“Arghhh!”Teriakan Alex terdengar jelas. Hal itu membuat Kaliya dan Orlando secara refleks mengalihkan pandangan.“Kaliya! Alex mungkin dalam bahaya!” seru Orlando. Pria itu berbalik dan hendak menyusul lebih dulu. Namun...“Tunggu!” sergah Kaliya. “Diam di situ, Orlando. Biar aku yang keluar lebih dulu!”Orlando melayangkan tatapan cemas. Well, dia memang selalu seperti itu. Padahal tadinya Orlando tidak begitu menyukai Alex. Tapi seiring berjalannya waktu, Alex pun masuk ke dalam daftar makhluk yang ia pedulikan. Tentu saja itu tidak pernah Orlando rencanakan.“Aku takut jika Alex menghadapi makhluk lain,” bisik Kaliya lagi.Orlando hendak menjawab, namun Kaliya segera melintangkan jari telunjuknya di depan bibir. Wanita iblis itu mendesis, menyuruh Orlando diam.Seperti yang diperintahkan, Orlando segera membungkam bibirnya.Foxie yang sedari tadi merengek akibat kesakitan juga ikut terdiam usai melihat tatapan tajam yang disorotkan oleh Kaliya.Kaliya akhirnya keluar lebih dulu. L
Selagi Kaliya mencari dan mengendus, tiba-tiba suara gemerisik dari arah pepohonan di atas sana membuat langkah Kaliya berhenti.Kaliya langsung mendongak, dan ia bisa melihat sekelebat bayangan hitam di atas sana. Bayangan itu melompat dari satu pohon ke pohon lain.“Hei!” teriak Kaliya kencang. “Berhenti di situ!”Tanpa menunggu lagi, Kaliya segera berlari untuk mengejar bayangan itu. Bahkan, Kaliya juga melompat tinggi dan berpijak dari satu batang pohon ke batang pohon lain. Selama melakukan hal itu, keringat di dahinya bermunculan.Wanita iblis itu pun menggerutu. “Andai saja sayapku sudah tumbuh dengan sempurna. Hal ini akan menjadi lebih mudah!”Karena dia tidak bisa melompat ke atas pohon langsung, akhirnya Kaliya mempercepat larinya di tanah. Tangannya terulur ke arah target, lalu dari telapak tangan wanita iblis itu keluar cahaya oranye kemerahan.Semburan api melesat begitu cepat. Hal itu berhasil membakar dedaunan di atas sana. Namun, target Kaliya bergerak terlalu cepat.
Bukannya menerima uluran tangan tersebut, Kaliya malah mendengus pelan. Rasa nyeri di sekitar punggungnya masih bisa ia rasakan. Namun ia menolak untuk menerima bantuan dari orang lain, walaupun itu adalah Orlando.“Ingat, Kaliya! Kamu adalah perempuan iblis yang hebat dan kuat! Kamu tidak perlu uluran tangan manusia hanya untuk berdiri dari tanah!” batin wanita itu keras kepala.Akhirnya Kaliya berdiri sendiri, dan hal itu membuat suasana di antara ia dan Orlando menjadi canggung. Ia juga hendak limbung dan Orlando sempat menahan punggungnya, tapi Kaliya segera menjauh.“Jangan sembarangan menyentuhku!” ujar wanita iblis itu galak.“Aku hanya menahanmu agar tidak jatuh!” balas Orlando membela diri. Lagi pula, dia tidak mungkin menyentuh Kaliya di tengah hutan seperti ini. Yang benar saja!Beberapa saat kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari keberadaan Alex. Dan dengan jatuhnya Kaliya ke dalam jurang itu, Foxie jadi menemukan petunjuk lain. Dia melolong ke arah Kaliya da
“AWAS!” teriak Orlando panik.Dan blasss! Kaliya langsung melemparkan bola api besar ke arah ular tersebut sebelum ular itu berhasil menyerang mereka.Sayangnya, serangan Kaliya tidak mengenai kepala ular itu barang satu inci pun. Binatang buas tersebut berkelit dengan sangat cepat dan licin. Tau-tau dia sudah mundur dan kembali merayap mundur ke atas pepohonan.“Jangan menjadi pengecut dan lawan aku!” seru Kaliya lagi.Merasa tertantang, ular itu membuka mulutnya dan menunjukkan taring-taring tajam yang mencuat. Semakin lebar ia membuka mulut, semakin panjang pula taring itu tumbuh.“Persetan! Sudah aku duga kalau ular itu sejenis siluman!” desis Kaliya kesal.“Sungguh? Jadi dia bukan spesies anaconda?” timpal Orlando ketakutan.“Bukan, Orlando. Jangan lengah dan fokuslah! Keluarkan barrier pelindungmu untuk berjaga-jaga!” titah Kaliya cepat.“Ba-baiklah!”
