Home / Romansa / Complicated / Histeris Lagi

Share

Histeris Lagi

Author: Broken Flower
last update Last Updated: 2021-09-02 15:06:28

Kejadian beberapa jam yang lalu membuat Yoga sedikit terganggu. Seperti saat ini, minuman yang ia pesan di kantin hanya menjadi objek pandangannya saja tanpa niatan meminumnya.

"Ga! Lo ngelamun terus," ucap Tara membuat Yoga meliriknya sekilas, ya sekilas saja.

"Tahu lo Ga," timpal Revan.

"Iya kamu tumben Ga," timpal  Iren, kekasih Revan.

"Gue bingung sama cewek tadi," jelas Yoga.

"Yang mana??" tanya Iren karena memang ia berbeda kelas.

"Jadi tadi ada anak baru, namanya Agatha tapi dia histeris gitu. Terus dibawa pulang deh sama cowok." 

"Kok histeris??" tanya Iren lagi. 

"Tahu, abis diajak ngomong sama Yoga langsung gitu." Revan mengangkat bahunya dan melanjutkan makan mie ayamnya yang sempat ia tunda.

"Jangan-jangan lo ngomong macem-macem sama tuh cewek??" tanya Tara penuh curiga.

"Apaan sihh lo!" Yoga mendengus kesal dan meninggalkan semuanya.

Yoga kembali ke kelasnya, dan duduk di tempatnya.

"Gue rasa gue gak salah ngomong dehh," gumamnya.

"Bodo amatlah!"  Yoga memilih memasang headset di telinganya dan mendengarkan lagu kesukaannya yang dinyanyikan oleh Sleeping With Sirens.

"We are! The Stray! Ooooooooo ... We are the stray!" mulut Yoga ikut bernyanyi lagu band kegemarannya itu.

"Woyyy! Main pergi aja lu!" teriak Tara saat memasuki  kelas. Yoga masih dapat mendengarnya meski memakai headset.

"Apaain sihh berisik deh," cuek Yoga.

"Ehh berarti besok kita bersihin wc yaa?" tanya Revan.

"Lo berdua aja, gue sii ogah!" jawab Yoga santai.

"Yaa gak bisa gitu dong. Kan kita telat nurutin elo! Masa lo gak dihukum?" cecar Tara.

"Yaa kalau lo berdua gak mau, ya udah gak usah dikerjain!"  balas Yoga kesal karena disalahkan.

"Tapikan Pak Pasha si BK super galak itu pasti cek kita ada di wc apa enggak," jelas Tara.

"Gini aja kita diem di wc. Nah kalau ada guru baru deh pura-pura bersihin. Only Fake!!" usul Yoga.

"Waaww! Lo smart Yoga!" Revan begitu antusias dengan ide Yoga.

*****

Yoga's Pov

Pagi ini aku sudah sampai di kelas, kelas sudah ramai karena memang sebentar lagi masuk. Seorang gadis dengan wajah polos baru saja memasuki kelas setelah diantar oleh pria yang kemarin menjemputnya.

Dia, Agatha Daisy. Wanita yang histeris setelah aku bisikan hal tak penting sebenarnya. Dia duduk di sampingku, dan wajahnya yang cantik itu menunduk. Apa kubilang?? Cantik. Iya dia cantik, matanya yang sedikit sipit namun berbinar, hidungnya lancip, bibirnya tipis lembap dan berwarna pink khas bibir alami tanpa polesan lipstik.

Kulihat dia mengangkat wajahnya sejenak menatapku. Kemudian menunduk lagi dengan sorot mata berbeda. Seperti ketakutan. Ohhh tidak!!! Akankah dia seperti kemarin?? 

"Kau baik-baik saja??" tanyaku pelan pada Agatha karena dia pasti bisa mendengarnya, secara dia duduk di sebelah bangkuku.

Kulihat Agatha tidak berubah, dia diam saja. Dan badannya bergetar lagi seperti kemarin.

Kenapa??? Apa dia takut padaku?? Apa aku Yoga Firliansyah Putra nampak menyeramkan di matanya?? Padahal aku si tampan. Iya tampan sekali. Nampaknya aku yang paling tampan di zaman ini. Ini bukan PD tapi ini fakta.  Ingat itu, fakta.

