Namun Yvonne tak berdaya, Simon adalah dokter hebat yang banyak dikagumi.Sekitar pukul 4 sore, akhirnya Yvonne selesai memindahkan semua barang yang ada di dalam gudang. Saking capeknya, Yvonne tidak nafsu makan, dia hanya meneguk dua botol air.Yvonne tidak menghabiskan waktu untuk beristirahat, dia ingin menyelesaikan semua pekerjaannya agar bisa pulang sebelum jam 12 malam.Namun tiba-tiba Simon datang dan berkata, "Tinggalkan pekerjaan itu, ikut aku!""Dok ...." Yvonne menyusul Simon.Meskipun Simon galak dan ketat, dia mengajari Yvonne dengan sungguh-sungguh. Setiap ada operasi, Simon pasti meminta Yvonne untuk mendampinginya.Simon menemukan seorang pasien yang mengidap penyakit langka, makanya dia memanggil Yvonne untuk ikut bersamanya."Coba kamu lihat foto ini," kata Simon.Ketika Yvonne mengamati foto rontgen, seseorang datang memanggilnya, "Yvonne."Sesaat mengangkat kepala, Yvonne melihat Harvey yang berdiri tak jauh dari sana. "Kok kamu ada di sini?""Ini ibuku," jawab Ha
Yvonne tercengang selama beberapa saat, lalu bergegas mendorong Harvey sambil memarahinya, "Kamu gila, ya?"Apa maksud Harvey tiba-tiba memeluknya? Yvonne sangat marah! Memangnya dia wanita gampangan?Yvonne membelakangi orang yang berdiri tak jauh dari sana. Harvey tersenyum puas, sepertinya rencananya berhasil."Maaf," kata Harvey dengan suara kecil.Yvonne memelototinya. "Sebaiknya segera urus prosedur operasi ibumu."Setelah selesai bicara, Yvonne langsung pergi meninggalkannya. Seandainya Yvonne menoleh ke belakang, dia akan melihat Shawn yang sedang memperhatikannya.Ekspresi Shawn terlihat sangat masam.Ketika melihat kemunculan Shawn, Harvey sengaja memeluk Yvonne untuk membuat Shawn marah.Shawn banyak menyulitkan hidup Harvey. Jadi wajar saja Harvey ingin membalasnya.Perasaan Harvey terasa bahagia saat melihat kemarahan di wajah Shawn. Sejak ibunya sakit, ini adalah pertama kalinya Harvey tersenyum.Harvey menghampiri Shawn dan berpura-pura meminta maaf. "Aduh, kamu jangan s
Shawn menatap Yvonne selama dua menit. Pada akhirnya Shawn tidak bergeming, lalu membalikkan badan dan pergi.Xavier melirik Yvonne sambil menggelengkan kepala. Xavier merasa Yvonne agak tidak tahu diuntung.Yvonne tertegun menghadapi sikap Shawn dan Xavier, apakah ucapan Yvonne terlalu kasar atau menyinggung?Yvonne tak sempat berpikir terlalu banyak. Dia tidak ingin bertengkar dengan Shawn.Ketika Yvonne hendak mengejar Shawn, Simon malah muncul dan memanggil Yvonne, "Yvonne! Tugas yang kuberikan sudah selesai?"Yvonne merasa serba salah, dia bingung untuk memilih Shawn atau meladeni Simon.Melihat Yvonne yang tidak berbicara, Simon lanjut berkata, "Keluarga pasien sudah setuju untuk melakukan operasi. Segera hubungi bagian administrasi, cek apakah ada ruang operasi yang tersedia sekarang juga."Yvonne melihat sosok Shawn yang berjalan makin jauh. Akhirnya Yvonne memutuskan untuk mengesampingkan kemarahan Shawn. Yvonne akan menjelaskan semuanya kepada Shawn setelah pulang ke rumah.Y
"Aku yang ke sana atau kamu yang ke sini?" tanya Niko.Yvonne tampak ragu, kenapa ada saja hal yang menghalanginya untuk menemui Shawn?"Kamu di mana? Aku yang ke sana," jawab Yvonne."Aku masih di kantor, tapi sudah mau pulang. Bagaimana kalau ketemu di rumah saja?" tanya Niko."Oke," jawab Yvonne.Sopir yang mengantar jemput Yvonne telah menunggu di halaman lobi rumah sakit.Yvonne masuk ke dalam mobil dan berkata kepada sopir, "Ke rumah ibuku."Kemudian Yvonne mengeluarkan ponsel, lalu membuka kontak Shawn dan berpikir selama beberapa menit. Akhirnya Yvonne mengurungkan niatnya untuk menghubungi Shawn dan memutuskan untuk menghubungi Leah."Bi, Shawn ada di rumah? Aku ingin berbicara dengan dia. Oh iya, Dio rewel, nggak?" tanya Yvonne."Dio tidak rewel. Tuan tidak ada di rumah, aku hanya disuruh untuk membereskan pakaian Tuan. Kata Tuan Xavier, Tuan Shawn mau pergi keluar negeri. Apakah tidak ada yang memberitahumu?" tanya Leah.Yvonne menundukkan kepala saat mengingat Shawn yang me
Niko tersenyum sambil merangkul lengan Anas.Ketika melihat kedekatan Niko dan Anas, Yvonne tak bisa menahan ketidaknyamanannya. Yvonne mengangkat kedua alis, Niko bahkan tidak pernah bersikap semesra itu kepada Yvonne.Yvonne merasa Niko memberikan perhatian yang berlebih kepada Anas. Yvonne pun memelototi Niko dan berkata dengan nada bercanda, "Niko, Kak Anas sudah punya pacar, lho!""Yvonne, aku menganggap Niko kayak adikku sendiri," jawab Anas sambil memutar bola matanya.Yvonne tidak menjawab, dia hanya memperingati Anas dan Niko untuk menjaga jarak. Takutnya Niko memiliki perasaan lain terhadap Anas.Niko mengerutkan bibirnya. "Bukannya sekarang Anas dan pacarnya lagi bertengkar? Lagi pula cinta nggak memandang umur. Kak Anas, kamu nggak keberatan menjalin hubungan dengan wanita yang lebih tua, kok."Anas langsung menarik kembali tangannya. "Aku nggak tertarik dengan berondong."Yvonne, Niko, dan Anas pergi ke sebuah restoran mewah. Saat makan, Niko terus mengajak Anas mengobrol.
