Beranda / Romansa / Cinta yang Tak Diundang / The Girl Who Hates Her Husband

Share

The Girl Who Hates Her Husband

Penulis: Mbak Kopi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-11 16:13:12

Fidella dan Sagara sedang dalam perjalanan menuju penthouse Central Park West, kediaman Sagara. Sudah sejak lima tahun lalu Sagara menjadi salah satu pemilik hunian yang digadang-gadang sebagai apartemen atau penthouse termewah di Amerika itu. 

Karir cemerlangnya sebagai salah seorang ahli bedah di departemen HPB rumah sakit Downtown, berhasil memberikan pundi-pundi yang terbilang fantastis. Tidak heran hunian dengan luas 626,5 meter persegi, yang dibandrol dengan harga sekitar US$ 88 juta itu bisa dengan mudah Sagara dapatkan dari hasil kerja kerasnya selama ini.

 Pria berusia dua puluh delapan tahun itu memang terbilang anak yang mandiri dan hebat. Di usia muda sekitar dua puluh satu tahun, ia sudah berhasil menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Tokyo University dengan nilai IPK Cum Laude yang mampu membuat semua mahasiswa di muka bumi ini menjerit iri.

<
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aisyah
ini sagara itu dr negara apa sebenarnya? dr namanya ramirez seperti keturunan mexico atau spanyol, busan itu di korsel.. agak bingung dgn alur ceritanya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Tak Diundang   Pria Setengah Baya

    Lima belas menit berlalu, akhirnya pasangan suami istri itu tiba di penthouse mewah yang selama ini menjadi hunian seorang Sagara Affandra Ramirez. Penthouse condominium ini berada di lantai paling atas gedung apartemen tersebut.Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kediaman suaminya, Fidella tak jemu-jemu berdecak kagum. Matanya berbinar menyaksikan hunian yang lebih terlihat seperti taman surga ini.Ruang tengah yang menjadi lobi utama rumah itu sangat luas. Sepanjang mata memandang ruangan itu hanya menyuguhkan keindahan yang tidak bisa Fidella sanggah kenyataannya. Ia tidak peduli dengan cibiran Sagara yang mengatakan jika dirinya terlihat seperti orang bodoh dan kampungan.Marmer crem dengan corak garis seperti akar pohon menjadi pijakannya. Gaya arsitektur bangunan ini klasik dan sangat elegan. Cocok dengan kepribadian

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Cinta yang Tak Diundang   Sagara's Promise

    Sagara meringis kesakitan, tangisnya semakin kencang dan cukup untuk mengundang perhatian banyak orang. Mereka yang melihat hanya sekedar menjadi penonton tanpa niat turut campur. Tidak ada prihatin bagi si kecil, tidak ada uluran tangan yang bersedia menepuk punggungnya, menenangkan, juga menyeka air matanya."Ya ampun, Sagara!" teriak ayah Sagara terkejut saat mendapati sang putra menangis sembari bersimpuh di bawah aspal.Pria itu membuang beberapa container—tempat yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan ikan ke sembarang arah. Ia berlari menghampiri Sagara dan meraih bocah itu, Tuan Andra Ramirez memeluk putranya erat."Ayah, hiks, hiks." Sagara terisak. Sungguh miris sekali keadaan bocah tampan itu."Tenang, ayah di sini, Sayang. Kau baik-baik saja?" Ayah Sagara meraih wajah

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-12
  • Cinta yang Tak Diundang   Who are You

    "Kemungkinan besar mereka yang kita benci adalah seseorang yang paling berarti, ingat itu." -Sagara Affandra-"Kau terlihat semakin seksi jika sedang marah. Ah, tidak, bahkan lebih dari itu. Sangat menggairahkan dan—""Kya! Stop bicara jorok, itu menjijikan, dasar mesum!""Terkadang yang menjijikan itu bisa membuatmu melayang, Sayang." Sagara semakin gencar dengan godaannya. Cara ampuh untuk mengesampingkan rasa sendu yang sebelumnya ia rasa."Cih, oh Tuhan izinkan aku membunuhnya hari ini!" geram Fidella, gadis itu mengatakannya dengan gigi yang sudah menggertak lantaran menahan emosi."Aku tidak menyesal kau membunuhku jika hasratku sudah terpuaskan," balas Sagara dengan tatapan yang mampu membuat puluhan wanita melemah sedang i

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-12
  • Cinta yang Tak Diundang   Ayah Mertua

    Udara malam di Manhattan cukup menusuk, tetapi tak lantas menciutkan nyali Sagara untuk membenamkan diri dalam dinginnya alam terbuka. Terhitung dua puluh menit sudah berlalu sejak pria itu berdiam diri di kursi taman belakang kediaman sang istri.Termenung memeluk sepi tanpa ada yang menemani. Udara segar dan suasana tentram menjadi pertimbangan utama Sagara menyukai tempat itu.Di setiap sudut taman dihiasi oleh tanaman dan aneka jenis bunga yang sangat indah. Cahaya lampu taman setia menyoroti kesendirian Sagara.Beruntung rembulan sedang berbaik hati. Dia seakan ingin menghadirkan cahaya paling terang untuk pria itu malam ini. Untuk yang kesekian kalinya, angin malam menusuk kulit Sagara dan meninggalkan jejak es pada kulit wajah dan bagian lain yang tak terselimuti helai kain.Mata Sagara menatap lurus

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-12
  • Cinta yang Tak Diundang   Asa Ayah Mertua

    "Ayah Mertua tidak perlu sungkan. Tanyakan saja," interupsi Sagara lagi saat mendapati ayah mertuanya justru terhanyut dalam diam dan memperhatikannya."Kau sangat pintar membaca pikiran orang ternyata," cetus Tuan Reno Vinandra, Sagara tersenyum tipis."Baiklah, jika kau yang meminta," cakap Tuan Reno Vinandra yang setuju dengan saran Sagara."Langsung saja, apa kau juga membenci putriku?"Sagara termenung, ia sedikit ragu untuk menjawab. Pria itu menghela napas sekilas, dengan masih mempertahankan lengkungan bibir yang sempurna seperti sedia kala."Sebelumnya maaf jika Ayah Mertua tersinggung. Aku memang sangat membencinya," jawab Sagara hati-hati, Tuan Reno Vinandra terhenyak kemudian ia mengangguk paham dengan air muka kecewa."Tapi itu dulu dan sekarang hanya dia yang membencik

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-12
  • Cinta yang Tak Diundang   Masa Lalu

    "Fidella," panggil Sagara menggantung, nampak ragu-ragu."Apa?" tanya Fidella seraya menoleh ke arah Sagara. Namun, pria itu justru terdiam kembali."Kenapa kau memanggilku?" desak Fidella menuntut penjelasan."Tidak, itu tidak penting.""Masih saja aneh," gumam Fidella, kini bibir Sagara melengkung saat mendengarnya."Kau tidak lelah?" kata Sagara menggantung lagi.Fidella mengernyit. "Lelah apa?""Lelah ... membenciku?" tambah Sagara melengkapi pertanyaannya."Tidak sama sekali." Fidella mengalihkan pandangannya ke arah lain dan kini giliran Sagara yang menoleh ke arahnya."Aku masih sangat membencimu dan akan seterusnya begitu, kupikir."

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-13
  • Cinta yang Tak Diundang   Sagara Sunbae

    "Entahlah, aku malas," jawab Kanza tak acuh. Ia mengangguk-anggukan kepalanya saat mendengar lagu bertempo up bit yang terputar disaluran radio yang Fidella pilih.Fidella menoleh dan berdecak. "Kau masih kesal pada kakakmu?" tanyanya dan Kanza mengangguk."Jangan seperti itu, bagaimanapun dia itu kakakmu. Kau harus menghadiri hari bahagianya," jelas Fidella memberi saran."Dia merusak mobilku dan aku masih tidak terima! Aku kerja keras mengumpulkan uang di sini untuk membeli mobil itu. Kau tahu, mobil sport itu limited edition, usahaku tidak mudah untuk mendapatkannya. Aku sudah mewanti-wanti padanya untuk tidak memakai mobilku saat aku tidak ada. Tapi dia tetap saja memakainya tanpa izinku.""Balapan liar di jalanan Jakarta yang padat, hingga akhirnya—""Arghhhh, manusia itu minta kuhajar!" Binar su

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-13
  • Cinta yang Tak Diundang   Lovely Sunbae

    "Kenapa, kau cemburu?" tanya Kanza menyelidik."Aku ... tidak, bukan begitu. Hanya saja kau terus mengabaikanku karenanya," elak Fidella."Itu artinya kau cemburu, Sweatheart!" ujar Kanza setengah mendengkus dan tertawa."Terserah saja. Jadi, benar gosip itu?" dakwa Fidella penasaran."Gosip apa?" tanya Kanza pura-pura polos, tidak tahu apa-apa."Aku tidak mengerti maksudmu," lanjutnya kembali memakan hidangan di depannya.Fidella mengempaskan punggungnya ke sandaran kursi dan bersidekap. Ia memicingkan mata sipitnya, membiarkan ujung ekor mata itu menusuk pandangan Kanza dengan intens."Aku sedang menunggu penjelasanmu, Mrs. Jakarta!" tukas Fidella penuh penekanan kata. Kanza memutar bola matanya ke sembarang arah, menghindari tatapan selidik Fidella."Hei, aku masih menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15

Bab terbaru

  • Cinta yang Tak Diundang   Misunderstanding

    "Siapa bintang tamunya?" tanya Fidella penasaran. Jenny menggulum senyum, sepertinya rencananya mengajak Fidella akan berjalan lancar."Michael Bubble," sebut Jenny sambil menjentikkan jarinya."Really?" pekik Fidella senang."Yups, benar sekali," jawab Jenny yakin.Michael Bubble adalah salah satu penyanyi jazz yang sangat diidolakan Fidella. Beberapa album dari penyanyi berbakat yang sekarang sudah berusia sekitar empat puluh tahunan itu sudah Fidella koleksi sejak lama.Salah satu album yang paling gadis itu suka adalah "It's Time" dan "Call Me Irresponsible". Dengan kedua album itu karir Michael Bubble semakin melejit hingga lagu-lagunya di album itu sukses merajai tangga lagu di Kanada, Us Billboard 200, dan Australia Album Chart.Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaan Fidella sekarang ini? Bertemu dengan sang idola, sungguh hal yang

  • Cinta yang Tak Diundang   Michael Bubble

    "Jika seperti itu yang terjadi, maka lanjutkan saja. Jangan biarkan kebencian itu luntur sedikit pun hatimu. Jika dengan membenciku hatimu akan lebih tenang, maka benci aku selamanya. Lupakan kata-kataku yang pernah memintamu untuk tidak melepasku. Buang aku sejauh yang kau mau!" balas Sagara yang meneriaki Fidella.Merasa hatinya kian panas memikirkan hal tersebut, Sagara mencoba menarik napas dalam. Sagara berdiri, ia tidak kuat berlama-lama berseteru dengan Fidella."Apa ada yang bisa menghentikan laju angin untuk tidak berembus? Apa ada yang mampu menahan dentang waktu barang sedetik saja?" ketus Fidella menyoal sambil menyeka air matanya kasar.Gadis itu ikut berdiri. Menatap Sagara tajam dan menumpahkan kekecewaannya tanpa ragu dan malu. "Tidak satu pun insan yang mampu menghentikan tumbuh kembang perasaan seseorang. Tidak satu pun orang bisa menghentikan hati untuk men

  • Cinta yang Tak Diundang   Pertengkaran Tak Terduga

    "Berterima kasihlah padaku!" sungut Fidella kesal."Hah?" pekik Sagara merasa aneh."Aku yang membuatnya bukan ibu!" sentak Fidella sekali lagi. Ia menjelaskan dengan nada tinggi.Sagara terpaku. "Benarkah itu istrinya?" pikir Sagara konyol.Menyadari ini memalukan, Sagara menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Ia dibuat tak menyangka oleh tindakan Fidella, istri keras kepalanya."Maaf, kupikir itu—""Oke, aku paham," potong Fidella memaklumi.Gadis itu ikut berjongkok di sebelah suaminya. Dia meletakan nampan dan gelas jus tadi di atas tanah berlapis rumput."Setiap pagi kerjaanmu memberi makan ikan. Apa kau tidak bosan?" tanya Fidella membuka pembicaraan atau kalau tidak, kecanggungan ini akan mencekiknya lagi."Tidak sama sekali. Jika aku bosan, mungkin ikan-ikan cantik ini

  • Cinta yang Tak Diundang   Pasutri Unik

    "Hoamm ...."Fidella menguap lepas saat terbangun dari lelapnya. Ia mengerjapkan mata dan merasakan sesuatu yang aneh di daerah kening.Gadis itu mengambil handuk yang ternyata masih menyampir di sana. Fidella mengangkat sebelah alisnya, merasa heran."Siapa yang mengompresku? Apa itu ibu atau Lolly?" Fidella mencoba menerka-nerka."Wajahku terasa ringan dan tidak lengket. Apa ibu juga yang membersihkannya?" Kembali Fidella menerka dan menduga kalau itu adalah perbuatan ibunya, tanpa tahu hal tersebut adalah hasil kerja keras Sagara.Gadis itu menoleh ke arah meja. Matanya berbinar saat melihat sebuah mangkuk yang tertutup lengkap d

  • Cinta yang Tak Diundang   Romansa

    -Sagara Affandra Ramirez-Aku masuk sedikit mengendap-endap. Gadis itu sudah tertidur tanpa mengganti baju dan menghapus riasan natural di wajahnya. Mungkin karena kelelahan, hingga Fidella tak sempat membersihkan wajahnya.Kuletakan tas kerjaku di bawah ranjang, tepatnya di samping. Aku duduk di tepian tempat tidur Fidella.Walau terpejam, aku tahu mata Fidella sedikit membengkak. Apa dia banyak menangis diam-diam lagi hari ini?Gadis ini pasti tertekan dengan berita yang tersebar. Aku juga heran mengapa dia bisa serapuh ini saat menghadapi masalah yang menurutku tidak terlalu berat, dibandingkan dengan permasalahan tiga tahun lalu.Saat dia baru ke luar dari penjara, banyak orang-orang yang menggunjin

