Share

Bab 38

Author: Azzurra
last update Last Updated: 2025-03-25 16:00:19

"Laras."

Laras terjengkit karna bahunya di tepuk.

"Kamu mau bolos pelajaran ya?!" Ida menepuk pundak Laras.

"Nggak, Bu!!" Laras menggoyang-goyang kedua telapak tangan. "Tadi saya liat ada bayangan ke arah sini! Kayanya mau bolos." Elak Laras.

"Dari tadi ibu cuma liat kamu, nggak liat siapa-siapa," jawab Ida, menelisik wajah Laras.

"Ayo, ikut ibu, kamu udah kelas 3, udah mau lulus, jangan seneng bolos sekolah." Sepanjang jalan Ida memberikan wejangan.

Di balik tembok Niken menatap Laras dan Ida. Kakinya di hentak. "Ish, Bu Ida kenapa selalu keliling sekolah, kayanya nggak bisa ngelakuin rencana di area sekolah," gumam Niken.

***

Lelaki tampan memarkir mobil di depan rumah Laras, sebelum keluar dari mobil Excel merapikan rambut meneliti wajahnya di kaca spion.

"Bismillah, semoga di bolehin sama Mamih ngajakin Laras pergi besok. Setelah di rasa penampilannya oke, kelaki ini turun dan melangkahkan kaki m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta itu Love   Bab 39

    Dalam perjalanan Laras berfikir, kenapa Niken ngasih dia alamat? Bukannya tadi mau ke tempat Excel? Kenapa nggak langsung ke sana aja? Otak lemot Laras mencoba berfikir. Gadis tengil ini menepikan motor, kembali melihat kertas yang di berikan wanita tadi. "Lagian alamatnya lumayan jauh dan bertolak belakang sama apartmen Excel." Laras terus mencoba berfikir. "Apa tuh perempuan salah, ya?" Laras menggaruk kepalanya, bingung, dan kembali melajukan motornya. ***Excel memarkir mobil sembarang, di depan gerbang rumahnya, gegas dia turun lalu menggedor gerbang kencang membuat Parjo terjengkit kaget, matanya merah, pandangannya nyalang, lelaki tua ini sedang terlelap entah jiwanya sedang berada di mana tadi."Hai, siapa berani-berani iseng!!?" suara Parjo lantang terdengar marah. Dengan langkah lebar dia menghampiri pintu kecil, ketika dia melihat majikan kecilnya yang menggedor pintu besi, Parjo semakin kaget. "Sebentar saya buka, Den

    Last Updated : 2025-03-25
  • Cinta itu Love   Bab 40

    Laras merapatkan mata, hanya pasrah menunggu apa yang akan di lakukan Excel. Hingga suara ponsel mengagetkan dua remaja ini. Excel mencium kening Laras kilat. Desiran halus terasa di seluruh tubuh Laras, baru kali ini dia di cium laki-laki selain ayah dan kedua saudaranya. Laras diam dalam waktu lama, hingga Excel selesai berbicara dengan Dewi. "Ras, ayo aku antar pulang. Atau kamu mau nginep di sini? Biar besok pagi kita di nikahin." Laras meraih bantal kursi dan melempar ke arah wajah Excel, dan dengan tangkas tangannya menangkis bantal lemparan Laras. "Siapa lagi, yang mau sama elo!!" gumam Laras, bangun dari duduk, melangkah mengambil ponsel, dan menuju lift. Sesungguhnya jantung Laras masih berdetak tak karuan karna di cium Excel tadi. Dewi menunggu gadis semata wayangnya di depan rumah dengan gelisah. "Bang, jemput adek kamu, sana. Di apartmen Excel barusan Mamih telpon, pokoknya Mamih itu nggak percaya seratus pe

    Last Updated : 2025-03-26
  • Cinta itu Love   Bab 1. Pertandingan

    Sorak sorai bergemuruh mengelilingi lapangan olah raga. Axel! Pak Bagas! Axel! Pak Bagas! Masing-masing kubu menyorakkan nama jagoan mereka. Tak pelak Laras dengan lantang menyebutkan nama kedua lelaki ini, untuk memberikan semangat. "Ishhh, elo dukung siapa? Exel apa Pak Bagas!?" seru Irma, menyikut lengan Laras. Dengan kikuk Laras mengusap tengkuknya. Bibirnya mengulas senyum canggung. "Gue dukung keduanya." Lalu kembali menyorakkan nama kedua lelaki yang berada di lapangan. Terlihat beberapa orang yang kini berada di area lapangan sedang memperebutkan benda berbentuk bulat, dua orang saling berhadapan menunggu bola yang dengan indah melayang tepat di atas kepala mereka. Pandangan mereka tajam membidik bola, badan mereka meloncat tinggi dengan kedua tangan menjulur mencoba meraih bola basket yang sedang meluncur ke arah mereka. Hap!! Dengan tangkas Exel menangkap bola, lalu meliukkan badan mencoba menghindari tangan Bagas yang mencoba merebut bola dari ta

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 2 Terpesona pada Pandangan Pertama.

    “Gagal makan enak, padahal ATM ngajakin nongkrong,” ucap Irma, terlihat dari kaca spion bibirnya di lipat kesal. “Gue yang traktir deh kesukaan lo, anggap aja kita lagi makan di cafe mahal." Laras mencoba membujuk. Juga sedikit merajuk. Melihat expresi Laras membuat Irma sedikit terenyuh. “Ya udah dehhh demi yang lagi jatuh cintrong,” ucapnya ceria seperti sedia kala. Melihat senyum Irma sudah kembali seperti biasa, membuat Laras memacu motor dengan semangat tinggi menuju rumah Irma yang tak lain rumah cowo incarannya. Dalam perjalanan ke rumah Irma Laras mengingat kejadian lalu saat pertama melihat Bagaskara si guru tampan yang mampu membuat dadanya bergetar. “Prit, prit, prit, rapatkan barisan kalian." Titah seseorang yang langsung dituruti para siswa. Para sisiwa berbaris rapih, Laras berada pada barisan terakhir karna memang dia tak menyukai pelajaran olah raga. “Perkenalkan saya guru pengganti Pak Arif yang sedang cuti beberapa bulan kedepan karna sedang sakit keras.

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 3. Pertama Kenalan.

    Irma masih terus membicarakan Excel, aku termenung mengingat kebodohanku waktu itu pertama kali bertemu dengan Exel, si lelaki datar yang ternyata begitu perhatian. "Kamu telat juga?"tanyaku sok akrab pada lelaki berwajah jutek di sebelahku. Sepertinya kami sama-sama terlambat pagi ini. Aku menarik lengan lelaki yang belum pernah aku lihat ini. "Lewat sini aja, biar nggak ketauan guru piket."Lelaki itu hanya diam mengikuti langkahku. "Elo kelas berapa? Kok gue belum pernah liat elo ya?" tanyaku pelan juga sambil berjalan pelan agar tak terdeteksi guru piket. Dia tak menjawab berondongan pertanyaanku, kami sampai di depan lorong, "Eh kenalin, Laras." Aku menjulurkan tangan, di sambut olehnya, walau wajahnya tetap datar. "Axel," ucap lelaki berwajah jutek ini, yang kini sedang menjabat tanganku. Senyumku canggung menatap matanya. "itu muka apa tembok, datar plus dingin banget," Aku hanya bisa membatin, netraku mengerjap beberapa kali karna beradu pandang dengannya. Aku grogi, tat

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 4. Semakin Marah.

    Tap, tap, tap .... Aku menaiki satu persatu anak tangga dengan semangat empat lima menuju perpustakaan. Terdengar suara bercakap-cakap di depan sana. Oohh ... Alya rupanya, tapi tunggu! sebentar! siapa gerangan lawan bicara Alya. “OMG, Pak Bagas,” gumamku, walau hati berdebar-debar grogi melihat wajah tampan Pak Bagas, tetap kulajukan kakiku mengarah pada keberadaan mereka. Terlihat mereka sedang tertawa. “Ooohh ternyata mudah ya Pak, dari semalam saya bingung soal ini!” ucap Alya sambil memberi senyum pepso**nt. “Pak." Ku anggukan kepala saat Pak Bagas menengok ke arahku. Tak pernah aku duga si dia yang selalu bermuka dingin di hadapanku ini memberikan senyum menawan. "Ya Allah." Aku seperti terhipnotis terus menatap ke arah Pak Bagas. Dan tiba-tiba, Gubrak. Aawww .... Pintu tak tau diri itu mencium wajah cantikku yang kini terasa kebas. Ternyata pintu di tutup sebelah. Ku usap-usap wajahku yang sakit. Terlihat Alya tersenyum mengejek, “Hati-hati, pintu jang

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 5. Rem Mulut Blong.

