Agar tidak menarik perhatian banyak orang, Harvey menyembunyikan anak Yvonne di panti asuhan dan menyewa seorang pengasuh profesional untuk merawatnya. Setelah semuanya selesai, Harvey baru berencana untuk membawa Dio pulang.Karena harus mengendarai mobil, Harvey meletakkan Dio di kursi belakang. Untungnya Dio baru selesai minum susu dan sedang tidur. Yang Harvey takutkan hanya kalau Dio menangis.Sesekali, Harvey melirik ke arah spion untuk mengawasi Dio yang sedang tidur di kursi belakang. Sejujurnya, Harvey merasa Dio tidak mirip dengan Yvonne. Sebaliknya, wajah Dio malah mirip dengan Shawn. Ketika memikirkan hal ini, Harvey justru makin kesal.Harvey susah payah menangkap Dio untuk mengancam Yvonne, tetapi semua rencananya hancur berantakan! Harvey sangat amat tidak rela untuk menyerahkan Dio kepada Graham, tetapi dia sendiri pun tak memiliki pilihan lain. Harvey tak mungkin menelantarkan ibunya begitu saja.Harvey terpaksa mengembalikan Dio agar Nyonya Velon dibebaskan. Harus dia
Walaupun tidak tahu apa yang terjadi, Nyonya Velon tidak buru-buru meminta penjelasan kepada Harvey. Bagaimanapun, ini bukanlah tempat yang tepat untuk berdiskusi.Sesampainya di dalam mobil, Nyonya Velon baru menarik tangan Harvey dan bertanya, "Beri tahu Ibu, apa yang terjadi?"Insiden ini membuat Nyonya Velon ketakutan, dia harus tahu apa yang terjadi. "Harvey, ayahmu pergi dengan meninggalkan perusahaan kepadamu. Aku mungkin tidak bisa membantumu untuk mengurus perusahaan, aku tidak mengerti apa-apa tentang bisnis. Ibu tahu kamu memikul beban yang berat, tapi kamu tidak boleh memaksa untuk menikahi wanita yang tidak mencintaimu. Semua yang dipaksakan tidak akan berakhir bahagia."Nyonya Velon mengkhawatirkan masa depan Harvey, dia tidak ingin melihat putranya menikahi wanita yang tidak mencintainya. Jika itu terjadi, kehidupan rumah tangga Harvey tidak akan pernah bahagia.Nyonya Velon adalah seorang wanita, dia tahu bagaimana rasanya kalau ada pria yang menikahinya dengan cara pak
Ketika mengangkat kepala, Graham mengerutkan alis saat melihat Thiago. Graham langsung menggulung hasil laporan tes DNA yang dipegang, lalu bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?""Oh, aku menemani temanku berobat ...." Sebelum Thiago selesai bicara, seorang wanita menghampiri dan merangkul lengan Thiago.Thiago refleks menarik lengannya sambil berbisik kepada wanita itu, "Pergi!"Wanita ini tidak mengerti, dia tersenyum dan berkata, "Thiago ....""Pergi! Kamu nggak ngerti?" Thiago menatap wanita itu dengan dingin.Sesaat menyadari ada yang tidak beres, wanita itu pun pergi sembari menundukkan kepala."Kakek," panggil Thiago.Graham melirik wanita tersebut, lalu berkata dengan serius, "Kamu sudah tidak muda, menikahlah dengan wanita yang terhormat, bukannya malah menjalin hubungan dengan wanita yang tidak jelas."Thiago tersenyum. "Baik, aku selalu mendengar nasihat Kakek. Oh iya, Kakak punya anak?"Thiago bertanya sambil melirik bayi yang digendong pengawal.Graham langsung membantah. "K
Tak lama setelah menerima telepon dari Jackal, dokter tersebut berpapasan dengan Thiago yang mengadang jalannya."Pak Thiago ...."Sebelum dokter selesai bicara, Thiago langsung menarik kerah kemeja sambil berkata, "Jangan banyak omong kosong! Katakan, untuk apa kakekku datang ke rumah sakit?""Pak Graham memeriksakan diri ....""Coba katakan sekali lagi!" Thiago mendesak dokter tersebut. "Kamu pikir aku bodoh? Kamu kira aku gampang dibohongi?"Dokter tampak gelisah, dia tidak berani asal bicara. Ditambah, Graham juga telah memerintahkannya untuk menjaga rahasia ini.Namun Thiago juga bukan orang sembarangan. Dokter tak tahu harus berbuat apa, rasanya maju mundur salah. "Aku ... aku tidak berani berbohong.""Kayaknya kamu benar-benar mengira aku bodoh. Kakekku memeriksa diri di bagian laboratorium darah? Lalu bagaimana dengan bayi yang dibawanya? Kakekku melakukan tes DNA pada anak itu, 'kan?" Thiago membentak dokter."Aku ... aku ...."Thiago mendengus dingin sambil mengempaskan dokte
