Camelia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi dengan bingung. Baru saja dia berbalik, dia langsung bertemu pandang dengan sepasang mata yang lembut.Ketika melihat ada busa putih yang masih tersisa di sudut mulut Camelia, tatapan Holden dipenuhi dengan kasih sayang. Kemudian, dia melangkah menghampiri Camelia.Camelia memandang Holden dengan bingung. Telinganya juga perlahan-lahan memerah. “Ada apa?”Pria itu tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangannya, lalu menyeka busa putih di sudut mulut Camelia. “Masih ada busa yang tersisa.”Camelia baru merasa lega dan diam-diam memaki dirinya dalam hati karena merasa tersipu sebelumnya.“Kalau sudah selesai, ayo keluar untuk makan. Aku sudah persiapkan semuanya.”Suara Holden terdengar rendah dan seksi. Apalagi dengan celemek yang dikenakannya, dia terlihat makin mirip dengan seorang suami idaman.Camelia menjawab dengan asal, lalu berbalik dan menunduk. Dia membuka keran air dan membasuh wajahnya. Setelah itu, dia baru m
Camelia berencana untuk langsung mengabaikan Levin. Yang namanya sampah memang tidak berbobot. Jika diberi respons, mungkin saja Levin akan mengira dirinya tidak berhenti memperhatikannya. Jadi, Camelia pun memutuskan untuk berjalan melewati Levin dan langsung meninggalkan Grup Winston.Namun, Levin malah melihat Camelia yang berjalan keluar. Ketika teringat dirinya yang dipermalukan di pesta semalam, amarahnya seketika tersulut.Levin berjalan ke hadapan Camelia untuk menghentikannya, lalu mengamatinya dan berkata dengan nada penuh sindiran, “Wah, orang yang jalin hubungan sama pria tua memang beda. Aku hampir tertipu sama tampang sok sucimu! Apa si mokondo itu tahu kamu berbuat begitu?”Camelia berusaha menahan keinginan untuk langsung meninju Levin karena masih memikirkan reputasi Grup Winston. “Orang yang kotor memang akan merasa semuanya kotor. Kalau nggak ada urusan lain, pergi sana.”Levin malah menyahut dengan penuh ejekan, “Kamu kira kamu sangat hebat? Menurutku, kamu yang aka
Camelia menyadari tatapan penuh penasaran resepsionis dan mengecilkan suaranya. “Kuperingati kamu. Ini Grup Winston. Sebelum bertindak, mikir dulu. Kalau mau kejar putri kedua Keluarga Winston, jangan permalukan dirimu di tempat ini!”Seusai berbicara, Camelia langsung mengempaskan tangan Levin. Dia menatap Levin dengan penuh kejijikan, seperti melihat sampah di pinggir jalan.Camelia bahkan mengeluarkan selembar tisu dan menyeka tangannya yang bersentuhan dengan Levin tadi. Melihat hal ini, Levin seketika murka. Namun, setelah teringat ucapan Camelia barusan, dia hanya bisa bersabar.“Tunggu saja kamu! Setelah aku ketemu putri kedua Keluarga Winston, aku pasti akan suruh dia untuk pecat kamu.” Kemudian, Levin mengumpat, “Dasar nggak tahu diri.”Camelia hanya mendengus dingin, “Semoga beruntung.”Seusai berbicara, Camelia langsung pergi.Setelah Camelia pergi untuk beberapa saat, Levin baru menyadari sesuatu dan merasa sangat kesal. Dia ingin menyusul Camelia, lalu memakinya.Tepat pad
“Buat apa kamu cari Ca ... aku?” tanya Tiffany.Levin diam-diam merasa gembira. Sesuai dugaannya, perempuan memang menyukai tipe pria sepertinya. Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap pesonanya.“Dengar-dengar, putri kedua Keluarga Winston itu sangat cantik, anggun, dan berbakat. Setelah dengar reputasimu itu, aku pun ingin berteman denganmu.”Ketika berbicara, Levin juga tidak lupa untuk main mata dengan Tiffany. Namun, Tiffany hanya merasa merinding.“Kamu cuma datang untuk berteman?”Tatapan Levin seketika dipenuhi dengan kemesuman. “Kita juga boleh langsung masuk ke tahap selanjutnya dan lebih sering habiskan waktu bersama.”Tiffany memicingkan mata indahnya. Berbicara lebih banyak dengan pecundang seperti ini mungkin hanya akan membuatnya terlihat bodoh.Tiffany tidak habis pikir. Pria ini menunggu di sini untuk mencari Camelia? Jika begitu, apa arti dari tiga tahun kebersamaan mereka sebelumnya?Setelah memikirkan hal ini, Tiffany merasa semua ini makin konyol. “Pantas saja
