Steven segera tertawa. “Maksudmu ....”Levin mengangkat dagunya ke arah Steven, lalu memicingkan matanya bagaikan seekor ular berbisa. “Kamu sudah tahu harus berbuat apa tanpa kuajari, ‘kan?”“Tentu saja,” jawab Steven sambil mengangguk. Setelah mendiskusikan strategi selanjutnya, Levin pun mengusir Steven. Baginya sekarang, hal yang terpenting adalah mendapatkan proyek Grup Wardana. Meskipun tidak ingin mengakuinya, Levin tetap harus menghadapi kenyataan. Saingan terbesarnya saat ini adalah Grup Winston. Jadi, dia harus tahu proposal seperti apa yang dipersiapkan Grup Winston.Kring!Levin mengambil ponselnya. Yang menelepon adalah teman dekatnya. Orang itu hendak mengenalkan putri kedua Keluarga Winston kepadanya.“Bukannya kamu mau dapatkan proyek Grup Wardana? Dengar-dengar, putri kedua Keluarga Winston juga terlibat dalam proyek ini. Dia itu tipe orang yang bucin, sedangkan kamu paling jago dalam urusan asmara. Bukannya kamu bisa dapatkan dia dalam hitungan menit?”“Boleh juga.
Tatapan Levin tidak berhenti menyapu tubuh Camelia. Kemudian, dia lanjut berkata dengan ekspresi mesum, “Tapi ... kalau performamu cukup baik, aku akan pertimbangkan untuk biarkan kamu jadi simpananku. Setidaknya, uang yang akan kamu dapatkan lebih banyak daripada hidup bareng mokondo nggak berguna itu.”Camelia menatap mata Levin yang penuh kemesuman itu dan merasa agak jijik. Apanya yang pacar putri kedua Keluarga Winston?Camelia mengernyit lagi. Bukankah Maggie bilang ini hanyalah pertemuan biasa? Kenapa dia tidak tahu dirinya akan diperkenalkan dengan Levin?“Putri kedua Keluarga Winston?” tanya Camelia sambil tersenyum sinis.“Benar! Putri kedua Keluarga Winston!” Levin menjawab dengan bangga, “Gadis kampung sepertimu seharusnya nggak pernah ketemu sama dia, ‘kan? Dia itu seorang sosialita. Orang sepertimu nggak akan bisa masuk ke komunitas kami!” Levin melihat ekspresi Camelia dan tertawa sebelum menambahkan, “Kenapa ekspresimu begitu jelek? Cemburu? Atau takut?”Camelia hanya
Dalam sekejap, Camelia menjadi pusat perhatian semua orang. Semua orang di lokasi menunjukkan ekspresi menantikan pertunjukan bagus.“Jangan-jangan, dia mau minta balik sama Levin sampai kejar kemari?” ejek seseorang.Camelia mengerutkan keningnya. Orang yang hadir rata-rata adalah para pria playboy. Dia sangat jarang menunjukkan diri di perkumpulan seperti ini. Jadi, wajar saja tidak ada orang yang mengenalinya sebagai putri kedua Keluarga Winston. Hanya saja, mengatakan dia ingin meminta berbaikan dengan Levin sudah keterlaluan.Seorang sosialita bermata sipit mencibir, “Makanya! Aku benar-benar nggak ngerti kenapa orang sepertinya bisa masuk ke komunitas kita. Levin, apa kamu masih belum melupakannya?”Levin mendengus, “Dia datang dari kampung, aku tentu saja harus lebih memperhatikannya dulu.”“Dia memang cuma seorang gadis kampung. Bisa-bisanya dia datang ke perkumpulan seperti ini dengan pakai pakaian seperti itu. Dasar orang nggak berwawasan! Levin, kenapa seleramu begitu buruk?
