"Masa iya belum waktunya tidur udah pakai baju tidur kayak gini?" Mata Lola terbelalak melihat pakaian yang dipilih oleh Reynald.
Apa nonton filmnya di kamar tidur ya? Lola mencoba untuk menerka-nerka.
"Kamu nggak mau pakai ini?" Reynald memicingkan matanya.
"Harus ya aku pakai baju itu?"
"Lola! Kamu masih ingat kan di perjanjian yang tertulis? Apapun yang aku inginkan selama itu tidak bertaruh nyawa kamu harus melakukannya. Apa kamu lupa?"
"Hehehe!" Dengan berat hati Lola mengambil pakaian yang dipilih oleh Reynald, menghela napasnya sejenak lalu membuka pakaiannya.
Aku tahu kamu nggak bakalan mau pergi dari hadapanku kan? Kamu bakal berdiri terus di situ kayak orang ga ada kerjaan ngeliatin aku ganti baju! bisik hati Lola menahan dirinya dari mengomentari Reynald dan saat ini dia berusaha menjadikan dirinya muka tembok dan tidak terpengaruh oleh Reynald.
"Kamu sengaja mau ganti baju di depan aku?"
Glek
Hanya mene
"Ih, temen aku nggak sejahat itu kali ya!" sanggah Lola akhirnya sambil matanya membulat menatap Reynald."Kamu kan nggak tahu!" jawab Reynald sekenanya sambil mendekat dan duduk di samping Lola."Sepatunya ga dibuka dulu?""Males!" jawab Reynald sekenanya yang membuat Lola mencibir."Tapi kan kita udah di rumah sih!" oceh Lola."Eeeh, kamu mau apa Lola!" Reynald melotot menatap Lola."Buka jas bang Rey! Mana enak sih nonton kayak gini! Nggak ada rileks-rileks nya!" jawab Lola sekenanya tapi dia tetap melakukan aksinya dan kali ini Reynald tidak melawannya.Aku sangat tidak suka diperintahkan! Dan aku juga memang tidak ada niat untuk membuka jasku! Tapi kenapa aku membiarkan diriku melakukan ini? Padahal pada wanita lainnya aku lebih memilih menyuruh mereka diam tak mendikte-ku dan tidak menggangguku. Kecuali aku memerintahkan, aku tidak pernah membiarkan mereka dengan mudah menyentuh tubuhku! Ssshh ... ada apa denganmu Lola? Kenapa s
"Hhh ... bang Rey jangan bercanda deh!" pinta Lola sambil menggeliat karena tangan-tangan jahil Reynald sudah bermain di bagian atas tubuhnya."Aku sudah katakan pada kamu Lola! Aku pengen bikin kamu rileks!"Suara bariton itu kembali berbisik di telinga Lola sambil merebahkan tubuh Lola ke samping kanan sehingga Lola kali ini dalam posisi seperti huruf L, kakinya masih lurus tapi badannya sudah dijatuhkan oleh Reynald dengan posisi miring."Ehhmm ... bang Rey!" Dan napas Lola pun tercekat ketika mengingat siapa yang ada di atas tubuhnya."Aku katakan padamu rileks, Lola!" jawab Reynald dan tanpa basa-basi Reynald langsung menempelkan bibirnya pada Lola, film saat itu belum berakhir tapi mereka berdua memulai tontonan baru di tempat itu.Ehm ... Lembut banget kecupannya! Apa seperti ini rasanya berbagi kasih? Sssshh ... walaupun hubungan aku sama bang Rey gak jelas gini! Tapi tetap aja rasa kayak gini bikin aku larut! Apa yang akan terjadi padaku k
"Ya habisnya kamu mau kabur aja sih! Kamu marah sama aku, Lola?""Eeeh ... aku enggak kok. Aku enggak marah sama bang Rey, tapi sakit aja tangan aku! Jangan di tarik kayak gini dong bang Rey!" pinta Lola sedikit memelas ketika tangannya ditarik Reynald sangat kencang hingga tubuhnya terpaksa mendekat kembali pada Reynald."Ssshh ... Lola kamu ...,""Hmppphhhhh!"Reynald yang sudah kadung kesal akhirnya langsung menempelkan kembali bibirnya pada Lola, menyesapnya menarik semakin dalam agak kasar.Huuuh, apa yang bakal dilakuin bang Rey? Kenapa dia menarik tubuhku kuat dan kasar banget? Terus sekarang, aduh ... aku nggak bisa mikir! hati Lola bergemuruh dia ingin sekali bicara dulu kepada Reynald apa yang diinginkan pria itu. Tapi saat ini seperti tidak ada kesempatan yang diberikan oleh Reynald! Entah apa yang terjadi pada Reynald saat ini, Reynald sudah tak berhati-hati, dia sudah berada di atas tubuh Lola kembali, tangannya menjamah seluruh bagian
"Ehm ... Ya jelaslah kita nggak akan terus di sini! Memang kamu pikir aku nggak butuh makan, nggak butuh minum, nggak butuh tidur?" Reynald mencoba untuk biasa dan menutupi semua perasaan di dalam hatinya."Hehehe!" Dan Lola pun terkekeh melakukan hal yang sama sebenarnya di hatinya mencoba menghilangkan semua perasaan ini pada Reynald mencoba mengerti apa arti permainan mereka."Bangun Lola! Ayo kita makan dulu!""Ehm ... Jadi aku nggak bisa meluk bang Rey lebih lama lagi?"Reynald menggelengkan kepalanya."Karena aku udah laper banget! Sebelum aku makan kamu!""Ish, takut dong! Aku nggak mau dimakan!" celetuk Lola dengan matanya yang membulat dan Reynald tertawa kecil lalu mengangkat tubuh Lola di atas kedua tangannya."Bang Rey!" Lola mengerjapkan matanya ketika Reynald turun dari tempat duduk mereka."Hmm?" jawab Reynald dari panggilan Lola tapi dia tidak menghentikan langkah kakinya."Kita nggak pakai baju loh bang
"Hah! A-apa kamu bilang Lola?" Reynald mengerlingkan matanya saat mendengar jawaban dari Lola. Sungguh sesuatu yang tidak bisa dipercaya olehnya."Ya itu tadi aku udah bilang! Aku mau cari Sugar Daddy yang baru," jawab Lola singkat. Dia tersenyum pada Reynald, lalu memalingkan wajahnya pada lemari pakaiannya membuat Reynald tidak bisa terima setelah menghembuskan napas kasar, dia kembali menarik tangan Lola."Bukannya kamu bilang kalau kamu nggak akan pernah mencari Sugar Daddy lagi? Kamu nggak akan mau lagi berhubungan seperti ini? Kamu mau fokus sama pendidikan kamu?" Reynald bicara sangat menggebu-gebu kepada Lola, entah kenapa Reynald tak dapat menahan perasaannya, tiba-tiba dirinya kesal.Dan wanita di hadapan Reynald pun menganggukkan kepalanya."Iya bener! Emang rencana aku gitu!" Lola menjawab jujur."Lalu kenapa kamu mau hubungi mami Ajeng lagi?" Lagi Reynald semakin ingin tahu."Soalnya aku masih mau diperhatiin! Dan rasanya
(Beberapa detik setelah Lola keluar dari kamar tadi malam)Klek'Ssshh ... Anak itu! Benar-benar! Aku bilang tidak mau makan dia benar-benar meninggalkanku dan pergi ke ruang makan sendirian! Kenapa dia tidak membujukku, membangunkan aku dan mengajakku ke ruang makan? Kau ini Lola!' Reynald memposisikan tubuhnya duduk dan gemas sekali karena Lola tetap saja melangkah pergi bahkan meninggalkannya sendiri di kamar, "Apa dia nggak tahu kalau aku juga lapar? Aku udah muasin dia, aku udah kehilangan banyak tenaga aku dan seenaknya aja dia pergi begitu?" oceh Reynald kesal sekali sambil bersungut dan melempar bantalnya ke samping tempat tidurnya, lalu merebahkan lagi tubuhnya tanpa menggunakan bantal. Tangan Reynald kembali mengambil bantal yang tadi dilemparnya untuk menutup wajahnya."Sssh! Apa aku keluar aja ya bicara sama dia? Tapi nanti dulu! Apa mungkin dia sedang membuatkan makanan untukku? Dia memasakan makanannya dulu dan setelah itu baru dia membangunkan aku?" Reynald sudah berpik
"Ssshh! Kenapa bisa kayak gini sih!"Reynald mengomel lalu dia membuka jasnya menempelnya sembarangan dan mengangkat tubuh Lola di atas kedua tangannya"Ssssshhh ... hhh ...,"Lola kembali bergetar karena kedinginan"Kamu demam Lola! Kenapa bisa kayak gini sih! Kenapa kamu nggak bilang aku kalau kamu sakit!" Sudah lupalah Reynald kalau tadi dia berniat untuk mengusir Lola, justru saat ini dia membawa Lola kembali ke tempat tidur Reynald, membaringkannya dan menyelimutinya."Sssh! Panas banget badanmu!" Reynald agak panik dia segera berdiri keluar mencari kotak P3K dan mengambil termometer lalu kembali mengukur suhu badan Lola."Ya Tuhan demam empat puluh satu derajat!" Reynald melotot melihatnya. "Huuh, ada apa dengannya? Kenapa dia nggak bilang sih ke aku kalau sakit! Jadi ngerepotin kayak gini!" keluh Reynald sambil melepaskan dasinya juga membuangnya sembarangan menggulung lengan bajunya dan mengeluarkan es, untuk mengompres, lalu segera kembali ke dalam kamar mencoba menurunkan d
