Sepanjang malam, Lilian sudah berpikir dengan pertimbangan matang untuk mengikuti keinginan kedua orang tua dan kakaknya untuk terjun ke dunia bisnis. Lilian akan mendapatkan jabatan penting di perusahaan yang bergerak di bidang game dan juga mall milik keluarga Ma. Namun, Lilian tidak akan mengambilnya dalam waktu dekat. Bagaimana pun ia harus memiliki ilmu pengetahuan mengenai bisnis dan manajemen perusahaan yang akan ia pegang. Lilian tidak ingin terjun dengan tangan kosong. Wanita itu tidak ingin diremehkan saat mengemban jabatan baru nantinya. Lilian meminta pada ayahnya untuk memberikan waktu dua minggu dan guru privat yang dapat mengajarinya mengenai manajemen perusahaan dan bisnis. Sejak kecil ia telah diperkenalkan dengan semua itu, tetapi tentu saja Lilian tidak bisa mengingatnya dengan jelas saat ini. Apalagi jurusan saat ia kuliah yang diambil adalah jurusan desain. Selain belajar secara teori, Lilian juga diperintahkan ayahnya untuk terjun langsung ke lapangan. Peter yan
Kedua orang tua Lilian telah meninggalkan Beijing dan pulang ke Shenzhen untuk mengawasi perusahaan utama mereka. Kini, tinggal Lilian dan Peter berdua di apartemen. Lilian mencuri-curi waktu untuk tetap menggambar komik. Jam dinding menunjukkan pukul 22.31 dan Peter baru saja sampai di apartemen 15 menit yang lalu. Sepanjang sore dihabiskan oleh Lilian untuk menggambar dan juga belajar memahami isi berkas-berkas laporan perusahaannya.Peter tampak segar setelah mandi dan memakai setelan T-shirt dan celana rumahan. Pria itu menghampiri Lilian dengan membawa selusin kaleng bir dan sepotong kue. "Kau ingin membuatku gendut?" rutuk Lilian melihat sepotong kue disodorkan di depannya. "Kau bisa kembali gym jika merasa gendut." Peter meneguk bir yang baru saja ia buka. Peter melirik hasil gambaran Lilian dan merebutnya untuk melihat lebih jelas. "Kau tidak bisa meninggalkan dunia komikmu?" tanya Peter. Lilian mencebikkan bibir sambil membuka kaleng bir lalu meneguknya. "Tentu saja. Aku
"Maaf, aku terlambat." Suara sapaan seorang pria dari balik tubuh Lilian membuat Lilian menoleh. Pria itu tersenyum kecil lalu menyodorkan sekotak mawar merah sebagai tanda permintaan maaf. Lilian menerimanya dan tersenyum dingin. Lilian memperhatikan penampilan pasangan kencan butanya dengan sangat detail. Benar saja, pria itu persis seperti yang dikatakan oleh Peter. "Perkenalkan, aku Sean He. Anak sulung keluarga He." Pria itu memperkenalkan dirinya. "Aku, Lilian Ma, anak kedua keluarga Ma." Lilian memperkenalkan diri dengan ekspresi dingin. Wanita itu sudah sangat malas meladeni orang yang tidak menghargai waktu seperti Sean di pertemuan pertama mereka."Kau sudah mulai makanan?" tanya Sean berbasa-basi. Lilian memotong steaknya tampak tak acuh dengan kehadiran Sean di depannya. "Tentu saja. Aku sudah cukup lama duduk di sini. Aku datang dengan perut kosong. Aku tidak ingin mati kelaparan karena menunggu kedatanganmu," jawab Lilian sangat santai, terkesan acuh tak acuh. Sean
