Share

Bab 20

Author: Aura Tanjung
Camelia menghela napas panjang dan berusaha untuk menenangkan diri. “Emm, dia Steven, orang yang memecatku dari perusahaan kemarin.”

Holden memicingkan matanya dan mengamati Steven. Ada kilatan dingin yang melintasi matanya.

Tidak lama kemudian, pintu ruang ganti terbuka dan seorang wanita berjalan keluar.

Camelia langsung mengenali wanita itu. Dia adalah Christine, rekan kerjanya yang juga bekerja di tim proyek. Dia mengenakan gaun merah dan berdandan cantik. Penampilannya ini sangat berbeda dengan penampilan sederhananya ketika berada di perusahaan.

Christine menatap Steven dan segera tersenyum lebar. Kemudian, dia merangkul lengan Steven dan bertanya, “Sayang, gimana menurutmu dengan yang ini?”

Steven memicingkan matanya dan mengamati Christine dari atas sampai bawah. “Lumayan, seksi banget. Yang ini saja.”

Begitu menyaksikan hal ini, Camelia pun tertegun. Kenapa Christine bisa bersama Steven?

Christine memang adalah rekan kerja Camelia, tetapi dia tidak mengetahui identitas asli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
ibu ya itu pingin nabok aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 21

    Tiffany berjalan turun dengan perlahan. “Camelia, ucapanmu keterlaluan. Steven pernah menyelamatkan nyawaku. Kalau kamu menargeti dia, aku akan merasa serbasalah.”Tiffany berjalan ke sisi Agnes, lalu merangkul lengannya.Melihat tampang Tiffany seperti ini, Camelia pun merasa sangat kesal. Dia berusaha menekan amarahnya dan berkata, “Ibu, aku cuma mau tahu, kamu berencana untuk tangani masalah Steven atau nggak?”“Camelia, kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini. Aku akan menanganinya.”Mendengar ibunya yang mengelak, hati Camelia terasa dingin. Dia tahu ibunya tidak akan menangani masalah Steven. Dia hanya akan menjaga perdamaian dan melindungi Tiffany.“Oke. Kalau begitu, biar aku sendiri yang menanganinya.”Camelia tidak ingin lanjut berbicara omong kosong dengan mereka. Dia pun berbalik dan hendak pergi.“Camelia.” Melihat Camelia yang hendak pergi, Tiffany buru-buru menghentikannya. Nada bicaranya dipenuhi dengan rasa tidak mengerti yang bercampur dengan bujukan.“Kenapa k

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 22

    “Camelia, kenapa raut wajahmu begitu jelek? Kamu teringat sesuatu?”Maggie dengan tajam menangkap perubahan ekspresi Camelia.Camelia menghela napas panjang dan menekan tebakannya. “Aku cuma curiga, nggak punya bukti.”“Jadi, apa rencanamu?”“Kita amati saja dulu situasinya. Sekarang, aku harus keluarkan Steven dari perusahaan dulu.”Ada kilatan dingin yang melintasi mata Camelia. Dia bukanlah orang yang bisa ditindas siapa pun dengan seenaknya.Pada saat ini, pelayan berjalan mendekat untuk menghidangkan makanan mereka. Percakapan mereka pun terhenti. Namun, hidangan lezat yang memenuhi meja itu sama sekali tidak membangkitkan selera makan Camelia. Dia hanya memainkan makanan di piringnya. Benaknya dipenuhi oleh sosok Steven dan Tiffany. Dia makan sambil melamun dan memikirkan kemungkinan Tiffany bekerja sama dengan Steven.Setelah dipikir-pikir, tampang Tiffany yang lemah dan polos itu benar-benar memuakkan. Dia memasukkan sepotong iga asam manis ke mulutnya, tetapi merasa seperti s

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 23

    Holden hanya tersenyum misterius tanpa langsung menjawab. Dia berjalan ke sisi Camelia, lalu memeluk pinggangnya.“Gaunnya cantik dan pasti sangat cocok denganmu.”Camelia pun tersipu akibat Holden yang tiba-tiba bersikap mesra. Jantungnya juga berdebar kencang. Dia mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan tatapan mendalam Holden.“Oh iya.” Holden tiba-tiba teringat sesuatu dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah dari sakunya. “Ini buat kamu.”Camelia menerima kotak itu dan membukanya. Di dalam, terdapat kalung berlian yang sangat indah dan berkilau di bawah lampu.“Hadiah ini terlalu mahal .... Aku nggak bisa menerimanya!”Camelia merasa agak terkejut karena tidak menyangka Holden akan memberinya hadiah yang begitu mahal. Namun, Holden hanya tertawa dan mendorong kembali kotak itu ke tangan Camelia.“Ini cuma sebuah hadiah kecil. Kelak, akan ada lebih banyak hadiah lain untukmu, Nyonya Camelia.” Holden terdiam sejenak. Ada gejolak perasaan yang melintasi matanya. “Jangan

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 24

    Di mata Levin, Camelia yang dulunya terlihat polos dan tidak menarik tiba-tiba berubah menjadi bagaikan permata yang berkilau dan membuatnya nyaris tidak dapat membuka matanya. Meskipun dia membenci Camelia, dia harus mengakui bahwa Camelia yang sekarang sangatlah cantik.Ada perasaan aneh yang muncul dalam hati Levin dan dia hampir tidak dapat mengendalikannya. Namun, perasaan aneh itu segera digantikan oleh rasa benci dan amarah. Dia merasa Camelia hanya ingin menarik perhatiannya. Wanita itu selalu berbuat begitu dari dulu.“Camelia? Kenapa dia ada di sini?” gumam Levin. Nadanya mengandung sedikit rasa tidak percaya dan jengkel.Josie berpura-pura khawatir dan menambahkan, “Dia berpakaian seperti itu karena mau menarik perhatian seseorang? Dia benar-benar ....”Josie tidak melanjutkan kata-katanya, tetapi ada rasa sombong yang menghiasi matanya. Jika Camelia lanjut mengganggu Levin dengan tidak tahu malu, itu hanya akan makin menonjolkan “kebijaksanaan, kebaikan, dan kelembutan” Jos

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 25

    Josie merasa lebih murka lagi. Awalnya, dia mengira keadaan Camelia akan sangat tragis setelah dipecat dari Grup Winston. Tak disangka, Camelia malah muncul di tempat ini, juga tampil begitu memukau dan percaya diri. Dia menggenggam erat gelas anggurnya. Kuku-kukunya nyaris menancap ke daging telapak tangannya.“Apa dia sudah dapat cowok kaya baru?” tanya Josie dengan tampang masam. Nadanya dipenuhi dengan penghinaan dan rasa cemburu.Levin mendengus, “Dia? Selain wajahnya itu, apa lagi yang dimilikinya? Dia paling-paling cuma jadi seorang sosialita kelas atas yang dipermainkan habis-habisan sama para bos besar.”Josie menambahkan, “Makanya. Entah cara apa yang dipakainya untuk datang ke acara ini.”Kecemburuan dalam mata Josie benar-benar tidak dapat disembunyikan. Dia harus melakukan sesuatu untuk menekan kearoganan wanita itu.Camelia sama sekali tidak peduli pada Levin dan Josie. Dia hanya lanjut mengobrol dengan orang lain di pesta ini dengan sikap yang anggun dan penuh percaya di

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 26

    “Karyawan biasa?” Camelia tersenyum tipis dengan rasa hina terlintas di dalam matanya. “Apa Pak Levin salah paham dengan kata ‘biasa’? Meskipun aku cuman seorang pelayan yang mengantarkan makanan, aku juga jauh lebih baik daripada para pewaris manja yang hanya mengandalkan keluarga dan merusak bisnis keluarga.”Raut wajah Levin berubah gusar. Dia menunjuk ke sisi Camelia dengan jari tangan gemetar. “Kamu … kamu … lancang!” Sejak kecil, mana pernah Levin dihina seperti ini?“Aku lancang?” Camelia tidak mengalah, melainkan melangkah maju selangkah. Dia memaksa untuk bertatapan dengan Levin. Tatapannya seperti pisau saja. “Waktu itu, siapa yang bersumpah mengatakan akan mencintaiku sehidup semati? Sekarang kamu malah berpaling ke pelukan cinta pertamamu? Demi mencampakkanku, siapa yang menyusun daftar putus? Levin, sebenarnya siapa yang lebih lancang?”Tamu di sekitar mulai berbisik-bisik. Tatapan para tamu mulai tertuju ke sisi mereka berdua.Wajah Levin terasa panas seolah-olah telah di

