Share

Bab 0422

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-16 18:00:00
Nando ragu-ragu sejenak, lalu melepaskan tangannya.

Melanie pergi membeli topi baseball dan kondom. Dia tidak akan membiarkan kesalahan yang sama terulang lagi.

Saat dia masuk kembali ke hotel dan naik ke lantai atas, tepat saat Nando keluar dari kamar mandi.

Pria itu jelas telah melalui banyak hal dalam dua tahun terakhir ini. Bahkan setelah mandi, dia benar-benar telah berubah. Benar-benar kehilangan semangat yang dulu. Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Yudha.

Melanie sempat menyesalinya sesaat.

Namun, mana mungkin Nando memberinya kesempatan untuk menyesal? Dia segera membuang handuknya dan menerjang maju, melucuti pakaian Melanie tanpa tunggu lama.

Mereka berdua berciuman dengan penuh gairah dan menuju tempat tidur. Saat Melanie melepas pakaiannya, dia melihat seprai yang menguning dan spontan merasa mual.

"Tunggu!" Dia mendorong Nando. "Kenapa ranjang ini kotor sekali?"

Nando terengah-engah menggigit leher Melanie. Memanfaatkan celah itu, dia mencibir, "Kenapa? Kamu masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0423

    Di dalam, Yara pergi tidur lebih awal karena ada Amel.Si kecil itu sangat baik. Dia berbaring dengan patuh, bahkan tidak berani bergerak.Yara tersenyum. "Amel biasanya tidur cepat?""Entahlah." Amel berkedip. "Aku akan menunggu sampai ayah pulang, tapi kadang ... aku tertidur sambil menunggu."Dia bertanya pada Yara dengan serius, "Kalau tidur sekarang berarti cepat ya?"Yara membelai kepala si kecil. "Nggak apa-apa. Amel nggak takut kalau malam-malam sendirian nggak ada Ayah?""Sedikit." Suara si kecil terdengar lembut. "Tetangga Sangat baik pada Amel, nggak ada yang jahat, tapi Amel kadang mimpi buruk."Anak yang malang."Kalau begitu, nanti kalau Ayah nggak ada di rumah, Amel tidur di rumah Bibi saja, ya?" Yara menawarkan dengan suara hangat."Nggak apa-apa?" Anak itu jelas senang."Tentu saja, Bibi suka sekali dengan Amel." Yara sangat menyukai si kecil ini dan mencubit hidungnya dengan lembut.Amel tertawa dan menatap perut Yara lagi penuh penasaran, "Bibi, di dalam perut bibi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0424

    "Aku mau bawa dia pulang sekarang." Nando bersikeras.Yara benar-benar kehabisan kata-kata melihat pria ini begitu keras kepala. "Oke, tunggu sebentar, biar kugendong dia ke sini."Dia kembali dengan tenang. Begitu pintu terbuka, dia melihat Amel sudah terduduk.Si kecil menggosok-gosok matanya dengan linglung, berkata dengan suara manisnya, "Ayah, kamu sudah pulang?"Dia pasti lupa sedang tidur di mana. Dapat dibayangkan saat Amel di rumah sendiri, terbangun mendengar suara ayahnya pulang."Ya, ayah sudah pulang." Yara mendekat dan menggendong Amel dengan lembut, berbisik lembut di telinganya, "Bibi antar kamu ke Ayah, ya."Mungkin tubuh Yara terlalu hangat dan nyaman, sehingga si kecil pun segera tertidur kembali.Yara menyerahkan anak itu kepada Nando."Terima kasih." Nando melirik Yara, lalu pergi sambil menggendong Amel. Sesampainya di rumah, dia bergumam dalam hati, "Kenapa aku seperti nggak asing dengan wajahnya?"Sekembalinya ke kamar, Yara juga timbul perasaan curiga.Sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0425

    Berlina terlihat sedang banyak pikiran hari ini.Saat pulang kerja di malam hari, Yara akhirnya bertanya, "Uangnya sudah terkumpul semua?""Sudah." Berlina berusaha untuk tersenyum. "Terima kasih atas perhatianmu."Yara menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa membantu banyak. Ngomong-ngomong, siapa yang sakit? Sakitnya serius?"Mata Berlina langsung memerah."Kak Berlina." Yara mulai panik. "Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau cerita. Aku nggak akan tanya lagi. Tapi kamu kelihatan sangat gelisah seharian ini. Kupikir, mungkin kamu akan merasa lebih baik kalau bisa menceritakannya."Dia menarik sudut mulutnya. "Nggak masalah kalau kamu nggak mau."Sebenarnya, dia menyadari dari beberapa hari ini. Berlina tidak dekat dengan rekan-rekan kerjanya yang lain. Rasanya selalu ada jarak."Yang sakit anakku." Air mata berlinang begitu Berlina membuka mulutnya. "Namanya Naya, dia baru delapan tahun."Dia berhenti sejenak sebelum berkata lagi, "Penyakit jantung bawaan."Yara merasa dadanya sesak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0426