Dan Kaliya sepertinya harus memperlakukan Orlando lebih baik lagi di masa depan. Sebab jika bukan karena barrier pelindung milik lelaki itu, Kaliya tidak akan bisa bertahan hingga sejauh ini. “Bisa saja dulu aku langsung tertangkap lagi oleh anak buah Lucifer,” pikirnya. Sedikit rasa bersalah juga mulai menyelinap ke dalam benak wanita iblis itu. Selama ini, ia tidak pernah memperlakukan Orlando dengan layak. Bagi Kaliya, Orlando hanyalah manusia bodoh yang perlu ia jadikan sebagai tameng. Tapi seiring berjalannya waktu, Kaliya juga menemukan kelebihan di dalam diri Orlando yang tidak bisa ia temukan pada makhluk lagi. Orlando adalah manusia yang spesial. Dan Kaliya baru menyadari hal itu. Memikirkannya saja, tiba-tiba membuat perut dan dada Kaliya berdenyut. “Sial. Aku malah berpikir untuk menggoda Orlando di saat-saat genting seperti ini!” batin Kaliya. Dia kesal dengan pemikiran liciknya sendiri. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kaliya segera melancarkan serangan lain. Ketika ul
“Shit!” pekik Orlando kaget.Kaliya juga melepaskan tangannya dari dada manusia serigala itu dan jatuh terduduk ke tanah.Di depan mereka, Alex terbangun. Manusia serigala itu tengah mengatur napas dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Dia juga meraba bekas sentuhan tangan Kaliya di dadanya.“Aw, Kaliya! Ini panas sekali!” keluhnya dramatis.Kaliya hanya mencibir. Di sisi lain, tangan Orlando bergerak untuk memukul kepala belakang si manusia serigala.PLAK!“Kamu membuat kami semua khawatir!” seru Orlando marah.“Aww! Ini juga sakit, Orlando!” Alex langsung mengusap-usap bekas pukulan Orlando di belakang kepalanya.Foxie yang sudah melihat kondisi Alex, langsung berputar-putar di tempat. Ekornya bergerak-gerak cepat karena kegirangan. Siluman serigala besar itu sepertinya sangat bersyukur karena bisa melihat Alex pulih kembali. Tapi, Foxie sama sekali enggan untuk menghampiri Alex. Dia tidak mau beralih sedikit pun dari hadapan ular itu. Karena Foxie takut jika ular tersebut akan ba
Kaliya menghela kasar usai Alex selesai bercerita. Dia tidak menyangka jika Alex akan terbuai begitu mudahnya oleh perwujudan seornag wanita.“Seharusnya kamu memanggil kami terlebih dahulu, Alex! Dengan begitu ini semua tidak akan terjadi!”“Maafkan aku, Kaliya. Sepertinya aku benar-benar terhipnotis.”“Kamu bukan terhipnotis, Alex! Kamu hanya seorang mata keranjang saja!” cibir Orlando.“Ck! Berjanjilah padaku jika kamu tidak akan tergoda ketika ular itu merubah bentuknya menjadi seorang perempuan!” Alex masih bersikukuh membela diri.“Ya... baiklah, baiklah. Kalau begitu kita lihat saja nanti!” tukas Orlando.Kaliya juga menjadi sangat penasaran, secantik dan seindah apakah sosok perempuan perwujudan dari siluman ular besar itu sehingga Alex bisa tenggelam dalam pesonanya. Tadinya Kaliya ingin menjadikan ular itu sebagai tawanan, lalu mengambil taring milik ular tersebut untuk di
Tiba-tiba seekor ikan bakar muncul di depan wajah Kaliya. Wanita iblis itu langsung mendelik tajam ke arah orang yang memegang gagang penusuk ikan tersebut.“Kamu membuatku kaget!” serunya kesal.Orlando hanya terkekeh pelan, lalu menyerahkan ikan tersebut kepada Kaliya.“Makanlah! Sedari tadi kamu terus saja melamun, Kaliya. Kamu belum makan apa-apa.”Lelaki itu duduk di samping Kaliya. Kini tubuh keduanya terasa lebih hangat akibat api unggun di depan sana. Sesekali, terdengar suara gemeletuk dari ranting dan dahan yang terbakar.“Setelah ini, kita harus pergi ke mana lagi, Kaliya?” tanya Orlando pelan. “Bukankah masih banyak pecahan Katastrof yang harus kita kumpulkan?”“Aku tidak tahu. Sejujurnya, akhir-akhir ini aku belum merasakan tanda-tanda permata Katastrof di sekitar kita,” balas Kaliya sembari memeluk lututnya.“Apa kamu pikir kita harus kembali ke kota?&rdqu
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya