Yvonne mengikutinya dengan patuh.Jika Yvonne menurut, preman ini tidak akan mengawasinya dengan terlalu ketat.Sesampainya di semak-semak, preman kurus buru-buru melepaskan celananya sambil mendesak Yvonne untuk membuka pakaiannya.Yvonne membuka pakaiannya secara perlahan-lahan sambil mengamati situasi di sekeliling untuk mencari senjata.Semak-semak ini dipenuhi rerumputan dan patahan pepohonan yang tajam, sangat cocok cocok untuk dijadikan senjata."Sini, baring," kata Yvonne dengan suara menggoda.Preman kurus telah dikuasai hawa nafsu. Bukannya berwaspada, dia malah terlena dengan rayuan Yvonne."Hmm, buka bajumu dong." Yvonne tersipu malu."Oke, oke." Preman kurus tidak keberatan memenuhi semua keinginan Yvonne.Sesaat preman kurus menanggalkan semua pakaian, diam-diam Yvonne mengambil sebuah batu dan beberapa ranting tajam. Selagi preman ini lengah, Yvonne melayangkan batu ke lehernya hingga berdarah."Ah," preman kurus berteriak kesakitan. "Wanita jalang! Beraninya!"Ketika pr
Di saat Kayla sedang bersenang-senang, dia tidak tahu bahwa Yvonne belum meninggal.Sejak kecil, Calvin juga memaksa Yvonne untuk belajar berenang. Saat melompat ke dalam laut, Yvonne menyelam ke kedalaman dan menahan napas hingga kedua preman pergi.Setelah Kayla dan kedua preman pergi, Yvonne kembali ke daratan dan bersembunyi di bebatuan. Meskipun cuaca dingin, Yvonne tidak berani keluar dari persembunyian.Ketika menunggu matahari terbit, Yvonne kedinginan dan pingsan.....Matahari terbit dan memancarkan cahayanya yang hangat.Sebuah cahaya menyinari tubuh Yvonne, lalu diikuti dengan suara yang berkata, "Di sini ada orang."Dalam keadaan setengah sadar, Yvonne terkejut dan ketakutan. Apakah Kayla kembali mencarinya?Tanpa pikir panjang, Yvonne kembali melompat ke dalam air dan berusaha berenang secepat mungkin. Namun Yvonne telah kehabisan tenaga, dia juga tidak mungkin menang melawan kapal yang mengejar."Jolene, kamu di sana?" Sebuah cahaya menyorot ke wajah Yvonne.Xavier dan p
Roger tidak memercayai Yvonne. "Kamu pikir aku bodoh?"Yvonne tersenyum kecut. "Aku nggak bohong. Aku juga membenci Shawn.""Kamu membenci dia? Mustahil!" Roger menggelengkan kepala."Katanya kamu mengetahui hubunganku dengan Shawn. Coba ceritakan, hubungan seperti apa yang kamu ketahui?" tanya Yvonne.Yvonne bertanya untuk mengetes seberapa banyak informasi yang Roger ketahui. Selain itu, Yvonne juga bisa mengulur waktu sambil mencari ide.Roger mengangkat alisnya. Sebenarnya dia tidak tahu apa-apa mengenai hubungan Shawn dan Yvonne. Jolene hanya pernah mengatakan bahwa Shawn memiliki kekasih bernama Yvonne."Memangnya ada hubungan apa lagi? Dia adalah pacarmu," jawab Roger.Roger tidak mengetahui pernikahan Shawn. Sepengetahuan Roger, Shawn masih lajang, berarti Yvonne adalah kekasihnya.Yvonne menghela napas lega, ternyata Roger mendapatkan informasi yang salah. Berarti Yvonne masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri."Kalau nggak percaya, suruh pengawalmu untuk menyelidik
Yvonne tidak menyerah, dia kembali menelepon Neil.Ketika Neil menjawab teleponnya, Yvonne mendengar suara tegukan alkohol di ujung telepon."Neil, jangan minum lagi!" Yvonne berbisik."Hem, apa hakmu melarang aku? Dia mengkhianati aku!" Neil tertawa sedih. Dia kecewa dan sakit hati."Dengarkan aku! Aku menghubungi kamu karena aku hanya menghafal nomormu. Sekarang aku ada di hotel, aku diculik. Beri tahu ...."Sebelum Yvonne menyelesaikan ucapannya, dia mendengar suara pintu yang berusaha dibuka.Yvonne terkejut, dia langsung menutup telepon, lalu buru-buru mengenakan pakaian dan pergi membuka pintu.Neil sedang mabuk, dia tidak dapat mencerna semua ucapan Yvonne.Ketika pintu dibuka, Yvonne melihat Roger yang berdiri di depan. Tadinya Roger sudah pergi, tapi entah apa yang membuatnya kembali.Sesaat memasuki kamar hotel, tatapan Roger langsung tertuju ke arah telepon yang berada di atas laci. "Kamu menghubungi Shawn?"Yvonne tidak menghafal nomor Shawn. Seandainya Yvonne mengetahui no