"Dokter Yvonne," jawab Simon.Harvey membelalak. "Yvonne?""Benar! Tapi menurutku Dokter Yvonne juga bukan orang yang akan menerima hadiah dari pasien," jawan Simon.Harvey tersenyum tanpa bergeming. Bagaimanapun Harvey dan Yvonne sudah saling mengenal, Yvonne tidak mungkin menolak Harvey.Sesampainya di rumah sakit, Yvonne tidak langsung pergi ke poli bedah. Dia pergi ke poli ginekologi untuk menemui dokter yang menangani Sherin. Yvonne ingin meminta dokter tersebut untuk menghubungi Sherin dan memintanya datang ke rumah sakit.Untungnya dokter kandungan yang merawat Yvonne enak diajak bicara. Dokter tersebut pun bersedia membantu Yvonne untuk menelepon Sherin.Tak berapa lama setelah menerima telepon dari rumah sakit, Sherin tiba di rumah sakit dengan ditemani Roger. Jika bukan karena dipaksa Roger, Sherin tidak mau datang ke rumah sakit.Meskipun dokter menginformasikan ada indikasi kelainan pada janin dan memerlukan pemeriksaan lanjutan, Sherin merasa tidak ada masalah dengan pemer
Yvonne mendengar panggilan Sherin, tetapi Yvonne tidak menoleh maupun menjawabnya."Yvonne, aku tahu itu kamu! Aku terlalu ceroboh, harusnya aku mengenali suaramu sejak awal. Saat melakukan pemeriksaan aku baru sadar, aku sengaja melihat tahi lalat di dekat ketiakku." Sherin sadar bahwa penyamarannya telah terbongkar. Tidak ada gunanya lagi berpura-pura.Yvonne menoleh sambil bertanya, "Kamu kenal aku?""Bukannya kamu sudah tahu aku siapa? Ngapain masih bersandiwara?" Sherin berhenti berpura-pura. "Bagaimana kalau kita mengobrol sebentar?"Yvonne tidak tahu apa yang ingin dilakukan Sherin. "Kamu mau apa?""Aku hanya mau ngobrol. Kalau kamu tidak mau, ya sudah." Jolene membalikkan badan dan pergi."Sebentar!" Yvonne menghentikan Jolene, lalu mengajak untuk berbicara di dekat tangga darurat."Yvonne, aku nggak nyangka, kamu adalah orang pertama yang mengenaliku." Jolene menatap Yvonne. "Shawn berusaha menghabisiku gara-gara kamu! Apakah aneh aku membencimu?""Kamu pantas mendapatkan ganj
Bugh!"Ah!" Jolene menggelinding dari tangga sambil berteriak.Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Jolene tidak menginginkan anak ini, dia sengaja menjatuhkan diri, lalu menjadikan Yvonne sebagai kambing hitam. Dengan begitu, Roger pasti akan memberikan pelajaran kepada Yvonne.Roger sangat menantikan dan mencintai anak yang dikandung Jolene."Uhm ...." Jolene berusaha menahan sakit sambil meringkuk.Meskipun harga yang harus dibayar sangatlah mahal, Jolene rela melakukan apa pun asalkan Yvonne menderita.Yvonne baru memahami maksud ucapan Jolene. Dia mengerutkan alis sambil menatap Jolene.Jolene adalah wanita yang kejam, dia bahkan rela mengorbankan kandungannya sendiri."Jolene, aku sama sekali tidak mengasihani kamu. Wanita kejam! Teganya kamu membahayakan anakmu sendiri demi dendam." Setelah selesai bicara, Yvonne membalikkan badan dan pergi.Yvonne tidak memanggil siapa pun untuk menolong Jolone. Jolene sendiri yang mencari penyakit, Yvonne tidak memiliki kewajiban untuk