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 27

    Di dalam aula, Camelia mengangkat gelas sampanye dengan elegan, lalu berbincang-bincang dengan seorang master dunia bisnis.Camelia seolah-olah tidak terpengaruh dengan kejadian tadi. Dia masih saja kelihatan memesona seperti biasanya. “Padahal Bu Camelia masih muda, kamu malah sudah begitu sukses. Aku sungguh salut.” Master itu memuji Camelia sembari menatapnya dengan tatapan kagum.Camelia tersenyum tipis. Dia mengangkat gelasnya untuk membalas, “Pujianmu sudah berlebihan. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.”Camelia menyesap sampanye. Cairan berwarna keemasan di dalam gelas sedikit bergoyang, memantulkan senyuman di matanya. Namun, senyuman itu tidak sampai ke matanya, justru semakin menegaskan kedalaman tatapannya yang muram.Pada akhirnya, bos misterius dari Grup Wardana tidak menampakkan diri malam ini.Apa jadwalnya bentrok? Camelia merasa usahanya malam ini telah sia-sia. Saat menjelang penghujung acara, udara dipenuhi aroma manis dari perpaduan sampanye dan

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 28

    Camelia melihat Holden sekilas. Dari tatapan Holden, dia seolah-olah sedang mengatakan untuk jangan menghindar dan mesti menghadapinya.Camelia menurunkan jendela mobil, lalu menatap Levin dengan bingung, “Levin, ada urusan?”Saat Levin melihat sosok Holden di dalam mobil, awalnya dia terbengong. Setelah itu, raut wajahnya langsung berubah semakin muram lagi.Levin mengamati Holden dari atas hingga bawah. Hanya saja, berhubung pencahayaan di area parkiran tidak bagus, Levin pun hanya bisa melihat bentuk wajah pria itu saja.Levin menatap Camelia, lalu berkata dengan nada menyindir, “Camelia, ternyata kamu sudah menemukan suami baru dalam waktu secepat ini? Pantas saja saat di acara tadi kamu berani berbicara seperti itu sama aku. Ternyata kamu berhasil menggaet cowok kaya!”Josie yang berada di samping ikut menimpali, “Camelia, kamu itu cuma mahasiswi miskin. Kalau kamu mau cari cowok kaya, kamu juga cari yang lebih bagus, dong. Kulihat cowok ini biasa-biasa saja.”Saat mendengar ucapa

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 86

    Camelia memang seperti ini.Sepanjang perjalanan, tatapan Camelia tidak tertuju pada diri Holden. Holden memperhatikan bahwa Camelia sedang tidak fokus. Dia pun bertanya dengan penasaran, “Bella, bukannya kamu bilang aku tampan?”Usai mendengar, daun telinga indah Camelia spontan memerah. Dia kepikiran lagi dengan rasa canggung yang dirasakan ketika di Grup Wardana. Ditambah lagi, Camelia hanya sembarangan bicara saja. Kenapa Holden terus mengungkitnya?Tatapan Camelia ketika menatap Holden kelihatan gusar. “Meskipun kamu tampan, bukannya aku pernah menidurimu? Setelah dilihat-lihat, ya begitu saja. Aku juga sudah bosan,” kata Camelia dengan asal-asalan. Usai mendengar, Holden menghentikan langkah kakinya. Dia menatap Camelia dengan ekspresi bingung. Camelia masih belum menyadarinya. Dia terus melangkah maju sembari bergumam dalam hati. Dia paling benci orang yang suka mengungkit masalah canggungnya.Camelia berjalan ke depan mobil. Saat ini, dia baru menyadari orang yang mengikuti

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 85

    Tadinya Camelia tidak merasakan apa-apa. Bagaimanapun, ada ruang yang sangat besar di sekitar Holden.Hanya saja, setelah ucapannya tadi dilontarkan, Camelia merasa ada mata yang sedang mengamati mereka dari sekitar.“Terserah, jangan tanya aku lagi.” Camelia hanya ingin melarikan diri dari tempat ini.Sementara, orang-orang yang berada di samping Simon sedang membahas masalah ini.“Apa? Dia itu istrinya Pak Holden?”“Sudah pasti. Bos kita mau masak buat dia, tanyain dia lagi mau makan apa.”“Eh, ternyata Pak Holden bisa masak.”“Astaga. Tadinya aku merasa presdir yang tampan dan sulit untuk didekati itu nggak akan turun ke dunia fana. Tidak disangka dia bukan hanya turun ke dunia fana, bahkan bertemu dengan dewi.“Aku ingin tahu. Sebenarnya Tuhan tutup pintu Pak Presdir yang mana?”Orang-orang di sekitar seolah-olah sedang sibuk bekerja. Sebenarnya mereka sedang menyaksikan pertunjukan dan menguping pembicaraan.Mereka semua fokus pada diri Camelia dan Holden.Camelia yang berada di s

