Yvonne menatap sosok yang berada di hadapannya.Raut wajah Shawn terlihat muram dan marah. Ekspresinya yang murka sontak membuat Yvonne ketakutan, rasanya dia ingin bergegas mencari tempat untuk bersembunyi."Shawn?" Yvonne menelan air ludah. Kemudian Yvonne mengulurkan tangan untuk memegang Shawn, dia ingin mengetes apakah semua ini nyata atau hanya ilusi semata.Namun saat tangan Yvonne menggantung di udara, Shawn malah membalikkan badan dan berkata, "Keluar!"Yvonne membelu di tempat, dia menurunkan tangannya, lalu menatap Harvey, Xavier, dan Dylan secara bergantian.Tiba-tiba kepala Yvonne terasa sakit, dia memijat kening untuk meredakan rasa pusingnya.Setelah merasa lebih baik, Yvonne kembali mengangkat kepalanya dan memandang sekeliling ruangan. Ada Xavier dan Dylan, berarti Shawn sudah kembali?Jadi ... sosok yang dilihatnya barusan adalah Shawn? Yvonne tidak berhalusinasi!Sesaat menyadari masalah yang berada di depan mata, Yvonne pun panik dan melompat turun dari tempat tidur
Rasa takut dan gugup telah mengalahkan kantuk serta efek samping alkohol.Yvonne menatap Shawn dengan hati-hati, lalu lanjut bertanya, "Kamu kapan pulang?"Satu pertanyaan ditanyakan dua kali, Shawn merasa Yvonne belum sepenuhnya sadar."Pulang dulu," jawab Shawn dengan datar.Apakah Shawn masih marah? Yvonne mengusap wajahnya sendiri dan menjawab, "Itu ....""Kita bicarakan setelah kamu sepenuhnya sadar." Shawn memotong ucapan Yvonne.Akhirnya Yvonne terpaksa menutup mulut. Meskipun sudah sadar, Yvonne merasa tidak enak badan, lambungnya terasa perih.Yvonne bersandar di kursi, sedangkan mobil melaju dengan mulus di atas jalan raya.Yvonne memejamkan matanya secara perlahan, dia ngantuk dan kelelahan.Shawn mengamati penampilan Yvonne yang berantakan. Pakaiannya kusut, rambutnya acak-acakan, tidak pakai sepatu.Raut wajah Shawn terlihat masam, tetapi dia berusaha menahan amarahnya.Tak berapa lama mereka pun tiba di rumah. Yvonne masih tertidur pulas, dia sama sekali tidak bergeming.
Tadinya Yvonne ingin berpura-pura bodoh untuk menghindari pembahasan mengenai masalah tadi malam. Namun melihat sikap Shawn, sepertinya dia tidak akan melupakan masalah ini begitu saja.Yvonne berdeham, lalu menjelaskan dengan memilih kata-kata yang tepat, "Neil dan Anas putus gara-gara Neil selingkuh. Anas lagi sedih, dia meminta aku untuk menemaninya minum.""Lalu kenapa ada Harvey?" Ini adalah inti pertanyaan Shawn.Yvonne lanjut menjelaskan, "Kami nggak tahu mau minum di mana. Kebetulan Harvey berada di tempat, dia mengajak kami ke klub privat ...."Yvonne mengecilkan suaranya dan berbicara dengan ketakutan, "Aku dan Anas minum di ruang privat yang disewa Harvey.""Lalu?" Shawn mengerutkan alis."Harvey menunggu di luar, aku dan Anas hanya minum berdua. Sungguh, aku nggak bohong! Kalau nggak percaya, kamu bisa memeriksa rekaman CCTV." Meskipun semalam Yvonne mabuk, dia masih mengingat semua kejadian sebelum mabuk.Di saat Yvonne sedang bercerita, tiba-tiba ponsel Shawn berdering.H
Sesaat melihat orang yang berdiri di hadapannya, suasana hati Yvonne terasa makin buruk."Yvonne, aku nggak tahu bagaimana direktur rumah sakit bisa mengenal ayahnya Roger. Direktur rumah sakit bahkan berhasil membujuk ayahnya Roger untuk melupakan masalah tempo hari. Tapi Yvonne ... aku nggak akan melepaskanmu!" Ekspresi Jolene terlihat sangat bengis.Yvonne melangkah mundur dan menjaga jarak."Kamu sendiri yang membunuh kandunganmu, nggak ada hubungannya sama aku!" jawab Yvonne."Benar, memang aku yang melakukannya. Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Karena kamu! Kamu yang membuatku kayak gini!" Jolene menyalahkan Yvonne atas semua yang terjadi kepadanya.Jika Yvonne tidak mengacaukan semuanya, Jolene mungkin sudah dinikahi oleh Shawn.Semua gara-gara Yvonne, makanya Shawn membenci Jolene."Semua gara-gara kamu!" Kedua mata Jolene tampak memerah.Yvonne tidak ingin berurusan dengan Jolene. Jolene telah kehilangan akal sehatnya, orang ini berbahaya."Ketamakan, kekejaman, semua akar ke
"Shawn nggak marah, aku yang marah! Kamu sengaja ingin mengadu domba kami? Aku nggak nyangka, ternyata kamu orang seperti ini," jawab Yvonne.Niat Harvey hanya untuk membuat Shawn marah.Yvonne sangat marah. Meskipun tahu tindakannya akan merugikan Yvonne, Harvey tetap melakukannya.Harvey tersenyum canggung. "Aduh, kok kamu berbicara kayak gitu? Kalau Shawn marah dan nggak memercayai kamu, berarti dia nggak mencintai kamu!""Enyah dari hadapanku!" kata Yvonne sambil menatap Harvey dengan tajam.Bukan masalah tidak cinta atau tidak percaya. Jika Shawn berada di posisi Yvonne, Yvonne pun pasti marah mengetahui Shawn bermalam bersama wanita lain. Yvonne dapat memahami kemarahan Shawn.Apalagi Shawn dan Yvonne belum lama bersama. Mereka masih perlu membina kepercayaan terhadap satu sama lain."Kirimkan semua rekaman CCTV tadi malam kepada Shawn," Yvonne memerintahkan.Harvey tidak bergeming. Yvonne mengerutkan alis dan bertanya, "Kenapa? Nggak mau? Jangan lupa, aku yang mengoperasi ibumu
Yvonne tidak banyak bertanya, dia diam mendengarkan percakapan Simon dan Paulo.Yvonne tahu, semua orang memiliki rahasia. Dia bukan orang yang suka mengorek masalah orang lain.Melihat Yvonne yang kelihatan tidak suka bergosip dan cerdas, Paulo pun menjawab, "Baiklah.""Aku akan mengatur semuanya. Besok pagi dia yang akan melakukan pemeriksaan tahap awal. Aku memahami kekhawatiranmu, aku akan membatasi ruang geraknya agar tidak banyak berkomunikasi dengan orang luar," jawab Simon."Baiklah, terima kasih." Paulo bangkit berdiri dan pamit.Setelah Paulo pergi, Yvonne masih tidak bergeming.Simon mengangguk puas dan bertanya, "Kamu tidak penasaran?""Penasaran, tapi mengorek rahasia orang bukanlah tindakan yang etis," jawab Yvonne.Simon tersenyum, lalu menarik lacinya dan mengeluarkan sebuah dokumen. Sesaat melihat dokumen yang dikeluarkan, Yvonne langsung membelalak.Dokumen tersebut berisi riwayat pasien yang memiliki wajah mirip dengan ibunya Shawn.Jadi, barusan Simon dan Paulo seda
Kalau dibilang berhubungan, kedua orang tua Shawn telah meninggal. Namun kalau dibilang tidak berhubungan, wajah wanita itu sangat mirip dengan ibunya Shawn.Besok pagi Yvonne akan bertemu dengan wanita itu. Yvonne bukanlah orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tetapi masalah ini menyangkut kehidupan Shawn. Jadi Yvonne harus mencari tahu apa hubungan Paulo dengan wanita itu.Ditambah, sepertinya Paulo tidak ingin orang lain mengetahui tentang wanita tersebut. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.Setelah mengatur ruang CT-Scan dan ruang operasi, Yvonne kembali ke ruangan Simon untuk mencarinya. Namun Simon sedang tidak berada di tempat.Yvonne membuka laci kerja Simon dengan ragu-ragu. Pada akhirnya dia tetap memberanikan diri untuk membuka dokumen yang berisi data diri pasien.Sesaat membaca riwayat penyakitnya, Yvonne terkejut hingga membelalak. Berdasarkan catatan riwayat, Simon pernah mengoperasi kepala wanita yang bernama Danila ini.Simon adalah dokter bedah jantung, kena
Neil menghentikan langkahnya, lalu menoleh dan berkata, "Jangan tanya apa-apa. Anas benar, aku yang salah."Yvonne tak dapat berbuat banyak, dia mengangguk sambil menjawab, "Jaga dirimu baik-baik."Neil menarik napas panjang, lalu pergi meninggalkan rumah sakit, sedangkan Yvonne kembali bekerja.....Di kediaman Keluarga Staford.Anas sedang membereskan barang-barangnya dengan dibantu Samantha."Kalau kami kangen Yvonne, sering-seringlah main ke sini, anggap saja rumah sendiri. Ini adalah kamarmu, kamu boleh datang kapan saja," kata Samantha dengan lembut.Anas yang sejak tadi berusaha tegar pun tak dapat membendung air matanya. Dia meneteskan air mata dan memeluk Samantha. "Terima kasih, Bi.""Jangan sungkan." Samantha menepuk pundak Anas."Kamu adalah sahabatnya Yvonne. Sebelumnya kamu telah banyak membantu kami di saat-saat susah. Aku sudah menganggapmu seperti anak sendiri." Smaantha tersenyum lembut.Anas menangis dan terharu saat mendengar ucapan Samantha.Setelah selesai mengema