Setelah bel berbunyi, aku, Tara, dan Revan harus ke luar kelas untuk menjalankan hukuman. Cuma fake tentunya. Mana mungkin tiga cowok idola seperti kami membersihkan wc? Menjijikan bukan?

Kita berpencar, aku di toilet perempuan, jangan berpikir kotor aku tak ada niat apa pun. Revan di kamar mandi lelaki dan Tara dia di depan toilet. Kami hanya berdiam saja, kecuali ada guru lewat kami pura-pura mengepel toilet.

Sayup-sayup kudengar ada suara langkah kaki, aku segera mengambil pel dan bergaya sedang mengepel lantai.

"Oohh ternyata elo," ucapku lega saat melihat ternyata yang datang adalah Agatha si gadis polos.

Dan lagi-lagi dia seperti ketakutan. Kuhampiri saja dia.

"Lo kenapa sihh kayak takut sama gue? Emang gue set--" belum aku selesai bicara gadis itu langsung menangis, nyaris histeris seperti kemarin.

"Jangan ... Jangan la--kukan apap--unnnn." Agatha merancau tak jelas. 

Aku kaget mendengarnya aku takut disangka berbuat macam-macam padanya. Is she crazy?? Kurasa iya

"Heh! Lo jangan nangis dong!" kuhampiri tubuh Agatha yang beringsut mundur bahkan kini ia terjatuh.  Kuhampiri tubuhnya yang sudah jatuh. 

Entah kenapa, aku memeluknya. Dia berontak seolah aku akan menyakitinya.

"Lepass! Lepasss! Jangan ... Hiksss." Dia memukul dadaku dengan tangannya.

Aku tak memperdulikannya, semakin erat kupeluk tubuhnya dengan harapan ia akan tenang seperti saat dipeluk pria kemarin yang dipanggil Erick.

"Kenapa kau tidak tenang seperti saat kemarin kau dipeluk pria itu heh?" kesal Yoga namun tetap memeluk Agatha.

Kurasakan gadis itu melemah, dia tidak lagi memberontak tapi masih menangis dalam pelukanku. Kurasakan tangannya yang tadi ia gunakan untuk memukul dadaku kini mulai membalas pelukanku. Bahkan mempererat pelukannya.

Kutatap matanya yang masih jelas sorot ketakutan di matanya. Napasnya yang tidak teratur juga dapat kurasakan.

Ada apa dengan Agatha sebenarnya?

Kuajak Agatha berdiri, namun nampaknya dia lemas. Matanya juga mulai terpejam. Apa dia pingsan? Kuraih tubuhnya dan menggendongnya. Tara terkejut melihatku.

"Wehh!nBro lo apain anak orang??" Ucap Tara dengan tatapan curiga. Aku mengacuhkannya dan membawanya ke UKS. Setelah menghubungi guru mata pelajaran hari ini bahwa aku dan Agatha absent.

Kutatap matanya yang masih betah terpejam.

"Gue penasaran sama Agatha Daisy," desisku.

"Eughhh ..." lenguhan kecil keluar dari bibirnya, matanya mengitari ruang kesehatan ini. Dan saat matanya menangkap sosokku. Dia kembali ketakutan. Bibirnya bergetar menahan tangis. Apa kalian tahu saat anak kecil direbut mainannya?? Seperti itulah ekspresinya saat ini.

"Kau sudah bangun." Aku duduk di samping ranjangnya agar ia tidak takut.

Dia tampak lebih tenang setelah memandangku lebih lama. Mungkin dia ingat aku adalah si tampan yang menenangkannya tadi.

"Minum dulu yaah," ucapku lembut, sungguh ini kejadian langka. Seorang Yoga berbicara lembut!!

Agatha hanya mengangguk, dia lucu sekali.

Kemudian kuberikan gelas berisi air mineral padanya. Dia meraihnya dan saat dia baru minum seteguk Tara dan Revan datang.

"Woyy ngapain berduaan mulu lohh!" ucap Revan.

Sorot ketakutan itu kembali ada saat Agatha melihat mereka. Dia langsung memelukku erat.

"Pergii! Pergii dari sini! Hikss ... Hikss ..." dia mulai histeris lagi. Ohh aku terjebak dengan gadis ini.

