Share

Bab 0557

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-18 18:00:00
Saat menerima telepon, Yudha sedang menonton rekaman kamera pengawas Yara di kamar Kakek.

Dia mengamati ekspresi Yara di setiap adegan, mencoba menebak apakah wanita itu berbohong atau tidak saat mengatakan bahwa bayi itu adalah anaknya.

Melihat nama Sophia di telepon, dia hampir bisa menebak apa yang ingin dibicarakan penelepon.

Setelah menunggu beberapa saat dan melihat bahwa pihak sana tidak berniat untuk menutup telepon, dia tidak punya pilihan lain selain mengangkatnya.

"Pak Yudha?" Suara Sophia terdengar serius.

"Saya di sini." Yudha mengerutkan keningnya.

"Sidang perceraian Pak Yudha dengan Nona Yara dijadwalkan hari Rabu depan. Tolong pastikan datang ke pengadilan tepat waktu." Sophia benar-benar bersikap formal.

"Saya mengerti." Yudha hendak menutup telepon ketika dia mendengar Sophia membuka mulutnya lagi.

"Pak Yudha, sebagai hakim dalam perkara ini, saya ingin mengingatkan. Kalau memang Pak Yudha nggak berkehendak menceraikan Nona Yara, Bapak bisa mengajukan keberatan atau b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0558

    Namun, keduanya menunggu hingga pukul tiga. Tanto tak kunjung muncul.Yara menatap Siska dengan sedih. "Apa aku telepon biar dia cepat datang?""Nggak usah, tunggu saja." Siska berpikir bahwa karena dia sudah di sini, lebih baik menunggu dengan tenang. "Jam empat. Kalau dia nggak datang, aku telepon dia.""Oke."Mereka berdua pun kembali menunggu dalam diam, tetapi Tanto masih belum juga muncul hingga pukul empat.Ekspresi Siska tidak terkontrol lagi. Dia mengeluarkan ponselnya dengan gerakan lambat dan menekan nomor Tanto, lalu menelepon tiga atau empat kali sebelum akhirnya Tanto mengangkatnya."Tanto, aku masih menunggumu di kafe. Kamu kapan mau datang?""Kafe apa?"Lingkungan sekitar Tanto berisik, sepertinya sangat ramai.Setelah memikirkannya, dia pun tersadar. "Oh, aku lupa. Rita sedang nggak enak badan hari ini. Aku nggak bisa pergi. Siska, kamu pulang dulu saja.""Tanto, aku serius ada urusan penting denganmu. Aku cuma akan menyita waktumu sepuluh menit. Nggak bisakah kamu mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0559

    Wajah Tanto semakin kelam. "Mana buktinya?"Yara terdiam. Dia benar-benar tidak punya bukti, tapi Liana sudah mengakuinya, jadi dia hanya bisa berkata, "Tanto, aku nggak bohong.""Tanto, perutku sakit ..." Rita, yang telah tergeletak di lantai tidak jauh dari situ, mengangkat kepalanya dan berteriak lemah.Tanto melirik Siska dengan ekspresi tidak percaya, mengira bahwa Yara dan Siska sama-sama membohonginya.Dia menepis tangan Yara dengan paksa. "Oke, kalian pulanglah."Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan berlari ke sisi Rita, lalu menggendongnya dengan lembut. "Kamu nggak apa-apa? Yang sakit di mana? Apa perlu aku panggilkan dokter?""Perut, sakit." Rita merosot di bahu Tanto seakan tak bertulang. Matanya menatap tajam ke arah Yara dan Siska."Aku bantu masuk ke dalam, lalu panggilkan dokter." Tanto membantu Rita masuk ke dalam kamar dengan hati-hati.Siska mematung di tempat sambil bergumam tidak percaya, "Dia pikir aku bohong, mengaku-ngaku hamil."Dia menoleh kepada Yara dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0560

    Siska menyeka air matanya dan membantu Yara berdiri. "Rara, kamu nggak apa-apa?""Nggak apa-apa." Yara menatap Siska dengan cemas. "Di mana laporan tesnya? Kamu keluarkan saja.""Nggak ada laporan hasil tes." Siska membantu Yara berdiri. "Rara, ayo, aku temani kamu periksa.""Siska ..." Yara tahu bahwa sampai di sini, hati Siska sudah mati. Dia menatap Tanto dengan cemas. "Paman, apa kamu nggak mengerti? Siska beneran hamil, dia nggak bohong. Dia juga nggak bermaksud membuat keributan."Tanto berdiri tak bergerak, tapi dari ekspresinya jelas terlihat bahwa hatinya sedang bergejolak."Tanto, sakit sekali." Rita merintih sambil terisak. "Tanto, panggilkan dokter. Aku sangat sakit.""Oke, jangan takut, aku di sini." Tanto menoleh menatap Siska. "Urusan kita, tunggu sebentar. Kita bicarakan lagi nanti.""Haha ..." Siska merasa semua ini sangat lucu. Dia malah tertawa. "Nggak perlu. Urus saja Rita-mu baik-baik."Tanpa ragu, dia membantu Yara berjalan keluar dari kamar."Siska, atau kamu ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0561

