Share

15. Kamu Nangis, Mas?

Buat apa Mas Erlan ke sana, cari kado buat siapa?

Laju motor yang cepat membuatku tak sempat memperhatikan lebih jelas, mau minta Fandi berhenti sama saja mengajak perang.

Begitu sampai di rumah saja, ia segera pergi bermain bersama temannya. Sedangkan aku membawa semua belanjaan memberikannya pada Emak di dapur.

Iseng aku cek ponsel saat ke kamar, ingin tahu kabar Mas Erlan sudah aktif atau belum. Namun, kecewa lagi yang kudapatkan. Pesanku masih centang satu, WAnya belum juga aktif.

"Kaaak!" panggil Emak, aku segera keluar melempar ponsel ke ranjang.

***

Ting!

Aku tersentak, baru saja merebahkan diri, mataku hendak terpejam karena rasa kantuk melanda. Kulirik ke sebelah kanan, layar ponselku menyala. Segera kuraih dan cek dari panel notifikasi.

Dahiku mengernyit, melihat ada nomor baru. Segera kubuka aplikasi WA. Aku segera bangkit dari tiduran, membuka pesan itu.

[Hai, cewek?]

[Siapa ya?]

[Kenalan, dong?]

Aku terdiam membaca ketikan itu, seperti mengenalnya.

[Maaf, saya udah puny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status