Prankkk...

Agatha melemparkan gelas yang dipegangnya ke arah Tara dan Revan, untung saja mereka menghindar hingga gelas itu jatuh ke lantai.

"Hiksss ... Pergiii!" ucap Agatha masih memelukku erat.

"Lebih baik kalian pergi," ucapku tegas pada Tara dan Revan yang nampak syok dan mereka segera pergi.

 Agatha masih saja menangis meski sudah sedikit lebih tenang.

"Ssssttt ... Tenang yaa?" ucapku yang hanya bisa menenangkannya dengan memeluknya.

Kurasakan kepalanya yang ia simpan di dadaku mengangguk.

Apa kalian berpikir posisiku dan dia sekarang terlalu intim?? Kami baru saja kenal dua hari, dan sudah dua kali dia histeris karena ku. Tapi sekarang aku bagaikan tempatnya berlindung.

Related chapters

  • Complicated   Lari sore

    Sore yang membosankan bagi Yoga, karena ia hanya berdiam diri di kamarnya yang hanya ditemani smartphone miliknya."Huh! Suntuk gue di rumah. Mending gue lari sore dehh!" Yoga melempar smartphone ke sampingnya.Dihampirinya lemari berwarna coklat tua yang menjadi tempatnya menyimpan pakaiannya. Yoga berganti baju dengan hanya menggunakan kaos oblong putih dan celana joger selutut berwarna hitam."Waww.! Baru sadar gue ganteng," ucap Yoga begitu percaya diri ketika memandang dirinya di cermin.Tak lupa Yoga mengenakan sepatu berwarna hitam yang membuat penampilannya kian sempurna untuk olahraga.*****"Capekk gue," Yoga mendudukan dirinya di kursi taman setelah satu jam ke belakang dia berlari kecil.Matanya mengitari seisi taman. Melihat banyaknya anak kecil yang bermain riang dengan teman seusianya.Matanya berhenti pada satu objek yang menurutnya menarik. Agatha!!! Dia duduk di bawah pohon, kakinya selonjo

    Last Updated : 2021-09-02
  • Complicated   Dia kenapa?

    Yoga sudah duduk manis di kursinya, dilihatnya ke samping Tara dan Revan masih belum menampakkan batang hidung belang mereka. Saat matanya melihat ke ambang pintu dirinya melihat Agatha yang baru saja datang sedang mengobrol dengan Erick yang mengantarnya.Agatha mulai memasuki kelas yang mana hanya ada beberapa orang saja. Semua menatap tajam padanya. Mungkin karena kejadian hari pertamanya.Agatha hanya menunduk, Yoga memperhatikan Agatha. Tubuhnya yang proporsional dibalut sweater pendek warna peach yang mana sangat cocok dengan rok abu selutut yang dikenakannya. Rambutnya yang hitam sedikit bergelombang dibiarkannya terurai. Wajah bersih tanpa make up tapi tetap sangat cantik."Yoga," sapa Agatha setelah tubuhnya duduk di bangku samping Yoga."Hemmm." Yoga tersenyum.Agatha mengambil sesuatu dari sling bag bergambar bunga daisy

    Last Updated : 2021-09-04
  • Complicated   Gara-gara Dio

    Agatha terlihat tak bersemangat hari ini. Dia melipat tangannya di meja dan meletakkan kepalanya. Wajah pucat pasi, tubuhnya memakai jaket. Nampaknya ia tengah sakit.Yoga, Revan dan Tara baru saja memasuki kelas. Mereka melihat Agatha yang tengah memejamkan matanya."Ga, yu cewek sakit deh," bisik Tara saat mereka berjalan mendekati Agatha. Yoga menganggukkan kepalanya."Agatha?" ucap Yoga lembut seraya mengelus rambut Agatha yang membuatnya terbangun menegakan duduknya.Matanya melihat ke arah Yoga, Tara dan Revan secara bergantian. Masih ada sorot ketakutan di sana, namun kali ini lebih tenang."Eeu ... kita cabut deh takutnya dia histeris lagi," bisik Revan pada Yoga dan Tara namun masih dapat didengar oleh Agatha."Gak usah," ucap Agatha menatap Revan dan Tara."Lo udah gak takut sama kita??" tanya Tara yang dibalas gelengan kepala oleh Agatha.Mereka semua tersenyum."Lo sakit bukan??" tanya Yoga memegang dahi Agat