Setelah mendengar ucapan Tiffany, raut wajah Agnes bertambah suram. Ketika Camelia bersama pria itu dulu, hal ini sudah menjadi bahan tertawaan di Kota Mindu. Kenapa Camelia masih tidak jera juga?Agnes menghela napas kecewa dalam hati, lalu berpesan pada Tiffany, “Fany, aku tahu kamu baik hati. Tapi, kamu nggak perlu ikut campur dalam hal ini. Dia sudah dewasa. Sebelum bertindak, dia harus pertimbangkan semua konsekuensinya. Dia nggak mungkin bisa terus-menerus mengandalkan kita.”Tiffany terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi akhirnya hanya menghela napas.“Aku akan dengar nasihat Ibu. Semoga Camelia bisa bersikap lebih dewasa dan jangan buat Ibu khawatir lagi.”Ucapan Tiffany penuh dengan perhatian terhadap Agnes. Setelah membandingkan Tiffany yang begitu pengertian dengan Camelia, Agnes mau tak mau merasa kurang puas. Meskipun ketidakpuasan ini hanya melintasi mata Agnes untuk sejenak, Tiffany malah melihatnya dengan jelas.‘Camelia, memangnya kenapa meski kamu bis
“Camelia, dengar dulu kata-kataku. Beri aku sebuah kesempatan, oke?”Camelia sudah sepenuhnya marah dan berseru, “Lepaskan aku! Kamu yang berbuat begini cuma buat aku merasa jijik. Jangan lupa, kamu masih punya kakakku.”Setelah mendengar nama Tiffany, tatapan Carlos terlihat mendalam. Namun, dia tetap menarik Camelia ke dalam pelukannya dengan alasan mabuk. “Tapi, yang paling awal dijodohkan itu kita. Camelia, sebenarnya aku juga lumayan suka sama kamu ....”Begitu mendengar ucapan itu, Camelia seketika murka dan meronta makin kuat. Hanya saja, kekuatan pria dan wanita berbeda sangat jauh, apalagi Carlos sudah mabuk. Setelah bergulat beberapa saat, Camelia masih tidak dapat melepaskan diri dari Carlos.“Kak Carlos, kalau Kak Tiffany tahu, dia nggak akan ampuni kamu.”Melihat wajah tampan Carlos yang merah, Camelia hanya merasa sangat jijik. “Kamu sudah tunangan sama Kak Tiffany, orang di luar sana juga tahu hubungan kalian. Dengan berbuat begini, memangnya kamu nggak merasa bersalah?”
Setelah mendengar suara Tiffany, Agnes merasa makin sedih. Betapa baik anak ini? Tiffany sudah menangkap basah adiknya dan calon suaminya melakukan hal seperti ini, tetapi masih menghiburnya.Namun, Carlos malah berkata dengan dingin, “Fany, ini salahku.”Begitu mendengar ucapan itu, ketiga wanita dalam rumah ini serentak menatap Carlos. Bahkan Camelia juga merasa agak terkejut. Pria ini berencana untuk mengakui perbuatannya tadi?Tiffany menjawab dengan suara tercekat, “Carlos, kenapa kamu ....”Bahkan Agnes juga menunjukkan ekspresi menyalahkan Carlos. Apa tadi dia salah menuduh Camelia?Namun, pada detik selanjutnya, Carlos malah berkata dengan penuh penyesalan, “Siapa suruh aku mabuk, lalu berbaring di sofa dalam keadaan nggak sadar.”Begitu mendengar ucapan itu, Camelia langsung merasa ada yang tidak beres. Sesuai dugaan, dia mendengar pria itu lanjut berbicara.“Aku nggak nyangka Camelia akan menghampiriku, lalu ngomong yang nggak-nggak. Dia juga menyalahkan Fany karena sudah mer
Carlos langsung melangkah ke sisi Tiffany dan bertanya dengan penuh perhatian, “Fany, kamu nggak apa-apa, ‘kan? Tubuhmu pada dasarnya memang lemah. Jangan nangis lagi. Melihatmu yang menangis, aku juga sedih.”Kemudian, Carlos berulang kali menjamin. “Jangan khawatir, nggak ada hubungan apa-apa di antara aku dan Camelia. Aku juga menganggapnya sebagai adik demi kamu.”Agnes yang berdiri di sisi Tiffany juga mengkhawatirkan kesehatannya.Jika membandingkan keadaan kedua sisi, Camelia benar-benar terlihat bagaikan tokoh pendukung wanita yang sangat jahat. Pada saat ini, pikirannya juga langsung terbuka.Awalnya, Camelia mengira masalahnya akan selesai apabila dia tidak mempermasalahkan hal sepele ini dengan mereka. Tak disangka, otak sekelompok orang ini sepertinya bermasalah dan mereka tidak berhenti mencari masalah dengannya.“Baiklah.” Camelia tersenyum mengejek sambil mengangguk, lalu berkata, “Carlos, kamu benar-benar keras kepala. Masalahnya sudah seperti ini, tapi kamu masih nggak
Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J
Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter
Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le
Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam
“Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa
Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd
Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S
“Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun
Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih