"Ada apa?" Leah keluar dari kamar dan menghampiri Xavier.Dio sedang tidur, takutnya dia terbangun.Xavier mengacungkan jari telunjuk ke mulut. "Sst!"Leah langsung menutup mulut."Jangan ganggu Pak Shawn," Xavier berbisik.Xavier tahu kenapa Shawn marah, sekarang dia sedang melampiaskan semua emosinya.Memang Graham yang membesarkan Shawn, tetapi Graham juga memanfaatkan "jasanya" tersebut untuk mengontrol Shawn. Selama ini Shawn tidak membalaskan dendamnya kepada Quinn karena Graham melarangnya.Shawn telah menurun egonya, tapi bagaimana sikap Graham terhadapnya?Shawn kecewa, kenapa orang-orang yang menyakitinya adalah keluarganya sendiri?Leah bergumam, "Apakah perlu minta Nona Yvonne pulang?"Xavier berpikir sejenak, itu ide yang bagus. Sekarang Shawn membutuhkan dukungan dan perhatian."Boleh, coba hubungi Yvonne," jawab Xavier.Leah menelepon, tetapi Yvonne tidak menjawab panggilannya.Xavier menghela napas ....Di dalam ruang kerja.Shawn berdiri dengan tegap di depan jendela.
Yvonne menatapnya secara gamblang. Wanita yang mirip dengan Jolene pun menyadari tatapan Yvonne dan menoleh ke arhanya.Wanita itu kelihatan kaget saat melihat Yvonne. Dalam hitungan detik, tatapan wanita sontak dipenuhi kebencian.Yvonne mengerutkan alis, dia merasa ada yang tidak beres sejak pertama kali bertemu wanita itu. Mereka tidak saling kenal, kenapa wanita itu menatapnya seolah menyimpan dendam yang mendalam?Begitu melihat Yvonne, Roger langsung membawa istrinya pergi sambil berbisik, "Sekarang kamu lagi hamil. Masalah balas dendam kita pikirkan nanti."Namun istrinya tidak terlihat keberatan. "Dipikirkan nanti?"Wanita ini masih bergantung kepada Roger, makanya dia terpaksa mengikuti semua keinginan Roger. Sebenarnya wanita ini tidak menginginkan anak. Selama ini dia mengonsumsi pil KB, tetapi pada akhirnya tetap hamil.Roger menyukai anak-anak, wanita ini terpaksa mempertahankan kandungannya. Namun jika anak ini akan menjadi penghalangnya untuk balas dendam, dia tidak akan
Niko pingsan di hadapan Yvonne dan Anas.Yvonne panik, dia buru-buru memeriksa kondisi Niko."Kita membuatnya ketakutan?" tanya Anas.Yvonne memeriksa Niko sambil menjawab, "Nggak mungkin, anak cowok masa penakut kayak begini?"Jika orang-orang tahu Niko pingsan karena ketakutan, dia malah akan menjadi bahan tertawaan.Ternyata benar, Niko hanya bersandiwara.Yvonne dan Anas adalah dokter, tidak ada gunanya Niko berpura-pura pingsan.Setelah memastikan keadaan Niko, Yvonne berkata, "Begini saja pingsan, wanita mana yang mau menikah denganmu? Pengecut banget! Para wanita menyukai pria pemberani yang bisa memberikan rasa aman. Kurasa kamu nggak bakal dapat pacar."Niko langsung membuka mata dan bangkit berdiri. "Nggak seru!""Kamu berpura-pura pingsan di hadapan 2 orang dokter?" Anas tertawa.Niko mengerutkan bibir sambil menggerutu, "Nggak bakal ada pria yang menyukai wanita kayak kalian."Yvonne mengangkat kedua bahunya. "Maaf, aku punya 2 pria di hidupku."Niko tak bisa berkata-kata.
Yvonne bergegas menyantap makanannya, lalu mandi dan beranjak ke kamar.Suasana kamar sangat gelap, Shawn tidak menyalakan lampu.Shawn berbaring menghadap ke samping, apakah dia sudah tidur? Dia tidak bergeming saat Yvonne membuka pintu."Kamu sudah tidur?" Yvonne duduk di samping tempat tidur.Shawn tidak menjawab.Yvonne membuka selimut, lalu berbaring sambil memeluk Shawn. "Aku tahu, kamu belum tidur."Meskipun napas Shawn terdengar beraturan, Yvonne tahu bahwa dia belum tidur."Akhir-akhir ini aku sibuk ...."Tiba-tiba Shawn membalikkan badan sebelum Yvonne menyelesaikan kalimatnya."Kamu belum tidur, 'kan? Kenapa nggak menjawab aku?" tanya Yvonne.Shawn tidak menjawab, dia malah langsung menindih tubuh Yvonne.Yvonne sangat lelah, tubuh terasa lemas."Tidak mau?" tanya Shawn.Yvonne menggelengkan kepala sambil menjawab, "Bukan, aku hanya ....""Hanya apa?" Shawn langsung mengecup bibir Yvonne.Mereka berdua jelas masih memikirkan percakapan tempi hari. Walaupun bersikap seolah cu
Yvonne terjatuh ke dalam pelukan Shawn yang hangat.Yvonne meringkuk sambil menatap Shawn. "Kamu ngapain? Mengagetkanku saja.""Siapa suruh kamu tidak pakai baju dan menggodaku?" Shawn berbisik di telinga Yvonne.Memangnya Yvonne sengaja tidak pakai baju? Shawn yang melepaskan pakaiannya."Aku capek banget, lagian aku sudah terlambat kerja," kata Yvonne dengan nada memelas."Em." Shawn menggendong Yvonne masuk ke dalam kamar mandi.Akhir-akhir ini Yvonne sangat sibuk, berat badannya sampai turun.Tiba-tiba Leah naik dan mengetuk kamar Shawn. "Tuan, Pak Xavier datang mencari Anda. Katanya ada urusan penting.""Sana, Xavier mencari kamu." Yvonne mendorong Shawn."Kamu tidak sabar mengusir aku?" tanya Shawn.Meskipun Yvonne memang ingin mengusir Shawn, dia tidak berani mengatakannya secara langsung. Yvonne tersenyum, lalu melingkarkan tangannya di leher Shawn sambil berkata, "Kalau begitu kamu nggak boleh pergi.""Tok, tok!" Leah mengetuk dengan panik. "Tuan."Shawn bangkit berdiri, lalu
Namun Yvonne tak berdaya, Simon adalah dokter hebat yang banyak dikagumi.Sekitar pukul 4 sore, akhirnya Yvonne selesai memindahkan semua barang yang ada di dalam gudang. Saking capeknya, Yvonne tidak nafsu makan, dia hanya meneguk dua botol air.Yvonne tidak menghabiskan waktu untuk beristirahat, dia ingin menyelesaikan semua pekerjaannya agar bisa pulang sebelum jam 12 malam.Namun tiba-tiba Simon datang dan berkata, "Tinggalkan pekerjaan itu, ikut aku!""Dok ...." Yvonne menyusul Simon.Meskipun Simon galak dan ketat, dia mengajari Yvonne dengan sungguh-sungguh. Setiap ada operasi, Simon pasti meminta Yvonne untuk mendampinginya.Simon menemukan seorang pasien yang mengidap penyakit langka, makanya dia memanggil Yvonne untuk ikut bersamanya."Coba kamu lihat foto ini," kata Simon.Ketika Yvonne mengamati foto rontgen, seseorang datang memanggilnya, "Yvonne."Sesaat mengangkat kepala, Yvonne melihat Harvey yang berdiri tak jauh dari sana. "Kok kamu ada di sini?""Ini ibuku," jawab Ha
Yvonne tercengang selama beberapa saat, lalu bergegas mendorong Harvey sambil memarahinya, "Kamu gila, ya?"Apa maksud Harvey tiba-tiba memeluknya? Yvonne sangat marah! Memangnya dia wanita gampangan?Yvonne membelakangi orang yang berdiri tak jauh dari sana. Harvey tersenyum puas, sepertinya rencananya berhasil."Maaf," kata Harvey dengan suara kecil.Yvonne memelototinya. "Sebaiknya segera urus prosedur operasi ibumu."Setelah selesai bicara, Yvonne langsung pergi meninggalkannya. Seandainya Yvonne menoleh ke belakang, dia akan melihat Shawn yang sedang memperhatikannya.Ekspresi Shawn terlihat sangat masam.Ketika melihat kemunculan Shawn, Harvey sengaja memeluk Yvonne untuk membuat Shawn marah.Shawn banyak menyulitkan hidup Harvey. Jadi wajar saja Harvey ingin membalasnya.Perasaan Harvey terasa bahagia saat melihat kemarahan di wajah Shawn. Sejak ibunya sakit, ini adalah pertama kalinya Harvey tersenyum.Harvey menghampiri Shawn dan berpura-pura meminta maaf. "Aduh, kamu jangan s
Shawn menatap Yvonne selama dua menit. Pada akhirnya Shawn tidak bergeming, lalu membalikkan badan dan pergi.Xavier melirik Yvonne sambil menggelengkan kepala. Xavier merasa Yvonne agak tidak tahu diuntung.Yvonne tertegun menghadapi sikap Shawn dan Xavier, apakah ucapan Yvonne terlalu kasar atau menyinggung?Yvonne tak sempat berpikir terlalu banyak. Dia tidak ingin bertengkar dengan Shawn.Ketika Yvonne hendak mengejar Shawn, Simon malah muncul dan memanggil Yvonne, "Yvonne! Tugas yang kuberikan sudah selesai?"Yvonne merasa serba salah, dia bingung untuk memilih Shawn atau meladeni Simon.Melihat Yvonne yang tidak berbicara, Simon lanjut berkata, "Keluarga pasien sudah setuju untuk melakukan operasi. Segera hubungi bagian administrasi, cek apakah ada ruang operasi yang tersedia sekarang juga."Yvonne melihat sosok Shawn yang berjalan makin jauh. Akhirnya Yvonne memutuskan untuk mengesampingkan kemarahan Shawn. Yvonne akan menjelaskan semuanya kepada Shawn setelah pulang ke rumah.Y