Victor sengaja membuat tempat kerja Lilian satu ruangan dengannya. Dengan begitu, mereka selalu bisa bersama dan saling mengawasi. Victor sengaja mengganti semua jadwal kunjungannya dan memilih untuk bekerja dari rumah. Xiao Pang telah membawa semua berkas pekerjaannya untuk diperiksa. Pria tampan itu melirik Lilian yang tidak ada suara di depannya. Wanita itu sedang terpaku melihat layar komputer. Dilihat dari samping, Lilian tampak tidak bahagia. Wanita itu sudah jelas tidak sedang mengerjakan pekerjaannya. Victor menutup map yang berisi lembaran kertas dan beranjak mendekati Lilian. Victor berjalan sangat pelan sehingga Lilian tidak menyadari kehadirannya. Victor berdiri tepat di belakang kursi Lilian. Mata pria itu ikut membaca deretan kata yang muncul di layar. Dahi Victor berkerut dalam. Pria itu melirik jari Lilian yang gemetar di atas mouse. "Kenapa kau membaca tulisan sampah seperti itu?" ucap Victor mengagetkan Lilian. Wanita itu buru-buru ingin menutup akun itu, tetapi
(Mature part) Mohon bijak dalam memilih bacaan Victor menggendong Lilian menuju kamarnya. Dengan tendangan kaki kiri, pintu kamar Victor tertutup rapat. Keduanya meninggalkan bekas makan begitu saja di atas meja tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Persetan dengan pekerjaan kecil itu. Besok, Victor bisa menyuruh seseorang membereskannya. Lilian diturunkan di pinggir ranjang. Wanita itu duduk sembari menatap wajah Victor di hadapannya. Mata Lilian mengerjap beberapa kali, menanti tindakan apa yang akan dilakukan Victor padanya. Pria itu merendahkan tubuhnya dan mencondongkan wajah ke depan wajah Lilian. Victor tersenyum. Tangannya terulur dan menyugar rambut Lilian. Tindakan itu membuat napas Lilian tercekat. Lilian yakin jika pipinya kini sudah semerah tomat. Kedekatan posisi mereka mengacaukan benak Lilian. Pesona Victor sungguh berpengaruh besar pada reaksi tubuhnya. Victor menciumnya. Ciuman lembut, sangat pelan dan lama, membuat kaki Lilian lemas. Ibu jari Victor bergerak na
Victor diliputi oleh rasa cemas. Pria itu sepanjang perjalanan setelah mengantar Lilian ke kantor segera membaca semua komentar yang muncul di postingan weibo Xi Nai. Seseorang yang menuliskan jika Xi Nai adalah anak haram berhasil menjadi pencarian panas. Semua orang sedang mempertanyakan rumor itu. Mereka ingin Xi Nai kembali muncul untuk mengkonfirmasi mengenai hal itu. Akun itu bahkan menuliskan jika Xi Nai pernah menjadi model majalah dewasa saat masih menjadi mahasiswi. Victor tidak ingin mempercayai semua komentar itu, tetapi hampir semua yang dikatakan oleh sang akun misterius adalah fakta. Lilian tinggal dan besar bersama kakek neneknya. Penampilan Lilian cukup terbuka. Lilian tinggal di apartemen cukup mahal di daerah pusat kota Shanghai. Lilian tidak pernah membahas kedua orang tuanya. Satu per satu yang kemungkinan adalah teman Xi Nai membalas komentar anonim itu, menyetujuinya. Kini timbul pro kontra tentang rumor mengenai Xi Nai. Victor bingung harus mencari tahu dari