    Last Updated : 2021-09-05
  • Complicated   Bioskop

    Agatha membuka matanya dengan berat karena rasa mengantuk yang masih menderanya. Diliriknya jam kecil di atas nakas yang menunjukan pukul 06.30 pagi. Seperti kebiasaannya yaitu melihat sang Kakak yang biasa sudah bangun terlebih dahulu. Namun kali ini ada pemandangan yang berbeda di mana Erick Alexander sang kakak masih tertidur. Dan di sampingnya ada seorang pria yang seharian kemarin menemaninya. Agatha menurunkan kakinya pada lantai berwarna hitam yang membuat telapak kakinya merasakan dingin. Dan menghampiri sang Kakak. "Kakakk, bangun," suara manja Agatha juga guncangan dari tangannya membuat Erick segera bangun. Bukan hanya Erick, Yoga pun ikut terbangun. "Eughh ..." lenguhan kecil yang keluar dari mulut Erick dan Yoga berbarengan. "Jam berapa ini?" tanya Erick dengan matanya yang masih terpejam. "Jam setengah tujuh pagi Kak," jawab Agatha. "Udah siang ternyata. Kakak mandi dulu yah." Erick langsung bangkit dan masuk ke k

    Last Updated : 2021-09-10
  • Complicated   Penjelasan

    Yoga's PovAku mengantarkannya lagi kerumahnya. Setelah kejadian di mall aku jadi heran pada Agatha. Sebenarnya dia kenapa? Tingkahnya yang seperti anak kecil, polos, sering histeris dan banyak tingkahnya yang aneh. Seperti tadi dia mengajak ke taman hanya untuk melihat bunga sebentar. Sangat sebentar.Apa dia setengah gila?? Ohh tidak Yoga buang pikiran itu jauh-jauh. Kalau dia seperti itu mungkin sekarang dia berada di rumah sakit jiwa. Tentu kakaknya si formal itu mampu membayarnya. Tapi kalau bukan gila dia kenapa??Kulihat dia hanya melamun sepanjang perjalanan. Jujur saja aku iba melihatnya. Biar dia terhibur aku memutar lagu Sleeping With Sirens kesukaanku. Namun musiknya yang beraliran rock nampaknya mengganggu. Dia menutup telinganya.Kuganti menjadi lagu Lullaby yang dinyanyikan oleh Sia Furler. Nampaknya dia merasa tenang mendengar alunan musik dan suaranya yang halus. Bagaimana tidak, ini kan lagu Nina Bobo. Mana mungkin seperti musik DJ.

    Last Updated : 2021-09-11
  • Complicated   Penjelasan

    "Akan saya jelaskan keadaan Agatha," ucap Erick.Yoga begitu antusias mendengar penuturan Erick. Terlihat dari wajahnya yang begitu bersemangat untuk mendengarkan hal yang akan disampaikan oleh Erick."Tiga tahun lalu Agatha mengalami musibah karena kelalaian saya. Dia hampir saja diperkosa oleh seorang pria, entahlah dia itu preman atau bukan yang pasti dia berniat buruk sama Agatha. Beruntung kejadian itu diketahui warga, namun Agatha luka-luka. Sampai harus dirawat di rumah sakit."Yoga tercengang mendengar penjelasan Erick."Sejak saat itu Agatha mengalami trauma berat. Dia menutup diri, sekolah pun home schooling. Gak pernah keluar rumah, baru sekarang dia mulai berani sekolah." Erick menarik napas gusar."Brengsek banget cowok yang udah buat Agatha kayak gini!!" Yoga terlihat berapi-api sambil mengepalkan tangannya."Begitulah," balas Erick singkat karena mengingat kejadian yang menimpa adi

    Last Updated : 2021-09-14
  • Complicated   Keyna

    Seiring berjalannya waktu, trauma yang melekat pada diri Agatha perlahan menipis. Kepercayaan dirinya kini mulai ada, dapat bergaul setidaknya dengan teman-teman kuliahnya. Bersamaan dengan itu, kedekatannya dengan Yoga pun kini semakin terlihat.Mereka yang selalu berangkat dan pulang bersama mengundang praduga banyak orang jika ada hubungan special di antara mereka. Namun, praduga hanyalah praduga. Pada faktanya mereka belum mempunyai hubungan yang lebih dari kata, teman.Mobil berwarna putih berbalut hitam milik Yoga baru saja sampai di halaman rumah yang ditempati Agatha. Tak lama, Agatha muncul dengan setelan seragam putih abu, namun tetap tanpa make up. Rambut yang hitam dan bergelombang diikat asal membuat aura kecantikan alaminya semakin memancar."Yoga," panggil Agatha riang setelah dirinya masuk tanpa dipersilahkan oleh Yoga."Happy banget kamu," balas Yoga tersenyum sedikit sambil mulai menjalankan mobilnya."Hehehe!" Agatha hanya terkek

    Last Updated : 2021-09-22
  • Complicated   Keyna2

    Yoga's PovAkhirnya jam kuliah berakhir, kini seperti biasa aku akan mengantarkan Agatha untuk pulang. Namun, saat kami di parkiran ada Keyna, ya anak baru itu menghampiri kami."Emm.. Boleh nebeng gak?? Soalnya aku gak bawa mobil," pinta dia sedikit kikuk, mungkin takut keinginannya ditolak."Tentu," jawabku dengan senang hati, entah mengapa aku merasa senang mulai dari aku berkenalan dengannya. Is this love??Kulihat Agatha yang nampak tak suka dengan kehadiran Keyna. Apalagi saat Keyna meminta untuk duduk di samping kemudi, bersamaku. Dengan wajah jutek-nya dia menuruti dan duduk di kursi belakang. Dan akupun mulai menjalankan mesinnya."Gak apa kan aku duduk di depan??" tanya Keyna melirik pada Agatha sekilas."Hemm? Iya," balas Agatha malas-malasan. Dasar gadis itu!!"Ga, anter Agatha dulu yaa baru aku," pinta Keyna lagi. Aku berpikir sejenak dan menganggukkan kepalaku. Mungkin Keyna mau berduaan denganku?Ku

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • Complicated   Prau

    Perjalanan menuju gunung Prau kini telah dimulai. Revan dan Iren juga turut serta untuk mendaki gunung yang sangat cocok untuk pemula tersebut. Berbeda dengan Tara dan Chandra yang memilih untuk tidak ikut. Yoga terlihat gagah dengan tas carrier yang ada dipunggungnya. Di dalamnya ada 2 tenda, 2 sleeping bag, parapin dan juga gas. Terdapat juga jaket. Tak beda jauh dari Yoga, Erick dan Revan juga membawa tas yang ukurannya besar namun masih dibawah ukuran tas yang dibawa Yoga. Kedua tenda sudah dibawa Yoga, maka mereka tak membawa beban berlebih dalam tas mereka, hanya keperluan pribadi dan persediaan makanan saja. Sedangkan Agatha dan Iren, mereka hanya membawa selt bag yang berisi persediaan minum untuk mereka sendiri selama perjalanan. Dan keperluan lainnya tentu saja dibawa oleh para lelaki. Gunung Prau, gunung setinggi 2565 mdpl yang terletak di provinsi Jawa Teng

  • Complicated   Jalan-jalan

    Sudah seminggu sejak kepulangan Agatha kembali ke Indonesia, dirinya hanya berdiam diri di rumah megah milik sang Kakak. Sampai saat ini belum ada lagi teman yang mengunjunginya. Termasuk Yoga dan Tara. Ah, mengingat Tara membuat Agatha kembali ingat bahwa ia harus mengikhlaskan Tara. Dalam artian ia harus berusaha memposisikan Tara seperti dulu. Sebagai Tara yang menjadi temannya.Rasanya membosankan setiap harinya harus menunggu kepulangan Erick yang mana tak menentu waktunya. Dan pengalihan dari rasa bosannya tak lain dan tak bukan adalah dengan bunga daisy.Seperti saat ini, Agatha tengah merawat bunga-bunga daisy di taman rumahnya. Ia menyemprotkan air, memberi kesan segar pada bunga-bunga daisy. Tak lupa Agatha mengabadikan beberapa photo selfie dengan latar bunga Daisy."Agatha." suara serak-serak yang indah didengar menghentikan aktivitas selfie Agatha. Wanita itu langsung menoleh ke sumber

