Belum genap 24 jam Jeff sampai di Chongqing. Penyanyi tampan itu telah menemukan wanita yang berhasil menarik hatinya. Wanita yang akan bekerja bersamanya dalam beberapa waktu ke depan. Jeff sebelum berangkat ke Chongqing sama sekali tidak memiliki keinginan untuk bercinta dengan wanita asing, tetapi melihat Lin Yuan membuat gairahnya muncul membabi buta. Jika ketiga sahabatnya tahu apa yang terjadi hari ini, sudah pasti Jeff akan menjadi bahan olokan mereka. Jeff yang biasa tenang, terlihat dingin, kini menjelma menjadi pria penggoda nan liar. Sungguh seperti melihat orang lain di dalam tubuhnya. Jeff diantar oleh manajer juga asisten pribadinya ke kamar yang telah disiapkan oleh pihak perusahaan majalah. "Jangan berbuat kegaduhan lagi. Artikel tentangmu sama sekali belum reda. Kau tidak boleh mendekatinya saat ini." Manajer Jeff, Alice, mengingatkan penyanyi tampan itu. Jeff tampak tak acuh. Pria itu sibuk bermain game di ponselnya. "Tapi aku senang, akhirnya kau kembali nor
Lin Yuan merapatkan diri hingga seluruh bagian tubuh wanita itu menempel dengan rapi di tubuh Jeff. Jeff memejamkan mata, mencoba bertahan untuk tidak terburu-buru membopong tubuh Lin Yuan ke tempat tidur dan bercinta dengannya tanpa ampun. Jeff memiringkan kepala dan menunduk ke arah leher jenjang Lin Yuan yang terekspos karena wanita itu menyanggul rambutnya tinggi. Napas Lin Yuan mendadak tersengal. Bukit kembarnya menempel di dada Jeff. Bola matanya terbelalak saat bibir Jeff mengecup kulit lehernya dengan sangat lembut. Jeff menarik diri dan menatap wajah Lin Yuan yang tersenyum. Lin Yuan tersenyum bak wanita penggoda yang menginginkan hal lain dilakukan oleh Jeff. Lin Yuan menarik tengkuk leher Jeff mendekat dan menciumnya. Dengan mulut terbuka serta lidah menjelajah. Mata keduanya terpejam rapat-rapat menikmati pertukaran saliva itu. Ciuman itu hanya berlangsung satu menit, tetapi belum pernah Jeff merasa sangat bergairah seumur hidupnya. Jeff sangat mendambakan Lin Yuan. Me
Lilian menemui Guan Xi untuk membicarakan perihal kemunculannya di upacara syuting besok. Pimpinan perusahaan itu sedang melakukan rapat evaluasi mengenai perkembangan beberapa novel dan komik, baik cetak maupun online. Lilian memilih mengerjakan gambarannya dengan tenang. "Kopi untuk pagi yang cerah." Wu Lei menaruh secangkir kopi panas di atas meja Lilian. "Terima kasih." Lilian bersikap seperti biasanya. Lilian tidak akan menyalahkan Wu Lei mengenai fotonya dan Victor. Lilian yakin, Wu Lei sama hal dengannya, yang tidak mengenal sosok Victor sebelumnya. Keseharian mereka hanya dihabiskan dengan duduk menggambar, lalu sesekali cuci mata ke mall lalu kelab malam. Jadi, Lilian memaklumi kesalahan fatal Wu Lei padanya. Jika Wu Lei tahu, sosok yang dieditnya adalah anak dari grup Zhang, pria itu akan merasa bersalah dan ketakutan."Aku akan ikut serta besok," kata Lilian. Wu Lei meletakkan pensil gambarnya dan menoleh sepenuhnya pada Lilian. Pria itu tampak antusias. "Benarkah? Kau
Joe yang berdiri di pojok melirik Victor yang sedang menatap lekat wanita cantik dengan Hanfu berwarna biru putih yang sedang dicecar oleh wartawan. Jika tebakan Joe benar maka, wanita itulah yang dimaksud oleh Victor. Sepertinya hanya beberapa orang yang tidak terkejut mendengar kabar jika Xi Nai adalah seorang wanita dengan paras cantik bak dewi. Semua orang selama ini berpikir, jika Xi Nai adalah pria paruh baya yang sangat paham dengan sejarah Tiongkok. Namun, ternyata dugaan mereka salah. Joe harus mengakui bakat dan juga kecerdasan Xi Nai luar biasa. Setelah selesai membagikan angpao pada semua pemain dan kru drama, Joe menyapa Victor. "Apakah dia orangnya?" tanya Joe tanpa basa-basi. Dengan kedua tangan di dalam kantong celana. Victor berdeham sembari mengangguk samar. "Kau luar biasa. Pilihanmu kali ini sama sekali tidak mengecewakan. Kau memacari wanita cerdas dan penuh bakat." Joe memuji Victor. "Aku hanya beruntung bertemu dengannya." Joe ikut berdiri di samping Victor
