"Nona, apakah kamu menganggap pesan Tuan Besar sebagai angin lalu? Aku dengar, hari ini kamu pergi ke kantor untuk menemui Tuan Muda?" Setelah Xavier pergi, sikap Jackal terhadap Yvonne pun berubah."Aku tidak menemui Shawn, aku pergi mencari Xavier ...," jawab Yvonne."Apakah kamu sudah melaksanakan perintah Tuan Besar?" Jackal langsung mengutarakan tujuan kedatangannya. "Sepertinya kamu sama sekali belum bergerak, jadi Tuan Besar yang langsung turun tangan. Kamu hanya perlu menjebak Tuan Muda, sisanya biar kami yang urus.""Menjebaknya?" Yvonne mengerutkan alis."Hotel Mington, kamar VIP," jawab Jackal.Sesaat mendengar nama hotel, Yvonne langsung mengerti maksud Jackal. Jika Shawn dan Caroline terlanjur berhubungan, kemungkinan besar Shawn harus menikahinya."Kenapa? Keberatan?" tanya Jackal.Yvonne memang keberatan, dia tidak sudi menyaksikan pria yang dicintainya berada di tempat tidur bersama wanita lain."Kamu lupa janjimu?" Jackal teringat sesuatu dan mengingatkan, "Oh iya, akt
"Pak Shawn," kata Yvonne yang beranjak masuk.Shawn tersentak mendengar panggilan Yvonne.Saat ini Yvonne tidak punya waktu untuk menyanjung Shawn. Tanpa memedulikan wajah Shawn yang muram, Yvonne langsung berkata, "Apakah malam ini kamu ada waktu?"Shawn bersandar di kursi sambil bertanya, "Ada apa?""Aku baru memesan kamar hotel." Yvonne mengepalkan tangannya dengan erat. "Di Hotel Mington, kamar ....""Yvonne." Shawn memotong ucapan Yvonne. "Apa katamu?"Shawn berusaha menahan letusan kebahagiaan di dalam hatinya. Demi menjaga egonya, Shawn tidak ingin terlihat antusias."Apakah hari ini kamu ada waktu?" Yvonne kembali bertanya."Ada," Shawn menjawab dengan cepat.Sejujurnya Yvonne berharap Shawn tidak ada waktu, tapi dia juga mengkhawatirkan keselamatan Dio.Jika Shawn menolak ikut, nyawa Dio yang jadi taruhannya. Walaupun sakit, Yvonne harus melakukan ini."Aku tunggu di sana, kamar VIP." Yvonne membalikkan badan dan hendak pergi.Namun Shawn menarik tangan Yvonne. "Kita pergi sam
Sebelumnya Shawn jengkel dengan sikap Yvonne. Lagi pula, sebelumnya Yvonne bersikap sangat dingin terhadapnya. Jadi, bagaimana mungkin Yvonne tiba-tiba menjadi hangat dan berinisiatif untuk mengajaknya check-in di hotel? Hal ini sangat tidak masuk akal."Memangnya aku nggak boleh berterima kasih kepadamu?" tanya Yvonne."Hmm?""Hari ini, Xavier datang ke Grup Staford untuk mengajariku dan membantuku membuat banyak keputusan. Aku tahu dia berusaha begitu keras karena kamu. Jadi, aku mau berterima kasih padamu," jawab Yvonne."Ini alasannya?" Suara Shawn langsung terdengar agak kecewa. Ternyata Yvonne bukan ingin bermesraan dengannya karena menyukainya, melainkan karena ingin membalas jasanya."Ha ...." Tawa yang keluar dari mulut Shawn terdengar dingin dan berat. Kemudian, dia bertanya, "Jadi, kamu mau mempersembahkan tubuhmu kepadaku demi balas budi?"Ucapan Shawn itu sangat melukai perasaan Yvonne. Namun, dia menekan kepahitan yang dirasakannya, lalu bersandar di bahu Shawn dan berkat
Yvonne pun berseru terkejut, "To ... hmph!"Sebelum Yvonne sempat mengeluarkan suara, orang itu sudah membekap mulutnya. Dia meronta sekuat tenaga, tetapi kekuatan orang di belakangnya terlalu kuat. Pada akhirnya, dia berhasil diseret masuk ke sebuah mobil.Setelah masuk ke mobil, Yvonne baru menyadari bahwa orang yang menyetir ternyata adalah Xavier. Dia pun merasa sangat terkejut.Saat menoleh ke samping dan melihat Shawn, Yvonne pun semakin tercengang. Ke ... kenapa Shawn ada di sini? Bukannya dia seharusnya sedang bersama Caroline di kamar hotel? Lagi pula, Shawn sudah meminum anggur merah yang diberikannya. Sekarang, Shawn seharusnya sudah berada di bawah pengaruh obat. Yvonne berhenti meronta dan berkata dengan hati-hati, "Kamu ...."Mobil mereka melaju dengan cepat. Berhubung mobil sangat gelap, Yvonne tidak dapat melihat jelas ekspresi Shawn."Yvonne, kamu berniat untuk menyerahkanku kepada wanita lain?" Suara Shawn terdengar sangat dingin dan tajam.Setelah mendengarnya, Yvon
Selesai berbicara, Shawn langsung membuka pintu dan turun dari mobil.Mendengar suara pintu mobil yang ditutup dengan kuat, Yvonne langsung tersadar dari lamunannya dan bergumam, "Pria itu adalah Shawn?"Yvonne menahan rasa sakit tubuhnya dan bangkit dengan susah payah. Kemudian, dia membuka pintu mobil dan hendak mengejar Shawn. Namun, saat menyadari tubuhnya yang telanjang, dia buru-buru mengambil sebuah kemeja untuk menutupi dadanya dan berteriak, "Shawn, kembali dulu ke sini!"Tempat parkir bawah tanah ini sangat gelap dan hening. Suara yang menyapa Yvonne hanyalah gema suaranya sendiri. Saat lampu darurat menyala, dia sudah tidak menemukan sosok Shawn.Yvonne pun tertawa getir. Tanpa disadarinya, setetes air mata bergulir membasahi pipinya. Ternyata, dia bukanlah wanita sembarangan. Selama ini, dia hanya pernah berhubungan intim dengan seorang pria dan pria itu adalah Shawn, pria yang disukainya.Yvonne menarik napas dalam-dalam, lalu buru-buru memakai kembali bajunya sambil menah
Yvonne tidak percaya pada ucapan Graham. Sebab, Jackal sudah mengatakan dengan jelas bahwa itu adalah perintah Graham.Yvonne berusaha untuk menenangkan diri, lalu berkata, "Dio itu anak Shawn. Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh melakukan tes DNA."Graham mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Apa katamu?""Dio itu anak Shawn." Yvonne menekan kata-katanya.Graham sangat tercengang hingga tubuhnya langsung oleng. Untungnya, pembantu yang ada di samping memapahnya tepat waktu sehingga dia tidak jatuh ke lantai."Ce ... cepat panggil Jackal kemari!" perintah Graham."Baik." Setelah membantu Graham untuk duduk, pembantu itu segera pergi mencari Jackal.Kali ini, giliran Yvonne yang kebingungan. Dia bertanya, "Kakek, kamu benar-benar nggak menculik Dio?"Graham menjawab, "Mana mungkin aku membohongimu? Aku hanya berharap kamu bisa menyatukan Shawn dan Caroline. Tapi, aku benar-benar nggak tahu-menahu soal anakmu. Kalau aku memang mau menangkapnya, aku pasti s
Setelah Graham pergi ke rumah Ruben, Yvonne juga keluar dari Kediaman Jamison. Dia berdiri di depan pintu sambil berpikir keras siapa yang mungkin menculik anaknya.Bzzt, bzzt! Tiba-tiba, ponsel Yvonne berdering dan dia segera mengangkatnya.Terdengar suara Samantha yang panik dari ujung telepon, "Yvonne, cepat pulang!"Yvonne bertanya, "Ada apa?""Ada orang yang mencarimu. Katanya, anakmu berada di tangannya," jawab Samantha.Begitu mendengar ada berita mengenai Dio, Yvonne langsung bersemangat dan berkata, "Oke, aku akan segera pulang."Setelah itu, Yvonne buru-buru memesan taksi dari ponselnya.Tepat pada saat ini, ada sebuah mobil yang melaju mendekat. Kemudian, Xavier turun dari mobil itu. Saat melihat Yvonne, Xavier merasa agak terkejut.Yvonne juga merasa heran kenapa Xavier datang di saat-saat seperti ini. Dia pun bertanya, "Buat apa kamu kemari?"Xavier menjawab, "Aku datang untuk mengambil barang."Selesai berbicara, Xavier langsung berjalan masuk. Yvonne juga tidak menghenti
"Kamu?" Yvonne menoleh ke arah pria yang berada di ruang tamu dan langsung terkejut. Orang itu tidak lain adalah Harvey. Kemudian, dia berlari mendekati Harvey dan menarik kerah bajunya sambil berteriak, "Kenapa kamu menculik anakku! Cepat kembalikan dia padaku!""Boleh saja. Tapi, kamu harus menyetujui satu permintaanku," kata Harvey sambil menatap Yvonne."Apa?""Menikahlah denganku.""Kamu sudah gila?" teriak Yvonne dengan marah.Harvey berkata dengan santai, "Shawn sudah mengerjaiku habis-habisan. Kalau aku diam saja, aku akan dicap sebagai pengecut!"Yvonne mencibir, "Kalau mau balas dendam, cari saja dia! Buat apa kamu menculik anakku? Konyolnya, kamu juga memintaku menikahimu? Harvey, apa kamu salah makan obat atau sudah gila?""Aku nggak salah makan obat ataupun gila. Saat ini, nggak, dari detik aku menculik anakmu, aku sudah mengetahui semuanya dengan jelas." Harvey terlihat semakin bersemangat saat melanjutkan, "Sejak Shawn membeli lukisan itu dengan harga tinggi, aku sudah t