"Baik Nyonya."Apalagi yang bisa dilakukan oleh Pak Mul selain mengikuti perintah Mela. Dia berjalan memutar menuju ke kemudinya, terpaksa membiarkan Lola berdiri sendiri meskipun pria itu tidak tega.'Yang sabar ya Non, mudah-mudahan hati mama dan papanya non Lola dilembutkan!'Pak Mul hanyalah seorang driver. Dia tidak punya kemampuan apapun untuk menolong Lola dan saat ini sudah ada di dalam mobil, sambil mendoakan saja yang bisa dilakukannya."Kita kembali ke rumah!""Iya nyonya!"Dan dia hanya bisa mengikuti perintah juragan yang sudah membayarnya.dreet dret dreetDi saat tangan Mela memijat kepala, teleponnya berdering, terpaksa Mela membuka kembali tasnya dan tersenyum melihat nama di layarnya."Iya Faisal? Ehm, maaf untuk keributan yang di buat Lola di resto keluarga kalian.""gapapa tate. aku menelepon bukan untuk itu," seru Faisal di ujung teleponnya. "Oh, lalu, ada yang bisa kubantu?" Mela tentu langsung menanyakan keperluannya, sangat ramah beda sekali dengan sikap yang
"Apa? Hahahah!" Jelas saja apa yang baru saja diutarakan oleh Reynald membuat wanita yang bersamanya terkekeh."Tidak malam pertama, kedua dan ketiga. Lalu bagaimana caramu mewujudkan permintaan orang tua untuk membuat kita memiliki keturunan? Sepertinya mereka ingin sekali kita cepat-cepat punya anak!" tanya Merry dengan sedikit menyindir karena memang sudah jelas sekali tujuan keluarga mereka menikahkan keturunan mereka agar memiliki generasi penerus.Merry adalah anak tunggal dari seorang multi trilioner sedangkan Reynald dia juga harus mengamankan aset keluarga lalu bagaimana jika mereka tidak punya keturunan? Ini tidak masuk akal."Carilah siapapun yang bisa membuatmu mengandung dan aku akan mengakuinya sebagai anakku."Sangat gampang sekali pria itu bicara, lalu dia sudah membalikan badannya mau menaiki tangga tak peduli dengan Merry yang masih mengejarnya."Aku tidak mau melakukan itu!""Dan aku juga tidak ada niat memberikan benihku!" pekik Reynald. "Walaupun kau mencoba berb
"Semangat! Kau harus kuat Lola!"Kata-kata itu terucap di bibir Lola untuk dirinya sendiri saat melihat mobil Mela sudah menjauh. Lola berjalan memasuki bandara seorang diri, menggeret kopernya dengan perasaan yang campur aduk. Diusir dari negara sendiri oleh orang tuanya, diungsikan sejauh mungkin dari keluarga, ini sungguh menyiksanya!'Aku hanya menginginkan cinta! Aku hanya ingin perhatian sedikit saja! Makanya aku berani melakukan semuanya. Tapi ... Sudahlah, caraku memang salah sih!'Lola sebenarnya ingin membela diri karena dia memang sangat merindukan seseorang yang bisa memberikan perhatian tulus dan itu sempat dipikir Lola bisa didapatkan dari Reynald. Sayangnya hanya meninggalkan perih.'Aku pikir kau benar-benar mempedulikan aku! tapi ternyata benar yang kau katakan semua ini hanya kontrak! kau tidak peduli padaku Dan aku juga tidak tahu apa permasalahanmu dengan keluargaku sampai kau membenciku!'Sambil mengangkat kopernya untuk cek Xray, Lola sambil bergumam. Dia berjal
"Ah, perutku!"Lola meremas perutnya setelah dia mengeluarkan semua isi di dalamnya. Rasa mual itu membuat kepalanya sangat pening tapi setelah dia melepaskan semua isi perutnya tadi Lola merasa lebih baik dan kini dia lebih stabil. Lola bisa berdiri dan keluar dari bilik toilet itu."Uh, ada apa dengan diriku ya? makan apa aku?"Lola berusaha berpikir, flashback sambil menyalakan keran wastafel. Dia mengambil tisu dan membersihkan wajahnya sambil menatap ke arah cermin."Kayaknya aku nggak salah makan deh!"Lola pun berusaha mengingat, merunut yang dimakannya dari pagi, sambil dia berdecak."Mungkinkah?"Namun kini Lola kembali memegang perutnya dan mengeluarkan handphonenya, panik, Lola mengecek kalender di sana."Oh tidak, ini gak mungkin, kan!"Wajah Lola pias. Dia ketakutan. "Tapi ini memang mungkin, karena kami melakukannya tidak pernah pakai pengaman. Apalagi waktu terakhir Bang Rey bilang, kalau hamil juga tidak apa-apa karena dia akan tanggung jawab!"Lola masih mengingat se
"Ah, sudahlah. Aku pikirkan ini nanti saja!" Lola yang melihat bus yang harus dia naiki sudah datang, ingin menunda dulu memikirkan masalahnya ini. Dia sudah melangkah masuk dan mencoba untuk tetap tenang.Tapi, apakah Lola bisa menenagkan dirinya?"Aduh bagaimana kalau mama sama papa tahu aku beneran hamil?"Lola bicara lirih dengan netranya memindai cawan kecil yang baru selesai diaduk olehnya"Gula ini tidak larut!" Lola bicara dengan airmatanya yang membumbung."Berarti memang ada kandungan hormon HCG di dalam urine-ku!"Lola tak bisa memungkiri ucapannya barusan. Lola memang mengecek kehamilannya dengan cara manual, yaitu dengan menuangkan sejumput gula di dalam cairan urine yang sudah ditampung pada mangkuk. Wanita yang mengandung, maka urinnya tidak akan bisa melarutkan gula. Karena itu, akan ada gumpalan pada urine seperti yang dilihatnya sekarang."Ini ga mungkin salah!" bisiknya lagi lirih.Lola tahu teknik ini karena saat sekolah dulu Lola pernah mempelajarinya. Lola mema
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo
"Hahaha! Kau pasti bercandakan?""Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy."Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola."Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!""Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!""Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi."Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil
"Huh, tebakanku yang pertama gagal! Apa mungkin kau--"Brenda tidak melanjutkan kata-katanya tapi lirikan matanya tertuju pada salah satu bagian tubuh Lola yang membuat wanita itu mengangguk"Kau benar Brenda. Aku punya bayi di dalam kandunganku!""Wow!" Sebuah penegasan yang membuat Brenda membuka mulutnya, termangu."Sorry, Jadi biar aku tebak! Apa keluargamu gak tahu soal ini?" Setelah mengembalikan pikirannya untuk fokus, Brenda menyuguhkan analisanya lagi, yang dijawab dengan anggukan kepala Lola. "Tidak Brenda, keluargaku gak tahu!"Lola masih menatap Brenda dengan wajahnya yang terlihat cemas, lebih tepatnya, kalut."Tidak ada yang boleh tahu! Aku harus melindungi anak ini dari keluargaku dan aku tidak bisa kalau aku gak dapat scholarship!" "Apa semua pendidikanmu bergantung pada itu?"Kembali Lola menggelengkan kepalanya"Tapi keluargaku tidak akan pernah menerimaku kalau mereka tahu kalau aku mengandung! Itu artinya mereka tidak akan membiayaiku lagi dan ini akan rumit! Biay