Yvonne tahu, konglomerat seperti Roger paling takut mati."Bebaskan aku!" kata Yvonne dengan dingin."Hem, kamu nggak akan berani membunuhku." Roger tidak takut, dia merasa Yvonne adalah wanita yang lemah.Namun Roger tidak tahu bahwa Yvonne adalah seorang dokter. Dia sudah terbiasa melihat darah dan mayat.Yvonne menggores kulit Roger secara perlahan."Ah ...." Roger merintih kesakitan, dia pun ketakutan hingga gemetaran. "Kamu ... berani ...."Roger ketakutan hingga tak bisa berkata-kata."Kamu yang duluan ingin menyakitiku. Kalau nggak bertindak, aku bisa mati di tanganmu. Kamu yang memaksaku berbuat sejauh ini." Yvonne sering memegang pisau bedah, dia tahu bagaimana cara menyakiti Roger tanpa membuatnya mati.Semua dokter mempelajari anatomi manusia. Mereka tahu mana bagian yang vital dan bagian yang aman."Aku cuma takut kamu berkhianat. Aku nggak bermaksud menyakitimu. Kalau kamu nggak mau difoto, aku nggak akan memaksa." Roger berusaha memohon."Lepaskan aku!" Yvonne menancapkan
Begitu masuk ke kamar, Yvonne menghubungi Anas.Anas menjawab panggilan tersebut dengan cepat. "Yvonne ....""Hmm, aku di sini," jawab Yvonne."Bagaimana kabarmu? Aku cemas, kok kamu nggak bisa dihubungi?""Aku baik-baik saja. Kamu sudah sampai di Kota Clouwy? Menginap di mana?" tanya Yvonne."Sekarang masih kerja, mungkin agak malaman baru santai. Nanti aku akan menghubungimu lagi," jawab Anas."Oke. Bagaimana keadaan ibuku dan Dio?""Mereka aman di rumahku, tenang saja.""Em, terima kasih." Yvonne sangat merindukan mereka, terutama Dio."Nona, makanan sudah siap. Mau makan?" Bibi Leah mengetuk pintu."Syukurlah kamu baik-baik saja. Nanti aku hubungi lagi," kata Anas yang berada di ujung telepon."Oke, nanti kita bicara lagi." Yvonne menutup telepon dan turun mengikuti Leah.Sesaat melihat Shawn yang duduk di meja makan, Yvonne menghentikan langkahnya."Non, ayo makan." Leah berusaha mencairkan suasana.Yvonne berusaha menahan emosi, lalu beranjak kemeja makan dan duduk di samping Sha
Tatapan Shawn seolah ingin memotong tubuh Yvonne menjadi beberapa bagian.Seandainya tatapan bisa membunuh, nyawa Yvonne mungkin sudah melayang."Saat itu aku ...." Yvonne ingin menjelaskan, tetapi Shawn langsung bangkit berdiri dan pergi.Shawn tidak mau mendengarkan alasan Yvonne.Yvonne duduk sambil mengepalkan tangan, dia tidak berani menyusul Shawn yang sedang marah.Yvonne berpikir untuk memberikan Shawn waktu menenangkan diri."Ha chim!" Yvonne pilek."Non, kamu sakit?" tanya Leah.Yvonne mengangguk. "Iya."Leah bergegas pergi mengambilkan obat untuk Yvonne. "Terima kasih, Bi,""Kamu adalah istrinya Tuan. Sudah tugasku merawatmu." Leah tersenyum lembut.Yvonne agak sedih saat membahas Shawn. Dia membuka mulut dan meneguk obat yang diberikan.Setelah makan dan minum obat, Yvonne kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Pertama-tama, Yvonne ingin ke rumah sakit untuk menemui Calvin.Yvonne harus memberi tahu Calvin mengenai semua yang telah dilakukan Kayla. Jangan sampai hasil ke
Beberapa hari ini, suasana hati Kayla terlihat sangat bagus.Kayla yakin, semua warisan Calvin akan jatuh ke tangan Niko. Semua milik Niko adalah milik Kayla."Hari ini aku memasak sup ginseng dan sayur hijau. Makanlah yang banyak biar cepat sembuh." Kayla tersenyum lembut sambil memapah Calvin dari tempat tidur.Sembari membantu Calvin duduk, Kayla merapikan bantal agar Calvin bisa bersandar."Oh iya, aku dengar Yvonne hilang lagi," kata Kayla sambil membuka termos sup.Calvin sontak menatap Kayla dengan tajam."Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Kayla saat melihat tatapan Calvin yang aneh.Calvin agak terkejut saat mendengar ucapan Kayla. Agar Kayla tidak curiga, Calvin bergegas mengubah topik pembicaraan. "Supnya wangi banget. Pasti lama memasaknya.""Iya, aku menghabiskan waktu berjam-jam di dapur demi menyiapkan semua masakan ini. Ayo, cicipi!" Kayla tersenyum, lalu kembali mengubah topik. "Aneh banget Yvonne tiba-tiba hilang. Apakah kamu nggak merasa ada yang janggal?"Tanpa pe