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 84

    Ucapan itu membuat semua orang merasa sangat tenang.Banyak orang melihat ke arah Camelia. Semuanya menunjukkan rasa kagum kepadanya.Tampaknya kali ini, Grup Winston memang memiliki pegangan yang kuat.Orang yang mereka utus kali ini benar-benar tahu bagaimana berbicara dan bertindak dengan tepat.Camelia memperhatikan tatapan semua orang. Dia hanya mengangguk dengan tersenyum saja. Dia mengerti betapa mengerikan dunia bisnis.Ketika berhadapan dengan orang-orang seperti ini, hanya perlu berhubungan secara formalitas saja dan memberi hormat saja. Jangan menambah musuh dan juga menyinggung musuh.Saat Camelia keluar, dia melihat Holden sedang menunggunya di luar.“Kamu sudah selesai sibuknya?”“Iya, sudah nggak ada urusan lagi.” Gerakan Holden sangat alami ketika mengambil tas dari tangan Camelia.Camelia hanya tertegun sejenak. Ketika melihatnya, dia juga tidak berkata apa-apa. Jika ada yang membantu mengambil tasnya secara gratis, kenapa tidak?Hanya saja, Camelia melihat sekeliling.

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 83

    Camelia juga tidak berkata lain lagi.Saat menyadari ada begitu banyak orang di perusahaan yang sedang melihat mereka, Camelia juga tidak membicarakan masalah itu lagi.“Kalau begitu, kamu pergi sibuk sana. Aku masih ada urusan di sini.”Sambil berbicara, Camelia mengibaskan dokumen di tangan, mengisyaratkan dirinya datang untuk mengantar sesuatu.Holden menatap tatapan tajam gadis di depannya. Dia tidak kelihatan arogan dan semena-mena seperti biasanya, melainkan kelihatan agak serius.“Oke, semangat,” ucap Holden dengan berlagak acuh tak acuh. “Bella begitu serius. Apa pun yang kamu lakukan pasti akan berhasil.”Camelia bertatapan dengan mata hitam pria itu. Dia merasa ada makna tersirat di dalam ucapan Holden, tetapi dia juga tidak bisa mendeskripsikannya. Dia kepikiran dengan masalah marga “Lukasa” itu.Camelia menurunkan kelopak matanya. Bulu mata panjangnya menutupi tatapan di dalam matanya.Sudahlah, meskipun keluarganya Holden bergelimang harta, sepertinya dia juga hanyalah kel

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 82

    Iya, Camelia datang untuk mengantar dokumen.Proyek dengan Grup Wardana paling penting. Masalah lain urusan belakangan. Camelia mesti bisa membedakan mana yang penting dan tidak.Lagi pula, tadi Camelia hanya melirik sekilas saja. Dia sendiri juga ragu, mungkin dia salah lihat.Hanya saja, apa mungkin Camelia akan salah mengenali wajah Holden?Dalam seketika, Camelia tiba-tiba kepikiran pengelola Grup Wardana juga bermarga Lukasa. Dia memiliki marga yang sama dengan Holden.Ketika kepikiran hal ini, Camelia menyipitkan mata indahnya. Dia merasa ada banyak kebetulan dalam masalah ini.Camelia kepikiran lagi, sebelumnya Holden mengeluarkan uang banyak dalam acara ulang tahun ibunya dan vas giok asli itu.Bahkan Carlos telah mengeluarkan uang banyak, tapi dia hanya membeli yang palsu saja. Dapat diketahui betapa mahalnya vas giok asli itu.Meskipun Camelia tahu latar belakang Keluarga Lukasa tidak sederhana, jarang ada yang bersikap begitu royal.Camelia sedang menuju ke ruang rapat lanta