Reynald: Kenapa kau memaksaku seperti ini!David: Kau akan tahu suatu saat nanti kenapa aku begini! Bawa wanita itu ke tempatku besok malam! Atau jangan salahkan aku jika aku memaksamu lebih! Kau tahu apa yang bisa aku lakukan bukan? Klik"Fuuuh!" Reynald menghela napasnya dan memejamkan mata sambil kedua tangannya mencengkram meja yang ada di depannya."Anda tidak apa-apa Tuan?"Reynald menggelengkan kepalanya, "Maaf aku melempar handphone-mu! Kalau itu rusak belilah yang baru!" Reynald menjawab sambil membawa dua mangkuk makanan masuk ke dalam kamarnya tidak mempedulikan Ferry yang sempat panik tadi ketika Reynald sudah melempar handphone-nya. 'Huh, untung saja tidak kenapa-napa! Dan untung aku masih bisa menangkapnya! Kesal sama kakeknya, handphoneku yang kena! Ada apa dengannya?' bisik hati Ferry merasa lega ketika Reynald sudah masuk kedalam kamarnya, walaupun dirinya merasa bingung dengan sikap Reynald yang tumben tempramen."Lola!" Reynald yang sudah ada di dalam kamar mengel
'Kenapa kejam banget sikapnya ke Bang Rey? Apa papa gak liat orang disampingku sangat serius punya niat serius dan perhatian padaku?'Sayangnya Rudi, papa Lola sudah sangat membencinya sehingga tidak ingin berlama-lama mendengarkan Reynald yang membuat hati Lola perih. Reynald sudah menunjukkan kasih sayangnya pada Lola dan perhatiannya yang begitu besar. Kenapa papanya tetap tak mau mendengarkannya dan tergugah hatinya?Lola tak mengerti. Tapi ini sangat menyakitkan bagi Lola."Baiklah kalau memang itu mau Anda!" Reynald bicara lagi."Saya yakin orang seperti Anda tidak mungkin Lost dan tidak memperhatikan Lola bukan? Anda pasti tahu kalau saya membawanya. Jam setengah delapan sekarang, tak mungkin Anda masih ada di rumah Anda," sindir Reynald yang sengaja ingin menunjukkan pada Lola kalau orang tuanya sudah tahu tentang kedatangan mereka."Apa maumu?"Tak menjawab, Rudi malah terlihat makin sinis."katakan saja apa maumu dan jangan menghabiskan waktu ku""Freddy, tunjukkan pada mer
"Bang Rey, tapi--"Lola ingin mengelak permintaan dari seseorang yang sangat dicintainya itu.CUP!"Aku tahu kamu nggak akan tenang. Kamu takut orang tuamu akan menyanggah lagi dan membuat masalah denganku bukan?"Ya jelas Lola mengangguk karena itu semua sesuai dengan ketakutan yang ada dalam benaknya"Udah, nggak usah khawatir, Lola! Aku tahu apa yang harus kulakukan dan tidak ada yang bisa membuat masalah denganku, Lola! Tenang saja." Reynald ingin meyakinkan dan tak mau Lola banyak pikiran."Tapi Bang Rey?""Lola, kalau kita nggak ketemu sama orang tuamu dan menyelesaikan masalah ini. kita tidak bicarakan dengan mereka baik-baik. Ya jelas saja semua ini tidak akan pernah selesai. Ujungnya mereka akan mengejar-ngejar aku atau mereka akan membuat masalah dengan pernikahan kita. Dan ini juga akan membuat mereka benci pada kita! Mau sampai kapan semua kebencian ini diteruskan?"Kini Reynald memegang wajah Lola dengan kedua tangannya mencoba meyakinkan wanitanya saat mata mereka bertau
"Yah, karena memang ayahku ingin kembali bersama ibuku Lola!""Eh, tunggu, tadi bukannya kata Bang Rey, ayah Bang Rey nggak bisa move on dari mamaku terus hubungannya papa bang Rey sama mamanya Bang Rey jadi berantakan?""Yep! Yang ku tahu begitu. Makanya aku dalam dilema saat tahu siapa kamu," jujur Reynald."Pertama, aku kesal dengan ayahku dan aku juga kasihan dengan ibuku. Kesal dengan ayahku karena dia lebih memilih ibumu sampai ibuku sakit makanya aku kecewa pada diriku kenapa aku bisa dekat dengan anak seorang wanita yang telah membuat keluargaku sendiri berantakan." Reynald diam sambil mengelus wajah Lola."Di sisi lain aku juga kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun dan tetap harus mengikuti arah yang d
"Me-memang apa yang terjadi Bang Rey?" Lola takut-takut bertanya."Ibumu, Dia adalah orang yang membuat ayah dan ibuku berpisah!"Kaget Lola mendegarnya. Tapi dari pandangan mata Reynald pria itu tidak bercanda saat menjelaskan ini."Ibumu belum menikah dengan ayahmu. Dan dia adalah wanita yang sangat dicintai oleh ayahku sampai dia tidak bisa sama sekali melihat ibuku!" lalu Reynald menunduk dengan tawa yang masih tersemat di bibirnya"Ibuku sangat mencintai ayahku! Dia mencoba mengejarnya dan membuatnya mencintainya. Dia benar-benar tulus sekali padanya. Tapi sayangnya ayahku hanya melihat pernikahannya seperti pernikahan yang memang sudah dipersiapkan oleh keluarga kami. Hingga akhirnya dia berselingkuh di belaka
"B-bang Rey, udah gak benci aku lagi?""Hmm, sebenarnya aku membencimu ketika aku memikirkan tentang keluargamu dan orang tuamu."Reynald tersenyum yang lebih menyerupai ringisan dan menunjukkan rasa bersalah di wajahnya, sungguh sebuah senyum yang tak membuatnya bahagia."Tapi kau bukan mereka!" Reynald menyadari kesalahannya."Seharusnya aku sadar kalau aku tidak bisa melimpahkan semua emosi dan kemarahanku padamu, Lola." Reynald menggelengkan kepalanya pelan"Tapi kondisinya kemarin sulit sekali untukku Dan aku tahu itu juga sulit untukmu! Dan seharusnya aku memikirkan tentang dirimu aku tidak egois cuma aku tidak tahu bagaimana aku harus berpikir! Aku-- aku sudah menyia-nyiakanmu, Lola. Aku tahu seharusnya tidak semudah ini aku minta maaf padamu setelah apa yang sudah kulakukan padamu.""Bang Rey, hhh!""Hey jangan menangis sayang!"Reynald dengan lembut mengusap air mata itu dan dia mendekat kepada Lola menempelkan bibirnya di wajah tepat di mana tadi dia menggerakkan tangannya m
"Apa kau sudah menyelidiki teman wanitanya tadi? kalau dia adalah gadis baik-baik saja dan tak ada intrik apapun, Ferry?"Bukan masalah apa yang ada di perekam suara yang masih di pegang Ferry, ajudannya yang ditanyakan pria itu."Sudah Tuan Reynald.""Bagaimana hasilnya?"Reynald justru mengkhawatirkan yang lain!Dan selama ini memang dia selalu saja memperhatikan wanita yang sudah pergi dengan bus itu. Tapi tentu saja dia melakukannya diam-diam supaya semua gerak-geriknya tidak diketahui oleh asisten kakeknya."Dari hasil pantauan orang suruhan saya, tidak ada yang terlalu aneh padanya. Gadis itu normal seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Semua terlihat baik-baik saja tapi saya juga tidak tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Hanya saja, Lola sepertinya cukup dekat dengannya dan banyak bicara dengannya. Mungkin satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana hubungan mereka dari rekaman ini?""Hmm. Tadi dia pergi ke arah sana! Apa kau sudah menyuruh orangmu untuk mengikutiny
"Huh, tebakanku yang pertama gagal! Apa mungkin kau--"Brenda tidak melanjutkan kata-katanya tapi lirikan matanya tertuju pada salah satu bagian tubuh Lola yang membuat wanita itu mengangguk"Kau benar Brenda. Aku punya bayi di dalam kandunganku!""Wow!" Sebuah penegasan yang membuat Brenda membuka mulutnya, termangu."Sorry, Jadi biar aku tebak! Apa keluargamu gak tahu soal ini?" Setelah mengembalikan pikirannya untuk fokus, Brenda menyuguhkan analisanya lagi, yang dijawab dengan anggukan kepala Lola. "Tidak Brenda, keluargaku gak tahu!"Lola masih menatap Brenda dengan wajahnya yang terlihat cemas, lebih tepatnya, kalut."Tidak ada yang boleh tahu! Aku harus melindungi anak ini dari keluargaku dan aku tidak bisa kalau aku gak dapat scholarship!" "Apa semua pendidikanmu bergantung pada itu?"Kembali Lola menggelengkan kepalanya"Tapi keluargaku tidak akan pernah menerimaku kalau mereka tahu kalau aku mengandung! Itu artinya mereka tidak akan membiayaiku lagi dan ini akan rumit! Biay
"Hahaha! Kau pasti bercandakan?""Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy."Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola."Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!""Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!""Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi."Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo