Share

Bab 0307

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-19 18:00:00
#Suara di ponsel seketika hening.

Bahkan dari jarak sejauh ini, Yara dapat merasakan tekanan yang begitu menyesakkan.

Dia menunggu beberapa saat, dan ketika Yudha tidak mengatakan apa-apa atau menutup telepon, dengan ragu-ragu dia memanggil, "Yudha? Kamu masih di sana?"

Suara dari sana masih hening senyap.

Saat Yara hendak menutup telepon, baru terdengar suara.

"Ya."

Tidak ada suara lagi.

Yara menggenggam ponselnya, sedikit cemas. "Yudha, maafkan aku. Aku benar-benar nggak bisa ke sana waktu itu. Aku sekarang ...."

Dia berpikir sejenak dan harus berbohong lagi. "Aku sedang keluar kota sekarang. Setelah aku kembali, aku akan menghubungi lagi untuk mengajukan perceraian, ya?"

Setelah beberapa saat, pria di sana berkata dengan nada dingin, "Pernikahan kami akan dilaksanakan sesuai rencana."

"Selamat." Yara tercekat sejenak.

"Ibu Melly yang ...." Ponsel Yara tiba-tiba diambil dan dia tidak mendengar kata-kata selanjutnya.

Dia mendongak kaget, ternyata itu Felix.

"Telepon dari Yudha?"

Yara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0308

    Jadi, Yara mengirim pesan lagi sebelum tidur."Bibi, tolong hubungi aku kalau ada waktu, aku ...." Dia ragu-ragu sejenak. "Aku sangat mengkhawatirkan kamu."Yara tahu Zaina akan segera mencari cara untuk menghubunginya jika dia berkata seperti itu.Dia tidak tahu mengapa, dia benar-benar sangat khawatir.Di malam hari, Yara bermimpi tentang Zaina lagi.Dia bermimpi Zaina sudah hampir menghembuskan napas terakhirnya. Dia berlutut di dekat tempat tidur rumah sakit, memegang tangan Zaina.Zaina meminta maaf dan berharap dia bisa bahagia. Dia juga berkata ... jika ada kehidupan setelah kematian, mereka pasti akan menjadi ibu dan anak.Keesokan harinya ketika Rara bangun, bantalnya sangat basah.Siska sangat cemas. "Rara, kamu mimpi apa? Air matamu habis begini."Yara terdiam beberapa saat, lalu segera mengambil ponselnya. Sayangnya, pesan yang dia kirimkan kepada Zaina masih belum dibalas.Dia tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi."Siska, pasti terjadi sesuatu pada ibuku." Yara berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0309

    "Aku saja." Siska menghentikan Felix. "Aku lebih tahu situasinya daripada kamu. Kalau aku yang menemuinya ... mungkin harapannya bisa agak lebih besar.""Oke, kalau begitu, ayo pergi sekarang!" Felix juga berpikir ini keputusan terbaik. Dia memberikan nomor telepon Santo kepada Siska. "Coba buat janji dulu. Kalau nggak bisa, kita cari cara lain."Siska segera menelepon Santo."Halo, Paman Santo. Aku Siska, teman Rara. Aku ingin ketemu Paman, kalau sempat, besok ada waktu?""Kamu temannya Yara?"Suara Santo terdengar sangat lelah.Siska mulai berdebar. Mungkinkah Santo akan langsung menolak saat mendengar nama Rara disebut?Dia buru-buru menambahkan, "Iya, Paman, aku tahu kamu ada salah paham dengan Rara. Tapi aku benar-benar ada urusan mendesak dan harus ketemu denganmu sekarang.""Di mana Yara?""Tenang saja, aku datang sendirian." Siska tak menyangka harapannya sangat kecil. Santo rupanya benar-benar membenci Rara.Dia pikir Santo bahkan tidak ingin menemuinya sama sekali."Oke, data

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0310

    Dia bersalah soal ini."Paman." Siska menunjuk ponsel di atas meja. "Ini ponselnya Bibi Zaina?"Santo mengangguk."Ada pesan masuk beberapa hari ini? Atau ada yang telepon terus?"Santo mengerutkan kening. "Nggak.""Nggak mungkin. Rara berusaha menghubungi Bibi Zaina terus sejak dia bangun," kata Siska lirih. "Dia belum tahu tentang Bibi Zaina."Santo tiba-tiba teringat sesuatu. Dua ponsel di depannya semua milik Zaina, hanya saja salah satunya kehabisan baterai.Dia berdiri, mencari charger dan mengisi daya ponsel yang mati itu.Keduanya menunggu dengan tenang dan tak lama kemudian, ponsel itu bisa dinyalakan.Santo menyalakan ponselnya, dan benar saja, dia melihat pesan dari Yara serta beberapa panggilan tak terjawab.Dia mengerutkan keningnya kebingungan. Jadi, Rara selama ini selalu mengkhawatirkan Zaina? Kenapa sangat berbeda dari yang dikatakan Melly?"Paman, keadaan Rara sangat genting. Kalau dia sampai dia tahu tentang Bibi Zaina ...." Siska nyaris tak bisa melanjutkan kata-kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0311