  • Cinta yang Tak Diundang   Kabar Buruk

    -Sagara Affandra Ramirez-Kulihat Fidella begitu tergesa ke luar dari mobil, berjalan lurus menuju rumah tanpa mengucap satu patah kata pun. Sepertinya dia masih marah padaku, terlihat jelas dari ekspresi juga caranya mendiamiku selama perjalanan pulang tadi.Bahkan, sejak kami berdua keluar dari rumah sakit dia sudah mendiamiku. Hah, wanita memang benar-benar rumit dan memusingkan.Selalu marah tanpa alasan yang jelas. Meminta suatu penjelasan dan ketika aku memberinya, dia malah tersinggung hingga menimbulkan permasalahan baru.Aku membuka seatbelt lebih dulu sebelum menyusul Fidella. Sebuah pesan masuk menghentikan niatku yang semula ingin segera membuka pintu.[Min Woo Hyung]-⟨ Hyena sakit. ⟩-Cobaan apa lagi ini? Tidak cukupkah hanya dengan kemarahan Fidella saja?Kenapa mesti ada hal lain yang membuat kepalaku pusing?

  • Cinta yang Tak Diundang   Perihal Luka dan Cinta

    "Sejak kapan kau mendengarkan kata orang?""Tolong jawablah aku sedang tidak ingin membentakmu hari ini, Sagara," pinta Fidella sekali lagi. Ia benar-benar menantikan jawaban itu.Dia ingin memastikan, apakah memang benar ucapan para penggosip itu. Jujur saja, jika ia sakit mengingat ialah penyebab sakitnya Sagara, seperti yang mereka bilang."Aku lebih senang dibentak daripada menjawab pertanyaan tidak penting," balas Sagara penuh ketegasan. Raut wajahnya tak bisa diterka, seperti biasa raut tenang itulah yang ditampilkannya. Meski ada sedikit guratan amarah terlihat, hal tersebut bukan masalah besar, karena mimik tenanglah yang lebih dominan.Sagara langsung beranjak meninggalkan Fidella. Pria itu hampir memasuki ruangannya dan tiba-tiba saja ada sesuatu yang menahannya untuk masuk.Memaksa

  • Cinta yang Tak Diundang   Terluka?

    Dr. Harold tahu Sagara bukan tipikal orang yang bisa mengungkapkan kegelisahannya. Pria muda itu pandai menyembunyikan perasaan dalam ketenangan yang selalu ia perlihatkan setiap hari.Bahkan, meski Dr. Harold sudah mengenal Sagara hampir enam tahun lamanya. Ia masih belum bisa memahami diri Sagara sepenuhnya. Menurutnya, Sagara itu terlalu misterius.Bukan karena ia tidak ingin memahami bocah itu lebih dalam, hanya saja Sagaralah yang tidak mengizinkan siapa pun memahami dirinya. Sagara tercenung, topik pembicaraan ini mulai terasa tidak nyaman untuknya."Terima kasih atas perhatian Anda, Ketua, tapi untuk urusan ini, biar aku dan Fidella saja yang menyelesaikannya," jelas Sagara dengan tenang dan sopan. Ia ingin menuntas perbincangannya dengan Dr. Harold, tetapi sepertinya itu tidak akan mudah."Alasan apa yang membuatmu bersedia menikahi Fidella, Sagara? Apa kau mencintainya?" tanya Dr. Ha

  • Cinta yang Tak Diundang   Kebungkaman

    Yang membuat kubangan emosi Fidella terkuras bukan karena mereka memanggilnya dengan sebutan jalang. Meski itu terdengar menyakitkan juga, tetapi bukan itu yang membuat emosionalnya memuncak, melainkan karena kata demi kata yang menjelaskan bahwa Sagara sangat menderita karenanya.Kata yang seakan menegaskan jika Fidella memang gadis murahan, yang mengemis belas kasih pada musuhnya sendiri. Tiap kata yang mengikrarkan jika Fidella adalah gadis terkejam di muka bumi, dengan menjadikan Sagara sebagai budak pelampiasannya.Benar, Fidella membenarkan hal itu. Semula ia meminta Sagara menikahinya hanya untuk menghindari aib yang akan melukai harga diri keluarganya.Fidella sama sekali tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Sagara mengenai kejadian ini. Karena sejak awal nalar gadis itu memiliki keyakinan tinggi, jika hatinya tidak akan terusik atau melemah untuk sekadar memikirkan perasaan pria yang menjadi su

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status