Beranda / Romansa / Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu / Bab 7 Semuanya Begitu Menarik Untukku

Share

Bab 7 Semuanya Begitu Menarik Untukku

Penulis: Lia Pambudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hanna tersenyum melihat anak kecil yang sedang jalan berlenggak-lenggok. Dia bergaya seolah menjadi model yang sedang berjalan diatas catwalk.

Lucu. Dia membayangkan dirinya kecil yang juga sering bertingkah seperti itu. Kadang memang imajinasi anak kecil itu begitu banyak. Berbagai profesi yang sering dibayangkan, bahkan langsung dipraktekkan. Dan rasanya memang sangat menyenangkan.

"Hei awasss!" Teriak Hanna.

Bruukk

Anak perempuan itu tersungkur jatuh kesisi jalan, sementara sepeda motor yang menyerempetnya justru kabur. Sungguh tidak bertanggung jawab.

Hanna berjalan mendekati anak kecil itu.

"Kamu nggak apa-apa dek?"

"Nggak apa-apa Tante..."

"Ada apa mbak Hanna?"

Hendro yang baru datang mengambil motornya begitu kaget saat melihat Hanna dan anak kecil duduk ditrotoar.

"Mas Hendro, adeknya keserempet motor dan pelakunya malah kabur."

Hendro terlihat kaget juga mendengar cerita Hanna. Memang saat sore pasar disini ramai.

"Tante antar kamu ke klinik ya biar dibersihkan lukanya."

"Aku enggak apa-apa Tante. Ini hanya luka kecil kok. Tapi....." Gadis kecil itu menatap sedih pada tomat dan juga bawang merah yang menggelinding dengan bebas ke tengah jalan, bahkan ada yang hampir masuk ke selokan.

"Tomat? Biar Tante yang ambil. Kamu tunggu disini dulu."

Hanna dan Hendro berlarian mengejar tomat-tomat itu. Rasanya lucu sekali melihat mereka sedang mengejar tomat dan bawang merah itu.

"Sudah semua mbak Hanna." Ucap Hendro. Keringat sebesar biji jagung sudah memenuhi keningnya.

"Mas Hendro kamu antar adek ini pulang ya? Kasihan kalau harus jalan kaki. Nanti aku pulang naik ojek saja. Oke mas Hendro!" Ucap Hanna dengan senyum manisnya.

Hendro hanya mengangguk pasrah. "Jika mbak Hanna-ku sudah tersenyum manis begitu. Mana mungkin aku tidak menurut." Ucapnya lirih namun, masih terdengar oleh Hanna. Sehingga dia pun ikut tersenyum melihat wajah Hendro yang terlihat cemberut.

Sore itu Hanna masih duduk dibangku kosong pinggir jalan. Memijat pelan kakinya yang terasa lelah.

"Bu, tolong dibeli daganganku. Sejak tadi belum ada yang beli." Ucap bocah laki-laki penjual gorengan yang usianya mungkin sekitar 11 tahun.

"Coba lihat apa saja yang kamu jual dek..."

Penjual kecil itu membuka penutup makananannya. Ada berbagai macam gorengan yang terlihat begitu lezat dan masih panas.

Anak kecil itu segera mengambil gorengan untuk dimasukkan dalam kresek putih.

"Aku Ndak ada kembalian?" Bocah kecil itu terlihat bingung. Karena Hanna menyerahkan uang 50 ribu padanya. Sementara, dia tidak memiliki kembalian karena belum ada yang membeli dagangannya.

"Gak papa kamu ambil saja."

Hanna kembali melanjutkan langkah kakinya.

Sampai dipertigaan jalan dia melihat ibu-ibu yang kesulitan membawa beberapa barangnya. Tanpa ragu dia segera menawarkan bantuan pada perempuan paruh baya itu. Meskipun, dirinya sendiri tentu masih kesulitan dalam melangkah. Tapi, jiwa sosial Hanna tidak bisa hilang begitu saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 lebih 10 menit. Ternyata langit cerah membuatnya terlena dengan waktu yang seolah enggan untuk berganti petang. Dirinya harus segera mencari ojek untuk bisa mengantarnya pulang.

Sementara, itu dari sisi jalan yang semula Hanna lewati. Mobil Lexus warna hitam sejak tadi sudah terparkir disana. Mengamati dan melihat semua yang dilakukan Hanna. Perempuan aneh dan juga baik hati. Begitu yang dipikirkan oleh Arsyad.

Pulang dari makam tadi dia sengaja lewat pasar karena jaraknya lebih dekat menuju ke rumahnya. Namun, siapa sangka dia justru bertemu dengan Hanna.

Bahkan, Arsyad sampai tersenyum saat melihat Hanna mengejar tomat yang menggelinding jauh dan hampir masuk selokan. Padahal langkah kakinya saja masih terlihat berat. Tapi, perempuan itu tetap mencoba mengambil tomat-tomat yang terjatuh itu.

'Kenapa semua yang dia lakukan selalu membuatku tertarik.' gumamnya lirih.

Melihat Hanna yang lelah dan duduk di bangku depan ruko membuatnya ingin berlari ke arahnya. Baru saja Arsyad hendak membuka pintu mobilnya. Namun, sebuah sepeda motor matic dengan jaket warna hijau sudah berhenti di depan Hanna.

**

Hanna sudah tiba di rumah Arsyad lebih dulu. Namun, tanpa dia sadari sejak tadi Arsyad terus mengikutinya dari belakang.

Hanna langsung berjalan menuju kamarnya. Keringat membuat tubuhnya terasa lengket. Ia harus segera mandi.

Tak perlu waktu lama baginya untuk mandi. Karena dia ingat kembali untuk segera minta izin cuti pada Arsyad. Selepas sholat Magrib dia langsung menghampiri Jumiati yang sedang membereskan meja makan.

"Mak Jum...."

"Kenapa nduk?"

"Tuan Arsyad sudah pulang apa belum?"

"Sudah. Wong pulangnya tadi hampir bareng sama kamu. Kamu belum izin ya sama den Arsyad?" Tanya Jumiati.

"Belum Mak.... Kalau nggak dapat izin gimana ya?"

"Pasti diizinin... Den Arsyad orangnya baik."

"Sekarang kamu coba datang ke ruang kerjanya. Biasanya sehabis makan malam, den Arsyad ada disana untuk bekerja."

Hanna mengangguk dan segera melangkahkan kakinya untuk menuju ke ruang kerja Arsyad.

Ia berdiri cukup lama di depan pintu. Bingung, bagaimana caranya dia harus menyampaikan keinginannya. Selama ini dia tak kuasa untuk bicara saat mendengar suara Arsyad yang sungguh mampu membuat semua perempuan jatuh cinta padanya.

Hanna menghirup udara dalam-dalam, lalu ia hembuskan dengan pelan. Tangan kanannya mengudara, siap mengetuk pintu ruangan itu.

Klek

Pintu terbuka dari dalam, Arsyad berdiri dengan wajah bingung dan kaget, begitupun dengan Hanna. Kedua netra mereka saling mengunci satu sama lain. Debaran jantung Arsyad kembali bertalu-talu. Dia ingin sekali bertanya pada Hanna tentang masa kecilnya dulu. Namun, hingga saat ini belum ada kesempatan untuk itu.

"Hanna, ada apa?"

Hanna segera menurunkan tangannya yang sejak tadi mengudara. Dia langsung menundukkan pandangan matanya.

"Emmm maaf Tuan. Bisakah saya...."

"Massss.... Mas Arsyad, kamu dimana mas?"

Arsyad sangat hafal dengan suara itu. Ia sungguh tidak ingin melihat perempuan itu saat ini. Rasanya begitu muak, dan dia benci sekali jika harus melihat wajah itu lagi sekarang.

Ia segera menarik tangan Hanna dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Mengunci pintu dan menutup bibir Hanna dengan telunjuk tangan kanannya.

Ini adalah tindakan absurd kedua yang dilakukan oleh Arsyad. Entah bagaimana dia selalu melakukan hal tak terduga. Padahal mereka juga tidak perlu sembunyi seperti ini. Hanya saja Arsyad memang tidak ingin bertemu dengan istrinya.

"Mas, kamu dimana sih? Apa jangan-jangan dia enggak pulang lagi karena tahu aku datang. Sialan."

Terdengar gerutuan kesal Casandra dari balik pintu ruang kerjanya. Perempuan itu juga sempat membuka pintu ruangan Arsyad yang terkunci itu.

