Share

Bab 73

Author: Aura Tanjung
Setelah mendengar suara Tiffany, Agnes merasa makin sedih. Betapa baik anak ini? Tiffany sudah menangkap basah adiknya dan calon suaminya melakukan hal seperti ini, tetapi masih menghiburnya.

Namun, Carlos malah berkata dengan dingin, “Fany, ini salahku.”

Begitu mendengar ucapan itu, ketiga wanita dalam rumah ini serentak menatap Carlos. Bahkan Camelia juga merasa agak terkejut. Pria ini berencana untuk mengakui perbuatannya tadi?

Tiffany menjawab dengan suara tercekat, “Carlos, kenapa kamu ....”

Bahkan Agnes juga menunjukkan ekspresi menyalahkan Carlos. Apa tadi dia salah menuduh Camelia?

Namun, pada detik selanjutnya, Carlos malah berkata dengan penuh penyesalan, “Siapa suruh aku mabuk, lalu berbaring di sofa dalam keadaan nggak sadar.”

Begitu mendengar ucapan itu, Camelia langsung merasa ada yang tidak beres. Sesuai dugaan, dia mendengar pria itu lanjut berbicara.

“Aku nggak nyangka Camelia akan menghampiriku, lalu ngomong yang nggak-nggak. Dia juga menyalahkan Fany karena sudah mer
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 74

    Carlos langsung melangkah ke sisi Tiffany dan bertanya dengan penuh perhatian, “Fany, kamu nggak apa-apa, ‘kan? Tubuhmu pada dasarnya memang lemah. Jangan nangis lagi. Melihatmu yang menangis, aku juga sedih.”Kemudian, Carlos berulang kali menjamin. “Jangan khawatir, nggak ada hubungan apa-apa di antara aku dan Camelia. Aku juga menganggapnya sebagai adik demi kamu.”Agnes yang berdiri di sisi Tiffany juga mengkhawatirkan kesehatannya.Jika membandingkan keadaan kedua sisi, Camelia benar-benar terlihat bagaikan tokoh pendukung wanita yang sangat jahat. Pada saat ini, pikirannya juga langsung terbuka.Awalnya, Camelia mengira masalahnya akan selesai apabila dia tidak mempermasalahkan hal sepele ini dengan mereka. Tak disangka, otak sekelompok orang ini sepertinya bermasalah dan mereka tidak berhenti mencari masalah dengannya.“Baiklah.” Camelia tersenyum mengejek sambil mengangguk, lalu berkata, “Carlos, kamu benar-benar keras kepala. Masalahnya sudah seperti ini, tapi kamu masih nggak

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 75

    Carlos tidak berani menatap mata Camelia yang tajam. Dia segera memandang Tiffany dan hendak menjelaskan semuanya. Dia tahu bahwa hal yang terpenting adalah menenangkan Tiffany.“Fany, dengar dulu penjelasanku.”Tiffany langsung mengempaskan tangan Carlos. Dia bahkan tidak dapat mempertahankan ekspresinya yang biasanya terlihat sangat lembut.“Rekaman suara itu sudah sangat jelas. Apa lagi yang mau kamu jelaskan?” Hanya tersisa kebencian dan kebingungan di mata Tiffany. Dia bertanya, “Memangnya kamu mau bilang itu bukan suaramu?”“Aku ....”Mata Carlos langsung berbinar. Dia hendak mengatakan bahwa itu adalah editan Camelia. Namun, Camelia dapat menebak pikirannya.“Kak Carlos, kamu boleh lihat waktu rekaman suara ini diambil. Baru saja, lho.” Camelia tersenyum dengan sangat cantik. Namun, dia juga mirip dengan mawar berduri. Indah, tetapi dapat melukai orang.“Jangan khawatir. Aku sama sekali nggak sempat melakukan apa-apa. Apalagi, memang kamu sendiri yang ucapkan kata-kata itu.”Car

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 76

    Bagaimanapun juga, Agnes selalu bersikap sangat mendominasi. Dia memang merupakan direktur utama Grup Winston, tetapi juga hanyalah seorang wanita. Sementara itu, para pemegang saham lainnya bagaikan harimau yang siap menerkam. Dapat dibayangkan betapa sulitnya dia bertahan di antara mereka.Namun, Agnes tidak pernah mengatakan apa-apa tentang hal ini di hadapan Camelia. Hal yang paling sering dikatakan Agnes adalah, Camelia akan mewarisi perusahaan dan harus mampu menghadapi semua masalah sendiri.Dalam ingatan Camelia, ibunya sangatlah keras dan mendominasi. Baik dalam hal apa pun, ibunya selalu menuntut kesempurnaan. Ini adalah pertama kalinya ibunya mengucapkan permintaan maaf seperti ini.Berhubung Camelia hanya diam saja, Agnes merasa agak khawatir. Dia pun menunduk untuk menutupi kesedihan dalam matanya. Setelah memikirkannya dengan saksama, tindakannya tadi memang sangat keterlaluan. Kenapa dia langsung memihak pada Carlos tanpa terlebih dahulu mencari tahu apa yang terjadi den

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 77

    Setelah mendengar ucapan Camelia, Agnes baru mengangguk puas. “Ya sudah, kutunggu. Ingat kasih tahu aku dulu sebelumnya.”Camelia mengangguk, tetapi diam-diam mengeluh dalam hati. Apakah Holden akan memiliki waktu? Bagaimanapun juga, dia mungkin masih mau menemani cinta pertamanya.“Oh iya, Ibu.” Camelia tiba-tiba memanggil Agnes dan menatapnya.Agnes mengangkat alisnya dan mengisyaratkan Camelia untuk lanjut berbicara.“Gimana kamu mau tangani masalah Ka ... Carlos?”Camelia awalnya hendak memanggil Carlos dengan sebutan kakak ipar seperti biasa. Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya mengubah cara panggilnya. Pria seperti itu tidak layak dipanggil kakak ipar.Setelah mendengar nama “Carlos”, ekspresi Agnes pun mendingin. Sosok wanita karier yang kuat juga langsung kembali.“Kamu tenang saja. Aku pasti akan kasih kamu sebuah pertanggungjawaban.” Agnes berhenti sejenak, lalu tidak dapat menahan diri dan melanjutkan, “Tadi, kakakmu juga sudah bilang, dia yang nggak bisa tangani urusan

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 78

    Tiffany juga bukanlah orang yang terima untuk ditindas.Carlos seketika terkejut. Untuk saat ini, dia masih sangat puas terhadap Tiffany. Keluarganya juga selalu memuji Tiffany dan sangat puas terhadapnya. Meskipun Tiffany tidak secantik Camelia, dia juga adalah seorang putri keluarga terpandang di Kota Mindu. Hal ini membuat Carlos sangat bangga. Dia tentu saja tidak rela untuk melepaskan Tiffany.Setelah memikirkan hal ini, Carlos pun menahan pundak Tiffany dan menghibur dengan nada lembut, “Fany, Camelia yang merayuku. Yang kucintai selama ini cuma kamu. Jangan asal bicara lagi. Kita sudah tunangan. Aku mau bersamamu selamanya. Dalam hatiku, cuma ada kamu.”Tiffany menarik napas dalam-dalam. “Oke, anggap saja aku kasih kamu kesempatan. Gimana kamu akan menjelaskannya pada Ibu? Camelia sudah putar rekaman suara itu, dia nggak akan tertipu semudah itu.”Setelah mengingat ekspresi bangga Camelia, raut wajah Carlos pun menjadi kelam. “Jangan khawatir, aku akan menjelaskan semuanya pada

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 79

    “Kamu berpikir kejauhan. Aku cuma terlalu sibuk akhir-akhir ini.” Camelia tidak ingin menatap wajah Holden. Dia pun melanjutkan, “Cepat lepaskan aku. Aku mau pergi mandi.”Holden tidak ingin melepaskan Camelia. Dia mengamati wajah Camelia dengan serius dan merasa Camelia sedang menyembunyikan sesuatu. Namun, Camelia tidak bersedia mengatakannya. Dia juga tidak tahu harus bagaimana.Holden mengangkat alisnya untuk sejenak dan masih ingin lanjut bertanya. Dia tidak ingin hubungannya dengan Camelia menjadi setegang ini. Jelas-jelas, hubungan mereka sebelumnya sangat baik. Dia merasa Camelia pasti sudah salah paham mengenai sesuatu.“Bella, aku nggak mau ada salah paham di antara kita.” Holden membenamkan kepalanya di leher Camelia dan lanjut berkata, “Jadi, kalau ada apa-apa, kamu boleh langsung ngomong sama aku.”Suara pria itu sangat rendah, lembut, dan merdu bagaikan suara bas selo yang memikat. Jantung Camelia pun berdegup tidak karuan. Namun, setelah teringat Holden yang langsung pe

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 80

    Saat melihat wajah itu, Camelia sama sekali tidak bisa menolak ....“Oke. Aku mengerti.”Holden seketika tersenyum dan senyumannya itu juga mencapai matanya. “Nyonya Camelia, kutunggu pesanmu, ya.”Camelia mengiakannya, lalu berjalan memasuki perusahaan. Holden tidak berhenti menatap punggung Camelia. Setelah sosok itu menghilang dari pandangannya, dia baru melaju pergi.Ketika berada di perusahaan, sikap Camelia sepenuhnya berbeda. Dia mengenakan setelan jas pas badan yang berwarna muda, rambutnya diikat dan memperlihatkan dahinya yang halus dan mulus.Camelia yang berdandan tipis terlihat makin cantik dan berkelas. Dia juga memancarkan aura kaum elite di tempat kerja. Ketika ada yang menyapanya, dia akan mengangguk dan tersenyum tipis. Tidak ada seorang pun yang tidak memuji dan dikejutkan oleh penampilannya.Begitu tiba di mejanya, Camelia langsung mengerjakan tugas yang diberikan Naldo kemarin dan menggabungkannya dengan data yang diambilnya dari kediaman Keluarga Winston. Sebuah

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 81

    Awalnya mereka mengira Nona Kedua Keluarga Winston datang ke perusahaan untuk belajar dari dasar hanyalah formalitas belaka.Sejak lahir, anak-anak dari keluarga konglomerat seperti mereka sudah hidup dengan bergelimang kemewahan, ditambah dengan harta keluarga yang melimpah, biasanya bekerja di kantor hanyalah kedok belaka.Siapa sangka, Camelia sama sekali berbeda dari apa yang dibayangkan manajer proyek dan yang lainnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa Camelia benar-benar telah mengubah pandangan mereka.Jarang sekali ada anak orang kaya yang serius seperti Camelia.Camelia berasal dari keluarga kaya. Sebenarnya dia bisa bekerja asal-asalan di Grup Winston. Hanya saja, keseriusan Camelia membuat manajer proyek mengalihkan pandangannya.Bukan hanya itu saja, Camelia juga sangat serius dan memperlakukan orang-orang dengan hangat.Saat kepikiran hal itu, tatapan manajer proyek ketika melihat Camelia semakin semangat saja.Camelia tidak peduli dengan pandangan orang lain. Dia merasa dia han

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 99

    Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 98

    Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 97

    Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 96

    “Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 95

    Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 94

    Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 93

    “Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 92

    Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status