    “Laras, setelah pulang sekolah kamu ke kantor ibu dulu ya.” Bu Ida guru BK sekolahku memanggil di depan kelas dengan suara mendayu-dayu merdu. Guru BK di sekolahku terkenal cantik mempesona. Suaranya lemah lembut, dandanannya selalu matching, siapapun yang masuk ke ruangannya akan keluar dengan wajah cerah, entah apa yang dilakukan di dalam karna ruangan tertutup rapat. Tok,tok,tok ... Ku ketuk pintu ruang kantor Bu Ida. “Silahkan masuk,” ucap suara di dalam dengan aksen ramah. Aku masuk dan terperanjat kaget, ku dapati Pak Bagas sudah duduk di kursi tersangka. Kepalanya menegok ke arahku, tatapannya tajam seperti menembus jantungku. “Silahkan duduk Laras,” ucap Bu Ida sopan. Guru BK yang satu ini memang lembut, cantik, sopan. Kalo aku disuruh menilai attitudenya aku kasih angka 9,9. Kenapa ga 100? Karna yang maha sempurna hanya milik Allah. Aku duduk di sebelah Pak Bagas yang terlihat santai. Hatiku dag dig dug tak karuan karna duduk bersebelahan dengan Arjunaku. Ku

    Last Updated : 2025-01-12
  • Cinta itu Love   Bab 6. Dengan Siapa?

    "Aduhh ... Mati gue," Aku memejamkan mata, terlihat Irma tersenyum kikuk melihat expresiku. "Lagi ngobrol apa? Kaya rahasia?" tanya lelaki berperawakan tinggi ini. Menaruh bobot tubuh di sebelahku, juga menaruh sebuah novel di atas meja. Melihat cover novel incaranku ada di atas meja seketika netraku berbinar. "Akhirnya elo dapet juga ini buku Bang?" tanyaku sumringah. "Apa sih yang nggak bisa buat kamu," ucap Exel masih mode datar, di lihat dari expresinya sepertinya dia sedang tak baik-baik aja. "Siang jalan yuk," ajak Exel lagi. "Hayo!!" Irma menyahut sumringah ajakan Exel. Netranya berbinar menatap Excel Lelaki ini bangun dari duduk memasukkan tangan ke saku celana, berdiri menatapku. "Ajakin tuh Laras, kalo dia nggak ikut elo yang traktir gue." Dengan santai Exel meninggalkan kami. Irma hanya menatap Exel tanpa kata. "Apa maksudnya coba, kalo elo nggak ikut gue yang harus traktir dia!" Irma menatap punggung Exel dan aku bergantian. Aku terkikik melihat expre

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Cinta itu Love   Bab 40

    Laras merapatkan mata, hanya pasrah menunggu apa yang akan di lakukan Excel. Hingga suara ponsel mengagetkan dua remaja ini. Excel mencium kening Laras kilat. Desiran halus terasa di seluruh tubuh Laras, baru kali ini dia di cium laki-laki selain ayah dan kedua saudaranya. Laras diam dalam waktu lama, hingga Excel selesai berbicara dengan Dewi. "Ras, ayo aku antar pulang. Atau kamu mau nginep di sini? Biar besok pagi kita di nikahin." Laras meraih bantal kursi dan melempar ke arah wajah Excel, dan dengan tangkas tangannya menangkis bantal lemparan Laras. "Siapa lagi, yang mau sama elo!!" gumam Laras, bangun dari duduk, melangkah mengambil ponsel, dan menuju lift. Sesungguhnya jantung Laras masih berdetak tak karuan karna di cium Excel tadi. Dewi menunggu gadis semata wayangnya di depan rumah dengan gelisah. "Bang, jemput adek kamu, sana. Di apartmen Excel barusan Mamih telpon, pokoknya Mamih itu nggak percaya seratus pe

  • Cinta itu Love   Bab 39

    Dalam perjalanan Laras berfikir, kenapa Niken ngasih dia alamat? Bukannya tadi mau ke tempat Excel? Kenapa nggak langsung ke sana aja? Otak lemot Laras mencoba berfikir. Gadis tengil ini menepikan motor, kembali melihat kertas yang di berikan wanita tadi. "Lagian alamatnya lumayan jauh dan bertolak belakang sama apartmen Excel." Laras terus mencoba berfikir. "Apa tuh perempuan salah, ya?" Laras menggaruk kepalanya, bingung, dan kembali melajukan motornya. ***Excel memarkir mobil sembarang, di depan gerbang rumahnya, gegas dia turun lalu menggedor gerbang kencang membuat Parjo terjengkit kaget, matanya merah, pandangannya nyalang, lelaki tua ini sedang terlelap entah jiwanya sedang berada di mana tadi."Hai, siapa berani-berani iseng!!?" suara Parjo lantang terdengar marah. Dengan langkah lebar dia menghampiri pintu kecil, ketika dia melihat majikan kecilnya yang menggedor pintu besi, Parjo semakin kaget. "Sebentar saya buka, Den

  • Cinta itu Love   Bab 38

    "Laras." Laras terjengkit karna bahunya di tepuk. "Kamu mau bolos pelajaran ya?!" Ida menepuk pundak Laras. "Nggak, Bu!!" Laras menggoyang-goyang kedua telapak tangan. "Tadi saya liat ada bayangan ke arah sini! Kayanya mau bolos." Elak Laras. "Dari tadi ibu cuma liat kamu, nggak liat siapa-siapa," jawab Ida, menelisik wajah Laras. "Ayo, ikut ibu, kamu udah kelas 3, udah mau lulus, jangan seneng bolos sekolah." Sepanjang jalan Ida memberikan wejangan. Di balik tembok Niken menatap Laras dan Ida. Kakinya di hentak. "Ish, Bu Ida kenapa selalu keliling sekolah, kayanya nggak bisa ngelakuin rencana di area sekolah," gumam Niken. ***Lelaki tampan memarkir mobil di depan rumah Laras, sebelum keluar dari mobil Excel merapikan rambut meneliti wajahnya di kaca spion. "Bismillah, semoga di bolehin sama Mamih ngajakin Laras pergi besok. Setelah di rasa penampilannya oke, kelaki ini turun dan melangkahkan kaki m

  • Cinta itu Love   Bab 37

    "Laras udah gede, nggak usah di kawal melulu, nanti Laras ajak Irma kalo Emak nggak percaya.""Udah lah, Mih jangan terlalu di kekang anak-anak." "Bukan di kekang, Pih. Mamih khawatir, pergaulan anak jaman sekarang, apa-apa di bilang wajar, anak pacaran wajar, yang nggak pacaran di bilang nggak laku, kuper lah, ini lah, itu lah, pandangan negatif. Padahal pacaran itu mudharatnya banyak banget." Panjang lebar Dewi berbicara, menggebu.Laras dan Dani berpandangan. Mereka mulai menyiapkan telinga mendengarkan tausiah yang Laras sudah tau isinya. "Laras masuk kamar ya, Mak," Bibirnya tersenyum kikuk. "Mau belajar besok ada ulangan." Alasan lanjutan, karna netra Dewi berkilat, perlahan Laras bangun dari duduk. "Udah lah, Mih." Dani membantu Laras untuk bebas."Kebiasaan," ujar Dewi, menatap Laras kesal. Laras hanya menyunggingkan senyum, Dani menyuruh Laras pergi dengan mengibaskan telapak tangan. "Udah sana, Neng. N

  • Cinta itu Love   Bab 36

    Excel terus menatap Laras. "Kamu cemburu?" tanya Excel lagi. Berharap Laras mengangguk. "Emang penting gue jawab pertanyaan ini? Excel mengenggam telapak tangan Laras tetapi Laras langsung menarik tangannya. Dengan gesit Excel meraih kembali telapak tangan Laras dan mengenggam erat. "Aku cuma mau pegang tangan kamu, Ras," ujar Excel. "Jangan, Bang. Nggak boleh," ujar Laras. "Cuma pegang tangan." Paksa Excel. Sekuat apapun Laras menarik tangannya Excel lebih kuat menggenggam. Lelaki tinggi ini mengelus pipi Laras. "Ras maafin aku, ya." Tatapan Excel terlihat tulus. "Iya, Bang, gue udah maafin, tapi janji, lo harus bisa ngontrol diri, jangan terulang lagi hal kaya kemarin," ujar Laras. "Iya, aku usahain."Netra mereka saling tatap, bibir tersenyum."Kalian sedang apa?" Suara di depan pintu membuat dua anak menjelang dewasa ini menengok. "Bang Gilang." Laras menarik tangannya begitu pun Excel melonggarkan genggaman dan menarik tangan lain, yang berada di pipi Laras. Mereka terpe

  • Cinta itu Love   Bab 35

    Di rumah cluster milik ayah Bagaskara, mereka terlihat khawatir. Berkali-kali Pram melihat ke arah luar jendela, di sana beberapa orang terus mengawasi rumah mereka. "Ayah untuk apa takut pada mereka, melarikan diri pun tak akan bisa," ujar Bagas. "Ayah bukan takut, tapi ayah hanya menjaga kalian. Ayah tak ingin terjadi sesuatu terhadap kalian, mereka dari kalangan atas memiliki kekayaan. Apapun yang mereka ancamkan pasti terjadi jika kita melawan. Ayah heran bagaimana bisa kamu terlibat dengan wanita seperti itu??" tanya Pram, pelan."Perempuan itu menjebak ku, awalnya dia membantuku untuk bekerja di klink, untuk uang tambahan kuliahku, ternyata klinik tersebut klinik aborsi, saat itu klinik di grebek, dia juga yang menjamin sehingga aku bebas dari penjara.""Lalu, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Dia ingin kamu menikahinya?" "Itulah sebabnya, aku pikir jika aku memacari kekasih adiknya dia akan mundur, karna adiknya bisa melakukan apapun. Nyatanya dia keras kepala. Dan du

  • Cinta itu Love   Bab 34

    "Ras."Laras menengok ternyata Alya yang memanggil."Eh kamu, Al," sapa Laras. "Ras, gue denger kasus elo kemaren. Beneran elo udah jadian sama Pak Bagas?" tanya Alya sendu. Netra Laras sedikit berbinar, jiwa jahilnya meronta-ronta, ingin dia kerjain Alya, tapi hatinya kini pun sedang di landa gundah."Belum jadian juga sih, Al, tapi yahh ... Kayanya sedikit lagi," ujar Laras, memasang mimik wajah sumringah. Sungguh jiwa usilnya tak bisa di hentikan. Wajah Alya semakin sendu mendengar penuturan Laras. Apalagi Laras terlihat bersemangat membicarakan Bagaskara. "Terus gimana taruhan kita, gue nggak mungkin ngikutin kampus elo mau masuk, secara otak kita 'kan beda level, Ras!! Palingan elo di terima di kampus swasta, sedang gue minimal di kampus terbaik di Jakarta, Ras," ujar Alya pelan.Laras memutar bola mata malas, "Udah mau kalah aja elo masih sombong gitu Al," cibir Laras, "Pokonya taruhan belum berakhir. Kalo elo sampe kalah, ya ... lo tau kan konsekwensinya," ucap Laras kedua

  • Cinta itu Love   Bab 33

    Pagi menyingsing aktifitas di rumah Laras ramai seperti biasa Dewi sibuk membangunkan seluruh keluarga juga menyiapkan bekal dan keperluan lain. Laras sudah duduk rapih di kursi depan meja makan, bersiap kembali menjalankan aktivitas yang dia tinggalkan satu Minggu kemarin. "Mulai sekarang kamu di antar jemput sama Bang Gilang," ujar Dani pada anak perempuan semata wayangnya. "Emangnya kenapa, Pah, Laras bisa kok pulang pergi sendiri, Laras nggak apa-apa," Laras berusaha berkelit, dia tak ingin kebebasannya terbelenggu sebab Gilang tak bisa di ajak kerjasama selama ini. " Abang kamu nggak ngapa-ngapain, biar ada kerjaan, 'kan tinggal nunggu wisuda lagi nyari-nyari kerja belum dapet," ujar Dani, sambil menyeruput kopi. Huft Laras mengeluarkan nafas berat, menatap Gilang yang tersenyum penuh arti padanya. "Jangan isengin, Neng. Bang. Awas kalo kamu masih iseng aja." Dewi mengepalkan tangan melihat tatapan Gilang pada Laras. "Apaan sih, Mih. Udah gede masa mau iseng terus," ela

  • Cinta itu Love   Bab 32

    Excel masuk ke dalam kamar membanting kasar tubuhnya di atas ranjang. Lengannya menempel di pelipis, matanya terpejam, dadanya terlihat turun naik, sepertinya menahan amarah yang membuncah. Setelah terlihat tenang dia ambil ponsel lalu dia tekan nomor Laras, tetapi hingga beberapa kali panggilan tak juga di angkat. Lelaki ini mengirim pesan pada Laras. Tak lama centang biru tanda pesannya di baca. Namun sampai beberapa saat tak juga terlihat Laras membalas. [Ras, aku ke rumah kamu, ya]. Send Satu, dua, tiga menit Excel menunggu tapi tak di jawab juga. Padahal pesannya terbaca dan Laras terlihat on line. [Ras, aku otw, ke rumah kamu. Kamu mau di beliin apa?]Excel menyahut kunci mobil, keluar kamar dan menuruni tangga cepat. "Den mau ke mana?" tanya Ros. "Keluar bentar, Mba," jawab Excel. "Den, tadi Bapak pesen, Aden nggak boleh ke mana-mana," ujar Ros. Namun Excel seolah tak mendengar penuturan Ros, dia tetap melenggang keluar melewati pintu. Excel mengeluarkan mobil dari gara

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status