Arsyad menatap Hanna yang terus menundukkan pandangannya, gemas sekali rasanya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Memandang wajah cantik Hanna dengan jarak sedekat ini. Sungguh jika bisa ia ingin sekali mencium bibir ranumnya. Melepaskan segala rasa rindu yang selama ini ia pendam. Arsyad begitu yakin bahwa dia memang Hanna yang selama ini ia cari.

Dua mata coklatnya yang selalu berbinar. Bulu mata lentik dan juga hidung bangirnya sangat pas diwajah Hanna. Semua terlihat sempurna dipandangan Arsyad.

"Emmm Tuan, maaf. Kenapa saya dan Anda harus bersembunyi disini?"

Bab terkait

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 8

    Arsyad Gafi mengawasi kesibukan kota Malang dari dalam mobil yang membawanya dari Surabaya. Kota berpenduduk sekitar delapan ratus ribu jiwa itu tampak padat dan semrawut, hampir mirip sekali dengan Surabaya yang baru saja ditinggalkannya. Mungkin karena bertepatan dengan jam sekolah dan jam kerja.Mobil Arsyad terlibat antrean panjang di antara kerumunan sepeda, truk besar dan motor yang menyelip seenaknya di antara deretan mobil-mobil yang tengah merayap de- ngan tidak sabar. Sebuah gerobak yang penuh berisi tumpukan keranjang, ditarik setengah berlari oleh seorang pria, melintas seenaknya di depan mobilnya. Rizal membunyikan klakson panjang dengan jengkel. Tetapi pria yang menarik gerobak itu tetap saja melintas dengan santai, seolah- olah dia tidak mendengar apa-apa.Di pinggir jalan, pedagang sayur dan buah- buahan menjajakan barang dagangannya ditengah kepulan asap truk dan juga banyaknya debu. Begitu banyak namun, buah yang dijual juga hampir sama disemua kios.Arsyad tersenyu

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 9

    Selesai menjawab pesan dari Rudy, ia melangkah kembali menuju dapur untuk membereskan masakan bersama Jumiati dan yang lain. Sudah beberapa bulan hubungannya dan Rudy berjalan dengan baik. Meskipun, saat ini ia belum berani bertemu kembali dengan nenek Rudy."Semalam kamu tidur jam berapa Han? Emak lihat lampu kamarmu masih menyala sampai tengah malam? Apa kamu mimpi buruk lagi?"Hanna menegang seketika, wajahnya mendadak menjadi pucat. Teringat kembali dengan peristiwa semalam, hingga dirinya tanpa sadar tertidur disana. Tidak mungkin jika dia mengatakan bahwa semalam berada satu ruangan dengan majikannya. Walaupun tidak ada hal buruk terjadi. Tetapi, itu adalah hal yang tidak wajar dan sebuah aib. Dan bisa jadi akan menjadi fitnah."Semalam aku ketiduran Mak, lupa tidak mematikan lampu." Ujarnya lirih."Sudah dapat izin apa belum dari den Arsyad?" Tanya Jumiati lagi."Sudah Mak, besok pagi-pagi aku pulang, mungkin sebelum subuh.""Naik kereta? Kenapa tidak naik travel saja langsung

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 10

    AKHIRNYA sampai juga Arsyad dirumahnya. Walau datangnya sudah petang, bahkan langit berwarna senja sudah berganti hitam. Namun, tak menyurutkan sama sekali rasa kesal dihatinya. Arsyad langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Wajahnya sudah menahan amarah sejak tadi. Bahkan, saat di jalan saja dia sudah mengomel dengan tidak jelas pada pengendara lain yang mencoba menghambat mobilnya. Belum pernah dia semarah ini. Belum pernah juga dia merasa segera ingin tiba di rumah. Baginya dulu rumah hanyalah tempat untuk tidur dan sekadar berganti baju saja. Tidak ada yang spesial disana. Namun, kini ia begitu nyaman berada di rumah itu. Bahkan, makanan sederhana yang hanya ia lihat di televisi-pun berhasil memanjakan lidahnya. Semua karena kehadiran Hanna.Suasana rumah yang penuh canda tawa hanya ada dalam bayangannya saja. Tidak pernah terwujud hingga usianya lebih dari 30 tahun. Sering dia bertanya, apakah hidupnya akan selalu kesepian seperti ini? Apakah selama hidup ia tidak ak

