Share

Bab 54

Author: Aura Tanjung
Setelah mendengarnya, Suryadi mengangguk pelan. Dia mengenakan sarung tangan, lalu mengusap vas giok itu dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, dia baru melirik Carlos lagi dan bertanya, “Kalau boleh tahu, kamu habiskan berapa banyak uang untuk membelinya?”

Carlos mengacungkan jarinya untuk menunjukkan sebuah angka sambil menjawab dengan bangga, “Selama Bibi suka, aku rela habiskan uang sebanyak apa pun!”

Semua orang di sekitar seketika terkesiap.

“Pak Carlos benar-benar sudah habiskan banyak uang kali ini. Keluarga Susanto memang hebat. Mereka royal banget meski cuma kasih kado!”

“Iya, royal banget!”

Setelah mendengar pujian dari orang-orang di sekitar, Carlos pun tersenyum bangga. Dia menatap Suryadi dan bertanya, “Gimana, Pak Suryadi? Barang yang kupilih ini lumayan bagus, ‘kan?”

Suryadi mengelus jenggotnya, lalu menggeleng. “Sayang sekali. Kamu sudah habiskan banyak uang, tapi yang kamu dapatkan itu malah barang palsu.”

Ekspresi Carlos seketika berubah. Dia bertanya dengan suara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 55

    Setelah faktanya terungkap, Agnes sudah tidak bersemangat. Pesta ini pun berakhir dengan kurang menggembirakan.Holden dan Camelia juga melaju pulang. Baru saja mereka masuk ke rumah, tatapan Holden menjadi sangat membara. Dia menatap Camelia lekat-lekat, seolah-olah ingin menelan Camelia hidup-hidup.“Kamu cantik banget hari ini.”Suara Holden terdengar rendah dan penuh pesona. Setiap patah kata itu sepertinya keluar dari lubuk hatinya.Camelia yang ditatap seperti itu pun merasa tersipu. Dia mendorong dada Holden, lalu mencoba melarikan diri dari cengkeramannya. “Lepaskan aku. Aku capek banget hari ini. Aku sudah mau tidur.”Namun, Holden tidak berencana untuk melepaskan Camelia dengan begitu saja. Dia langsung menggendong Camelia, lalu berjalan menuju kamar dengan langkah besar. tatapannya dipenuhi dengan hasrat.“Sayangnya ... semuanya sudah terlambat.”Camelia pun berseru terkejut dan melingkarkan kedua tangan di leher Holden dengan erat. “Mau ngapain kamu? Cepat turunkan aku!”Ho

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 56

    Tanpa peduli pada ekspresi Holden, Camelia langsung berbalik untuk membelakanginya. Dia memejamkan mata dan berusaha untuk menenangkan kekesalan dalam hatinya. Namun, dia malah mendengar suara dari belakangnya.Tak! Lampu kamar dipadamkan dan yang masih menyala hanyalah lampu tidur.Kemudian, Camelia merasa ada orang yang naik ke tempat tidur.Sebelum berbaring, Holden juga menyelimuti Camelia dengan penuh perhatian. Dia menebak ada sesuatu yang membuat Camelia merasa tidak senang. Camelia seharusnya teringat masalah di pesta ulang tahun tadi.Holden juga dapat melihat bahwa Agnes lebih menyayangi Tiffany, padahal Tiffany hanyalah seorang anak asuh. Jangankan Camelia, siapa pun juga tidak akan senang. Apa mungkin ada ibu yang lebih menyayangi putri asuh daripada putri kandungnya?Holden memutuskan untuk menyuruh orang menyelidiki apa alasan Agnes mengadopsi Tiffany. Dia berharap bahwa dirinya hanya berpikir terlalu jauh. Bagaimanapun juga, ada terlalu banyak hal kotor yang terjadi di k

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 57

    Camelia mendongak dengan tenang, lalu melihat ada seorang pria yang mengenakan masker dan topi di luar toko. Pria itu tidak berhenti mengamatinya dan Maggie. Dia merasa pria itu sangat familier dan mirip dengan ... Levin.Setelah melihat dengan jelas, Camelia yakin bahwa pria mencurigakan itu adalah Levin. Dia pun mengernyit. Bukankah Levin baru ditangkap beberapa saat yang lalu? Setelah dikeluarkan, Levin mau cari masalah dengannya lagi?Namun, dinilai dari gelagatnya, Levin seharusnya tidak berani melakukan sesuatu secara terang-terangan.Camelia pun tidak memedulikannya. “Coba lihat gaun di etalase toko seberang. Itu keluaran terbaru Auserin. Gaun itu kayaknya lumayan cocok sama kamu.”Maggie merupakan penggemar berat dan setia merek Auserin. Begitu mendengar ada gaun keluaran terbaru Auserin, dia segera menarik Camelia pergi ke toko itu. Dia sudah sepenuhnya lupa tentang dirinya yang menyuruh Camelia untuk memilihkan dasi bagi Holden.Camelia sengaja mengalihkan perhatian Maggie. D

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 58

    Cara penyelesaian yang dilakukan Camelia sangat sederhana, yaitu menggunakan fakta untuk mengalahkan rumor. Dia mencari penanggung jawab mal, lalu meminta rekaman CCTV dan langsung mengunggahnya ke internet.Dalam rekaman CCTV, Camelia dan pria itu hanya tidak sengaja saling menabrak, lalu pria itu secara refleks menahan Camelia. Mereka bahkan tidak mengucapkan apa-apa kepada satu sama lain dan langsung melanjutkan jalan masing-masing.Itu hanyalah tabrakan biasa di antara pejalan kaki.Setelah rekaman CCTV itu diunggah, komentar di internet langsung berubah. Akun-akun pemasaran itu dimaki habis-habisan sampai mereka meminta maaf dan akunnya dihapus.Namun, bagi Camelia, masalah ini belum selesai. Dia harus menemukan dalangnya.“Lihat, orang itu mencurigakan banget!” Maggie menunjuk ke sebuah sudut. Di sana, terlihat seorang pria yang mengenakan topi dan masker. Dia lanjut berkata, “Dandanannya mirip banget sama paparazi. Sayangnya, wajahnya nggak terlihat jelas. Kalau nggak, kita ting

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 59

    Camelia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Holden. Dia pun mengalihkan pandangannya dan menjawab, “Masalahnya sudah jadi sebesar ini, orang itu seharusnya nggak akan berani muncul lagi.”Bagaimana jika orangnya berani? Holden menghela napas dalam hati, tetapi tidak lanjut mempermasalahkan hal ini. Dia berkata, “Ya sudah, ayo kita pulang dulu.”Holden sudah menyuruh orang untuk menyelidiki siapa orang yang diam-diam mengambil foto Camelia. Sebelum hal ini diselidiki dengan jelas, dia tidak tenang untuk membiarkan Camelia berada di luar seorang diri.Camelia mengiakannya, lalu berjalan di sisi Holden dalam diam.Holden pun mengernyit. Dari semalam sampai sekarang, sikap Camelia sangatlah aneh dan seperti sedang menghindarinya. Dia mencoba menggenggam tangan Camelia, tetapi Camelia malah kebetulan memasukkan tangannya ke dalam saku jaket. Ini kebetulan atau disengaja?Camelia bersikap seperti tidak mengetahui apa-apa. Dia menatap ke arah mobil yang diparkir di sisi jalan dan b

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 60

    Holden kembali dengan membawa bubur daging telur pitan yang dimasaknya. Hanya aromanya saja sudah bisa membuat orang lapar. Camelia menerima mangkuk itu, lalu mencicipinya dengan tidak sabar. Bubur ini benar-benar lezat. Dalam setiap suapan, dia bisa merasakan tekstur halus dari butiran nasi dan kelembutan telur pitan. Begitu memakan bubur ini, lambungnya langsung terasa hangat.Dalam sekejap, Camelia sudah menghabiskan semangkuk bubur itu. Kemudian, dia baru mendongak dan menyadari bahwa Holden masih duduk di sisi tempat tidur. Dia sontak merasa malu dan bertanya, “Kamu sudah makan? Cepat pergi makan sana, aku bisa urus diri sendiri kok.”Holden mengambil mangkuk kosong itu dari tangan Camelia dan bertanya, “Mau lagi?”Camelia merasa ragu untuk sejenak, lalu mengangguk dengan malu. Holden hanya tertawa pelan, lalu bangkit dan pergi mengambilkan semangkuk bubur tambahan untuk Camelia. Dia juga mengambilkan segelas air hangat dan obat.“Habis makan bubur, langsung minum obatnya, ya. Ka

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 61

    Steven segera tertawa. “Maksudmu ....”Levin mengangkat dagunya ke arah Steven, lalu memicingkan matanya bagaikan seekor ular berbisa. “Kamu sudah tahu harus berbuat apa tanpa kuajari, ‘kan?”“Tentu saja,” jawab Steven sambil mengangguk. Setelah mendiskusikan strategi selanjutnya, Levin pun mengusir Steven. Baginya sekarang, hal yang terpenting adalah mendapatkan proyek Grup Wardana. Meskipun tidak ingin mengakuinya, Levin tetap harus menghadapi kenyataan. Saingan terbesarnya saat ini adalah Grup Winston. Jadi, dia harus tahu proposal seperti apa yang dipersiapkan Grup Winston.Kring!Levin mengambil ponselnya. Yang menelepon adalah teman dekatnya. Orang itu hendak mengenalkan putri kedua Keluarga Winston kepadanya.“Bukannya kamu mau dapatkan proyek Grup Wardana? Dengar-dengar, putri kedua Keluarga Winston juga terlibat dalam proyek ini. Dia itu tipe orang yang bucin, sedangkan kamu paling jago dalam urusan asmara. Bukannya kamu bisa dapatkan dia dalam hitungan menit?”“Boleh juga.

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 62

    Tatapan Levin tidak berhenti menyapu tubuh Camelia. Kemudian, dia lanjut berkata dengan ekspresi mesum, “Tapi ... kalau performamu cukup baik, aku akan pertimbangkan untuk biarkan kamu jadi simpananku. Setidaknya, uang yang akan kamu dapatkan lebih banyak daripada hidup bareng mokondo nggak berguna itu.”Camelia menatap mata Levin yang penuh kemesuman itu dan merasa agak jijik. Apanya yang pacar putri kedua Keluarga Winston?Camelia mengernyit lagi. Bukankah Maggie bilang ini hanyalah pertemuan biasa? Kenapa dia tidak tahu dirinya akan diperkenalkan dengan Levin?“Putri kedua Keluarga Winston?” tanya Camelia sambil tersenyum sinis.“Benar! Putri kedua Keluarga Winston!” Levin menjawab dengan bangga, “Gadis kampung sepertimu seharusnya nggak pernah ketemu sama dia, ‘kan? Dia itu seorang sosialita. Orang sepertimu nggak akan bisa masuk ke komunitas kami!” Levin melihat ekspresi Camelia dan tertawa sebelum menambahkan, “Kenapa ekspresimu begitu jelek? Cemburu? Atau takut?”Camelia hanya

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 99

    Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 98

    Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 97

    Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 96

    “Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 95

    Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 94

    Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 93

    “Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 92

    Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status