Yvonne menatap layarnya sembari menunggu balasan Shawn.Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit telah berlalu, tetapi Shawn tak kunjung membalas pesan Yvonne.Yvonne berusaha berpikir positif, mungkin Shawn sedang sibuk. Yvonne sedih, tetapi dia berusaha untuk menghibur diri sendiri.Sesungguhnya Shawn memang sedang sibuk. Puluhan petinggi perusahaan berkumpul di ruang rapat yang mampu menampung ratusan orang.Walaupun Ruft Mose baru berdiri beberapa tahun yang lalu, mereka banyak mengambil alih bisnis Grup Skyward. Selama berada di bawah kepemimpinan Shawn, Ruft Mose berkembang dengan sangat pesat.Sekarang Ruft Mose menjadi salah satu perusahaan investasi yang paling dihormati. Banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan mereka.Ruft Mose berinvestasi di sebuah perusahaan entertainmen. Dalam waktu dua tahun, perusahaan tersebut telah mencetak puluhan artis ternama dengan jutaan penggemar.Perusahaan tersebut sangat terkenal, hanya saja tidak ada yang mengetahui siapa bos di
Shawn berjalan mendekati Yvonne. Ekspresi Yvonne terlihat kaku, dia menggenggam tas tangannya dengan erat.Shawn adalah suaminya, kenapa Yvonne segugup ini? Yvonne sangat merindukan Shawn, tetapi begitu Shawn muncul di hadapannya, rasanya Yvonne malah ingin melarikan diri."Sebentar lagi tasmu remuk." Shawn menggandeng tangan Yvonne yang dingin. "Kamu kedinginan?"Yvonne mengangguk, lalu menggelengkan kepala.Shawn tersenyum. "Kamu tidak mengenalku? Kenapa gugup seperti orang asing? Aku tidak akan memakan kamu.""Bukan begitu .... Aku, aku nggak tahu kamu bakal datang." Yvonne menundukkan kepala.Shawn mengusap dagu Yvonne sambil tersenyum. "Kalau tidak datang, hari ini aku tidak bisa melihat penampilanmu yang begitu cantik."Meskipun Shawn bersikap lembut, Yvonne merasa ada jarak yang membentang di antara mereka."Ayo, masuk." Shawn meminta Yvonne untuk merangkul lengannya.Yvonne mengatur kembali suasana hatinya, lalu merangkul lengan Shawn dan berusaha bersikap normal. "Apakah peker
Ada begitu banyak tamu undangan, Yvonne tidak melihat keberadaan Niko."Pak Shawn." Seseorang menghampiri Shawn dan menyapanya. Shawn sengaja memilih tempat di pojokan karena malas berinteraksi dengan para tamu undangan."Aku dengan Pak Shawn telah meninggalkan Grup Skyward? Sekarang Grup Skyward kacau balau, mereka berutang di mana-mana. Apakah kamu mendengar berita ini?"Dulu semua orang sangat menghormati Shawn yang dikenal sebagai pebisnis hebat. Namun sekarang dia telah meninggalkan Keluarga Jamison serta perusahaan yang dipimpin selama beberapa tahun.Di mata orang banyak, Shawn telah kehilangan kekuasaannya. Oleh sebab itu, tak sedikit orang yang mulai berani bersikap lancang.Ditambah, Grup Skyward berada di ambang kebangkrutan. Grup Skyward bukan lagi perusahaan raksasa yang disegani.Shawn menatap pria tersebut dengan dingin. "Kalau penasaran, cari tahu sendiri.""Kamu adalah sepupunya Thiago, makanya aku ....""Pak Salem." Seorang pria berpakaian rapi menghampirinya.Pak Sal
Thomas melirik Salem. "Shawn meninggalkan perusahaan keluarga, bukan meninggalkan dunia bisnis. Kenapa? kamu tertarik bekerja sama?"Salem merasa sangat malu dan tidak enak hati. Rasanya dia ingin mencari lobang untuk bersembunyi.Wajah Salem memerah seperti orang mabuk. "Aku ... aku selalu terbuka dengan peluang kerja sama. Tapi entah apakah Pak Shawn bersedia memberikan kesempatan."Thomas sudah banyak makan asam garam. Meskipun tidak ada yang menceritakan, dia bisa menebak apa yang sedang terjadi.Thomas tertawa terbahak-bahak, lalu menjawab Salem, "Shawn hanya tertarik dengan proyek besar, sedangkan perusahaanmu sangat kecil.""Oh iya." Thomas menoleh ke arah Shawn. "Aku dengan kamu mengakuisisi Bank Senda?"Salem tercengang untuk kesekian kalinya.Bank Senda? Bank tua yang telah berdiri puluhan tahun?"Pak Thomas, informasimu sangat cepat." Shawn mengangkat gelasnya dan mengajaknya bersulang."Kamu ...." Thomas mengangkat kedua jempolnya.Kedua orang tua mempelai berjalan ke tenga
Sesaat menoleh ke belakang, Neil melihat Niko yang berdiri bersama Anas.Niko dapat merasakan tangan Anas yang gemetar. Niko menggenggam tangan Anas dan berbisik, "Jangan takut, ada aku."Neil sontak mengepalkan tangan saat melihat Niko yang menggenggam tangan Anas.Melihat perubahan ekspresi Neil, Yvonne berlari ke sisi Anas untuk menghalangi pandangan Neil. "Baguslah kalian sudah ketemu. Neil, kami pergi dulu, sampai jumpa."Neil berjalan ke hadapan Anas, lalu mendorong Yvonne yang menghalanginya. "Aku mau bicara."Anas menatap Neil dengan tenang. "Tidak ada yang perlu dibicarakan. Hari ini adalah hari pernikahanmu. Tenang, aku tidak tertarik merusak pernikahanmu. Aku datang karena dijebak Niko. Dia mengatakan ada temannya yang menikah dan memintaku untuk menemaninya. Kalau Niko tidak berbohong, aku pun tidak sudi menginjakkan kaki ke sini."Setelah selesai bicara, Anas menggandeng tangan Niko. "Aku mau pulang."Neil mengejar mereka, lalu menarik Niko dan mendorongnya. Anas mengangga
Dunia terasa berhenti berputar selama beberapa menit.Yasmine berjalan mendekat, lalu berkata sambil tersenyum, "Ini Anas? Kak Neil pernah membicarakanmu. Ternyata hari ini kamu datang juga?"Yasmine bersikap seolah tidak menyaksikan adegan tadi.Anas mengerutkan alis, Neil pernah menceritakan Anas kepada Yasmine?Anas merasa sangat malu, dia menyeringai dingin sambil menjawab, "Aku datang untuk memberikan selamat. Semoga pernikahan kalian langgeng, bahagia, dan cepat dikaruniai anak."Kemudian Anas menatap Neil dan berbicara kepada Yasmine, "Jaga baik-baik Kak Neil, jangan sampai hatinya diluluhkan wanita lain.""Kak Neil bukan pria hidung belakang." Yasmine merangkul lengan Neil. "Hari ini adalah hari pernikahan kami, para tamu undangan menunggu di dalam. Sebentar lagi pesta pernikahannya akan dimulai."Yasmine tidak marah, dia bersikap sangat tenang dan sabar. Orang biasa belum tentu bisa bersikap seperti Yasmine.Bahkan Yvonne sendiri pun mengagumi Yasmine. Jika Yvonne memergoki Sh
"Dari siapa?" tanya Yvonne."Aku tidak bisa memberitahumu." Pelayan menggelengkan kepala.Yvonne tidak memaksa pelayan tersebut. "Baiklah."Setelah pelayan pergi, Yvonne membuka surat yang diberikan.[ Datang ke lantai 26, kamar 502. Aku ingin memberi tahu sebuah rahasia. ]Setelah selesai membaca, Yvonne meremas surat tersebut dan membuangnya ke tong sampah.Yvonne paling anti dengan hal-hal yang tidak jelas begini. Dia tidak bodoh, bagaimana kalau pengirim surat ini berniat jahat?Di saat bersamaan, pesta telah dimulai, para tamu undangan kembali ke tempat duduk masing-masing."Kamu sibuk banget," kata Yvonne saat melihat Shawn yang kembali.Yang menikah Neil, tetapi Shawn yang menjadi bintang utama. Yvonne meneguk jus, lalu meletakkan gelasnya dengan keras.Shawn melirik gelas tersebut dan bertanya, "Kamu marah?"Yvonne menggelengkan kepala, sekarang Yvonne tidak berani marah. Lagi pula Shawn hanya mengobrol dengan orang lain, untuk apa Yvonne marah?Yvonne hanya merasa kecil saat b
Begitu dibuka, Shawn dan Yvonne tidak melihat seorang pun di dalam kamar.Yvonne mengerutkan alis. "Ada yang mengerjai aku?"Shawn tidak bergeming, dia memiliki pandangan yang berbeda. Shawn yakin ada yang sengaja ingin menjebak Yvonne, tetapi Yvonne tidak termakan jebakan tersebut. Sang pelaku pun membereskan kamar ini agar tidak meninggalkan jejak mencurigakan."Kita kembali saja." Yvonne tidak enak hati meninggalkan pesta pernikahan begitu saja.Ketika menunggu lift, Yvonne mendekatkan diri ke samping Shawn dan ingin menggandeng tangannya. Namun tiba-tiba pintu lift terbuka, Yvonne terkejut dan mengurungkan niatnya.Shawn yang menyadari gerak-gerik Yvonne pun menggenggam tangannya dengan erat.Yvonne terkejut, jantungnya berdebar kencang saat Shawn meraih tangannya. Mereka adalah suami istri, kenapa Yvonne gugup seperti remaja yang baru jatuh cinta?Jantung Yvonne berdetak semakin kencang. Setelah mereka masuk, pintu lift pun tertutup secara perlahan.Di dalam lift hanya ada mereka