Disaat Victor merasa kecewa dengan menghilangnya Lilian secara tiba-tiba, kini asistennya, Xiao Pang menelepon. Xiao Pang mengatakan jika Victor kini masuk dalam daftar pencarian panas kembali karena pria itu diketahui menyukai salah satu postingan akun yang menyebar rumor mengenai Xi Nai. Victor diketahui sebagai investor dan pemilik perusahaan yang mengangkat karya Xi Nai ke dalam drama dan juga animasi. Victor dinilai salah satu penyebab non aktifnya akun weibo milik komikus cantik itu. Banyak akun yang menyerang dan menyalahkan Victor karena pria itu ikut mendukung berita yang belum diketahui kebenarannya. Victor terbelalak dan segera masuk ke akunnya untuk melihat langsung. Victor menepuk dahi keras. Dirinya telah melakukan kesalahan fatal. Bagaimana mungkin dia memberi tanda suka pada akun noname itu? Sudah jelas jika dirinya tidak sengaja. "Apa harus mengeluarkan surat pernyataan sekarang juga?" tanya Xiao Pang. Hening. Victor terbungkam. Otaknya berpikir keras. Alasan menga
Pesawat pribadi yang membawa Peter serta Lilian telah sampai di Beijing. Sebuah mobil mewah milik keluarga Ma menjemput kedua kakak adik itu untuk membawa mereka pulang ke rumahnya. Saat di mobil, Peter tidak melepaskan pandangannya dari iPad di tangannya. Pria itu tetap bekerja dengan sangat serius bahkan sejak di pesawat setelah makan, Peter menghadiri rapat online."Apakah kau setiap hari seperti ini, Kak?" tanya Lilian akhirnya.Peter menoleh dan menunjuk iPad di tangannya. "Tentu saja. Aku harus memanfaatkan waktu untuk mengurusi semua hal yang bisa aku urus." Pandangan Peter kembali ke layar iPad. "Kalian para pebisnis sangat membosankan," gumam Lilian. Peter mengerutkan dahi. Ucapan Lilian agaknya membuatnya curiga. "Kalian?" Peter mengulang kata itu yang membuatnya bingung. Lilian menoleh dan mengangguk. "Kau dan ayah. Sejak dulu tidak pernah ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Bagaimana dengan istrimu nanti? Apa dia bisa menerimamu seperti saat ini?" Peter mengedi
Saat mereka turun ke parkiran mobil, Jeff berjalan santai memisahkan diri membuat Joe, Louis dan Victor menoleh. "Hei, kau mau ke mana?" teriak Joe. Jeff hanya memberi isyarat lewat telapak tangannya untuk Joe menunggunya. Seorang wanita dengan penampilan santai keluar dari mobil dan merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Jeff. Pemandangan itu sukses membuat Joe, Louis dan Victor terkejut. Mereka harus mengacungkan jempol dengan keberanian Jeff. Penyanyi tampan itu tidak ragu untuk memeluk wanitanya di ruang publik. Lin Yuan baru saja tiba di Shanghai setelah beberapa hari pergi ke Korea untuk kepentingan pemotretan bersama artis terkenal di sana. Hubungan Lin Yuan dan Jeff nyatanya masih berjalan baik-baik saja sampai detik ini, setelah mereka menjadi perbincangan publik beberapa waktu lalu. Jeff tidak memberikan komentar apa pun. Penyanyi tampan itu juga sama sekali tidak menutupi jalinan asmaranya bersama Lin Yuan. Untuk itu, ia tidak takut jika paparazi memotretnya saa
Sepanjang malam, Lilian sudah berpikir dengan pertimbangan matang untuk mengikuti keinginan kedua orang tua dan kakaknya untuk terjun ke dunia bisnis. Lilian akan mendapatkan jabatan penting di perusahaan yang bergerak di bidang game dan juga mall milik keluarga Ma. Namun, Lilian tidak akan mengambilnya dalam waktu dekat. Bagaimana pun ia harus memiliki ilmu pengetahuan mengenai bisnis dan manajemen perusahaan yang akan ia pegang. Lilian tidak ingin terjun dengan tangan kosong. Wanita itu tidak ingin diremehkan saat mengemban jabatan baru nantinya. Lilian meminta pada ayahnya untuk memberikan waktu dua minggu dan guru privat yang dapat mengajarinya mengenai manajemen perusahaan dan bisnis. Sejak kecil ia telah diperkenalkan dengan semua itu, tetapi tentu saja Lilian tidak bisa mengingatnya dengan jelas saat ini. Apalagi jurusan saat ia kuliah yang diambil adalah jurusan desain. Selain belajar secara teori, Lilian juga diperintahkan ayahnya untuk terjun langsung ke lapangan. Peter yan