  • Complicated   Berenang

    Malam ini semua telah kembali berkumpul di rumah milik Yula. Ditambah dengan kehadiran Kirana, kekasih Tara yang telah datang dari tempatnya berkuliah yaitu University Of Oxford. Kirana memang lebih tua dari Tara, dan ia tak masalah dengan status Tara yang masih pelajar SMA.Kirana yang sedang menikmati masa liburannya memutuskan untuk bertemu Tara di Jepang, karena Kirana telah mengetahui bahwa salah satu sahabat Tara yakni Agatha tengah 'sakit'."Agatha mana yaa? Gak nongol." Iren mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan di mana ada kemungkinan Agatha muncul dari sana."Gue susul ke kamarnya yaa Rick," Izin Yoga pada Erick yang tengah fokus membaca dokumen. Entah dokumen apa yang dibacanya.Erick menganggukkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun. Karena bila ia berkata satu kata saja, itu dapat merusak konsentrasinya pada dokumen yang ia baca.Yoga tersenyum senang dan mulai melangkahkan kak

  • Complicated   Jepang

    Kata orang, tidak ada kata terlambatNamun pada faktanya penyesalan selalu datang terlambat. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.Jantung yang memompa darah Yoga tak hentinya berdetak dengan cepat seolah-olah baru saja berhenti lomba lari maraton. Kecepatan detak jantung Yoga meningkat sejak kakinya menginjak kota Nukata District, Prefektur Aich, Jepang.Bukan kotanya yang istimewa dan mendebarkan. Namun wanita yang akan ditemuinya beberapa saat lagi lah yang membuatnya berdebar."Rick berapa lama lagi??" tanya Yoga dengan wajah pucat pasi seperti orang sakit. Namun jelas, kali ini bukan karena demam atau penyakit lain yang menderanya. Melainkan karena sosok yang menjadi akar rindu dihatinya."Gak sampai lima menit," ujar Erick sambil melirik arlojinya."Pucat amat Ga," ledek Chandra melihat gelagat aneh yang ada pada diri Yoga."Hahahaa! Iyaa kayak mau konser pertama aja," timpal Re

  • Complicated   Menjenguk Agatha

    Yoga memilih untuk memanjakan dirinya di taman sekolah sebelum pulang menuju rumahnya. Dia terduduk sendirian memandang bunga-bunga sederhana berwarna putih, DAISY."Aku kira kamu suka bunga ini karena nama kamu, sekarang aku mengerti." Yoga bermonolog sambil menatap bunga daisy. Dia termenung memikirkan sosok yang jauh di sana. Sosok yang tak ia sangka dapat membuat hidupnya hampa setelah kepergiannya.Yoga merogoh smartphone-nya dan memotret hamparan bunga daisy yang tumbuh liar di taman sekolah. Bibirnya tersenyum tipis dan menjadikannya layar depan. Kenapa? Karena bunga itu dapat menjadi penyaluran rasa rindunya pada Agatha.Yoga menggendong tas ranselnya dan melangkahkan kakinya ke tempat di mana ia memarkirkan mobilnya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menjadi pilihannya untuk menuju tempat yang ia sebut rumah.Seulas senyuman yang teramat tipis timbul di bibir Yoga ketika melihat Revan dan Iren yang tengah mengobrol di halaman rumahnya. Se

  • Complicated   Kepergian Agatha

    Yoga tengah menemani Keyna berbelanja di salah satu mall kenamaan di Jakarta. Dengan tangan kanan yang menggenggam jemari Keyna dan tangan kiri menjinjing paper bag yang berisikan belanjaan kekasihnya itu.Namun tak ada semangat yang terpampang dari wajah Yoga. Kenapa? Dirinya teramat khawatir pada Agatha, bagaimana keadaannya? Huh! Yoga akan tanyakan itu pada Tara atau Revan yang kini ia yakini sedang menjenguk Agatha."Sayang, kamu diem aja!" keluh Keyna mengerucutkan bibirnya seraya mendelikan matanya. Yoga memaksakan bibirnya tersenyum menyadari kekasihnya itu tak nyaman dengan kediamannya."Aku laper, kita makan yuk?" imbuh Yoga berusaha agar Keyna tak curiga jika ia sedang memikirkan Agatha. Keyna menganggukkan kepalanya.Kini mereka duduk di kursi yang berhadapan dengan menu ayam geprek sambal goang telah tersedia di meja mereka. Tak lupa dua buah es teh tawar juga yang menjadi pilihan keduanya."Ayo makan!"