    Yara dan Siska pergi menemui Teresa.Teresa memeriksa Yara sebentar, lalu menghela napas lega. "Untung nggak ada yang serius."Dia menatap keduanya dengan nada mencela, "Walaupun Rara sudah masuk trimester ketiga, dia tetap harus hati-hati. Apa jadinya nanti kalau sampai lahir prematur?""Maaf Dok, aku akan lebih hati-hati lagi," jawab Yara dengan agak malu.Teresa menggelengkan kepalanya tanpa daya. "Kamu nggak perlu minta maaf padaku. Kalau benar terjadi sesuatu, kamu sendirilah yang harus kamu mintai maaf."Dia juga bertanya penuh perhatian kepada Siska tentang keadaannya akhir-akhir ini. Dia samar-samar bisa menebak apa yang sedang terjadi.Sebelum mereka berdua pergi, dia berpesan kepada Yara, "Tolong nasihati dia. Dengan kondisi tubuhnya, bisa hamil adalah sebuah keajaiban. Kalau dia benar-benar aborsi, ah ... ""Aku mengerti Dok, terima kasih." Yara pun pergi bersama Siska.Tak lama kemudian, Tanto datang."Pak," sapa Teresa dengan hormat. Bagaimanapun juga, Tanto juga dari kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0562

    Yara menatap kedua orang itu dengan pandangan enggan. "Nggak usah, lah. Foto bayi saja nanti, kalau mereka sudah lahir.""Nggak bisa." Siska tidak setuju. "Foto sekarang itu untuk merekam hidupmu. Aku peringatkan kamu, Rara, kamu nggak boleh melupakan dirimu sendiri sepenuhnya setelah kamu jadi ibu nanti."Dia menoleh kepada Felix. "Aku setuju usul Kak Felix. Kamu harus foto kehamilan.""Ayo, biar bisa jadi kenang-kenangan. Kamu bisa tunjukkan ke anak-anak nanti." Felix menatap Yara dengan penuh harap.Teringat saat menolak medali dari Felix, Yara terlalu malu untuk menolak tawaran baik Felix lagi. Dia juga tahu Felix sedang berusaha menghiburnya.Akhirnya, dia pun mengangguk. "Oke. Siska, kamu ya? Kita foto bersama juga.""Oke." Siska langsung setuju, kemudian mengajak Felix. "Kak, kamu ikut juga, bantu kasih saran."Felix tanpa sadar menatap Yara. Bagaimanapun juga, foto kehamilan adalah sesuatu yang sensitif. Jika dia ikut, pada dasarnya dia akan berperan sebagai ayah dari si bayi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0563

    Pria itu memegang jas hitam di satu tangan. Kemeja putih sederhana yang dia kenakan dipadukan celana formal warna hitam. Terlihat jelas bahunya yang bidang, pinggangnya yang ramping, serta kakinya yang panjang.Alisnya sedikit berkerut dan lengan kemejanya digulung sampai ke siku, memperlihatkan lengan dengan proporsi yang ideal. Seluruh tubuhnya menampakkan citra dewasa dan kuat.Yara tercengang melihat adegan ini. Pikirannya kosong dan dia refleks ingin melarikan diri.Karena pria itu adalah Yudha dan adegan seperti itu sering muncul dalam fantasi Yara sampai tak terhitung jumlahnya.Yang lebih tidak bisa terima lagi karena Melanie yang sedang memakaikan dasi untuk Yudha saat ini mengenakan gaun pengantin.Pikiran Yara langsung melayang kembali pada waktu dua orang itu hampir menikah. Tubuhnya terhuyung-huyung. Untungnya, Siska segera menahannya."Rara, kamu nggak apa-apa?" Siska membuang muka dengan marah. "Kita ganti lain kali saja ya?"Dia tahu bahwa meski Yara sudah melepaskan Yu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0564

    "Nggak." Yara menarik sudut bibirnya, lalu dia merasakan tatapan ganas mengarah padanya.Dia tidak perlu mendongak dan sudah tahu bahwa Yudha sedang memelototinya.Dia tidak ambil pusing dan mengambil album contoh di atas meja dengan santai."Permisi, ini benar Nona Yara Lubis?" Staf yang bertugas menyambut akhirnya muncul. "Untuk foto kehamilan yang dipesan atas nama Felix Lastana?"Yara mengangguk. "Benar.""Halo, Nona Yara, saya yang bertugas memandumu hari ini. Panggil saja Chelsea." Gadis bertanya dengan ragu, "Di mana ayah bayinya? Belum datang? Foto kehamilan seperti ini lebih baik kalau berdua."Yara baru akan menjelaskan bahwa dia ingin foto sendirian, tetapi Siska menyela lebih dulu. "Ayahnya sedang cari tempat parkir, sebentar lagi datang.""Baik, kalau begitu." Chelsea melihat Yara sedang memegang album contoh, jadi dia tersenyum dan memperkenalkan, "Nona Yara, silakan lihat-lihat dulu pilihan gayanya. Penata rias kami sudah siap dan pakaiannya sudah lengkap, jadi silakan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0565

    "Kamu mau foto sama Felix?" Yudha tiba-tiba kembali lagi dan berdiri di depan Yara dengan wajah kelam.Yara menarik napas dalam-dalam dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosinya. "Ini bukan urusanmu.""Bukan urusanku, katamu?" Yudha menggeram dengan suara rendah untuk mengingatkan Yara, "Aku dengar semua yang kamu katakan di kamar Kakek waktu itu."Dia menekankan kata demi kata. "Kamu bilang mereka anak-anakku.""Yudha, kamu sedang kesambet apa?" Telapak tangan Yara langsung berkeringat mendengar Yudha menyebutkan hal itu lagi. Dia bangkit berdiri dan memaksakan diri untuk menatap mata pria itu. "Aku katakan sekali lagi. Kakek sedang nggak terlalu sadar waktu itu. Dia lupa kita akan bercerai. Aku nggak mau dia marah, jadi aku sengaja bohong."Kedua tangannya terkepal erat dan suaranya sedikit gemetaran. "Sudah kubilang, ini bukan anak-anakmu dan nggak ada hubungannya denganmu.""Benarkah?" Yudha tersenyum provokatif. "Kalau memang begitu, kamu berani tes DNA denganku?"Tubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status