BRAAAK!Suara pintu yang tertutup sangat keras membuat hati Lola berdenyut. Kedua orang tuanya sepertinya sangat marah padanya. Wajar sih, dia sudah melakukan perbuatan yang salah. Tapi apa yang bisa dilakukan Lola sekarang? Sedangkan hati Lola jadi galau. Lola tidak menyangka saja kalau orang tuanya mengenal keluarga Reynald. Dan semua kesalahan ini karena Lola yang sudah bermain api lebih dulu.Bruuuuuum!Kini suara mobil menderu karena diinjak pedal gasnya cukup dalam oleh papanya. Ini membuat Lola tersenyum getir. 'Pantas aku seperti mengenal mobil ini. Ternyata benar ini adalah mobil Papa!' bisik hati Lola yang hanya bisa bergeming di jok penumpang belakang.Suasana di dalam mobil itu sunyi. Tidak ada satupun percakapan yang dimulai baik oleh papanya maupun mamanya.'Sepertinya hubungan papa dan mama ga baik dengan keluarga Bang Rey!' Lola bergeming lagi di hatinya. Ini berdasarkan prasangkanya saja,Lola tidak tahu apakah dia akan dihakimi atau tidak karena keruwetan yang dibua
"Tapi ...,""Maaf Nona tolong jangan mempersulit kondisi ini! Kami hanya menjalankan tugas!"Kalau dipikir-pikir dengan hati nurani tidak ada penjaga yang tega untuk membuat Lola tetap berada di dalam rumahnya dan menjalankan hukuman dari ayahnya. Tapi mereka tidak ada pilihan. Mereka digaji untuk itu. Lagipula bukankah semua orang tua tidak akan pernah menyakiti putrinya?Dengan berat hati pengawal-pengawal itu mencoba menutup pintu dan membiarkan Lola di dalam meskipun mereka juga tidak enak melihat lelehan air mata Lola"Aku nggak bisa keluar!"Hanya kata-kata lirih itulah yang keluar dari bibir Lola kemudian di saat yang bersamaan"Non, apa mau disiapkan sarapan paginya?"Sapaan asisten rumah tangga baru saja terdengar di telinga Lola di saat dirinya masih membalikkan badan menatap ke pintu rumahnya. Pembantunya datang dari belakang dan ini membuat Lola menghapus air matanya dulu, dia tidak ingin terlihat menangis walaupun Lola yakin kalau pembantunya pasti tahu dirinya baru saja
"Tidak boleh! aku tidak boleh negatif thinking! Pasti ini karena aku ketiduran aja makanya Si bibi enggak bangunin aku pas mama dan papaku datang!"Lola sih berharap kalau dirinya hanyalah berprasangka saja padahal ayah ibunya tidak seperti itu, Lola berusaha positif! Karena itulah pagi ini Lola segera keluar dan menemui pembantunya"Bi, kenapa enggak ngebangunin aku waktu papa dan mama datang?"Lola langsung menanyakan pada masalah intinya dan ini memang seperti menuduh."Maaf Non. Tapi Nyonya dan Tuan memang tidak pulang ke rumah! Bukannya bibi tidak mau membangunkan Non!"Hancur hati Lola ketika mendengar penjelasan dari pembantunya. Getir hatinya dan membuat Lola ingin menangis. Ke mana orang tuanya? kenapa tak memprdulikannya?Tapi"Lola, apa kabar?" Sapaan dari belakangnya membuat Lola sedikit terhenyak dan menengok ke arah sumber suara."Mas Isal?"Lola lupa kalau dia pernah janjian dengan Faisal ingin bertemu. Dan karena itu Faisal datang ke rumahnya kah?Ada senyum di wajah
"Huh? Apa Lola?" Bukan nama yang dipanggil Lola yang menimpali. Tapi seseorang yang ada di samping Lola, yaitu faisal. Namun sayangnya Lola tidak menatap padanya. Pandangan matanya masih tertuju pada seseorang yang pas sekali baru saja menyelesaikan urusannya dan kini dia sudah berdiri menatap ke arah pintu di mana Lola masih berdiri di sana."Bang Rey, a-aku --" Lola tentu saja terburu-buru menghampiri Reynald. Dia ingin bicara dengan pria itu dan mengutarakan semua pertanyaan yang bisa dijawab oleh Reynald ditelepon.Tapi sayangnya"Reynald, siapa gadis ini?" Pertanyaan inilah yang membuat Lola tidak jadi bicara. Seseorang yang ada di samping Reynald membuat Lola berdiri kaku. Lola tak siap dengan yang dilihatnya.'Siapa wanita ini? Dia terlihat elegan sekali dengan pakaiannya. Sangat rapih, seperti wanita berpendidikan tinggi dan sangat berkelas!' Lola berpikir seperti ini bukan karena siapa yang lebih kaya dan siapa yang miskin. Lola juga dari keluarga yang berpengaruh. Tapi dia