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 11

    "Casandra Hermawan! Buka pintunya!"Arsyad kembali mendatangi kamar istrinya. Pintu kamar yang terkunci itu ia gedor berkali-kali.Casandra yang baru membuka telepon seluler, kembali terkejut dengan suara Arsyad. Dia mencoba melangkah setenang-tenangnya. Dan begitu ia membuka pintu, Arsyad menoleh dengan sorot mata tajam yang menakutkan. Pria itu seolah-olah sedang ingin menerkam mangsanya. Wajah pria itu bahkan terlihat lebih menyeramkan dari beberapa saat tadi.Arsyad mendorong pintu kamar Casandra agar terbuka penuh. Sementara, perempuan itu berjalan mundur dengan gugup."Siapa yang menyuruhmu memecat Hanna? Katakan siapa?" Bentak Arsyad, matanya melotot tajam bak sebuah laser."Hah...?" Casandra tersentak kaget. "Hanna siapa?"Arsyad mengangkat sebelah bibirnya ke atas. Tubuhnya semakin meringsek mendekat ke arah istrinya.Casandra terlihat begitu takut. Raut wajahnya pucat seperti pasir. Ia menggenggam telpon miliknya begitu erat. Tangannya berkeringat dan tubuhnya mundur kebelak

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 12

    Hanna merasa tidurnya belum terlalu lama. Tapi, pundak kirinya terasa begitu berat seolah sedang membawa karung beras. Ingin bergerak rasanya begitu sulit. Pelan-pelan ia mencoba membuka matanya yang masih mengantuk.'Ternyata aku memang sedang membawa beban.' Batin Hanna dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya. Sekali lagi ia mencoba melihat beban apa yang dibawanya. Dan kedua mata indah itu langsung terbuka lebar saat melihat kepala seorang pria yang tertutup topi.'Siapa dia? Kenapa seenak jidat tidur dibahuku?' Hanna berusaha mendorong kepala pria itu agar berpindah dari bahunya. Namun, aroma wangi dari tubuh pria ini sangat tidak asing baginya 'Tapi, tidak mungkin juga jika ini orang yang disampingku adalah dirinya.''Alhamdulillah....' Desisnya lirih setelah berhasil mendorong kepala pria itu."Awwww...." Ucap pria itu.Hanna begitu kaget karena suara bass lelaki disampingnya benar-benar mirip seperti suara Arsyad. "Minum__"Lagi orang disampingnya berbicara. Hanna mencoba u

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 13

    Casandra memejamkan kedua matanya. Rasa sakit atas ucapan sang ayah kembali terngiang-ngiang di telinganya. Berkali-kali dirinya mendapatkan peringatan dari kedua orang tuanya agar bertahan dengan Arsyad. Tidak peduli pria itu mencintai Casandra atau tidak. Yang terpenting dia harus bertahan agar gelontoran dana dari Arsyad setiap bulan tetap mengalir di kantor Hermawan.Dan Casandra membuktikan hal itu hingga malam ini. Karena ternyata ini adalah malam terkahirnya menjadi nyonya Arsyad Gafi. Dan ternyata Casandra merasakan sakit juga saat mendengar talak dari Arsyad."Aah shit!! Kamu benar-benar keterlaluan mas Arsyad. Aku pastikan perceraian ini akan membuatmu menyesal seumur hidup!" Gerutunya lirih. Sorot matanya menyiratkan api kemarahan yang begitu besar.Perempuan muda itu membuka lemari dan mengeluarkan beberapa bajunya. Ia harus segera pergi dari rumah ini. Bertahan disini juga akan percuma. Lebih baik baginya untuk segera meninggalkan rumah megah ini dan menyiapkan rencana ya

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 14

    Arsyad mendongakkan kepalanya. Bukan hujan yang sudah mulai reda, namun ada payung yang kini tengah melindunginya dari tetesan air hujan. Memberinya perlindungan ditengah derasnya air yang turun membasahi bumi."Berteduh dibawah pohon seperti ini tidak baik. Nanti jika ada angin dan ada petir kamu bisa dalam bahaya dan mungkin bisa terluka. Sebaiknya mencari tempat berteduh yang aman saja." Ucap gadis kecil itu. Dia juga menunjuk dengan ekor matanya ke arah bangunan yang ada disampingnya. Dimana disana terdapat banyak wisatawan dan juga anak-anak yang sedang berteduh.Arsyad menoleh pada gadis itu. Menatap wajah itu dengan rasa yang tidak bisa dijabarkan oleh anak sekecil dirinya. Heran dan juga bingung. Heran mengapa ada yang berani mendatangi dirinya. Bingung, harus membalas ucapan gadis didepannya ini seperti apa.Namun, dalam pandangan matanya dia melihat gadis itupun begitu cantik dan manis. Gadis yang memakai kaos warna pink dengan gambar boneka itu memiliki mata hitam yang inda

