"Lo--" Faisal ingin mencegah dan memegang tangan lolatapi'Aduh terlambat!'Tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh Faisal untuk mencegahnya, karena Lola sekarang sudah berlari mendekat ke arah pengantin. Kenapa Lola harus merendahkan dirinya sendiri dan mengejar pria itu sampai sebegitunya? "Bang Rey!" Sebelum sempat Faisal mendapatkan jawabannya, suara itu pecah! Lola masih seorang remaja naif yang memang tidak bisa mengendalikan dirinya! dia membuat semua tamu undangan sekarang mengalihkan pandangan padanya di saat mereka tadinya fokus pada mempelai. Ini juga membuat Reynald dan wanita di sampingnya melirik dengan tatapan tak suka."Jadi bang Rey memutuskan untuk menerima rencana perikahannya?""Ya karena aku mencintai wanita di sampingku! Dan kenapa kau ada di sini? Dari tadi pagi kau terus saja mengejarku!" pria itu dengan dinginnya membuang wajah sambil satu tangannya merangkul wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya'Bang Rey, Kenapa kau begini padaku? kenapa kau harus me
"Oke kalau itu maumu!"Tentu suara ini juga terdengar oleh Mela yang ada di ujung telepon Faisal."Tolong antarkan aku pulang! Terima kasih ya Faisal!"Mela tidak menunggu Faisal menjawab lagi tapi dia sudah mengatakan itu sebelum menutup teleponnya"Kau yakin kau akan pulang sekarang, Lola?"Lagi, pertanyaan Faisal yang tentu saja dijawab Lola dengan anggukan kepalanya"Kalaupun aku menunda pulang, aku tetap akan pulang ke rumah juga kan nantinya, mas Isal?" wanita itu mencoba untuk tegar dengan memberikan senyum di bibirnya"Jadi pulang ya? udah mantep nih?""Hmm, kita pulang aja Mas Isal, lagian ni udah malam. Mas Isal juga mesti istirahat, kan?"Tak ada jawaban, Faisal hanya menyuguhkan senyum di bibirnya"Mau beli martabak?" "enggak usah." Lola menolak“Kita pulang aja!”jawab Lola sambil dia meregangkan tubuhnya"Aku kayaknya capek banget dan pengen tidur aja!""Oke! Apa sih yang enggak buatmu, Lola?"Faisal tidak membuang waktu, selesai dia bicara, dia pun kembali melajukan mo
"Baik Nyonya."Apalagi yang bisa dilakukan oleh Pak Mul selain mengikuti perintah Mela. Dia berjalan memutar menuju ke kemudinya, terpaksa membiarkan Lola berdiri sendiri meskipun pria itu tidak tega.'Yang sabar ya Non, mudah-mudahan hati mama dan papanya non Lola dilembutkan!'Pak Mul hanyalah seorang driver. Dia tidak punya kemampuan apapun untuk menolong Lola dan saat ini sudah ada di dalam mobil, sambil mendoakan saja yang bisa dilakukannya."Kita kembali ke rumah!""Iya nyonya!"Dan dia hanya bisa mengikuti perintah juragan yang sudah membayarnya.dreet dret dreetDi saat tangan Mela memijat kepala, teleponnya berdering, terpaksa Mela membuka kembali tasnya dan tersenyum melihat nama di layarnya."Iya Faisal? Ehm, maaf untuk keributan yang di buat Lola di resto keluarga kalian.""gapapa tate. aku menelepon bukan untuk itu," seru Faisal di ujung teleponnya. "Oh, lalu, ada yang bisa kubantu?" Mela tentu langsung menanyakan keperluannya, sangat ramah beda sekali dengan sikap yang