Kedua orang tua Lilian telah meninggalkan Beijing dan pulang ke Shenzhen untuk mengawasi perusahaan utama mereka. Kini, tinggal Lilian dan Peter berdua di apartemen. Lilian mencuri-curi waktu untuk tetap menggambar komik. Jam dinding menunjukkan pukul 22.31 dan Peter baru saja sampai di apartemen 15 menit yang lalu. Sepanjang sore dihabiskan oleh Lilian untuk menggambar dan juga belajar memahami isi berkas-berkas laporan perusahaannya.Peter tampak segar setelah mandi dan memakai setelan T-shirt dan celana rumahan. Pria itu menghampiri Lilian dengan membawa selusin kaleng bir dan sepotong kue. "Kau ingin membuatku gendut?" rutuk Lilian melihat sepotong kue disodorkan di depannya. "Kau bisa kembali gym jika merasa gendut." Peter meneguk bir yang baru saja ia buka. Peter melirik hasil gambaran Lilian dan merebutnya untuk melihat lebih jelas. "Kau tidak bisa meninggalkan dunia komikmu?" tanya Peter. Lilian mencebikkan bibir sambil membuka kaleng bir lalu meneguknya. "Tentu saja. Aku
Joe dan Ji Mei telah menghadap pimpinan agensi yang menaungi Joe selama berkarir menjadi aktor. Mereka berdua meminta izin dan membuat kesepakatan sebelum rencana kemunculan mereka untuk memberikan pengumuman rencana pertunangan. Pimpinan agensi Joe memberikan izin serta memberikan selamat atas pertunangan Joe dan Ji Mei. Pihak manajemen akan ikut memantau jika ada penggemar yang bertindak berlebihan, mereka akan membantu untuk melaporkan ke pihak yang berwajib. Joe dan Ji Mei keluar dari kantor agensi bersamaan. Mereka berjalan berdampingan ditemani oleh manajer, asisten pribadi serta dua bodyguard yang biasa mengawal Joe. Keduanya tidak takut untuk tertangkap kamera karena berjalan bersama. Mereka akan kembali ke apartemen dan membuat pernyataan di weibo. Joe memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mereka sampai di apartemen. Ji Mei sendiri memilih untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Joe besok untuk berangkat ke Guangzhou untuk pemotretan sampul majalah. Pekerja
Part 49: Kisah Louis - Miu MiuKetidak sengajaan ciuman pada waktu di Rumah Sakit mengantarkan Louis dan Miu Miu menjadi pasangan kekasih. Jika sebelumnya, Louis lah yang meminta Miu Miu untuk menghubunginya, maka sebaliknya yang terjadi, Louis yang mengajak Miu Miu untuk bertemu lagi di luar Rumah Sakit. Louis mengajak Miu Miu untuk bertemu di salah satu Kafe yang hanya menjual makanan camilan dan juga kopi. Miu Miu setuju untuk datang. Setelah sepuluh menit Louis menunggu kehadiran wanita cantik nan seksi itu, wajah segar Miu Miu menyapanya dengan ramah. Gelenyar aneh kembali menghampiri Louis. Sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi padanya."Maaf, aku terlambat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu." Miu Miu memberikan alasan atas keterlambatannya. Louis tersenyum layaknya orang bodohh saat mendengar suara merdu nan lembut berbicara. "Tidak masalah. Aku juga sering terlambat karena pekerjaanku. Kau mau minum apa? Aku akan memesannya." Louis memberikan tawaran m