Yvonne terlihat panik, dia merasa tersiksa dan tak berdaya. "Awalnya aku nggak mau memberitahumu soal keberadaan anak ini. Aku ingin balas dendam!"Tiba-tiba Shawn memegang pundak Yvonne dengan erat. "Apakah semua yang kamu katakan benar?""Untuk apa aku membohongimu?" Setelah melampiaskan semua emosinya, Yvonne terbaring lemas di atas tempat tidur. Dia menjawab dengan gemetar, "Dulu aku mengandung anak kembar, tapi Jolene mengambil sampel kandunganku yang masih terlalu kecil. Tindakannya jelas membahayakan kandunganku. Salah satu kandunganku keguguran, hanya satu yang bisa selamat.""Demi keselamatan anakku, aku melarikan diri dan bersembunyi selama berbulan-bulan untuk melahirkannya ...," Yvonne tak merahasiakan apa pun, dia menceritakan semuanya.Hati Shawn terasa berdegup kencang sesaat mendengarnya. Jantung Shawn berdetak dengan tidak beraturan, napasnya terengah-engah, dan ekspresi tampak kebingungan ....Sekujur tubuh Shawn terasa lemas, dia bertanya dengan suara serak, "Di mana
"Shawn, apa maksudmu?" Harvey berteriak emosi."Di mana anaknya?" Shawn bertanya tanpa basa-basi.Harvey langsung mengerti maksud Shawn, dia mengerutkan alis sambil menjawab, "Harusnya kamu tanyakan pada kakekmu. Ngapain cari aku?""Omong kosong!" Xavier ingin menendang Harvey, tetapi Shawn menahannya.Shawn menatap Harvey dengan serius. "Apa maksudmu?""Apa maksudku? Memangnya ucapanku susah dimengerti? Maksudnya, kakekmu merebut anak Yvonne dari tanganku!" jawab Harvey.Shawn mengerutkan alis. Bagaimana Graham bisa mengetahui keberadaan anaknya Yvonne? Shawn memiliki firasat yang buruk. Harus diakui, Dio lebih aman berada di tangan Harvey daripada berada di tangan Graham.Selama ini Graham selalu melindungi seluruh anggota keluarganya Ruben. Jika salah satu anggota keluarga Ruben mengetahui identitas Dio ....Shawn tak dapat membendung kekhawatirannya. Dia tak akan membiarkan seorang pun mencelakai anaknya.Ketika Shawn mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon Graham, Harvey lanjut b
Graham membelalak, dia bertanya dengan terbata-bata, "Ba-bagaimana ... kamu tahu?""Siapa pelakunya?" tanya Shawn."Aku ... aku tidak tahu." Graham menarik lengan Shawn dan berusaha menenangkannya. "Tenangkan dirimu dlu, anakmu baik-baik saja ....""Sejak kapan Kakek mengetahui masalah anak ini?" Shawn mengempaskan tangan Graham.Graham tercengang. "Shawn ....""Kakek tahu bagaimana aku ditenggelamkan, Kakek juga tahu bagaimana ayah dan ibuku meninggal. Hanya karena aku tidak pernah membahasnya, bukan berarti aku lupa. Aku hanya tidak ingin membuat Kakek cemas di masa tua ini. Tapi kalau mereka berani menyentuh anakku, jangan salahkan aku tidak berbelas kasihan."Shawn langsung membaikkan badan, lalu pergi sambil memerintahkan Xavier, "Dapatkan semua informasi tentang mereka!""Baik." Xavier langsung melaksanakan perintah Shawn."Shawn ...." Graham ketakutan melihat sikap Shawn. Bagaimanapun Graham masih hidup, dia tidak ingin melihat keluarganya saling membunuh.Graham menggapai tanga
"Aku tahu," jawab Shawn."Lalu kenapa kamu menitipkannya kepada orang lain?" Yvonne tidak memahami sikap Shawn. "Kamu nggak menginginkan Dio, ya?"Shawn baru sadar, anaknya bernama Dio ...."Kamu yang memberikannya nama?" Shawn bertanya dengan suara serak.Yvonne tidak memedulikan pertanyaan Shawn. Saat ini Yvonne hanya menginginkan anaknya."Kembalikan anakku! Beri tahu aku, di mana rumah temanmu? Biar aku yang ke sana untuk menjemput Dio. Kamu nggak punya hak untuk menitipkan Dio kepada orang lain. Kamu takut kalau anakmu akan menjadi batu sandungan untuk hubunganmu dengan Caroline? Kalau memang begitu, langsung beri tahu aku. Aku tidak keberatan membantumu untuk merahasiakannya. Kamu bebas berhubungan bahkan menikah dengan orang lain ...."Raut wajah Shawn sontak berubah menjadi dingin saat mendengar ucapan Yvonne. "Sudah selesai bicara? Kalau sudah, tutup mulutmu! Berikan aku beberapa hari, aku akan membawa anakmu pulang.""Aku mau sekarang!" Yvonne tak mau menunggu lebih lama.Mas