"Apa salahnya sampai kau bersikap kasar padanya?" Faisal tidak tahu apa yang diperbuat oleh Lola tapi cara Reynald terlalu buruk dan membuatnya protes. Faisal sendiri tidak pernah bersikap kasar seperti ini kepada Wanita. Dan ini sangat tidak sopan, membentak dan mengusir di depan khalayak ramai. Faisal tahu, Lola tak mungkin mmengejar Reynald kalau tidak ada masalah. Karena itulah dia meninggikan suaranya."Mas Isal udah!"Lola mencoba untuk menenangkan Faisal, meski masih sambil sesegukan. Dia tidak mau sampai ada keributan karena dia datang ke sini untuk minta maaf pada Reynald. pandangan matanya lalu mengarah lagi pada Reynald"Bang Rey!"Lola baru ingin mengutarakan isi hatinyaTapi"Hei tunggu dulu dia masih ingin bicara denganmu!”Faisal yang justru nyolot karena Reynald pergi begitu saja tidak mempedulikan Lola. seakan-akan memang benar, mereka tidak pernah mengenal satu sama lain! Sikapnya dingin dan cuek begitu memilukan hati Lola. Ingin rasanya Faisal mengejar dan meninju w
"Lo--" Faisal ingin mencegah dan memegang tangan lolatapi'Aduh terlambat!'Tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Faisal untuk mencegahnya, karena Lola sekarang sudah berlari mendekat ke arah pengantin. Kenapa Lola harus merendahkan dirinya sendiri dan mengejar pria itu sampai sebegitunya? "Bang Rey!" Sebelum sempat Faisal mendapatkan jawabannya, suara itu pecah! Lola masih seorang remaja naif yang memang tidak bisa mengendalikan dirinya! dia membuat semua tamu undangan sekarang mengalihkan pandangan padanya di saat mereka tadinya fokus pada mempelai. Ini juga membuat Reynald dan wanita di sampingnya melirik dengan tatapan tak suka."Jadi bang Rey memutuskan untuk menerima rencana perikahannya?""Ya karena aku mencintai wanita di sampingku! Dan kenapa kau ada di sini? Dari tadi pagi kau terus saja mengejarku!" pria itu dengan dinginnya membuang wajah sambil satu tangannya merangkul wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya'Bang Rey, Kenapa kau begini padaku? kenapa kau harus me
"Oke kalau itu maumu!"Tentu suara ini juga terdengar oleh Mela yang ada di ujung telepon Faisal."Tolong antarkan aku pulang! Terima kasih ya Faisal!"Mela tidak menunggu Faisal menjawab lagi tapi dia sudah mengatakan itu sebelum menutup teleponnya"Kau yakin kau akan pulang sekarang, Lola?"Lagi, pertanyaan Faisal yang tentu saja dijawab Lola dengan anggukan kepalanya"Kalaupun aku menunda pulang, aku tetap akan pulang ke rumah juga kan nantinya, mas Isal?" wanita itu mencoba untuk tegar dengan memberikan senyum di bibirnya"Jadi pulang ya? udah mantep nih?""Hmm, kita pulang aja Mas Isal, lagian ni udah malam. Mas Isal juga mesti istirahat, kan?"Tak ada jawaban, Faisal hanya menyuguhkan senyum di bibirnya"Mau beli martabak?" "enggak usah." Lola menolak“Kita pulang aja!”jawab Lola sambil dia meregangkan tubuhnya"Aku kayaknya capek banget dan pengen tidur aja!""Oke! Apa sih yang enggak buatmu, Lola?"Faisal tidak membuang waktu, selesai dia bicara, dia pun kembali melajukan mo
"Baik Nyonya."Apalagi yang bisa dilakukan oleh Pak Mul selain mengikuti perintah Mela. Dia berjalan memutar menuju ke kemudinya, terpaksa membiarkan Lola berdiri sendiri meskipun pria itu tidak tega.'Yang sabar ya Non, mudah-mudahan hati mama dan papanya non Lola dilembutkan!'Pak Mul hanyalah seorang driver. Dia tidak punya kemampuan apapun untuk menolong Lola dan saat ini sudah ada di dalam mobil, sambil mendoakan saja yang bisa dilakukannya."Kita kembali ke rumah!""Iya nyonya!"Dan dia hanya bisa mengikuti perintah juragan yang sudah membayarnya.dreet dret dreetDi saat tangan Mela memijat kepala, teleponnya berdering, terpaksa Mela membuka kembali tasnya dan tersenyum melihat nama di layarnya."Iya Faisal? Ehm, maaf untuk keributan yang di buat Lola di resto keluarga kalian.""gapapa tate. aku menelepon bukan untuk itu," seru Faisal di ujung teleponnya. "Oh, lalu, ada yang bisa kubantu?" Mela tentu langsung menanyakan keperluannya, sangat ramah beda sekali dengan sikap yang