Part 48 - Berbagi Cerita"Ada apa dengan malam ini? Mengapa sepertinya kau sedang memberiku kejutan yang tak terduga?" ucap Lilian ambigu. Perkataannya bisa ditujukan untuk Victor atau Ji Mei yang berdiri di depan wajahnya. Ji Mei segera meraih salah satu tangan Lilian. Kedua bola mata wanita itu bergerak ke sana kemari mencoba untuk mengendalikan diri dari kegugupannya. Victor memberi isyarat pada Joe dan dirinya sendiri segera melingkarkan lengan ke pinggang Lilian. "Lebih baik kita masuk dan bicarakan di dalam." Victor menarik tubuh Lilian tiba-tiba membuat pandangan wanita itu beralih padanya. Pegangan tangan Ji Mei pada Lilian terlepas dan wanita itu mengangguk. Victor memberi ruang agar Ji Mei dan Joe bisa melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya. Lilian berdiri di samping Victor menatap punggung Ji Mei dan Joe dari belakang dengan kedua alis bertaut. 'Apakah selama ini Ji Mei merahasiakan hubungannya dengan aktor itu?' batin Lilian menebak tepat sasaran. Mereka se
Part 47: Kebetulan Apalagi? Lilian melirik ke arah Victor dengan kedua alis bertaut. Merasa aneh. Pria itu tersenyum sendiri sambil melihat layar ponsel. Rasa penasaran menjalar ke dalam kepala Lilian. "Apa yang membuatmu tersenyum seperti orang bodoh seperti itu?" tanya Lilian tak bisa menahan diri. "Topik panas weibo," jawab Victor singkat. Pria itu tetap tersenyum. Lilian membuang pandangan ke jendela luar menatap awan yang seolah sedang menyapanya dengan ramah. Cuaca saat penerbangan kali ini sangat bagus. Sebentar lagi, Lilian kembali menginjakan kaki ke tanah Shanghai. Rasanya baru beberapa hari, ia memutuskan pulang ke Beijing, kini sudah harus kembali lagi ke Shanghai. Victor menyikut lengan Lilian membuat wanita itu menoleh. "Kau tidak melihat weibo?" tanya Victor dan Lilian menggeleng tak acuh. "Nama kita masih masuk dalam pencarian panas, ditambah berita mengejutkan dunia hiburan oleh dua orang bocah tengil itu," ujar Victor dengan senyum merekah.Kembali lagi, dahi L
Part 46: BerdamaiVictor, Lilian dan kedua orang tua Lilian, makan malam bersama. Mereka memesan sebuah tempat untuk berkumpul. Nyonya Ma tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok calon menantunya. Putra dari keluarga Zhang terlahir begitu menawan, pesonanya tidak main-main. Beruntung, Lilian bersedia menerima Victor. Nyonya Ma merasa sangat bahagia melihat putrinya duduk berdampingan dengan Victor Zhang. Wanita itu sudah mencari tahu semua hal tentang Victor. Sudah banyak sekali prestasi yang ditorehkan oleh pria itu dalam dunia bisnis. Victor juga bukan tipe pria hidung belang yang memiliki kekasih banyak. Ditambah lagi fisik Victor Zhang sangat proporsional hampir terlihat sempurna, begitu cocok dengan anaknya yang cantik parasnya. "Senang sekali mendengar kalian setuju untuk menikah," kata Nyonya Ma. "Semua berkat campur tangan Bibi, kami bisa seperti ini," jawab Victor merendah. "Kenapa kau masih memanggilku, Bibi? Panggil aku Ibu. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga i
Oscar duduk di tangga darurat perusahaannya. Pria itu sedang merenungi keputusannya dan nasib yang kurang beruntung baginya. Oscar mengenang kejadian di mana dirinya memulai persahabatan dengan Lilian saat mereka masih di bangku Sekolah Menengah Atas. Saat itu, Lilian menjadi siswa pendiam yang memilih untuk duduk menyendiri, menjauhi keramaian. Lilian dikucilkan karena memiliki wajah cantik. Terdengar aneh, tetapi begitulah kenyataannya. Semua itu terjadi karena beberapa siswi lain iri dengan kecantikan Lilian membuat wanita itu tersingkirkan. Oscar mendekati Lilian dengan tujuan hanya sekadar ingin berteman karena pria itu merasa kasihan melihat Lilian harus melakukan semua hal sendirian. Mereka berdua menjadi dekat satu sama lain. Oscar sering mengantar Lilian pulang ke rumahnya. Lilian tinggal bersama kakek dan neneknya. Lilian sama sekali tidak pernah menyebut semua hal tentang kedua orang tuanya dan Oscar sendiri tidak ingin mencari tahunya. Saat di sekolah, cukup banyak yang
Mature Part Pasangan yang telah dibutakan oleh hasrat dan cinta berbelok ke hotel sekaligus apartemen tempat tinggal Lilian dan Peter. Tempat itu adalah tempat terdekat yang bisa mereka jangkau. Keinginan keduanya untuk bercinta begitu besar. Lilian berubah menjadi wanita penuh nafsu jika berdekatan dengan Victor, pun begitu pula yang Victor rasakan.Keuntungan Lilian menjadi anak dari pemilik hotel serta apartemen itu adalah memiliki akses khusus untuk pergi ke tempat tinggalnya. Victor tidak ingin banyak bertanya. Mereka berdua memilih untuk bungkam, menutup mulut sepanjang perjalanan. Lilian memasukkan kata sandi apartemennya dan mereka melangkah masuk ke dalam tanpa memedulikan keadaan sekitar. Lilian menuntun Victor untuk mengekornya masuk ke dalam kamar.Victor lebih dulu masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Lilian. Saat wanita cantik itu menutup pintu, Victor merapatkan tubuhnya ke punggung Lilian. Pria tampan itu memberi kecupan pada salah satu telinga Lilian dan memberi
Part 43: Lamaran JoeJoe yang sedang duduk bersantai menikmati hari liburnya di tepi danau bersama dengan Ji Mei terkejut saat kekasihnya berteriak begitu kencang dari dalam rumah. Aktor tampan itu bergegas meninggalkan tempat duduk, mencari keberadaan Ji Mei. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat Ji Mei duduk menyandar di pinggiran ranjang. Wanita itu tampak menatap lurus ke arah depan dengan tatapan kosong. Joe berjalan dengan sangat pelan untuk mencari tahu mengapa kekasihnya berteriak histeris lalu duduk terdiam di lantai. Joe menyentuh bahu Ji Mei. Air mata Ji Mei meleleh membasahi pipi wanita itu. Ji Mei menangis tanpa suara. Joe merasa panik seketika melihat kekasihnya bertingkah demikian. "Ji Mei, kau kenapa? Ada apa denganmu? Apa yang terjadi?" Joe menggoyangkan lengan Ji Mei dengan sangat lembut. Aktor tampan itu mencari sesuatu yang mungkin menjadi penyebab Ji Mei bertingkah demikian dan benar saja, di samping tempat wanita itu duduk, layar ponselnya menyala me
Victor tersenyum senang saat semua rencananya berjalan sesuai dengan keinginannya. Pria itu sengaja mengabaikan wajah masam Lilian yang berdiri mencoba menutupi wajah cantiknya, bersembunyi di balik tubuh Victor. Upaya Victor untuk mengikat Lilian agar tidak bisa kabur lagi darinya sangat tidak main-main. Dirinya bahkan menyuruh Xiao Pang untuk memberitahu para reporter mengenai keberadaannya. Victor ingin reporter itu mengangkat berita tentang kisah cintanya bersama Lilian. Keinginan Victor diberikan lampu hijau oleh calon ayah mertuanya yaitu, tuan Ma. Tuan Ma Hua memberi izin agar Lilian dikenalkan ke publik sebagai putrinya melalui Victor.Victor menarik Lilian agar berdiri tepat di sampingnya. Suasana hotel cukup gaduh karena tidak hanya reporter, tetapi juga para tamu hotel yang mengenali mereka segera mengambil foto serta video. Sebelumnya, Victor telah meminta izin untuk merepotkan pihak hotel dibantu dengan tuan Ma. Pemilik hotel di sana adalah rekan bisnis tuan Ma. Dengan a