Victor sengaja membuat tempat kerja Lilian satu ruangan dengannya. Dengan begitu, mereka selalu bisa bersama dan saling mengawasi. Victor sengaja mengganti semua jadwal kunjungannya dan memilih untuk bekerja dari rumah. Xiao Pang telah membawa semua berkas pekerjaannya untuk diperiksa. Pria tampan itu melirik Lilian yang tidak ada suara di depannya. Wanita itu sedang terpaku melihat layar komputer. Dilihat dari samping, Lilian tampak tidak bahagia. Wanita itu sudah jelas tidak sedang mengerjakan pekerjaannya. Victor menutup map yang berisi lembaran kertas dan beranjak mendekati Lilian. Victor berjalan sangat pelan sehingga Lilian tidak menyadari kehadirannya. Victor berdiri tepat di belakang kursi Lilian. Mata pria itu ikut membaca deretan kata yang muncul di layar. Dahi Victor berkerut dalam. Pria itu melirik jari Lilian yang gemetar di atas mouse. "Kenapa kau membaca tulisan sampah seperti itu?" ucap Victor mengagetkan Lilian. Wanita itu buru-buru ingin menutup akun itu, tetapi
(Mature part) Mohon bijak dalam memilih bacaan Victor menggendong Lilian menuju kamarnya. Dengan tendangan kaki kiri, pintu kamar Victor tertutup rapat. Keduanya meninggalkan bekas makan begitu saja di atas meja tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Persetan dengan pekerjaan kecil itu. Besok, Victor bisa menyuruh seseorang membereskannya. Lilian diturunkan di pinggir ranjang. Wanita itu duduk sembari menatap wajah Victor di hadapannya. Mata Lilian mengerjap beberapa kali, menanti tindakan apa yang akan dilakukan Victor padanya. Pria itu merendahkan tubuhnya dan mencondongkan wajah ke depan wajah Lilian. Victor tersenyum. Tangannya terulur dan menyugar rambut Lilian. Tindakan itu membuat napas Lilian tercekat. Lilian yakin jika pipinya kini sudah semerah tomat. Kedekatan posisi mereka mengacaukan benak Lilian. Pesona Victor sungguh berpengaruh besar pada reaksi tubuhnya. Victor menciumnya. Ciuman lembut, sangat pelan dan lama, membuat kaki Lilian lemas. Ibu jari Victor bergerak na
Victor diliputi oleh rasa cemas. Pria itu sepanjang perjalanan setelah mengantar Lilian ke kantor segera membaca semua komentar yang muncul di postingan weibo Xi Nai. Seseorang yang menuliskan jika Xi Nai adalah anak haram berhasil menjadi pencarian panas. Semua orang sedang mempertanyakan rumor itu. Mereka ingin Xi Nai kembali muncul untuk mengkonfirmasi mengenai hal itu. Akun itu bahkan menuliskan jika Xi Nai pernah menjadi model majalah dewasa saat masih menjadi mahasiswi. Victor tidak ingin mempercayai semua komentar itu, tetapi hampir semua yang dikatakan oleh sang akun misterius adalah fakta. Lilian tinggal dan besar bersama kakek neneknya. Penampilan Lilian cukup terbuka. Lilian tinggal di apartemen cukup mahal di daerah pusat kota Shanghai. Lilian tidak pernah membahas kedua orang tuanya. Satu per satu yang kemungkinan adalah teman Xi Nai membalas komentar anonim itu, menyetujuinya. Kini timbul pro kontra tentang rumor mengenai Xi Nai. Victor bingung harus mencari tahu dari
Disaat Victor merasa kecewa dengan menghilangnya Lilian secara tiba-tiba, kini asistennya, Xiao Pang menelepon. Xiao Pang mengatakan jika Victor kini masuk dalam daftar pencarian panas kembali karena pria itu diketahui menyukai salah satu postingan akun yang menyebar rumor mengenai Xi Nai. Victor diketahui sebagai investor dan pemilik perusahaan yang mengangkat karya Xi Nai ke dalam drama dan juga animasi. Victor dinilai salah satu penyebab non aktifnya akun weibo milik komikus cantik itu. Banyak akun yang menyerang dan menyalahkan Victor karena pria itu ikut mendukung berita yang belum diketahui kebenarannya. Victor terbelalak dan segera masuk ke akunnya untuk melihat langsung. Victor menepuk dahi keras. Dirinya telah melakukan kesalahan fatal. Bagaimana mungkin dia memberi tanda suka pada akun noname itu? Sudah jelas jika dirinya tidak sengaja. "Apa harus mengeluarkan surat pernyataan sekarang juga?" tanya Xiao Pang. Hening. Victor terbungkam. Otaknya berpikir keras. Alasan menga