Setelah Graham pergi ke rumah Ruben, Yvonne juga keluar dari Kediaman Jamison. Dia berdiri di depan pintu sambil berpikir keras siapa yang mungkin menculik anaknya.Bzzt, bzzt! Tiba-tiba, ponsel Yvonne berdering dan dia segera mengangkatnya.Terdengar suara Samantha yang panik dari ujung telepon, "Yvonne, cepat pulang!"Yvonne bertanya, "Ada apa?""Ada orang yang mencarimu. Katanya, anakmu berada di tangannya," jawab Samantha.Begitu mendengar ada berita mengenai Dio, Yvonne langsung bersemangat dan berkata, "Oke, aku akan segera pulang."Setelah itu, Yvonne buru-buru memesan taksi dari ponselnya.Tepat pada saat ini, ada sebuah mobil yang melaju mendekat. Kemudian, Xavier turun dari mobil itu. Saat melihat Yvonne, Xavier merasa agak terkejut.Yvonne juga merasa heran kenapa Xavier datang di saat-saat seperti ini. Dia pun bertanya, "Buat apa kamu kemari?"Xavier menjawab, "Aku datang untuk mengambil barang."Selesai berbicara, Xavier langsung berjalan masuk. Yvonne juga tidak menghenti
"Kamu?" Yvonne menoleh ke arah pria yang berada di ruang tamu dan langsung terkejut. Orang itu tidak lain adalah Harvey. Kemudian, dia berlari mendekati Harvey dan menarik kerah bajunya sambil berteriak, "Kenapa kamu menculik anakku! Cepat kembalikan dia padaku!""Boleh saja. Tapi, kamu harus menyetujui satu permintaanku," kata Harvey sambil menatap Yvonne."Apa?""Menikahlah denganku.""Kamu sudah gila?" teriak Yvonne dengan marah.Harvey berkata dengan santai, "Shawn sudah mengerjaiku habis-habisan. Kalau aku diam saja, aku akan dicap sebagai pengecut!"Yvonne mencibir, "Kalau mau balas dendam, cari saja dia! Buat apa kamu menculik anakku? Konyolnya, kamu juga memintaku menikahimu? Harvey, apa kamu salah makan obat atau sudah gila?""Aku nggak salah makan obat ataupun gila. Saat ini, nggak, dari detik aku menculik anakmu, aku sudah mengetahui semuanya dengan jelas." Harvey terlihat semakin bersemangat saat melanjutkan, "Sejak Shawn membeli lukisan itu dengan harga tinggi, aku sudah t
Hanya saja, Samantha sudah banyak menyusahkan putrinya dari dulu. Sekarang, dia tidak ingin bersikap lemah lagi. Dia harus menjadi kuat dan melindungi putrinya.Yvonne menatap Samantha sambil berlinang air mata, lalu berkata dengan terisak, "Ibu, jangan bertindak gegabah."Pembunuhan itu tindakan melanggar hukum. Jika Harvey mati, Samantha pasti akan dijebloskan ke penjara. Yvonne tidak ingin ibunya masuk penjara.Pada saat ini, Harvey pun bersuara, "Bibi, aku nggak akan melukai Dio. Aku benar-benar menyukai putrimu. Setelah menikahinya, aku pasti akan memperlakukannya lebih baik daripada Shawn."Samantha tidaklah bodoh. Dia berkata, "Jangan membohongiku! Kalau kamu benar-benar menyukai Yvonne, kamu nggak akan memaksanya, apalagi mengancamnya dengan Dio. Kamu itu hanyalah orang egois yang akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuanmu!"Harvey pun terdiam. Dia tidak bisa membantah ucapan Samantha. Oleh karena itu, dia pun menghentikan omong kosongnya dan malah mengancam, "Bibi, kalau k
"Aku tahu anakmu sudah diculik orang. Apa ada yang bisa kubantu?" tanya Niko tanpa melepaskan tangan Yvonne.Yvonne menjawab, "Nggak usah. Kamu fokus saja ke belajar mengelola perusahaan dengan baik.""Kak, Dio itu keponakanku. Nggak peduli kamu mau mengakuinya atau nggak, aku ini pamannya Dio. Aku juga sangat mengkhawatirkan keadaannya dan mau membantumu," ujar Niko dengan tulus.Yvonne pun tidak menolak niat baik Niko lagi. Dia berkata dengan sabar, "Kamu sudah sangat membantuku dengan belajar mengelola perusahaan."Niko menatap Yvonne dengan penuh arti, "Aku akan berusaha yang terbaik.""Aku masih ada urusan mendesak. Lepaskan dulu aku," ujar Yvonne dengan terburu-buru.Niko pun melepaskan tangan Yvonne. Setelah itu, Yvonne melangkah pergi dengan tergesa-gesa.Namun, Yvonne tiba-tiba berhenti, lalu berbalik dan berkata, "Ayah nggak secara langsung meninggalkan perusahaan untukmu bukan karena dia nggak peduli sama kamu. Dia tahu kamu masih belum dewasa dan belum bisa mengambil alih p