Holden berdecak sambil menahan tawa. Setelah mendengar kata putri kedua Keluarga Winston, ejekan yang terkandung dalam senyumannya pun makin mendalam. Dia melirik Camelia, sedangkan Camelia hanya menunduk.“Aku nggak peduli kamu itu siapa. Kalau kamu masih berani cemooh istriku, aku akan buat kamu mati mengenaskan.” Holden berkata dengan tenang, “Lagian, setahuku, kamu barulah orang yang dicampakkan istriku. Kenapa kamu masih mengganggunya? Apa karena kamu nggak bisa dapatkan dia, makanya kamu mau hancurkan dia?”“Kamu!”Tatapan Holden yang dingin dipenuhi dengan niat membunuh yang tak berujung. Begitu bertemu pandang dengan Holden, Levin langsung terpaku di tempat. Dia bahkan lupa mengatakan bantahannya.‘Kenapa seorang mokondo bisa begitu mengintimidasi orang?’ gumam Levin dalam hati. Bahkan gerakan Holden juga sangat anggun dan aura yang dipancarkan Holden sangat berbeda dengannya. Apa dia benar-benar hanyalah seorang mokondo?Camelia juga tertawa, lalu berkata dengan nada yang sang
Dari ujung matanya, Camelia menangkap ujung pakaian seseorang yang familier. Itu adalah Levin. Dia masih belum pergi?Levin juga menyadari bahwa Camelia telah menemukannya. Kebencian yang ditunjukkannya pun makin jelas lagi. Dia menerjang keluar dari sudut dan berhenti di hadapan Camelia serta Holden.Camelia tersenyum mengejek, “Lho, bukannya ini Pak Levin yang baru tinggalkan ruang pesta dengan tampang menyedihkan?”“Camelia! Dasar wanita jalang! Jangan sombong kamu!”Levin memelototi Holden yang berada di samping. Namun, dia masih tetap merasa terintimidasi oleh aura yang dipancarkan oleh Holden.Levin diam-diam merasa ketakutan, tetapi tetap berseru dengan kesal, “Kamu cuma punya seorang mokondo. Kamu kira dia benar-benar bisa melawanku dan Keluarga Suradi? Selama kalian masih ada di Kota Mindu, aku akan buat kalian rasakan akibatnya! Kita lihat saja siapa yang bisa tertawa sampai paling akhir!”Camelia menyahut dengan tatapan tajam, “Berhubung begitu, aku kembalikan kata-kata yang
Gerakan Holden sangat lembut. Dia menyeka rambut halus Camelia dengan pelan, seolah-olah sedang merawat harta karun yang sangat berharga.Setelah mendengar suara rendah Holden, Camelia segera membuka mata dan bertemu pandang dengan tatapan lembut Holden. Ketika melihat wajah tampan itu, jantung Camelia langsung berdebar tak karuan.Hati Camelia seketika melembut. Baru saja dia hendak memberanikan diri untuk bertanya pada Holden mengenai cinta pertamanya, nada dering ponsel seseorang tiba-tiba merusak suasananya.Holden mengatupkan bibirnya dan terlihat tidak senang karena percakapan mereka terpotong.Camelia yang awalnya berbaring segera duduk tegak. Dia mengambil handuk dari tangan Holden, lalu asal menyeka rambutnya dan berujar dengan nada tenang, “Kamu angkat saja dulu teleponnya.”Holden merasa agak tidak berdaya dan mengeluarkan ponselnya. Begitu melihat yang menelepon adalah Simon, dia baru mengangkatnya.“Ada apa?”Entah apa yang dijawab orang di ujung telepon, ekspresi Holden s
Camelia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi dengan bingung. Baru saja dia berbalik, dia langsung bertemu pandang dengan sepasang mata yang lembut.Ketika melihat ada busa putih yang masih tersisa di sudut mulut Camelia, tatapan Holden dipenuhi dengan kasih sayang. Kemudian, dia melangkah menghampiri Camelia.Camelia memandang Holden dengan bingung. Telinganya juga perlahan-lahan memerah. “Ada apa?”Pria itu tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangannya, lalu menyeka busa putih di sudut mulut Camelia. “Masih ada busa yang tersisa.”Camelia baru merasa lega dan diam-diam memaki dirinya dalam hati karena merasa tersipu sebelumnya.“Kalau sudah selesai, ayo keluar untuk makan. Aku sudah persiapkan semuanya.”Suara Holden terdengar rendah dan seksi. Apalagi dengan celemek yang dikenakannya, dia terlihat makin mirip dengan seorang suami idaman.Camelia menjawab dengan asal, lalu berbalik dan menunduk. Dia membuka keran air dan membasuh wajahnya. Setelah itu, dia baru m
Camelia berencana untuk langsung mengabaikan Levin. Yang namanya sampah memang tidak berbobot. Jika diberi respons, mungkin saja Levin akan mengira dirinya tidak berhenti memperhatikannya. Jadi, Camelia pun memutuskan untuk berjalan melewati Levin dan langsung meninggalkan Grup Winston.Namun, Levin malah melihat Camelia yang berjalan keluar. Ketika teringat dirinya yang dipermalukan di pesta semalam, amarahnya seketika tersulut.Levin berjalan ke hadapan Camelia untuk menghentikannya, lalu mengamatinya dan berkata dengan nada penuh sindiran, “Wah, orang yang jalin hubungan sama pria tua memang beda. Aku hampir tertipu sama tampang sok sucimu! Apa si mokondo itu tahu kamu berbuat begitu?”Camelia berusaha menahan keinginan untuk langsung meninju Levin karena masih memikirkan reputasi Grup Winston. “Orang yang kotor memang akan merasa semuanya kotor. Kalau nggak ada urusan lain, pergi sana.”Levin malah menyahut dengan penuh ejekan, “Kamu kira kamu sangat hebat? Menurutku, kamu yang aka
Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J
Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter
Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le
Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam
“Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa
Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd
Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S
“Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun
Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih