Share

Bab 82

Author: Aura Tanjung
Iya, Camelia datang untuk mengantar dokumen.

Proyek dengan Grup Wardana paling penting. Masalah lain urusan belakangan. Camelia mesti bisa membedakan mana yang penting dan tidak.

Lagi pula, tadi Camelia hanya melirik sekilas saja. Dia sendiri juga ragu, mungkin dia salah lihat.

Hanya saja, apa mungkin Camelia akan salah mengenali wajah Holden?

Dalam seketika, Camelia tiba-tiba kepikiran pengelola Grup Wardana juga bermarga Lukasa. Dia memiliki marga yang sama dengan Holden.

Ketika kepikiran hal ini, Camelia menyipitkan mata indahnya. Dia merasa ada banyak kebetulan dalam masalah ini.

Camelia kepikiran lagi, sebelumnya Holden mengeluarkan uang banyak dalam acara ulang tahun ibunya dan vas giok asli itu.

Bahkan Carlos telah mengeluarkan uang banyak, tapi dia hanya membeli yang palsu saja. Dapat diketahui betapa mahalnya vas giok asli itu.

Meskipun Camelia tahu latar belakang Keluarga Lukasa tidak sederhana, jarang ada yang bersikap begitu royal.

Camelia sedang menuju ke ruang rapat lanta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 83

    Camelia juga tidak berkata lain lagi.Saat menyadari ada begitu banyak orang di perusahaan yang sedang melihat mereka, Camelia juga tidak membicarakan masalah itu lagi.“Kalau begitu, kamu pergi sibuk sana. Aku masih ada urusan di sini.”Sambil berbicara, Camelia mengibaskan dokumen di tangan, mengisyaratkan dirinya datang untuk mengantar sesuatu.Holden menatap tatapan tajam gadis di depannya. Dia tidak kelihatan arogan dan semena-mena seperti biasanya, melainkan kelihatan agak serius.“Oke, semangat,” ucap Holden dengan berlagak acuh tak acuh. “Bella begitu serius. Apa pun yang kamu lakukan pasti akan berhasil.”Camelia bertatapan dengan mata hitam pria itu. Dia merasa ada makna tersirat di dalam ucapan Holden, tetapi dia juga tidak bisa mendeskripsikannya. Dia kepikiran dengan masalah marga “Lukasa” itu.Camelia menurunkan kelopak matanya. Bulu mata panjangnya menutupi tatapan di dalam matanya.Sudahlah, meskipun keluarganya Holden bergelimang harta, sepertinya dia juga hanyalah kel

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 84

    Ucapan itu membuat semua orang merasa sangat tenang.Banyak orang melihat ke arah Camelia. Semuanya menunjukkan rasa kagum kepadanya.Tampaknya kali ini, Grup Winston memang memiliki pegangan yang kuat.Orang yang mereka utus kali ini benar-benar tahu bagaimana berbicara dan bertindak dengan tepat.Camelia memperhatikan tatapan semua orang. Dia hanya mengangguk dengan tersenyum saja. Dia mengerti betapa mengerikan dunia bisnis.Ketika berhadapan dengan orang-orang seperti ini, hanya perlu berhubungan secara formalitas saja dan memberi hormat saja. Jangan menambah musuh dan juga menyinggung musuh.Saat Camelia keluar, dia melihat Holden sedang menunggunya di luar.“Kamu sudah selesai sibuknya?”“Iya, sudah nggak ada urusan lagi.” Gerakan Holden sangat alami ketika mengambil tas dari tangan Camelia.Camelia hanya tertegun sejenak. Ketika melihatnya, dia juga tidak berkata apa-apa. Jika ada yang membantu mengambil tasnya secara gratis, kenapa tidak?Hanya saja, Camelia melihat sekeliling.

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 85

    Tadinya Camelia tidak merasakan apa-apa. Bagaimanapun, ada ruang yang sangat besar di sekitar Holden.Hanya saja, setelah ucapannya tadi dilontarkan, Camelia merasa ada mata yang sedang mengamati mereka dari sekitar.“Terserah, jangan tanya aku lagi.” Camelia hanya ingin melarikan diri dari tempat ini.Sementara, orang-orang yang berada di samping Simon sedang membahas masalah ini.“Apa? Dia itu istrinya Pak Holden?”“Sudah pasti. Bos kita mau masak buat dia, tanyain dia lagi mau makan apa.”“Eh, ternyata Pak Holden bisa masak.”“Astaga. Tadinya aku merasa presdir yang tampan dan sulit untuk didekati itu nggak akan turun ke dunia fana. Tidak disangka dia bukan hanya turun ke dunia fana, bahkan bertemu dengan dewi.“Aku ingin tahu. Sebenarnya Tuhan tutup pintu Pak Presdir yang mana?”Orang-orang di sekitar seolah-olah sedang sibuk bekerja. Sebenarnya mereka sedang menyaksikan pertunjukan dan menguping pembicaraan.Mereka semua fokus pada diri Camelia dan Holden.Camelia yang berada di s

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 86

    Camelia memang seperti ini.Sepanjang perjalanan, tatapan Camelia tidak tertuju pada diri Holden. Holden memperhatikan bahwa Camelia sedang tidak fokus. Dia pun bertanya dengan penasaran, “Bella, bukannya kamu bilang aku tampan?”Usai mendengar, daun telinga indah Camelia spontan memerah. Dia kepikiran lagi dengan rasa canggung yang dirasakan ketika di Grup Wardana. Ditambah lagi, Camelia hanya sembarangan bicara saja. Kenapa Holden terus mengungkitnya?Tatapan Camelia ketika menatap Holden kelihatan gusar. “Meskipun kamu tampan, bukannya aku pernah menidurimu? Setelah dilihat-lihat, ya begitu saja. Aku juga sudah bosan,” kata Camelia dengan asal-asalan. Usai mendengar, Holden menghentikan langkah kakinya. Dia menatap Camelia dengan ekspresi bingung. Camelia masih belum menyadarinya. Dia terus melangkah maju sembari bergumam dalam hati. Dia paling benci orang yang suka mengungkit masalah canggungnya.Camelia berjalan ke depan mobil. Saat ini, dia baru menyadari orang yang mengikuti

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 87

    Holden menggunakan kesempatan mengambil napas untuk mengatakan ucapan itu. Selesai diucapkan, tanpa menunggu respons Camelia, telapak tangan besar Holden langsung menutup mata indah Camelia dengan lembut.Satu detik kemudian, si pria kembali mencondongkan tubuhnya.Belum sempat Camelia mengambil napas, napasnya kembali direbut lagi.Bayangan tubuh mereka berdua tidak berhenti bergerak di baris belakang mobil ….…Di Grup Winston.Saat Camelia kembali, rekan kerja yang duduk di samping meja kerjanya melihat kepulangannya. Dia pun mendekati Camelia, lalu bertanya bagaimana kabar Grup Wardana. Alhasil, dia malah melihat bibir bengkak dan merah Camelia.Dia spontan merasa syok. “Camelia, ada apa dengan bibirmu? Kenapa bengkaknya mengerikan sekali?”Rekan kerja itu adalah tipe wanita berwajah bulat yang imut. Biasanya dia sangat cerewet, tetapi dia sangat bisa diandalkan dalam soal pekerjaan. Dia adalah tipe wanita yang imut. Jika ada makanan enak, dia juga akan membagikannya kepada Camelia

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 88

    Camelia melihat ke sisi orang itu dengan sekilas saja. Dia memiliki sedikit kesan dengan orang itu.Seandainya Camelia tidak salah ingat, seharusnya dia adalah orang yang jalan-jalan bersama Steven waktu itu, namanya adalah Christine.Camelia kepikiran lagi dengan tatapan genit Steven waktu itu, dia pun mulai merasa mual.Camelia mengalihkan pandangannya kembali. Dia diam-diam sedang merencanakan sesuatu.Jangan-jangan Christine berencana untuk membalas dendam Steven?Konyol sekali. Padahal Steven adalah seorang pria busuk. Tidak disangka, akan ada orang yang begitu memikirkannya. Setelah dipikir-pikir, Camelia juga merasa ada benarnya juga. Kemungkinan mereka hanya saling memanfaatkan saja.Camelia menggeleng. Dia tidak memasukkan ucapan itu ke dalam hati.Ketika manajer proyek datang, Camelia pada akhirnya menekan tombol “enter”, lalu mengeklik “simpan”. Dia menyimpan dokumen di desktop.“Camelia, kamu ke ruanganku sebentar.”“Oke, aku akan segera ke sana.”Camelia berdiri di belaka

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 89

    ”Camelia, kamu mesti percaya sama aku. Aku benar-benar nggak tertarik sama proyek Grup Wardana. Kalau kamu bisa mendapatkannya, aku juga akan merasa sangat gembira. Serius!”Ketika melihat Irene, Camelia hanya menggigit bibir delimanya, lalu menepuk pundaknya dengan serius. “Irene, kamu tenang saja. Aku mengerti maksudmu. Setelah berhubungan selama ini, aku tahu kamu itu orang seperti apa.”Usai berbicara, Irene menatap Camelia dengan berlinangkan air mata. Di dalam perusahaan, Irene adalah tipe karyawan yang diam-diam berkorban. Dia adalah orang yang baik dan ramah. Jika ingin mengganti air atau fotokopi berkas, semua orang akan mencarinya.Suatu kali, ada barang yang hilang di kantor. Orang pertama yang dicurigai justru adalah dia. Hal itu membuat keyakinan Irene sedikit runtuh.Saat Irene bertanya alasannya, jawaban semua orang benar-benar di luar dugaannya.Mereka berkata, karena Irene akrab dengan semua orang, dia pun punya banyak kesempatan untuk turun tangan.Pada saat itu, Iren

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 90

    Keesokan harinya.Camelia datang ke perusahaan.Barus aja Camelia tiba di depan meja kerjanya, dia pun langsung memperhatikan meja kerja Christine. Dia selalu merasa ada mata yang terus menatapnya.Ujung bibir Camelia samar-samar melengkung ke atas. Camelia membuka komputernya. Pada akhirnya, dia duduk di tempat seolah-olah tidak terjadi apa-apa, berlagak tidak menyadari tatapan itu.Christine juga merasa lega. Dia sedang membongkar isi dokumen di dalam flashdisk. Semuanya adalah proposal yang dikerjakan Camelia.“Camelia, kamu tunggu saja. Setelah aku ubah semua ini, semuanya akan jadi milikku.” Christine telah berpikir dengan saksama. “Saat aku mengeluarkan proposal itu di saat rapat, aku ingin lihat bagaimana kamu menghadapinya. Di bawah pandangan semua orang, sepertinya manajer proyek juga nggak bisa melindungimu!”Irene menyadari pandangan Christine. Dia menggeser bangkunya ke sisi Camelia, lalu berbisik padanya, “Camelia, apa kamu nggak menyadari ada yang aneh dengan Christine?”

Latest chapter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 100

    Holden berjalan keluar, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Simon. “Periksa CCTV area parkiran bawah tanah Grup Winston, cari keberadaan Camelia.”Saat Simon mendengar ucapan buru-buru presdirnya, dia pun segera memutuskan panggilan dan mulai melaksanakannya.Holden juga tidak senggang. Bibir tipisnya digigit erat. Keningnya juga tampak berkerut. Dia mengeluarkan laptop mencoba untuk melacak keberadaan ponsel Camelia.Saat sedang berusaha, Simon pun menelepon, “Pak Holden, aku sudah menemukannya. Bu Camelia dibawa pergi seseorang. Lokasinya ada di ….”“Emm, gudang di pinggiran barat kota,” balas Holden dengan suara berat, “Bawa polisi ke sana. Aku akan ke sana sekarang.” Selesai berpesan, Holden langsung memutuskan panggilan.Simon spontan tertegun. Dia dapat merasakan bahwa Holden sedang menahan amarahnya. Dia sudah bertahun-tahun bekerja dengan Holden, dirinya cukup memahami Holden. Simon pun diam-diam berdoa dalam hati, semoga orang yang menculik Camelia bisa beruntung. J

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 99

    Camelia mengamati lingkungan di sekeliling. Dia pun mengerti bahwa dirinya telah diculik. Dia kembali mengingat kembali apa yang ada di benaknya.Saat ini, orang yang pernah disinggung Camelia hanya beberapa orang saja. Dia bahkan bisa menghitung dengan satu tangannya.Saat Steven menampakkan diri, Camelia pun menunjukkan ekspresi seolah-olah dia sudah menduganya. Dia masih saja kelihatan tenang ketika melihat Steven, seolah-olah sedang melihat badut saja.Steven mengerti makna dari tatapan Camelia. Dia mencubit dagu Camelia dengan tidak senang, lalu berkata dengan nada suram, “Tatapan apa itu? Apa kamu lagi mengancamku?”“Heh, ngomong?” Camelia mendengus dingin. Dengan suara yang keluar dari dada, mata Camelia sedikit menunduk, memberi isyarat mata bahwa mulutnya sedang disumpal.Saat ini, Steven membuka lakban di mulut Camelia dengan wajah penuh rasa bangga. “Ada apa? Kenapa sekarang kamu nggak sesombong seperti di ruang rapat?”Sambil berkata, Steven menepuk pipi Camelia dengan ter

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 98

    Kebetulan, selama ini Levin juga terus menyuruh Steven mencari kesempatan untuk menghadapi Camelia.Levin sedang bingung lantaran tidak menemukan alasan. Kali ini, bukannya kesempatan sudah datang ke depannya?Steven menenangkan Christine yang masih terisak-isak, lalu berjalan ke samping untuk menghubungi Levin.Ketika Christine melihat gerakan Steven, tatapannya menjadi muram.Selama ini, Christine tahu Steven bisa bersikap arogan di perusahaan bukan karena ada sokongan dari Tiffany seorang diri, dia juga memiliki Levin sebagai sandaran.Asalkan bisa dibantu oleh Levin, Camelia pasti tidak bisa melarikan diri lagi!Di sisi lain, saat Levin melihat ada panggilan masuk dari Steven, dia pun merasa tidak sabaran.Saat membaca nama Steven, Levin pun kepikiran selama ini Steven terus memikirkan cara untuk menghadapi Camelia, tetapi masih tidak ada hasilnya. Sejak bertemu terakhir kali di resepsionis, tidak terdapat informasi lain lagi.Jadi, ketika melihat Steven, Levin pun merasa marah.Le

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 97

    Christine dilempar ke depan pintu gedung perusahaan. Sekelompok sekuriti mendorongnya keluar.Resepsionis juga mencondongkan kepala mereka untuk ikut menyaksikan keramaian. Mereka juga ingin tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya terjadi masalah seperti ini.Satu detik kemudian, sekuriti membuang barang Christine ke atas tubuhnya. “Kamu sudah boleh pergi. Kalau nggak ada urusan, jangan muncul di dekat perusahaan.”Usai berbicara, sekuriti menepuk-nepuk tangannya, lalu meninggalkan tempat. Semua itu adalah perintah dari manajer proyek. Mereka pun telah menyelesaikannya dengan lancar!Sejak tamat kuliah dan bekerja bertahun-tahun di sini, Christine adalah orang pertama yang pernah dia lihat, dikeluarkan dari perusahaan dengan begitu memalukan. Semua itu juga terasa langka.Christine menatap dua resepsionis di pintu yang melihatnya dengan senyum dan kebingungan di mata mereka.Dia menggigit bibir merahnya, mengepalkan tangan, lalu diam-diam

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 96

    “Aku mohon sama kamu. Maafkan aku, Bu Camelia. Aku benar-benar bersalah. Aku nggak akan mengulanginya lagi.”“Kamu masih ingin mengulanginya lagi?”Camelia menyipitkan mata indahnya. Hatinya sangat teguh ketika dihadapkan dengan permintaan ampun dari Christine. Dia juga bukan berhati mulia. Seandainya bukan karena Camelia sudah mempersiapkan semuanya, dia benar-benar tidak bisa menangani masalah ini. Seandainya pihak yang hasilnya dijiplak hari ini bukanlah Camelia, melainkan hanyalah seorang anak magang yang baru masuk perusahaan, bukannya hidup anak baru itu akan berakhir?Ketika kepikiran hal ini, tatapan Camelia menjadi dingin.Christine segera menggeleng. “Bukan, bukan, Bu Camelia. Hanya kali ini saja. Aku hanya melakukan sekali saja. Aku juga nggak akan melakukannya lagi.”Christine menangis hingga mencucurkan air mata dan juga ingusnya. Namun orang-orang di tempat malah tidak ada yang maju untuk memelas pengampunan untuknya.Dapat diketahui bahwa hubungan dia dan yang lain biasa

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 95

    Sambil berbicara, Christine juga tidak tahan kuasa untuk menyindir, “Heh, pura-pura saja. Aku penasaran apa yang bisa kamu keluarkan!”Camelia tidak menghiraukannya, lalu lanjut membuka PPT.Sebuah proposal baru diperlihatkan ke hadapan semua orang.Bukan hanya lebih lengkap daripada milik Christine, bahkan lebih detail. Bahkan, artis juga sudah dihubungi.Suara dingin dan tenang Camelia terdengar perlahan. “Proposal yang dicuri Christine adalah proposal edisi paling awalku. Sekarang ini adalah proposal edisi finalku. Untuk area pemandian air panas, kita nggak boleh hanya berfokus pada kemewahan saja, juga mesti mempertimbangkan keberadaan mayoritas keluarga. Jadi, pada edisi final, aku pun memiliki cakupan yang lebih luas dengan tingkat realisasi yang lebih tinggi.”“Mengenai soal kolaborasi, saat ini masih dalam proses. Aku sudah melakukan koordinasi sebagian dengan pihak mereka.”Setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara tepuk tangan di dalam ruangan.Semua orang langsung berd

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 94

    Setelah dicampakkan, Camelia mengambil tisu basah dengan gerakan elegan. Dia mengelap satu per satu jari tangannya.Gerakan itu semakin memancing emosi Christine.Setelah beberapa saat kemudian, Christine hendak melangkah maju untuk berdebat dengan Camelia, “Camelia, kamu itu orang murahan, kenapa kamu berani sekali! Aku nggak akan lepaskan kamu begitu saja!”Rasa murka sudah memenuhi benak Christine.Pada saat ini, Christine sudah sepenuhnya lupa bahwa dia duluan menjiplak hasil orang lain.Namun pada saat ini, manajer proyek berjalan maju untuk menarik Christine. Dia berkata dengan tegas, “Sudahlah, Christine, kita semua rekan kerja. Untuk apa bertengkar hingga canggung seperti ini?”“Bisa jadi, Camelia berbuat seperti ini karena ada alasan lain.” Begitu manajer melontarkan ucapannya, ada banyak orang yang merasa aneh. Camelia malah berkata, “Tentu saja ada alasanku. Proposal Christine itu hasil jiplakan.”“Omong kosong!” Lantaran dibongkar, Christine langsung meluapkan amarahnya. S

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 93

    “Karena kamu nggak pantas dengan proposal ini.” Camelia berdiri dengan perlahan. Raut wajah indahnya kelihatan datar.Camelia menatap Christine yang sedang marah-marah di sini. Dia seperti sedang menyaksikan badut yang sedang melakukan pertunjukan saja.Christine mengepal tangannya dengan gusar. “Apa maksudmu?”Tiba-tiba ekspresi Christine menjadi galak. “Jangan-jangan kamu iri sama proposalku, makanya kamu mengatakan ucapan seperti ini. Camelia, hatimu sempit sekali.”Sejak melihat Camelia berdiri, Christine pun mulai merasa takut.Namun, satu detik kemudian, tiba-tiba Christine kepikiran bahwa dirinya sudah memindahkan data Camelia, lalu mempresentasikannya duluan. Jadi, memangnya kenapa kalau Camelia merasa marah? Siapa yang duluan mempresentasikan proposal itu, proposal pun akan menjadi milik orang itu.Manajer proyek juga ikut menatap wajah tegas Camelia. Tatapannya berubah tajam. Dia mulai mempertimbangkan. “Camelia, maksudmu ….”“Pak Manajer!” Christine tidak tahan kuasa langsun

  • Cinta pada Pandangan Pertama   Bab 92

    Camelia tidak berbicara. Dia menopang dagu dengan telapak tangan kanannya sembari menatap Christine dengan malas. Dia yang terkadang mengangkat kelopak matanya itu kelihatan seperti seekor kucing Persia yang kelihatan anggun dan santai.Christine sengaja mengamati ekspresi Camelia. Ketika melihat dirinya yang begitu santai, Christine spontan mengepalkan tangannya.Bagus, Camelia, dasar wanita murahan. Sekarang kamu bisa bersikap sombong, nanti aku akan bikin kamu tidak bisa berkata-kata lagi.Aku penasaran, tanpa proposal ini, apalah kamu di depan manajer proyek?Christine berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Dia sedikit mendongakkan dagunya, seperti seekor ayam jantan yang siap bertempur, kelihatan gagah dan penuh semangat.Camelia hanya merasa sangat lucu saja.Begitu Christine mencolok flashdisk ke komputer dan menampilkan isi proposal. Sorot mata Camelia langsung berubah.Ternyata benar.Christine mencuri proposal miliknya.Namun, Camelia tidak menunjukkan reaksi berlebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status