Harvey memang mengatakan bahwa dia ingin balas dendam pada Shawn, tetapi Yvonne juga tidak tahu apa tujuan Harvey tang sebenarnya.Graham menghela napas panjang, lalu berkata dengan tidak berdaya, "Haih, ini semua salahku. Aku nggak sadar ada yang aneh dengan Jackal. Kalau nggak, masalah ini juga nggak akan terjadi."Yvonne bertanya, "Apa Jackal sudah disogok?"Graham menggeleng dan menjawab, "Dia sudah bekerja begitu lama di sini dan aku percaya sama dia. Lagian, gaji yang kuberikan kepadanya juga sangat tinggi. Jadi, dia nggak mungkin bisa disogok. Ternyata Harvey menangkap istrinya, lalu mengancamnya untuk menghasutku membuat surat cerai kalian. Setelah itu, dia juga menculik anakmu agar bisa memaksamu untuk menikahinya. Bagaimana pendapatmu soal ini?"Saat ini, Yvonne sudah tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengan Keluarga Jamison. Jadi, bercerai juga merupakan hal yang bagus."Kakek nggak menyukaiku, sedangkan Shawn juga sudah tertarik sama Caroline. Jadi, aku nggak perlu ting
Caroline berjalan mendekat dengan langkah anggun. Dia mengenakan sepatu hak tinggi dan membawa sebuah kotak makan. Kemudian, dia menyerahkan kotak makan itu kepada Leah dan berkata, "Ini makanan yang kusiapkan untuk Shawn. Cepat bawa masuk."Leah tidak bersedia menerimanya. Jadi, Caroline berkata lagi sambil tersenyum, "Bibi Leah, aku ini calon nyonya rumah vila ini. Kalau kamu bersikap begitu nggak bersahabat, kelak gimana kita bisa tinggal bersama?"Leah akhirnya menerima kotak makan itu dari Caroline dengan enggan, lalu berbalik dan masuk ke rumah. Setelah Leah berjalan menjauh, senyum di wajah Caroline pun sirna. Dia melirik koper di depan pintu, lalu menatap Yvonne dan berkata, "Setelah pergi, aku harap kamu jangan pernah muncul di hadapan Shawn lagi. Dia pasti sangat membencimu, makanya baru menyuruh Bibi Leah untuk mengemas barang-barangmu."Ucapan Caroline sangat menusuk hati Yvonne. Benar, Shawn pasti sangat membencinya sehingga langsung menyuruh Leah untuk mengemas barang-ba
Yvonne pun tertawa. Setelahnya, Neil menyuruhnya untuk beristirahat sebelum pergi bersama Anas.Berhubung Yvonne sudah tidak mengantuk, dia pun bangkit dan berencana untuk pergi mencari Harvey. Alhasil, sebelum Yvonne sempat keluar, Harvey sudah datang terlebih dahulu. Harvey tersenyum gembira dan terlihat sangat bersemangat.Di sisi lain, Yvonne hanya bertanya dengan ekspresi datar, "Kapan aku bisa ketemu sama anakku?""Sudah kubilang, kalian bisa bertemu setelah kita menikah. Coba lihat kamu suka model yang mana." Harvey membawa beberapa jenis undangan agar Yvonne bisa memilih model yang disukainya.Yvonne merasa Harvey sangat aneh. Yvonne jelas-jelas sudah mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai Harvey dan hanya setuju untuk menikah dengannya demi Dio. Namun, kenapa Harvey malah menyuruhnya untuk memilih undangan pernikahan mereka? Apa Harvey sudah gila?"Kamu putuskan saja sendiri, nggak usah tanya pendapatku soal pernikahan ini," jawab Yvonne sambil duduk di sofa.Harvey pun berka
Setelah mendengar nama Yvonne, Shawn akhirnya mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang dia baca.Melihat reaksi Shawn ini, Harvey pun merasa sangat puas. Kemudian, dia sengaja memperlihatkan foto pernikahan mereka dan nama yang tercetak di undangan kepada Shawn sambil bertanya, "Sudah lihat?"Ekspresi Shawn sama sekali tidak berubah. Dia berkata dengan tenang, "Harvey, Yvonne itu wanita yang sudah kucampakkan. Kalau kamu suka, silakan ambil saja."Harvey tahu bahwa Shawn sangat pintar bersandiwara. Dia pun tidak peduli pada ejekan Shawn dan berkata, "Aku hanya bisa bilang kamu itu nggak tahu nilai Yvonne. Tapi, aku nggak peduli sama masa lalunya. Lagian, kelak dia hanya akan menjadi milikku. Aku harus berterima kasih padamu karena sudah mengalah dan memberikannya kepadaku. Jangan khawatir, aku pasti akan mencintainya dengan sepenuh hati.""Kamu sudah boleh pergi!" Shawn membubuhi tanda tangannya di atas dokumen, lalu langsung melemparnya ke samping.Di sisi lain, Harvey pun te