela napas dan mencoba mempersiapkan diri untuk sesuatu yang lagi-lagi terasa meleburkan seluruh gentar yang sehar

  • Crescent Moon   73. Hewan Pengerat

    Nyaliku mendadak ciut setelah mendengar suara Shaunn menggema di lantai bawah. Jadi, aku membatalkan niatku untuk mengenakan pakaian minim itu. Aku menyuruh Xaferius keluar menemui para kawanan agar aku lebih leluasa memilih model baju yang jauh lebih pas untuk dipakai.Aku harus melompat dan menunggangi seekor serigala raksasa nantinya. Pilihanku kemudian jatuh pada blazer—sebagai setelan luar—serta blus dengan motif kotak-kotak dan celana panjang favoritku. Aku mematut diriku sekali lagi—memastikan semuanya sudah sesuai di tubuhku—sampai akhirnya kalimat “aku siap” terucap tanpa kusadari.“Anna? Mengapa kau lama sekali? Apa kau sedang berhibernasi?” teriak Shaunn yang menggodaku dari depan pintu kamar.Aku tersentak oleh jeri

  • Crescent Moon   72. Bulan dan Bintang

    Kencan bersama para kawanan tergolong sangat aneh, tetapi sekaligus mendebarkan. Aku telah berhenti membayangkan bahwa aku akan pergi makan romantis di restoran atau jenis kencan normal dengan sosok yang juga normal secara harfiah sejak lama. Aku tahu aku tak akan pernah merasakannya sebab ingar bingar dunia manusia sama sekali bukan prinsip hidup yang Xaferius pegang.Aku mematut diriku di depan cermin sekarang—menaruh perhatian lebih pada rambut kusamku yang kurang menarik, lantas berputar membelakangi benda yang memantulkan bayangan kikuk diriku sendiri di sana. Ekor mataku menangkap lekukan pinggulku dalam balutan busana feminin—crop top hitam berpunggung terbuka dan rok berpotongan rendah sebatas lutut de

DMCA.com Protection Status