Share

Bab 95

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selama ini Shawn dibutakan oleh egonya. Dia sulit menerima kenyataan ini, kedua anaknya telah tiada.

"Anaknya ... tidak selamat. Jangan pernah membahas masalah anak di depan Yvonne, aku tidak mau dia sedih." Suara Shawn terdengar gemetaran.

Neil tidak kaget, dia menarik napas panjang dan berkata, "Keguguran pertama menimbulkan risiko yang cukup besar. Meskipun sudah berusaha, kemungkinan besar janin yang tersisa pun sulit diselamatkan. Sejak awal aku sudah membujuk Yvonne, tapi dia bersikeras mau melahirkan anak itu. Yvonne sendiri nggak tahu siapa ayah dari anaknya, kasihan kalau dia harus membesarkannya sendiri."

Shawn terenyuh mendengar cerita Neil. Walaupun membenci Shawn, Yvonne masih berusaha keras untuk mempertahankan anak mereka.

"Aku sudah menjawab pertanyaanmu, sekarang giliran kamu yang menjawab pertanyaanku. Kamu menemukan Yvonne di mana?" Neil tidak melupakan tujuan utamanya.

Shawn berusaha menenangkan diri, lalu mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Ponselku ada fitur pemu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Michelle Bongso
good novel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 96

    Jantung Neil berdebar kencang saat mendengar suara di ujung telepon. Tenggorokannya terasa seperti dicekik hingga tidak bisa mengeluarkan suara."Yvonne?" Anas mengira Yvonne tidak mendengar sapaannya.Neil mengatur pernapasan, lalu menjawab, "Aku bukan Yvonne."Anas terkejut dan langsung mematikan panggilan Neil. Anas menggenggam erat ponselnya, dia panik dan tidak tahu harus berbuat apa.Melihat gelagat Anas yang aneh, Samantha ikut panik dan bertanya, "Ada apa? Apakah Yvonne dalam bahaya?"Anas belum tahu bahwa Shawn telah berhasil menemukan Yvonne. Hingga saat ini, Anas mengira kalau Yvonne masih berada di dalam tangan Harvey.Anas menggelengkan kepala."Terus kamu kenapa ...." Sebelum Samantha menyelesaikan kalimatnya, ponsel Anas kembali bergetar.Kali ini Anas tidak menjawab panggilan tersebut, dia hanya menatap nomor yang tertera di layar ponsel."Kenapa nggak dijawab?" tanya Samantha."Bukan Yvonne." Anas bangkit berdiri dan beranjak ke balkon.Sesampainya di balkon, ponsel An

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 97

    Anas menjawab sambil tersenyum, "Baiklah, kalau butuh sesuatu, segera hubungi aku. Bibi nggak perlu sungkan, ya!"Samantha menggendong Dio sambil menatap Anas. "Yvonne sudah punya anak, kamu juga sudah waktunya menikah."Mata Anas tampak berkaca-kaca. Dia tidak kesal, sebaliknya justru terharu mendengar ucapan Samantha. Ketika ibunya meninggal, ibunya juga mengatakan hal yang sama kepada Anas.Sayangnya, sekarang Anas sudah tidak bisa mendengar celotehan ibunya.Anas hanya membalas Samantha dengan senyuman.....Neil berusaha tiba di Kota Sunrise secepat mungkin.Sesampainya di sana, langit masih gelap. Begitu matahari terbit, Neil langsung menelepon Anas dan mengajaknya bertemu.Anas pergi menemui Neil dengan membawa Dio.Neil belum tidur semalaman, wajahnya tampak lesu dan matanya terlihat agak gelap.Ketika melihat Anas yang datang sambil membawa bayi, fokus Neil hanya tertuju kepada Anas. Neil sama sekali tidak memperhatikan bayi yang digendong Anas.Anas terlihat kurus, lebih kuru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 98

    Undangan ini diberikan oleh Harvey.Harvey mengadakan pameran lukisan? Namun bukan hal ini yang membuat Yvonne kaget, dia bingung untuk apa Harvey mengundangnya ke pameran yang diadakan?Apa maksud Harvey? Apa yang direncanakannya? Yvonne tidak dapat menebak rencana Harvey."Apa yang kamu pikirkan?" Sesaat membuka pintu, Shawn melihat undangan yang dipegang Yvonne dan mengambilnya. "Apa ini?""Undangan dari Harvey," jawab Yvonne.Begitu mendengar nama Harvey, raut wajah Shawn sontak berubah. Setelah membaca isi undangan, Shawn bertanya kepada Yvonne, "Kamu mau pergi?"Sebenarnya Yvonne tidak mau pergi, dia tidak tahu apa yang sedang direncanakan Harvey. Namun demi membuat Shawn kesal dan mempercepat perceraian, Yvonne menjawab, "Aku mau pergi."Shawn mengerutkan bibir, dia tidak apa yang dipikirkan Yvonne. Namun yang pasti, Shawn tidak ingin Yvonne menghadiri undangan Harvey.Harvey sudah berkali-kali berusaha mencelakai Yvonne, mana mungkin Shawn membiarkan istrinya masuk ke dalam jeb