Louis menaruh setumpuk lembaran kertas foto di atas meja. Orang pertama yang mengambilnya adalah Joe dan seketika pria itu takjub. "Astaga! Apa ini nyata?" Joe tampak tidak begitu percaya dengan apa yang ia lihat. Jeff mengambil satu foto dan berdecak penuh kekaguman. "Benar-benar cantik," pujinya. Victor menaruh iPadnya dan ikut mengambil selembar foto di atas meja penasaran. Jantungnya seolah berhenti berdetak dalam hitung satu atau dua detik saat kedua bola matanya menatap siapa yang ada di dalam foto itu."Cantik," gumam Victor tanpa sadar.Joe memandang Louis dengan tatapan penasaran. "Bagaimana kau bisa mendapatkan foto ini?" "Kau sangat hebat. Satu kali datang ke Beijing dan langsung menemukannya." Jeff memuji Louis dengan mengacungkan kedua jempolnya. Louis tersenyum sombong dan melirik ke arah Victor yang terus memandangi foto di tangannya. "Kau tidak penasaran bagaimana aku mendapatkannya?" tanya Louis pada Victor. Pebisnis tampan itu menaruh foto Lilian ke atas meja,
"Bagaimana dengan pasangan kencan butamu? Dia pria yang menarik, bukan?" tanya Peter saat Lilian dan dirinya duduk di ruang santai menikmati camilan malam. "Menarik? Dia sudah kutolak. Aku tidak menyukai orang yang tidak menghargai waktu. Di pertemuan pertama, aku harus menunggu lima belas menit. Dia sangat membuang waktu berhargaku," jawab Lilian dengan nada kesal. Peter terkekeh geli melihat ekspresi Lilian. "Lalu? Kau sudah memberitahu ibu tentang penolakanmu?" Lilian mengangguk tanpa keraguan saat menjawab pertanyaan Peter. "Padahal Sean cukup sempurna untukmu," kata Peter enteng. "Tidak, aku tidak menyukai pria berstatus kekasih orang. Aku tidak ingin menjadi selingkuhannya." Lilian tidak sengaja membocorkan rahasia Sean."What?! Sean sudah punya kekasih?" Peter terbelalak mendengarnya. Lilian memukul bibirnya yang tidak sengaja memberitahu Peter rahasia Sean. "Aku tidak sengaja mengatakannya. Aku harap, kau tidak ikut campur atas urusannya." "Kenapa dia masih ikut kencan
Victor pulang ke rumah orang tuanya. Pebisnis tampan itu ingin mengkonfirmasi secara langsung jika wanita yang dijodohkan dengannya adalah benar putri keluarga Ma. Kepulangan Victor mengejutkan kedua orang tuanya yang tengah duduk bersantai minum teh saat pagi hari. "Apakah di luar sana ada badai? Mengapa kau tiba-tiba pulang tanpa memberi tahu terlebih dulu?" sindir tuan Zhang melihat kehadiran Victor di sana. Victor berdecak kesal mendengar sindiran ayahnya. "Aku hanya mampir sebentar." Tuan Zhang menyesapi kopinya dengan sangat tenang. Nyonya Zhang berjalan mendekati putranya lalu menyodorkan secangkir teh pada Victor. "Kenapa kau sangat bersemangat dan mengubah keputusanmu untuk menerima perjodohan itu?" tanya nyonya Zhang tanpa basa-basi. Tuan Zhang mencuri lirik ke arah Victor yang tersenyum begitu cerah. Kerutan di dahi tuan Zhang semakin menjadi-jadi saat ekspresi aneh itu muncul di wajah putranya. "Aku hanya ingin segera mewujudkan keinginan kalian agar aku segera menik
Lilian bersungut-sungut ketika semua orang mendukung perkataan ayahnya. Dirinya merasa terpojok. Lilian tidak tahu, orang seperti apa yang berhasil membuat ayahnya memiliki pikiran dan membuat keputusan seperti itu. Hanya satu yang bisa Lilian lakukan saat ini hanyalah pasrah dengan keadaan. Wanita itu memilih untuk duduk sendirian di balkon apartemen. Menikmati suasana malam dengan langit pekat. Lilian membuka akun weibo dan mengunggah foto pemandangan dari tempat duduknya itu tanpa caption apa pun. Unggahannya dibanjiri oleh para pengikut akunnya yang menanyakan keberadaan Xi Nai, kapan Xi Nai akan muncul lagi ke publik, apakah Xi Nai akan datang ke peluncuran drama animasi komiknya. Wanita itu hanya bisa tersenyum masam. Tidak sedikit pula yang menanyakan perihal pernikahan Xi Nai. Semua itu terjadi karena ulah Peter yang usil membuat status mengenai pernikahan Xi Nai. Aku akan menjawab semua pertanyaan kalian ketika aku memiliki kesempatan untuk muncul lagi. Setelah mengetikkan
PART 41:Lilian mendudukkan bokong seksinya ke atas kursi. Kedua lengannya dilipat ke depan dada. Bibirnya cemberut. Lilian tidak menyangka jika calon suaminya adalah Victor Zhang. Sepertinya, semua ini merupakan kebetulan yang terencana. Ciuman Victor pada Lilian tadi mengingatkan pada kejadian di kelab, pertama kali takdir mengantarkan pertemuan mereka berdua. Victor merendahkan tubuhnya. Mengukung tubuh Lilian dengan kedua lengan dari arah belakang. Wanita itu terkejut dan menoleh. Saat menoleh, tidak sengaja bibir Lilian menyentuh pipi Victor. Secara refleks, Lilian menarik wajahnya memberi jarak pada wajah Victor. "Ternyata kau sangat merindukanku?" goda Victor. Lilian melirik sinis. "Kau terlalu percaya diri." Lilian mendengkus. "Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu," kata Victor tanpa ragu tepat di samping telinga Lilian. Mendengar kata-kata itu jantung Lilian berdegup sangat kencang. Dirinya akan sangat lemah jika berdekatan dengan Victor. Mulut dan bahasa tubuhnya salin
Joe dan Ji Mei telah menghadap pimpinan agensi yang menaungi Joe selama berkarir menjadi aktor. Mereka berdua meminta izin dan membuat kesepakatan sebelum rencana kemunculan mereka untuk memberikan pengumuman rencana pertunangan. Pimpinan agensi Joe memberikan izin serta memberikan selamat atas pertunangan Joe dan Ji Mei. Pihak manajemen akan ikut memantau jika ada penggemar yang bertindak berlebihan, mereka akan membantu untuk melaporkan ke pihak yang berwajib. Joe dan Ji Mei keluar dari kantor agensi bersamaan. Mereka berjalan berdampingan ditemani oleh manajer, asisten pribadi serta dua bodyguard yang biasa mengawal Joe. Keduanya tidak takut untuk tertangkap kamera karena berjalan bersama. Mereka akan kembali ke apartemen dan membuat pernyataan di weibo. Joe memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mereka sampai di apartemen. Ji Mei sendiri memilih untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Joe besok untuk berangkat ke Guangzhou untuk pemotretan sampul majalah. Pekerja
Part 49: Kisah Louis - Miu MiuKetidak sengajaan ciuman pada waktu di Rumah Sakit mengantarkan Louis dan Miu Miu menjadi pasangan kekasih. Jika sebelumnya, Louis lah yang meminta Miu Miu untuk menghubunginya, maka sebaliknya yang terjadi, Louis yang mengajak Miu Miu untuk bertemu lagi di luar Rumah Sakit. Louis mengajak Miu Miu untuk bertemu di salah satu Kafe yang hanya menjual makanan camilan dan juga kopi. Miu Miu setuju untuk datang. Setelah sepuluh menit Louis menunggu kehadiran wanita cantik nan seksi itu, wajah segar Miu Miu menyapanya dengan ramah. Gelenyar aneh kembali menghampiri Louis. Sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi padanya."Maaf, aku terlambat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu." Miu Miu memberikan alasan atas keterlambatannya. Louis tersenyum layaknya orang bodohh saat mendengar suara merdu nan lembut berbicara. "Tidak masalah. Aku juga sering terlambat karena pekerjaanku. Kau mau minum apa? Aku akan memesannya." Louis memberikan tawaran m
