"Kenapa kamu kasih aku pertanyaan seperti itu Lola?" Pandangan mata Reynald yang masih memangku lola agak kurang nyaman dengan pertanyaan Lola
"Aku cuman penasaran aja, Salah ya aku tanya kayak gini?" Lola agak terbata-bata bertanya pada Reynald
"Ya, ngapain juga kamu nanyain kaya gitu sih!" Reynald tersenyum, lalu mencubit hidung lola, "Hemm ... Lola dengarkan aku ya! Kamu nggak perlu berpikir sejauh itu! Yang perlu kamu pikirin sekarang aku yang ada di depan kamu saat ini!"
"Maksud bang Rey gimana?" tanya Lola lagi
"Singkirkan semua pikiranmu tentang apa yang terjadi besok lusa atau bulan depan minggu depan tahun depan seratus tahun lagi singkirkan semua itu yang perlu kamu pikirkan hanyalah detik ini aku ada di hadapanmu dan aku ingin bersenang-senang denganmu! Kau bisa mengalihkan pikiranmu seperti itu?"
Singkirkan semuanya? Hanya perlu pikirkan apa kejadian yang akan terjadi saat ini? Tidak perlu memikirkan apa yang terjadi besok l
"Sssssh!" gemas sangat Reynald dan sudah memasang mimik wajah cemberut."Hihihi!" Lola justru terkekeh menatap Reynald."Senang kamu bisa tertawa?" tanya Reynald sambil mendengus mengambil pakaian Lola kembali dan memakaikannya satu persatu."Jangan marah bang Rey! Kan bukan aku yang ngeganggu. Itu kan ajudannya bang Rey sendiri yang ganggu, hihihi!""Hah, baru juga aku ingin mulai udah bikin males lagi!" celetuk Reynald sambil membuka pintu dan turun lebih dulu lalu memberikan tangannya kepada Lola."Rambut kamu berantakan tuh!" celetuk Reynald lagi sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam lobi apartemennya."Kan bang Rey acak-acak rambut aku sampai kayak gini!" jawab Lola lagi berusaha merapikan rambutnya."Malam ini kamu nginep di sini ya!" Reynald bicara kemudian."Aku nginep di sini?" Lola mengulangi kalimatnya sambil mendongakkan kepalanya menatap ReynaldPria itu hanya melirik sedikit dan menganggukkan kep
"Masa iya belum waktunya tidur udah pakai baju tidur kayak gini?" Mata Lola terbelalak melihat pakaian yang dipilih oleh Reynald.Apa nonton filmnya di kamar tidur ya? Lola mencoba untuk menerka-nerka."Kamu nggak mau pakai ini?" Reynald memicingkan matanya."Harus ya aku pakai baju itu?""Lola! Kamu masih ingat kan di perjanjian yang tertulis? Apapun yang aku inginkan selama itu tidak bertaruh nyawa kamu harus melakukannya. Apa kamu lupa?""Hehehe!" Dengan berat hati Lola mengambil pakaian yang dipilih oleh Reynald, menghela napasnya sejenak lalu membuka pakaiannya.Aku tahu kamu nggak bakalan mau pergi dari hadapanku kan? Kamu bakal berdiri terus di situ kayak orang ga ada kerjaan ngeliatin aku ganti baju! bisik hati Lola menahan dirinya dari mengomentari Reynald dan saat ini dia berusaha menjadikan dirinya muka tembok dan tidak terpengaruh oleh Reynald."Kamu sengaja mau ganti baju di depan aku?"GlekHanya mene
"Ih, temen aku nggak sejahat itu kali ya!" sanggah Lola akhirnya sambil matanya membulat menatap Reynald."Kamu kan nggak tahu!" jawab Reynald sekenanya sambil mendekat dan duduk di samping Lola."Sepatunya ga dibuka dulu?""Males!" jawab Reynald sekenanya yang membuat Lola mencibir."Tapi kan kita udah di rumah sih!" oceh Lola."Eeeh, kamu mau apa Lola!" Reynald melotot menatap Lola."Buka jas bang Rey! Mana enak sih nonton kayak gini! Nggak ada rileks-rileks nya!" jawab Lola sekenanya tapi dia tetap melakukan aksinya dan kali ini Reynald tidak melawannya.Aku sangat tidak suka diperintahkan! Dan aku juga memang tidak ada niat untuk membuka jasku! Tapi kenapa aku membiarkan diriku melakukan ini? Padahal pada wanita lainnya aku lebih memilih menyuruh mereka diam tak mendikte-ku dan tidak menggangguku. Kecuali aku memerintahkan, aku tidak pernah membiarkan mereka dengan mudah menyentuh tubuhku! Ssshh ... ada apa denganmu Lola? Kenapa s
"Hhh ... bang Rey jangan bercanda deh!" pinta Lola sambil menggeliat karena tangan-tangan jahil Reynald sudah bermain di bagian atas tubuhnya."Aku sudah katakan pada kamu Lola! Aku pengen bikin kamu rileks!"Suara bariton itu kembali berbisik di telinga Lola sambil merebahkan tubuh Lola ke samping kanan sehingga Lola kali ini dalam posisi seperti huruf L, kakinya masih lurus tapi badannya sudah dijatuhkan oleh Reynald dengan posisi miring."Ehhmm ... bang Rey!" Dan napas Lola pun tercekat ketika mengingat siapa yang ada di atas tubuhnya."Aku katakan padamu rileks, Lola!" jawab Reynald dan tanpa basa-basi Reynald langsung menempelkan bibirnya pada Lola, film saat itu belum berakhir tapi mereka berdua memulai tontonan baru di tempat itu.Ehm ... Lembut banget kecupannya! Apa seperti ini rasanya berbagi kasih? Sssshh ... walaupun hubungan aku sama bang Rey gak jelas gini! Tapi tetap aja rasa kayak gini bikin aku larut! Apa yang akan terjadi padaku k
"Ya habisnya kamu mau kabur aja sih! Kamu marah sama aku, Lola?""Eeeh ... aku enggak kok. Aku enggak marah sama bang Rey, tapi sakit aja tangan aku! Jangan di tarik kayak gini dong bang Rey!" pinta Lola sedikit memelas ketika tangannya ditarik Reynald sangat kencang hingga tubuhnya terpaksa mendekat kembali pada Reynald."Ssshh ... Lola kamu ...,""Hmppphhhhh!"Reynald yang sudah kadung kesal akhirnya langsung menempelkan kembali bibirnya pada Lola, menyesapnya menarik semakin dalam agak kasar.Huuuh, apa yang bakal dilakuin bang Rey? Kenapa dia menarik tubuhku kuat dan kasar banget? Terus sekarang, aduh ... aku nggak bisa mikir! hati Lola bergemuruh dia ingin sekali bicara dulu kepada Reynald apa yang diinginkan pria itu. Tapi saat ini seperti tidak ada kesempatan yang diberikan oleh Reynald! Entah apa yang terjadi pada Reynald saat ini, Reynald sudah tak berhati-hati, dia sudah berada di atas tubuh Lola kembali, tangannya menjamah seluruh bagian
"Ehm ... Ya jelaslah kita nggak akan terus di sini! Memang kamu pikir aku nggak butuh makan, nggak butuh minum, nggak butuh tidur?" Reynald mencoba untuk biasa dan menutupi semua perasaan di dalam hatinya."Hehehe!" Dan Lola pun terkekeh melakukan hal yang sama sebenarnya di hatinya mencoba menghilangkan semua perasaan ini pada Reynald mencoba mengerti apa arti permainan mereka."Bangun Lola! Ayo kita makan dulu!""Ehm ... Jadi aku nggak bisa meluk bang Rey lebih lama lagi?"Reynald menggelengkan kepalanya."Karena aku udah laper banget! Sebelum aku makan kamu!""Ish, takut dong! Aku nggak mau dimakan!" celetuk Lola dengan matanya yang membulat dan Reynald tertawa kecil lalu mengangkat tubuh Lola di atas kedua tangannya."Bang Rey!" Lola mengerjapkan matanya ketika Reynald turun dari tempat duduk mereka."Hmm?" jawab Reynald dari panggilan Lola tapi dia tidak menghentikan langkah kakinya."Kita nggak pakai baju loh bang
"Hah! A-apa kamu bilang Lola?" Reynald mengerlingkan matanya saat mendengar jawaban dari Lola. Sungguh sesuatu yang tidak bisa dipercaya olehnya."Ya itu tadi aku udah bilang! Aku mau cari Sugar Daddy yang baru," jawab Lola singkat. Dia tersenyum pada Reynald, lalu memalingkan wajahnya pada lemari pakaiannya membuat Reynald tidak bisa terima setelah menghembuskan napas kasar, dia kembali menarik tangan Lola."Bukannya kamu bilang kalau kamu nggak akan pernah mencari Sugar Daddy lagi? Kamu nggak akan mau lagi berhubungan seperti ini? Kamu mau fokus sama pendidikan kamu?" Reynald bicara sangat menggebu-gebu kepada Lola, entah kenapa Reynald tak dapat menahan perasaannya, tiba-tiba dirinya kesal.Dan wanita di hadapan Reynald pun menganggukkan kepalanya."Iya bener! Emang rencana aku gitu!" Lola menjawab jujur."Lalu kenapa kamu mau hubungi mami Ajeng lagi?" Lagi Reynald semakin ingin tahu."Soalnya aku masih mau diperhatiin! Dan rasanya
(Beberapa detik setelah Lola keluar dari kamar tadi malam)Klek'Ssshh ... Anak itu! Benar-benar! Aku bilang tidak mau makan dia benar-benar meninggalkanku dan pergi ke ruang makan sendirian! Kenapa dia tidak membujukku, membangunkan aku dan mengajakku ke ruang makan? Kau ini Lola!' Reynald memposisikan tubuhnya duduk dan gemas sekali karena Lola tetap saja melangkah pergi bahkan meninggalkannya sendiri di kamar, "Apa dia nggak tahu kalau aku juga lapar? Aku udah muasin dia, aku udah kehilangan banyak tenaga aku dan seenaknya aja dia pergi begitu?" oceh Reynald kesal sekali sambil bersungut dan melempar bantalnya ke samping tempat tidurnya, lalu merebahkan lagi tubuhnya tanpa menggunakan bantal. Tangan Reynald kembali mengambil bantal yang tadi dilemparnya untuk menutup wajahnya."Sssh! Apa aku keluar aja ya bicara sama dia? Tapi nanti dulu! Apa mungkin dia sedang membuatkan makanan untukku? Dia memasakan makanannya dulu dan setelah itu baru dia membangunkan aku?" Reynald sudah berpik