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 81

    Awalnya mereka mengira Nona Kedua Keluarga Winston datang ke perusahaan untuk belajar dari dasar hanyalah formalitas belaka.Sejak lahir, anak-anak dari keluarga konglomerat seperti mereka sudah hidup dengan bergelimang kemewahan, ditambah dengan harta keluarga yang melimpah, biasanya bekerja di kantor hanyalah kedok belaka.Siapa sangka, Camelia sama sekali berbeda dari apa yang dibayangkan manajer proyek dan yang lainnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa Camelia benar-benar telah mengubah pandangan mereka.Jarang sekali ada anak orang kaya yang serius seperti Camelia.Camelia berasal dari keluarga kaya. Sebenarnya dia bisa bekerja asal-asalan di Grup Winston. Hanya saja, keseriusan Camelia membuat manajer proyek mengalihkan pandangannya.Bukan hanya itu saja, Camelia juga sangat serius dan memperlakukan orang-orang dengan hangat.Saat kepikiran hal itu, tatapan manajer proyek ketika melihat Camelia semakin semangat saja.Camelia tidak peduli dengan pandangan orang lain. Dia merasa dia han

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 80

    Saat melihat wajah itu, Camelia sama sekali tidak bisa menolak ....“Oke. Aku mengerti.”Holden seketika tersenyum dan senyumannya itu juga mencapai matanya. “Nyonya Camelia, kutunggu pesanmu, ya.”Camelia mengiakannya, lalu berjalan memasuki perusahaan. Holden tidak berhenti menatap punggung Camelia. Setelah sosok itu menghilang dari pandangannya, dia baru melaju pergi.Ketika berada di perusahaan, sikap Camelia sepenuhnya berbeda. Dia mengenakan setelan jas pas badan yang berwarna muda, rambutnya diikat dan memperlihatkan dahinya yang halus dan mulus.Camelia yang berdandan tipis terlihat makin cantik dan berkelas. Dia juga memancarkan aura kaum elite di tempat kerja. Ketika ada yang menyapanya, dia akan mengangguk dan tersenyum tipis. Tidak ada seorang pun yang tidak memuji dan dikejutkan oleh penampilannya.Begitu tiba di mejanya, Camelia langsung mengerjakan tugas yang diberikan Naldo kemarin dan menggabungkannya dengan data yang diambilnya dari kediaman Keluarga Winston. Sebuah

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 79

    “Kamu berpikir kejauhan. Aku cuma terlalu sibuk akhir-akhir ini.” Camelia tidak ingin menatap wajah Holden. Dia pun melanjutkan, “Cepat lepaskan aku. Aku mau pergi mandi.”Holden tidak ingin melepaskan Camelia. Dia mengamati wajah Camelia dengan serius dan merasa Camelia sedang menyembunyikan sesuatu. Namun, Camelia tidak bersedia mengatakannya. Dia juga tidak tahu harus bagaimana.Holden mengangkat alisnya untuk sejenak dan masih ingin lanjut bertanya. Dia tidak ingin hubungannya dengan Camelia menjadi setegang ini. Jelas-jelas, hubungan mereka sebelumnya sangat baik. Dia merasa Camelia pasti sudah salah paham mengenai sesuatu.“Bella, aku nggak mau ada salah paham di antara kita.” Holden membenamkan kepalanya di leher Camelia dan lanjut berkata, “Jadi, kalau ada apa-apa, kamu boleh langsung ngomong sama aku.”Suara pria itu sangat rendah, lembut, dan merdu bagaikan suara bas selo yang memikat. Jantung Camelia pun berdegup tidak karuan. Namun, setelah teringat Holden yang langsung pe

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 78

    Tiffany juga bukanlah orang yang terima untuk ditindas.Carlos seketika terkejut. Untuk saat ini, dia masih sangat puas terhadap Tiffany. Keluarganya juga selalu memuji Tiffany dan sangat puas terhadapnya. Meskipun Tiffany tidak secantik Camelia, dia juga adalah seorang putri keluarga terpandang di Kota Mindu. Hal ini membuat Carlos sangat bangga. Dia tentu saja tidak rela untuk melepaskan Tiffany.Setelah memikirkan hal ini, Carlos pun menahan pundak Tiffany dan menghibur dengan nada lembut, “Fany, Camelia yang merayuku. Yang kucintai selama ini cuma kamu. Jangan asal bicara lagi. Kita sudah tunangan. Aku mau bersamamu selamanya. Dalam hatiku, cuma ada kamu.”Tiffany menarik napas dalam-dalam. “Oke, anggap saja aku kasih kamu kesempatan. Gimana kamu akan menjelaskannya pada Ibu? Camelia sudah putar rekaman suara itu, dia nggak akan tertipu semudah itu.”Setelah mengingat ekspresi bangga Camelia, raut wajah Carlos pun menjadi kelam. “Jangan khawatir, aku akan menjelaskan semuanya pada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status