    Dia merasa kasihan atas keadaan Amel, tapi dia sendirian dan tidak punya uang lebih untuk membantu mereka."Ya, tadi sekalian belanja bahan makanan." Yara tahu tentang situasi Berlina dan tidak ingin merepotkan Berlina."Jadi begini, aku harus keluar sebentar dan aku ingin kalian ..." Mata Nando menyapu keduanya sebelum akhirnya tertuju pada Yara. "Tolong jaga Amel dulu, aku nggak akan lama."Dia ingin menemui Melanie dan meminta Melanie datang menemui Amel.Yara memandang Berlina dengan ragu.Meskipun agak enggan, Berlina mengangguk cepat dan berkata kepada Nando, "Bukannya kamu bilang ibu Amel pulang? Kami nggak bisa bantu menjagakan Amel terus-terusan. Kalian harus memikirkannya lagi.""Jangan khawatir, aku akan menjemput ibunya hari ini." Mengetahui bahwa Berlina tidak terlalu bersedia membantu, Nando menatap Yara. "Maaf harus merepotkanmu sekali lagi."Oke." Yara menggandeng tangan Amel, berniat masuk ke dalam."Ngomong-ngomong." Nando tiba-tiba memanggilnya. "Kamu sudah sering me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0427

    Melanie menutup telepon. Nando tertawa sinis, segera mengirim pesan: "Jangan menyesal."Dia meletakkan ponselnya dan memasuki ke gedung Grup Lastana, menuju meja resepsionis."Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" Resepsionis itu masih muda dan cantik, dengan bahasa Inggris yang fasih.Nando dulunya adalah siswa berprestasi, tentu saja bahasa Inggrisnya lumayan. Dia segera mengatakan bahwa dia ingin bertemu Melanie.Resepsionis itu tetap memberikan tersenyum sempurna. "Apa sudah membuat janji? Atau mungkin telepon Nona Melanie lebih dulu, minta dia menjemputmu?""Merepotkan." Nando kehabisan kesabaran. "Kamu telepon saja dia sekarang dan minta dia turun."Resepsionis itu ragu-ragu sejenak, kemudian menghubungi nomor Melanie.Melanie sedang di dalam rapat dengan Yudha ketika sekretarisnya masuk dan memanggilnya. Dia dapat langsung menebak bahwa itu adalah Nando.Dia tidak ingin menghiraukannya, tetapi dia mendengar Yudha berbisik, "Keluarlah, kamu nggak bisa membantu banyak di sini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0428

    "Bukan sepuluh miliar, beri aku ... uang jajan saja." Mata Nando sedikit mengelak.Melanie merasa aneh. "Bukannya sudah aku kasih tadi malam? Nggak mungkin langsung habis buat sewa kamar 'kan? Masa nggak bersisa?""Ayolah, kamu nggak tahu harga-harga di sini?" Nando sedikit jengkel. "Aku sudah habiskan semua uangnya untuk beli makanan dan baju Amel. Beri aku 10 juta lagi.""Satu hari satu malam bisa makan sebanyak apa? Harga baju anak kecil juga paling berapa?" Melanie merasa ada yang tidak beres."Apa pedulimu? Kamu mau kasih atau nggak?" Nando terlihat semakin kesal dan berteriak keras. "Kamu akan jadi menantu keluarga Lastana. Uang 10 juta saja itu kecil, kenapa kamu pelit sekali?"Melanie tidak ambil pusing dan langsung memberikan uang kepada Nando.Nando menerima uang itu dan mengancam dulu sebelum pergi. "Jangan coba-coba meninggalkan aku dan Amel."Melanie menatap punggungnya dan mengatupkan giginya. Dia harus mencari cara untuk menyingkirkan pria dan anak sialan itu secepatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0429

    Yara baru tahu dia harus pergi memilih lokasi setelah tiba di kantor. Jadi, dia belum sempat mengganti sepatunya.Padahal Candy dan Berlina mengenakan sepatu yang lebih tinggi darinya. Staf perusahaan fashion pada dasarnya sangat memperhatikan detail ini. Bedanya, dia sedang hamil, tapi dia pikir itu tidak masalah.Yang tidak dia sangka, Yudha benar-benar tidak berbohong. Beberapa tempat tersebut pada dasarnya berada di kaki gunung. Secara ekologis memang bagus, tapi jalannya tidak mudah dilalui.Baru di lokasi pertama, Yara sudah tersandung beberapa kali."Rara," bisik Berlina dari belakang. "Kamu nggak mau pulang dulu saja?""Nggak apa-apa, aku masih bisa bertahan." Yara tidak ingin melepaskan kesempatan ini."Ya sudah." Berlina tersenyum. "Lebih hati-hati saja. Kalau nggak kuat, pulang saja dulu. Aku akan mencatat, nanti kubagikan denganmu kalau sudah pulang.""Iya, terima kasih Kak." Keduanya kini semakin dekat dan hubungan mereka semakin erat.Setelah melihat lokasi pertama, merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0430

    "Tinggal bersama?" Yara bertanya-tanya dalam hati. Jika itu benar, lalu cinta Melanie pada Yudha ... tulus atau pura-pura?Berlina mengangguk lagi. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakannya lagi, tapi dia agak ragu.Yara tidak dapat menahan rasa penasarannya. "Ada lagi?""Aku dengar." Berlina menekankan lagi. "Aku dengar ya, Melanie juga punya anak dari pacarnya ini.""Serius?" Rahang Yara hampir menganga mendengarnya.Dia ingat betul bahwa Yudha pernah mengatakan bahwa Melanie tidak bisa hamil. Dan justru karena itulah Yudha semakin yakin bahwa Melanie adalah gadis kecil yang menyelamatkannya.Namun, setelah dipikir-pikir, Melanie yang tiba-tiba ingin pergi ke luar negeri saat itu juga sangat aneh. Mungkinkah dia memang punya pria lain? Atau bahkan sedang hamil anak pria lain?Yara tidak berani memikirkannya lebih lanjut. Dia menatap mobil di depannya. Entah kenapa, dia merasa bahwa Yudha benar-benar ... pantas mendapatkannya kalau memang dia ditipu!Dia tidak kasihan sedikit pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status