Part 48 - Berbagi Cerita"Ada apa dengan malam ini? Mengapa sepertinya kau sedang memberiku kejutan yang tak terduga?" ucap Lilian ambigu. Perkataannya bisa ditujukan untuk Victor atau Ji Mei yang berdiri di depan wajahnya. Ji Mei segera meraih salah satu tangan Lilian. Kedua bola mata wanita itu bergerak ke sana kemari mencoba untuk mengendalikan diri dari kegugupannya. Victor memberi isyarat pada Joe dan dirinya sendiri segera melingkarkan lengan ke pinggang Lilian. "Lebih baik kita masuk dan bicarakan di dalam." Victor menarik tubuh Lilian tiba-tiba membuat pandangan wanita itu beralih padanya. Pegangan tangan Ji Mei pada Lilian terlepas dan wanita itu mengangguk. Victor memberi ruang agar Ji Mei dan Joe bisa melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya. Lilian berdiri di samping Victor menatap punggung Ji Mei dan Joe dari belakang dengan kedua alis bertaut. 'Apakah selama ini Ji Mei merahasiakan hubungannya dengan aktor itu?' batin Lilian menebak tepat sasaran. Mereka se
Part 47: Kebetulan Apalagi? Lilian melirik ke arah Victor dengan kedua alis bertaut. Merasa aneh. Pria itu tersenyum sendiri sambil melihat layar ponsel. Rasa penasaran menjalar ke dalam kepala Lilian. "Apa yang membuatmu tersenyum seperti orang bodoh seperti itu?" tanya Lilian tak bisa menahan diri. "Topik panas weibo," jawab Victor singkat. Pria itu tetap tersenyum. Lilian membuang pandangan ke jendela luar menatap awan yang seolah sedang menyapanya dengan ramah. Cuaca saat penerbangan kali ini sangat bagus. Sebentar lagi, Lilian kembali menginjakan kaki ke tanah Shanghai. Rasanya baru beberapa hari, ia memutuskan pulang ke Beijing, kini sudah harus kembali lagi ke Shanghai. Victor menyikut lengan Lilian membuat wanita itu menoleh. "Kau tidak melihat weibo?" tanya Victor dan Lilian menggeleng tak acuh. "Nama kita masih masuk dalam pencarian panas, ditambah berita mengejutkan dunia hiburan oleh dua orang bocah tengil itu," ujar Victor dengan senyum merekah.Kembali lagi, dahi L
Part 46: BerdamaiVictor, Lilian dan kedua orang tua Lilian, makan malam bersama. Mereka memesan sebuah tempat untuk berkumpul. Nyonya Ma tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok calon menantunya. Putra dari keluarga Zhang terlahir begitu menawan, pesonanya tidak main-main. Beruntung, Lilian bersedia menerima Victor. Nyonya Ma merasa sangat bahagia melihat putrinya duduk berdampingan dengan Victor Zhang. Wanita itu sudah mencari tahu semua hal tentang Victor. Sudah banyak sekali prestasi yang ditorehkan oleh pria itu dalam dunia bisnis. Victor juga bukan tipe pria hidung belang yang memiliki kekasih banyak. Ditambah lagi fisik Victor Zhang sangat proporsional hampir terlihat sempurna, begitu cocok dengan anaknya yang cantik parasnya. "Senang sekali mendengar kalian setuju untuk menikah," kata Nyonya Ma. "Semua berkat campur tangan Bibi, kami bisa seperti ini," jawab Victor merendah. "Kenapa kau masih memanggilku, Bibi? Panggil aku Ibu. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga i
Oscar duduk di tangga darurat perusahaannya. Pria itu sedang merenungi keputusannya dan nasib yang kurang beruntung baginya. Oscar mengenang kejadian di mana dirinya memulai persahabatan dengan Lilian saat mereka masih di bangku Sekolah Menengah Atas. Saat itu, Lilian menjadi siswa pendiam yang memilih untuk duduk menyendiri, menjauhi keramaian. Lilian dikucilkan karena memiliki wajah cantik. Terdengar aneh, tetapi begitulah kenyataannya. Semua itu terjadi karena beberapa siswi lain iri dengan kecantikan Lilian membuat wanita itu tersingkirkan. Oscar mendekati Lilian dengan tujuan hanya sekadar ingin berteman karena pria itu merasa kasihan melihat Lilian harus melakukan semua hal sendirian. Mereka berdua menjadi dekat satu sama lain. Oscar sering mengantar Lilian pulang ke rumahnya. Lilian tinggal bersama kakek dan neneknya. Lilian sama sekali tidak pernah menyebut semua hal tentang kedua orang tuanya dan Oscar sendiri tidak ingin mencari tahunya. Saat di sekolah, cukup banyak yang
Mature Part Pasangan yang telah dibutakan oleh hasrat dan cinta berbelok ke hotel sekaligus apartemen tempat tinggal Lilian dan Peter. Tempat itu adalah tempat terdekat yang bisa mereka jangkau. Keinginan keduanya untuk bercinta begitu besar. Lilian berubah menjadi wanita penuh nafsu jika berdekatan dengan Victor, pun begitu pula yang Victor rasakan.Keuntungan Lilian menjadi anak dari pemilik hotel serta apartemen itu adalah memiliki akses khusus untuk pergi ke tempat tinggalnya. Victor tidak ingin banyak bertanya. Mereka berdua memilih untuk bungkam, menutup mulut sepanjang perjalanan. Lilian memasukkan kata sandi apartemennya dan mereka melangkah masuk ke dalam tanpa memedulikan keadaan sekitar. Lilian menuntun Victor untuk mengekornya masuk ke dalam kamar.Victor lebih dulu masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Lilian. Saat wanita cantik itu menutup pintu, Victor merapatkan tubuhnya ke punggung Lilian. Pria tampan itu memberi kecupan pada salah satu telinga Lilian dan memberi
Part 43: Lamaran JoeJoe yang sedang duduk bersantai menikmati hari liburnya di tepi danau bersama dengan Ji Mei terkejut saat kekasihnya berteriak begitu kencang dari dalam rumah. Aktor tampan itu bergegas meninggalkan tempat duduk, mencari keberadaan Ji Mei. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat Ji Mei duduk menyandar di pinggiran ranjang. Wanita itu tampak menatap lurus ke arah depan dengan tatapan kosong. Joe berjalan dengan sangat pelan untuk mencari tahu mengapa kekasihnya berteriak histeris lalu duduk terdiam di lantai. Joe menyentuh bahu Ji Mei. Air mata Ji Mei meleleh membasahi pipi wanita itu. Ji Mei menangis tanpa suara. Joe merasa panik seketika melihat kekasihnya bertingkah demikian. "Ji Mei, kau kenapa? Ada apa denganmu? Apa yang terjadi?" Joe menggoyangkan lengan Ji Mei dengan sangat lembut. Aktor tampan itu mencari sesuatu yang mungkin menjadi penyebab Ji Mei bertingkah demikian dan benar saja, di samping tempat wanita itu duduk, layar ponselnya menyala me
Victor tersenyum senang saat semua rencananya berjalan sesuai dengan keinginannya. Pria itu sengaja mengabaikan wajah masam Lilian yang berdiri mencoba menutupi wajah cantiknya, bersembunyi di balik tubuh Victor. Upaya Victor untuk mengikat Lilian agar tidak bisa kabur lagi darinya sangat tidak main-main. Dirinya bahkan menyuruh Xiao Pang untuk memberitahu para reporter mengenai keberadaannya. Victor ingin reporter itu mengangkat berita tentang kisah cintanya bersama Lilian. Keinginan Victor diberikan lampu hijau oleh calon ayah mertuanya yaitu, tuan Ma. Tuan Ma Hua memberi izin agar Lilian dikenalkan ke publik sebagai putrinya melalui Victor.Victor menarik Lilian agar berdiri tepat di sampingnya. Suasana hotel cukup gaduh karena tidak hanya reporter, tetapi juga para tamu hotel yang mengenali mereka segera mengambil foto serta video. Sebelumnya, Victor telah meminta izin untuk merepotkan pihak hotel dibantu dengan tuan Ma. Pemilik hotel di sana adalah rekan bisnis tuan Ma. Dengan a