    Siska dan Felix saling berpandangan."Jangan khawatir, aku nggak akan membangunkannya." Nada bicara Santo bahkan terdengar seperti memohon.Siska pun tersadar bahwa Santo yang ada di hadapannya saat ini persis seperti seorang ayah tua yang baru saja kehilangan kekasih hidupnya, dan yang sedang sakit di dalam adalah putrinya.Sekalipun Santo tidak tahu yang sebenarnya, Siska tidak punya hak untuk melarang mereka bertemu."Oke, Paman, kamu masuk saja. Kami menunggu di luar, panggil saja kami kalau butuh sesuatu."Santo mengangguk dan membuka pintu.Saat mendekat, dia melihat sudut-sudut mata anak itu memang agak basah. Bahkan ada sedikit noda air mata di bantal.Dengan hati yang berdebar-debar tanpa sebab, Santo mengeluarkan sapu tangan persegi panjang miliknya dan menyeka mata Yara dengan lembut.Di luar kamar, Siska dan Felix menyaksikan semua ini. Mata mereka sama-sama memerah.Keduanya kembali ke kursi dan duduk."Hubungan darah memang ajaib. Paman Santo dan Bibi Zaina sejak dulu say

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0312

    "Ya." Yara menundukkan kepalanya lagi, matanya kembali memerah.Dia baru saja bermimpi ..."Mimpi apa?" Dia tidak menyangka Santo akan bertanya.Yara mengangkat kepalanya dan menatapnya heran. Setiap kali mereka bertemu sebelumnya, Santo pasti selalu marah-marah. Dia mengira mereka akan selalu seperti itu.Alih-alih menjawab pertanyaan Santo, dia justru bertanya dengan hati-hati, "Paman, bagaimana kabar Bibi?"Dia mengamati ekspresi Santo dengan seksama.Santo tiba-tiba tertawa pelan. "Kamu tadi memimpikan bibimu, ya?"Yara menggigit bibir bawahnya keras-keras, tidak berani mengingat mimpi itu."Dasar anak bodoh, mimpi itu biasanya kebalikan." Santo mengalihkan pandangannya dan menggeleng. "Bibimu baik-baik saja.""Benarkah?" Yara sangat gembira.Santo mengangguk pelan. "Dia sudah membaca semua pesan dan telepon darimu, tapi dia masih lemah. Karena terlalu khawatir, jadi dia memintaku datang kemari dan memberitahumu secara langsung.""Benarkah?" Yara merasa sulit memercayainya."Tentu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0313

    "Paman!" Hati Yara terasa sesak.Namun, dia hanyalah seorang ibu tunggal yang akan bercerai. Mengungkap hubungannya dengan Santo tidak akan berdampak baik bagi bisnis keluarga Lubis.Sebaliknya, Melanie, sebagai calon istri kepala keluarga Lastana, lebih bermanfaat bagi keluarga Lubis dan Santo.Yara mengerahkan seluruh kekuatannya untuk tersenyum. "Semuanya sudah berlalu. Kita semua akan baik-baik saja mulai sekarang.""Ya, semuanya baik-baik saja." Santo menghela napas lega.Dalam hatinya, dia tahu bahwa sikapnya ini sangat egois. Namun, sebagai orang tua, mana mungkin dia menghindar dari keegoisan? Dia tidak punya pilihan lain.Setelah Santo pergi, Siska dan Felix bergegas masuk untuk memeriksa keadaan Yara."Bagaimana? Sudah dibalas?" tanya Siska ragu-ragu."Iya." Yara tersenyum. "Aku lega Bibi Zaina baik-baik saja."Keduanya saling berpandangan dan menghela napas lega di saat yang bersamaan."Aku capek, mau tidur sebentar." Yara menoleh ke arah Felix. "Kak Felix, aku ingin makan a

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0314

    Dia juga hampir salah bicara, Melanie bilang itu adalah keinginan terakhir Zaina.Dia mengulangi, "Melanie bilang itu adalah keinginan Bibi Zaina. Katanya, dia nggak ingin hambatan bagi kebahagiaan mereka."Tangan Yara tersembunyi di balik selimut, kukunya tertancap kuat di telapak tangannya.Dia merasa sangat benci. Melanie sangat egois.Wanita kejam ini benar-benar tidak mempertimbangkan perasaan Santo sama sekali, atau tatapan orang-orang di sekitarnya. dia hanya memikirkan tujuannya sendiri.Jika Santo tidak datang hari ini dan mengatakannya, Yara merasa dia akan pergi dan merusak pernikahannya."Nggak apa-apa, prioritaskan yang lebih penting." Yara tersenyum pada Felix."Rara ...." Felix masih ingin berkata, tentu saja Yara lebih penting baginya."Beneran, Kak, urus pernikahannya dulu." Yara bersikeras. "Masalah ini sudah terlalu lama berlarut-larut, menyiksa semua orang.""Baiklah." Felix mengangguk setuju.Malam harinya, Siska tetap tinggal untuk menemani Yara."Siska." Yara ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0315

    "Siska?" Sebuah suara yang tidak asing tiba-tiba terdengar.Yara dan Siska menoleh bersamaan, dan melihat ternyata itu Tanto.Tanto mengenakan tuksedo yang dirancang dengan sangat baik, membuatnya terlihat anggun sekaligus santai.Dia melirik penuh arti ke arah Yara, lalu kembali menatap Siska. "Bisa bicara sebentar?""Nggak ada yang perlu dibicarakan." Siska menggandeng tangan Yara dan hendak pergi. "Rara, ayo ke sana."Tanto berjalan maju dan menghadang jalan mereka. "Yara, kamu pasti nggak ingin menarik terlalu banyak perhatian, 'kan?"Kata-kata ini jelas merupakan sebuah ancaman."Tanto, kamu nggak punya malu?" Siska menggertakkan gigi."Malu kenapa?" Tanto tampak seperti tidak akan mundur sampai mencapai tujuannya. "Siska, kamu tahu sifatku. Aku cuma mau ngobrol sebentar saja."Siska menatap Yara dengan penuh permintaan maaf."Nggak apa-apa, aku tunggu kamu di sana." Yara benar-benar tidak ingin menarik perhatian. Dia tidak ingin Yudha atau Melanie menyadari dia ada di sini."Oke,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status