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 15

    "Astaga, aku sampai lupa belum memberitahu Rudy kalau aku tidak jadi pulang sekarang. Semua gara-gara Tuan Arsyad. Apa yang sebenarnya dulu terjadi antara aku dan dia? Mengapa sedikitpun aku tidak ingat sama sekali tentang dia? Mana sikapnya absurd sekali." Gerutunya lirih.Hanna memandang dengan gamang ponsel yang sudah berdering dua kali itu. Disatu sisi hatinya ia tetap ingin bersikap baik pada pria itu. Tapi, disatu sisi hatinya yang lain Hanna tidak bisa berbohong bahwa ia tak mencintai Rudy sama sekali. Tapi, karena pria itu telah begitu lama mengungkapkan perasaannya, Hanna menjadi tak enak hati untuk menolaknya. Meskipun, tak jarang pula ia selalu berkata pada Rudy bahwa rasa itu belum ada sama sekali. Tapi, nyatanya adik dari mantan kekasih Hanna itu sama sekali tak peduli dengan hal itu. Dia tetap maju untuk mengejar cinta Hanna.Hardian dan Rudy adalah dua saudara yang memiliki wajah begitu mirip, bagaikan kembar. Dan seharusnya itu menjadi hal mudah untuk Hanna mencintainy

Bab terbaru

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 20

    Pov AuthorBila aku harus mencintaiDan berbagi hati, itu hanya denganmuNamun bila ku harus tanpamuAkan tetap kuarungi hidup tanpa cintaSuara alunan musik dari grub band Element menjadi teman Hendro pagi ini. Dia begitu menghayati setiap lirik yang terlantun di lagu itu. Seolah-olah dirinya kini tengah mengalami patah hati yang teramat dalam."Oh mbak Hanna-ku, belum juga sehari ditinggal. Tapi, hati Hendro sudah rindu seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta. Dekat terasa malu, jauh terasa amat rindu." ucap Hendro."Mas Hendro, mas Hendro. Kekasih bukan, gebetan juga bukan. Gimana bisa sampean rindu sama mbak Hanna? Aneh sampean itu..." Ujar Wulan.Saat ini Wulan dan Hendro sedang berada di taman. Hendro sibuk membersihkan mobil dan Wulan sibuk mencabut rumput yang sudah mulai tumbuh dan menganggu bunga-bunga yang dulu ditanam oleh almarhumah ibu Arsyad."Sepertinya sainganku kali ini tidak main-main. Tidak bisa dianggap remeh. Dan aku harus melakukan jalan satu-satunya yang b

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 19

    Pov HannaSampai dihalaman rumah, aku melihat mobil Rudy sudah terparkir. Aku yakin dia sudah tiba sejak tadi. Pria itu selalu bersemangat saat datang ke rumah. Dan entah mengapa setiap kali Rudy datang, aku selalu merasa tak enak hati padanya. Mungkin, sudah saatnya aku memberi jawaban atas pertanyaannya selama ini. Menikah! Ya, Rudy sudah beberapa kali mengajukan pernyataan itu padaku. Namun, sampai detik ini aku masih menggantung perasaannya. Aku hanya belum siap memulai hubungan ke jenjang yang lebih serius dengan Rudy. Selama ini aku sudah menganggap dia seperti saudaraku sendiri. Meskipun, aku sudah membuka hatiku untuknya namun, tetap saja perasaanku masih tetap sama seperti dulu.Orang bijak pernah berkata, bahwa akan mudah bagi kita untuk jatuh cinta pada orang lain yang wajahnya sama dengan seseorang di masa lalu yang pernah kita cinta. Namun, ternyata itu tidak berlaku padaku. Wajah Rudy memang begitu mirip dengan mas Hardian. Tapi, rasa yang ada dihatiku tidaklah sama. Ba

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 18

    "Loe kenapa San? Muka bete kayak gitu?"Casandra menghempaskan bokongnya dengan kesal ke kursi makan di rumah sahabatnya. Noura, sahabat sekaligus rekan bisnisnya di butik yang ada di Bandung.Terdengar hembusan napas yang besar darinya. Kepalanya bersandar pada kursi dan mendongak ke atas. Keduanya matanya terpejam meresapi semua kejadian yang dia alami. Belum ada 24 jam, namun bertubi-tubi kesialan datang padanya. Perceraian dan juga kemarahan dari ayahnya."Muka loe juga kenapa itu? Arsyad mukul loe?" Tanya Noura, heran melihat kedua pipi Casandra terlihat memar kebiruan.Sandra bergeming. Namun, tak lama gelengan kepala menjadi jawaban atas pertanyaan Noura."Bokap gue yang melakukan ini. Semalam gue di talak sama Arsyad." Sahutnya lirih.Noura melotot dengan tajam. Seolah-olah kedua bola matanya akan keluar begitu saja. Kaget, tentu saja sahabat Casandra itu begitu kaget dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya."Loe ga bohong, kan?"Casandra menggeleng dengan cepat."

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 17

    "Assalamualaikum....""Wa'alaikumsalam.... Nak Hardian?" Ucap Muchlis. Lelaki yang memakai tongkat dan kacamata itu mungkin lupa bahwa yang ada dihadapannya sekarang bukanlah calon menantunya yang dulu."Maaf, maafkan bapak. Maksud bapak Nak Rudy. Wajah kalian begitu mirip, bapak sampai tidak bisa membedakannya. Kapan kamu pulang dari Makassar, nak?"Muchlis menyambut uluran tangan Rudy. Pria muda itu mencium tangan calon ayah mertuanya dengan khidmat. Rudy dan Hardian adalah dua saudara yang memiliki wajah hampir sama. Bahkan, orang sering mengira bahwa mereka kembar. Yang membedakan hanya postur tubuh Rudy lebih besar dan tinggi daripada Hardian. Dan pria itu juga memakai kacamata. Hanya itu saja yang membedakan mereka. Selebihnya wajah mereka benar-benar mirip."Tadi malam pak, sebenarnya rencana mau pulang bareng sama Hanna. Tapi, dia mendadak ada kerjaan yang tidak bisa ditunda. Jadi, Rudy pulang lebih dulu tanpa menunggu Hanna.""Iya, kemarin dia juga telpon begitu, katanya diru

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 16

    "Di rumah ada siapa saja Hanna?""Hah?" Hanna menoleh dengan wajah sedikit bingung. Sepanjang perjalanan tadi dia dan Arsyad tak banyak bicara. Mereka berdua terlalu sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Dan kini secara tiba-tiba Arsyad mulai membuka obrolan setelah tadi mereka berhenti sholat subuh di Masjid."Di rumah hanya ada bapak dan ibu. Dua saudara saya semua ikut suaminya ." sahut Hanna sedikit acuh. Kedua netranya kembali menatap ke arah jendela. Baginya melihat ramainya jalanan jauh lebih mengasyikkan ketimbang harus mengobrol dengan majikannya yang dinilai Hanna memiliki sikap aneh sejak pertemuan pertama mereka."Kalau gitu keponakanku pasti sudah banyak. Aah senangnya punya ponakan. Pasti rumah terasa ramai sekali.. Mereka ada berapa Hanna? Mungkin aku harus menyiapkan hadiah untuk mereka." Ucap Arsyad, senang.Hanna kembali menoleh dan melotot tajam mendengar ucapan absurd Arsyad. Entah pria itu sengaja atau hanya sekedar iseng agar membuat atensi Hanna kembali fokus

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 15

    "Astaga, aku sampai lupa belum memberitahu Rudy kalau aku tidak jadi pulang sekarang. Semua gara-gara Tuan Arsyad. Apa yang sebenarnya dulu terjadi antara aku dan dia? Mengapa sedikitpun aku tidak ingat sama sekali tentang dia? Mana sikapnya absurd sekali." Gerutunya lirih.Hanna memandang dengan gamang ponsel yang sudah berdering dua kali itu. Disatu sisi hatinya ia tetap ingin bersikap baik pada pria itu. Tapi, disatu sisi hatinya yang lain Hanna tidak bisa berbohong bahwa ia tak mencintai Rudy sama sekali. Tapi, karena pria itu telah begitu lama mengungkapkan perasaannya, Hanna menjadi tak enak hati untuk menolaknya. Meskipun, tak jarang pula ia selalu berkata pada Rudy bahwa rasa itu belum ada sama sekali. Tapi, nyatanya adik dari mantan kekasih Hanna itu sama sekali tak peduli dengan hal itu. Dia tetap maju untuk mengejar cinta Hanna.Hardian dan Rudy adalah dua saudara yang memiliki wajah begitu mirip, bagaikan kembar. Dan seharusnya itu menjadi hal mudah untuk Hanna mencintainy

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 14

    Arsyad mendongakkan kepalanya. Bukan hujan yang sudah mulai reda, namun ada payung yang kini tengah melindunginya dari tetesan air hujan. Memberinya perlindungan ditengah derasnya air yang turun membasahi bumi."Berteduh dibawah pohon seperti ini tidak baik. Nanti jika ada angin dan ada petir kamu bisa dalam bahaya dan mungkin bisa terluka. Sebaiknya mencari tempat berteduh yang aman saja." Ucap gadis kecil itu. Dia juga menunjuk dengan ekor matanya ke arah bangunan yang ada disampingnya. Dimana disana terdapat banyak wisatawan dan juga anak-anak yang sedang berteduh.Arsyad menoleh pada gadis itu. Menatap wajah itu dengan rasa yang tidak bisa dijabarkan oleh anak sekecil dirinya. Heran dan juga bingung. Heran mengapa ada yang berani mendatangi dirinya. Bingung, harus membalas ucapan gadis didepannya ini seperti apa.Namun, dalam pandangan matanya dia melihat gadis itupun begitu cantik dan manis. Gadis yang memakai kaos warna pink dengan gambar boneka itu memiliki mata hitam yang inda

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 13

    Casandra memejamkan kedua matanya. Rasa sakit atas ucapan sang ayah kembali terngiang-ngiang di telinganya. Berkali-kali dirinya mendapatkan peringatan dari kedua orang tuanya agar bertahan dengan Arsyad. Tidak peduli pria itu mencintai Casandra atau tidak. Yang terpenting dia harus bertahan agar gelontoran dana dari Arsyad setiap bulan tetap mengalir di kantor Hermawan.Dan Casandra membuktikan hal itu hingga malam ini. Karena ternyata ini adalah malam terkahirnya menjadi nyonya Arsyad Gafi. Dan ternyata Casandra merasakan sakit juga saat mendengar talak dari Arsyad."Aah shit!! Kamu benar-benar keterlaluan mas Arsyad. Aku pastikan perceraian ini akan membuatmu menyesal seumur hidup!" Gerutunya lirih. Sorot matanya menyiratkan api kemarahan yang begitu besar.Perempuan muda itu membuka lemari dan mengeluarkan beberapa bajunya. Ia harus segera pergi dari rumah ini. Bertahan disini juga akan percuma. Lebih baik baginya untuk segera meninggalkan rumah megah ini dan menyiapkan rencana ya

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 12

    Hanna merasa tidurnya belum terlalu lama. Tapi, pundak kirinya terasa begitu berat seolah sedang membawa karung beras. Ingin bergerak rasanya begitu sulit. Pelan-pelan ia mencoba membuka matanya yang masih mengantuk.'Ternyata aku memang sedang membawa beban.' Batin Hanna dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya. Sekali lagi ia mencoba melihat beban apa yang dibawanya. Dan kedua mata indah itu langsung terbuka lebar saat melihat kepala seorang pria yang tertutup topi.'Siapa dia? Kenapa seenak jidat tidur dibahuku?' Hanna berusaha mendorong kepala pria itu agar berpindah dari bahunya. Namun, aroma wangi dari tubuh pria ini sangat tidak asing baginya 'Tapi, tidak mungkin juga jika ini orang yang disampingku adalah dirinya.''Alhamdulillah....' Desisnya lirih setelah berhasil mendorong kepala pria itu."Awwww...." Ucap pria itu.Hanna begitu kaget karena suara bass lelaki disampingnya benar-benar mirip seperti suara Arsyad. "Minum__"Lagi orang disampingnya berbicara. Hanna mencoba u

DMCA.com Protection Status