  • Complicated   (Flashback)

    Agatha melangkahkan kakinya menuju taman. Untuk apa?? Menenangkan diri dengan cara bermanja ria pada bunga daisy. Bunga yang menjadi inspirasinya dalam menjalani hidup. Bunga yang menjadi nama belakangnya. Entah mengapa ayahnya memberi nama belakang bunga, bukan marga keluarganya.Langkahnya semakin cepat ketika tubuhnya tinggal berjarak kurang dari lima meter dari bunga daisy. Agatha mendudukan dirinya seperti biasanya di depan bunga tersebut. Untuk apa dia menenangkan diri?? Tentu saja, alasannya adalah sosok Yoga.Insiden pertemuannya dengan Keyna dan Yoga membuatnya merasa tak nyaman jika berada dalam satu jarak pandang. Itulah mengapa ia memutuskan pergi dari kelas yang kebetulan tak ada dosen yang masuk.Alone is better.Begitulah pemikiran Agatha saat ini. Lebih baik menenangkan dirinya dengan kesendirian. Karena sendiri dalam keadaan sebenarnya itu lebih menyenangkan daripada sendiri dalam keramaian.Suara bass yang memenuhi i

  • Complicated   Sebuah kejadian

    Sepasang kaki jenjang yang menopang tubuh Agatha baru saja sampai di kantor yang mana owner sekaligus jabatan CEO dipegang oleh Erick sang Kakak.Semua orang menyambutnya hangat. Mereka memang sudah mengenal Agatha meski jarang bertemu."Kamu sama siapa ke sini, Dek??" Erick bertanya seraya mengelus puncak kepala Agatha yang duduk di samping kanannya."Sendiri, naik taxi online," Jelas Agatha yang membuat Erick tersenyum lebar. Tentu Erick bahagia, karena ini adalah sebuah kemajuan besar bagi Agatha. Trauma yang membuat Agatha tak mau berbaur, dan sangat takut hanya untuk keluar rumah. Tapi lihatlah adiknya itu sekarang berada di kantornya dan sendiri. Itu adalah hal yang luar biasa. Mungkin ini berlebihan tapi Erick memang bahagia luar biasa."Mau cemilan atau makanan lain??" tawar Erick pada Agatha yang kini tengah membolak-balik dokumen perusahaan.Agatha mencoba memahami dokumen yang ada di tangannya, namun ia sama sekali tak menger

  • Complicated   Tara - Agatha

    Sudah sebulan, sejak Yoga dan Keyna terikat dalam suatu hubungan yang dinamai 'pacaran'. Sejak saat itu pula hubungan Yoga dan Agatha renggang. Bahkan nyaris tak pernah bersuara lagi. Mengingat rasa sakit yang selalu Agatha rasa setiap melihat Yoga bersama Keyna, membuat Agatha memilih untuk menjauh. Meski dengan terpaksa kebersamaan antara mereka kerap kali terjalin saat berkumpul bersama teman-temannya.Siang ini setelah menyelesaikan mata pelajaran kedua-nya Yoga dan kawan-kawan tengah berkumpul di kantin. Tak lepas dari Keyna yang kini nyaris tak pernah lepas dari genggaman tangannya."Wahh! Agatha, Revan sama Iren, Yoga sana Keyna, gue sama Lo ya?" canda Tara memecah keheningan beberapa saat yang lalu karena sibuk dengan pasangan masing-masing.Agatha memutar matanya malas mendengar candaan Tara yang sebulan belakangan semenjak Keyna Dan Yoga resmi pacaran selalu dilontarkan.Agatha nampak tak bersemangat dan lesu juga malas menjawab candaan Ta

DMCA.com Protection Status