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 99

    "Dingin?" Shawn bertanya kepada Yvonne."Nggak," Yvonne menjawab dengan singkat.Shawn agak kecewa melihat Yvonne yang bersikap cuek dan dingin. Meskipun sedih, Shawn tidak menyalahkan Yvonne. Bagaimanapun, Shawn yang menyebabkan Yvonne terluka.Sesaat setelah kehilangan bayinya, Shawn malah mendorong Yvonne dari jendela hingga kakinya retak. Jadi Shawn bisa memaklumi kebencian Yvonne.Demi menebus kesalahannya, Shawn rela bersabar dan berusaha meluluhkan hati Yvonne dengan kasih sayang.....Tak berapa lama, mobil berhenti di sebuah bangunan kuno yang megah. Kemudian, sopir membuka bagasi untuk mengeluarkan kursi roda.Shawn menggendong Yvonne, lalu meletakkannya ke atas kursi roda dan menyelimuti kakinya agar tidak kedinginan.Harvey sangat pintar memilih tempat. Bangunan ini bernama City Gates of Clouwy, sebuah bangunan kuno yang dilindungi pemerintah. Kharisma dan daya tarik tempat ini sangat kuat.Shawn masuk sambil mendorong kursi roda yang diduduki Yvonne.Hari ini Harvey mengun

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 100

    Harvey menantang Shawn secara terang-terangan.Yvonne merasa agak bersalah, entah kenapa dia mulai merasa gelisah. Hari ini Harvey mengundang para pejabat penting dan pebisnis besar. Suasana terasa meriah.Umumnya, pameran lukisan diadakan untuk melelang lukisan para pelukis terkenal. Mana ada orang yang mau membeli lukisan dari pelukis kecil?Melihat lukisan-lukisan yang tidak bernama ini, seseorang pun bertanya kepada Harvey, "Ini lukisan apa? Kok nggak ada nama pelukisnya?"Harvey tersenyum. "Sabar, aku akan segera menunjukkan lukisan yang sesungguhnya.""Jangan membuatku kecewa, ya! Walaupun semua lukisan ini bagus, aku merasa bukan dilukis pelukis terkenal.""Lihat saja nanti." Harvey mengangkat kedua matanya, lalu melirik ke arah Shawn.Shawn tidak membalas tatapan Harvey, dia sedang fokus melihat lukisan-lukisan yang dipajang. Shawn tidak terlalu memahami seni lukis, tapi dia sangat menikmati tempat ini. Lukisan-lukisan ini seolah berhasil menarik hatinya.Setelah tamu undangan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 101

    Orang tersebut sengaja memancing Shawn untuk memberikan penawaran tinggi. Hari ini Harvey bertekad untuk memeras uang Shawn sebanyak-banyaknya.Harvey adalah seorang pria, dia tahu betapa besarnya harga diri seorang pria. Terlepas apakah Shawn menyukai Yvonne, dia tidak mungkin membiarkan lukisan istrinya jatuh ke tangan pria lain.Bagaimanapun Yvonne pernah mengkhianati Shawn hingga mengandung anak dari pria lain. Lukisan bagaikan sebuah pengingat untuk Shawn agar menjaga istrinya dengan lebih baik.Harvey menebak Shawn pasti akan membeli lukisan ini untuk dihancurkan.Para tamu terkejut mendengar penawaran yang diberikan. Mereka semua adalah orang kaya, tetapi bukan berarti mereka rela sembarangan menghamburkan uangnya.Apa istimewanya lukisan ini sampai dihargai ratusan miliar? Para tamu undangan tidak mengerti.Shawn adalah sosok yang terkenal di dunia bisnis, dia tidak pernah membuat keputusan yang merugikan diri sendiri. Namun, sekarang dia malah menawarkan ratusan miliar untuk m

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 102

    Harvey menyadari kesalahannya yang melakukan semua ini tanpa meminta izin kepada Yvonne."Boleh bicara sebentar?" Harvey merasa kalau Yvonne akan berpihak kepadanya.Yvonne terluka karena didorong oleh Shawn. Jika tidak didorong dari jendela, kaki Yvonne tidak mungkin patah. Yvonne pasti membenci Shawn.Melihat Harvey yang memeras Shawn, harusnya Yvonne justru senang."Bicara di sini saja." Yvonne tidak peduli dengan Harvey yang memeras Shawn, tapi dia merasa dimanfaatkan.Yvonne merasa berhak mendapatkan sebagian uang yang didapatkan Harvey.Dulu, bagi Yvonne uang bukanlah hal yang paling penting, tetapi sekarang pandangannya telah berubah. Yvonne tidak memiliki penghasilan, sedangkan ada anak dan ibu yang harus dihidupi.Walaupun Yvonne tidak mengatakannya secara eksplisit, Harvey mengerti maksudnya"Kita bagi 30-70, bagaimana?" Harvey bertanya kepada Yvonne tanpa memedulikan keberadaan Shawn.Shawn menyebabkan perusahaan Harvey mengalami kerugian besar. Pameran ini adalah salah satu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 103

    Selain adalah seorang dokter, Yvonne bisa menari dan bermain piano. Namun tak sampai di situ, Yvonne juga pintar melukis?Shawn sulit memercayainya, ternyata Yvonne memiliki begitu banyak bakat yang luar biasa.Harvey puas melihat ekspresi Shawn yang tampak kebingungan. Harvey merasa jauh lebih mengenal Yvonne dibandingkan dengan Shawn."Hahaha." Harvey tertawa terbahak-bahak. "Lukisannya bagus, 'kan? Menurutmu, apakah wanita yang melukis ini menyukaiku?"Raut wajah Yvonne tampak masam. "Kamu yang memaksaku melukis, aku nggak punya perasaan sama kamu ...."Yvonne terdiam sebelum menyelesaikan kalimatnya. Untuk apa dia menjelaskan panjang lebar?Sekarang, tujuan Yvonne adalah membuat Shawn membenci dan menceraikannya.Yvonne langsung mengubah jawabannya dan berkata. "Meskipun dipaksa, aku sendiri pun memang ingin melukis kamu."Yvonne terpaksa membuat pengakuan palsu agar Shawn mengira kalau dia menyukai Harvey.Beberapa tamu yang berada di sekitar ikut tercengang mendengarnya. Awalnya

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status