"Apa? Hahahah!" Jelas saja apa yang baru saja diutarakan oleh Reynald membuat wanita yang bersamanya terkekeh."Tidak malam pertama, kedua dan ketiga. Lalu bagaimana caramu mewujudkan permintaan orang tua untuk membuat kita memiliki keturunan? Sepertinya mereka ingin sekali kita cepat-cepat punya anak!" tanya Merry dengan sedikit menyindir karena memang sudah jelas sekali tujuan keluarga mereka menikahkan keturunan mereka agar memiliki generasi penerus.Merry adalah anak tunggal dari seorang multi trilioner sedangkan Reynald dia juga harus mengamankan aset keluarga lalu bagaimana jika mereka tidak punya keturunan? Ini tidak masuk akal."Carilah siapapun yang bisa membuatmu mengandung dan aku akan mengakuinya sebagai anakku."Sangat gampang sekali pria itu bicara, lalu dia sudah membalikan badannya mau menaiki tangga tak peduli dengan Merry yang masih mengejarnya."Aku tidak mau melakukan itu!""Dan aku juga tidak ada niat memberikan benihku!" pekik Reynald. "Walaupun kau mencoba berb
"Semangat! Kau harus kuat Lola!"Kata-kata itu terucap di bibir Lola untuk dirinya sendiri saat melihat mobil Mela sudah menjauh. Lola berjalan memasuki bandara seorang diri, menggeret kopernya dengan perasaan yang campur aduk. Diusir dari negara sendiri oleh orang tuanya, diungsikan sejauh mungkin dari keluarga, ini sungguh menyiksanya!'Aku hanya menginginkan cinta! Aku hanya ingin perhatian sedikit saja! Makanya aku berani melakukan semuanya. Tapi ... Sudahlah, caraku memang salah sih!'Lola sebenarnya ingin membela diri karena dia memang sangat merindukan seseorang yang bisa memberikan perhatian tulus dan itu sempat dipikir Lola bisa didapatkan dari Reynald. Sayangnya hanya meninggalkan perih.'Aku pikir kau benar-benar mempedulikan aku! tapi ternyata benar yang kau katakan semua ini hanya kontrak! kau tidak peduli padaku Dan aku juga tidak tahu apa permasalahanmu dengan keluargaku sampai kau membenciku!'Sambil mengangkat kopernya untuk cek Xray, Lola sambil bergumam. Dia berjal
"Ah, perutku!"Lola meremas perutnya setelah dia mengeluarkan semua isi di dalamnya. Rasa mual itu membuat kepalanya sangat pening tapi setelah dia melepaskan semua isi perutnya tadi Lola merasa lebih baik dan kini dia lebih stabil. Lola bisa berdiri dan keluar dari bilik toilet itu."Uh, ada apa dengan diriku ya? makan apa aku?"Lola berusaha berpikir, flashback sambil menyalakan keran wastafel. Dia mengambil tisu dan membersihkan wajahnya sambil menatap ke arah cermin."Kayaknya aku nggak salah makan deh!"Lola pun berusaha mengingat, merunut yang dimakannya dari pagi, sambil dia berdecak."Mungkinkah?"Namun kini Lola kembali memegang perutnya dan mengeluarkan handphonenya, panik, Lola mengecek kalender di sana."Oh tidak, ini gak mungkin, kan!"Wajah Lola pias. Dia ketakutan. "Tapi ini memang mungkin, karena kami melakukannya tidak pernah pakai pengaman. Apalagi waktu terakhir Bang Rey bilang, kalau hamil juga tidak apa-apa karena dia akan tanggung jawab!"Lola masih mengingat se
"Ah, sudahlah. Aku pikirkan ini nanti saja!" Lola yang melihat bus yang harus dia naiki sudah datang, ingin menunda dulu memikirkan masalahnya ini. Dia sudah melangkah masuk dan mencoba untuk tetap tenang.Tapi, apakah Lola bisa menenagkan dirinya?"Aduh bagaimana kalau mama sama papa tahu aku beneran hamil?"Lola bicara lirih dengan netranya memindai cawan kecil yang baru selesai diaduk olehnya"Gula ini tidak larut!" Lola bicara dengan airmatanya yang membumbung."Berarti memang ada kandungan hormon HCG di dalam urine-ku!"Lola tak bisa memungkiri ucapannya barusan. Lola memang mengecek kehamilannya dengan cara manual, yaitu dengan menuangkan sejumput gula di dalam cairan urine yang sudah ditampung pada mangkuk. Wanita yang mengandung, maka urinnya tidak akan bisa melarutkan gula. Karena itu, akan ada gumpalan pada urine seperti yang dilihatnya sekarang."Ini ga mungkin salah!" bisiknya lagi lirih.Lola tahu teknik ini karena saat sekolah dulu Lola pernah mempelajarinya. Lola mema
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo
'Kenapa kejam banget sikapnya ke Bang Rey? Apa papa gak liat orang disampingku sangat serius punya niat serius dan perhatian padaku?'Sayangnya Rudi, papa Lola sudah sangat membencinya sehingga tidak ingin berlama-lama mendengarkan Reynald yang membuat hati Lola perih. Reynald sudah menunjukkan kasih sayangnya pada Lola dan perhatiannya yang begitu besar. Kenapa papanya tetap tak mau mendengarkannya dan tergugah hatinya?Lola tak mengerti. Tapi ini sangat menyakitkan bagi Lola."Baiklah kalau memang itu mau Anda!" Reynald bicara lagi."Saya yakin orang seperti Anda tidak mungkin Lost dan tidak memperhatikan Lola bukan? Anda pasti tahu kalau saya membawanya. Jam setengah delapan sekarang, tak mungkin Anda masih ada di rumah Anda," sindir Reynald yang sengaja ingin menunjukkan pada Lola kalau orang tuanya sudah tahu tentang kedatangan mereka."Apa maumu?"Tak menjawab, Rudi malah terlihat makin sinis."katakan saja apa maumu dan jangan menghabiskan waktu ku""Freddy, tunjukkan pada mer
"Bang Rey, tapi--"Lola ingin mengelak permintaan dari seseorang yang sangat dicintainya itu.CUP!"Aku tahu kamu nggak akan tenang. Kamu takut orang tuamu akan menyanggah lagi dan membuat masalah denganku bukan?"Ya jelas Lola mengangguk karena itu semua sesuai dengan ketakutan yang ada dalam benaknya"Udah, nggak usah khawatir, Lola! Aku tahu apa yang harus kulakukan dan tidak ada yang bisa membuat masalah denganku, Lola! Tenang saja." Reynald ingin meyakinkan dan tak mau Lola banyak pikiran."Tapi Bang Rey?""Lola, kalau kita nggak ketemu sama orang tuamu dan menyelesaikan masalah ini. kita tidak bicarakan dengan mereka baik-baik. Ya jelas saja semua ini tidak akan pernah selesai. Ujungnya mereka akan mengejar-ngejar aku atau mereka akan membuat masalah dengan pernikahan kita. Dan ini juga akan membuat mereka benci pada kita! Mau sampai kapan semua kebencian ini diteruskan?"Kini Reynald memegang wajah Lola dengan kedua tangannya mencoba meyakinkan wanitanya saat mata mereka bertau
"Yah, karena memang ayahku ingin kembali bersama ibuku Lola!""Eh, tunggu, tadi bukannya kata Bang Rey, ayah Bang Rey nggak bisa move on dari mamaku terus hubungannya papa bang Rey sama mamanya Bang Rey jadi berantakan?""Yep! Yang ku tahu begitu. Makanya aku dalam dilema saat tahu siapa kamu," jujur Reynald."Pertama, aku kesal dengan ayahku dan aku juga kasihan dengan ibuku. Kesal dengan ayahku karena dia lebih memilih ibumu sampai ibuku sakit makanya aku kecewa pada diriku kenapa aku bisa dekat dengan anak seorang wanita yang telah membuat keluargaku sendiri berantakan." Reynald diam sambil mengelus wajah Lola."Di sisi lain aku juga kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun dan tetap harus mengikuti arah yang d
"Me-memang apa yang terjadi Bang Rey?" Lola takut-takut bertanya."Ibumu, Dia adalah orang yang membuat ayah dan ibuku berpisah!"Kaget Lola mendegarnya. Tapi dari pandangan mata Reynald pria itu tidak bercanda saat menjelaskan ini."Ibumu belum menikah dengan ayahmu. Dan dia adalah wanita yang sangat dicintai oleh ayahku sampai dia tidak bisa sama sekali melihat ibuku!" lalu Reynald menunduk dengan tawa yang masih tersemat di bibirnya"Ibuku sangat mencintai ayahku! Dia mencoba mengejarnya dan membuatnya mencintainya. Dia benar-benar tulus sekali padanya. Tapi sayangnya ayahku hanya melihat pernikahannya seperti pernikahan yang memang sudah dipersiapkan oleh keluarga kami. Hingga akhirnya dia berselingkuh di belaka
"B-bang Rey, udah gak benci aku lagi?""Hmm, sebenarnya aku membencimu ketika aku memikirkan tentang keluargamu dan orang tuamu."Reynald tersenyum yang lebih menyerupai ringisan dan menunjukkan rasa bersalah di wajahnya, sungguh sebuah senyum yang tak membuatnya bahagia."Tapi kau bukan mereka!" Reynald menyadari kesalahannya."Seharusnya aku sadar kalau aku tidak bisa melimpahkan semua emosi dan kemarahanku padamu, Lola." Reynald menggelengkan kepalanya pelan"Tapi kondisinya kemarin sulit sekali untukku Dan aku tahu itu juga sulit untukmu! Dan seharusnya aku memikirkan tentang dirimu aku tidak egois cuma aku tidak tahu bagaimana aku harus berpikir! Aku-- aku sudah menyia-nyiakanmu, Lola. Aku tahu seharusnya tidak semudah ini aku minta maaf padamu setelah apa yang sudah kulakukan padamu.""Bang Rey, hhh!""Hey jangan menangis sayang!"Reynald dengan lembut mengusap air mata itu dan dia mendekat kepada Lola menempelkan bibirnya di wajah tepat di mana tadi dia menggerakkan tangannya m
"Apa kau sudah menyelidiki teman wanitanya tadi? kalau dia adalah gadis baik-baik saja dan tak ada intrik apapun, Ferry?"Bukan masalah apa yang ada di perekam suara yang masih di pegang Ferry, ajudannya yang ditanyakan pria itu."Sudah Tuan Reynald.""Bagaimana hasilnya?"Reynald justru mengkhawatirkan yang lain!Dan selama ini memang dia selalu saja memperhatikan wanita yang sudah pergi dengan bus itu. Tapi tentu saja dia melakukannya diam-diam supaya semua gerak-geriknya tidak diketahui oleh asisten kakeknya."Dari hasil pantauan orang suruhan saya, tidak ada yang terlalu aneh padanya. Gadis itu normal seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Semua terlihat baik-baik saja tapi saya juga tidak tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Hanya saja, Lola sepertinya cukup dekat dengannya dan banyak bicara dengannya. Mungkin satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana hubungan mereka dari rekaman ini?""Hmm. Tadi dia pergi ke arah sana! Apa kau sudah menyuruh orangmu untuk mengikutiny
"Huh, tebakanku yang pertama gagal! Apa mungkin kau--"Brenda tidak melanjutkan kata-katanya tapi lirikan matanya tertuju pada salah satu bagian tubuh Lola yang membuat wanita itu mengangguk"Kau benar Brenda. Aku punya bayi di dalam kandunganku!""Wow!" Sebuah penegasan yang membuat Brenda membuka mulutnya, termangu."Sorry, Jadi biar aku tebak! Apa keluargamu gak tahu soal ini?" Setelah mengembalikan pikirannya untuk fokus, Brenda menyuguhkan analisanya lagi, yang dijawab dengan anggukan kepala Lola. "Tidak Brenda, keluargaku gak tahu!"Lola masih menatap Brenda dengan wajahnya yang terlihat cemas, lebih tepatnya, kalut."Tidak ada yang boleh tahu! Aku harus melindungi anak ini dari keluargaku dan aku tidak bisa kalau aku gak dapat scholarship!" "Apa semua pendidikanmu bergantung pada itu?"Kembali Lola menggelengkan kepalanya"Tapi keluargaku tidak akan pernah menerimaku kalau mereka tahu kalau aku mengandung! Itu artinya mereka tidak akan membiayaiku lagi dan ini akan rumit! Biay
"Hahaha! Kau pasti bercandakan?""Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy."Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola."Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!""Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!""Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi."Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo