Share

Bab 0580

Dia maju selangkah. Semakin dekat, dia semakin menyadari bahwa Kakek Susilo yang ada di depannya ini begitu aneh.

Seolah semua kerusakan yang disebabkan oleh usia dan penyakit tiba-tiba berlipat ganda.

Yara gemetar. Menggenggam tangan Kakek Susilo, dia memanggil sambil terisak, "Kakek, ini Rara. Rara datang."

Setelah beberapa saat, Kakek Susilo perlahan membuka matanya. Saat melihat Yara, matanya terlihat lebih cerah.

"Kakek ..." Yara memanggilnya lagi, tapi tidak bisa berkata-kata dan tidak yakin apa yang harus dia katakan saat ini.

Kata-kata penghiburan sudah tidak berarti apa-apa lagi di hadapan kematian.

Kakek Susilo berusaha bangkit untuk duduk. Yara bergegas membantu menaikkan ranjang rumah sakit itu.

"Kakek, begini sudah lebih enak?" Yara bertanya dengan suara lemah.

Kakek Susilo mengangguk dan tiba-tiba mengulurkan tangan untuk melepaskan ventilator. Mungkin karena dia tidak bisa bicara sama sekali saat memakai ventilator.

"Jangan, Kakek, ini nggak boleh dilepas." Yara cepat-ce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status