Lantas hal itu membuat Kaliya dan Orlando sama-sama terhenyak. Mereka langsung memisahkan diri dan menghindar dari terjangan serigala besar itu.Tapi yang terjadi kemudian adalah, serigala tersebut menerjang ke atas tubuh Orlando dan mulai menjilati wajahnya. Kelakuannya persis seperti anjing peliharaan yang ingin bermain-main dengan pemiliknya.“Hei-hei! Hentikan! Huwek... liurmu mengalir ke mana-mana, tahu!” pekik Orlando histeris.Kaliya sendiri hendak menyerang serigala itu, sebelum akhirnya dia mendengar suara Alex menyeru di belakang mereka.“Jangan, Kaliya!”Buru-buru Alex menepis tangan Kaliya. Dan itu menyebabkan Kaliya menggeram pelan.“Apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu tidak melihat kalau Orlando sedang dalam bahaya?!”“Hei, tenang dulu!” Alex melirik ke arah Orlando yang masih berusaha menghentikan kelakuan serigala itu. Dan ya, Alex malah menahan senyum. Kemudian, lelaki itu bersiul kecil dan serigala tersebut langsung menghampirinya.Kaliya menatap tajam ke arah ser
Perkataan Kaliya lantas membuat mata Alex melebar. Serigala yang sedang bermain-main di kakinya juga mendengus pelan seolah keberatan dengan permintaan Kaliya barusan.“Bagaimana? Itu tidak berat, bukan?”“Tapi Kaliya, bukankah itu terlalu berlebihan?” Orlando menimpali. Dia langsung gelagapan saat disuguhi lirikan tajam dari Kaliya.“Apa maksudmu? Aku tidak berlebihan!”“Eh? Tetap saja... apa kamu tidak berpikir kalau serigala itu nanti akan kesusahan makan bila taringnya kamu ambil?” tanya Orlando kemudian. Ekspresi di wajah pria itu tampak sangat polos hingga membuat Kaliya ingin meninjunya.“Berisik! Itu salah satu syarat yang harus dia penuhi bila dia ingin bergabung denganku,” ujar Kaliya masih keras kepala.“Jika dia tidak mau, maka lebih baik serigala itu pergi dari sini.”Setelah berkata demikian, Kaliya memutuskan untuk berjalan lebih dulu. Orlando yang melihat hal itu pun segera menyusulnya. Sambil menyamakan langkah dengan Kaliya, Orlando terus berusaha untuk membujuk wani
Kaliya pun memalingkan wajahnya ke arah Alex dan Foxie. Kedua ras serigala itu sepertinya punya sifat keras kepala juga. Karena semenjak Kaliya berjalan menjauhi mereka, Alex dan Foxie sama-sama diam di tempat sebelumnya.Sesekali, Kaliya bisa mendengar raungan Foxie. Sepertinya serigala itu sedang protes kepada Alex karena tidak diizinkan untuk mengekori Kaliya.“Oy!” seru Kaliya tiba-tiba. Dua serigala itu menoleh. “Apa kalian tidak ingin melanjutkan perjalanan?”“Eh? Apa kamu mengizinkan Foxie untuk ikut?” Alex malah bertanya.“Cepatlah sebelum aku berubah pikiran!”Kaliya bisa mendengar tawa dari suara Alex. Manusia serigala itu membungkuk dan menggosok-gosok sisi wajah Foxie. Di depannya, Foxie menjulurkan lidah dan bernapas cepat. Mungkin itu adalah ekspresi ketika serigala tersebut merasa senang.Mereka berdua langsung menyusul Kaliya dan Orlando. Ekspresi Alex tampak cerah. Begitu juga dengan Foxie yang berlari dengan semangat.“Aku akan pastikan jika petualangan ini semakin s
Lolongan panjang terdengar dari serigala besar itu. Meski sakit, dia sudah berjanji kepada Kaliya untuk memberikan taringnya.Jadi ketika Kaliya terus berusaha mencabut benda itu dari mulutnya, Foxie tidak bisa melakukan apa pun selain melolong dan menangis kencang.Suara serigala itu bergema. Alex dan Orlando seketika saling melirik saat mendengar lolongan kesakitan itu.“Tunggu!” seru Alex sambil menghalau Orlando. Pria itu hendak menyusul ke dalam gua.“Ingat apa pesan Kaliya? Dia bilang agar kita menunggu di sini, Orlando!”“Tapi ada suara serigala itu di dalam! Bagaimana jika dia menyakiti Kaliya?” tanya Orlando gusar.“Itu tidak akan terjadi! Aku bisa menjamin!” Alex mendorong tubuh Orlando agar berdiri ke tempat semula. “Kamu tidak perlu terus-terusan cemas seperti ini, Orlando. Kamu tahu sendiri betapa kuatnya seorang Kaliya. Dia adalah putri dari kerajaan iblis, ingat?”“Tapi tetap saja dia sedang bersama seekor serigala besar di dalam sana!”“Dan serigala itu adalah kawanank
“Arghhh!”Teriakan Alex terdengar jelas. Hal itu membuat Kaliya dan Orlando secara refleks mengalihkan pandangan.“Kaliya! Alex mungkin dalam bahaya!” seru Orlando. Pria itu berbalik dan hendak menyusul lebih dulu. Namun...“Tunggu!” sergah Kaliya. “Diam di situ, Orlando. Biar aku yang keluar lebih dulu!”Orlando melayangkan tatapan cemas. Well, dia memang selalu seperti itu. Padahal tadinya Orlando tidak begitu menyukai Alex. Tapi seiring berjalannya waktu, Alex pun masuk ke dalam daftar makhluk yang ia pedulikan. Tentu saja itu tidak pernah Orlando rencanakan.“Aku takut jika Alex menghadapi makhluk lain,” bisik Kaliya lagi.Orlando hendak menjawab, namun Kaliya segera melintangkan jari telunjuknya di depan bibir. Wanita iblis itu mendesis, menyuruh Orlando diam.Seperti yang diperintahkan, Orlando segera membungkam bibirnya.Foxie yang sedari tadi merengek akibat kesakitan juga ikut terdiam usai melihat tatapan tajam yang disorotkan oleh Kaliya.Kaliya akhirnya keluar lebih dulu. L
Selagi Kaliya mencari dan mengendus, tiba-tiba suara gemerisik dari arah pepohonan di atas sana membuat langkah Kaliya berhenti.Kaliya langsung mendongak, dan ia bisa melihat sekelebat bayangan hitam di atas sana. Bayangan itu melompat dari satu pohon ke pohon lain.“Hei!” teriak Kaliya kencang. “Berhenti di situ!”Tanpa menunggu lagi, Kaliya segera berlari untuk mengejar bayangan itu. Bahkan, Kaliya juga melompat tinggi dan berpijak dari satu batang pohon ke batang pohon lain. Selama melakukan hal itu, keringat di dahinya bermunculan.Wanita iblis itu pun menggerutu. “Andai saja sayapku sudah tumbuh dengan sempurna. Hal ini akan menjadi lebih mudah!”Karena dia tidak bisa melompat ke atas pohon langsung, akhirnya Kaliya mempercepat larinya di tanah. Tangannya terulur ke arah target, lalu dari telapak tangan wanita iblis itu keluar cahaya oranye kemerahan.Semburan api melesat begitu cepat. Hal itu berhasil membakar dedaunan di atas sana. Namun, target Kaliya bergerak terlalu cepat.
Bukannya menerima uluran tangan tersebut, Kaliya malah mendengus pelan. Rasa nyeri di sekitar punggungnya masih bisa ia rasakan. Namun ia menolak untuk menerima bantuan dari orang lain, walaupun itu adalah Orlando.“Ingat, Kaliya! Kamu adalah perempuan iblis yang hebat dan kuat! Kamu tidak perlu uluran tangan manusia hanya untuk berdiri dari tanah!” batin wanita itu keras kepala.Akhirnya Kaliya berdiri sendiri, dan hal itu membuat suasana di antara ia dan Orlando menjadi canggung. Ia juga hendak limbung dan Orlando sempat menahan punggungnya, tapi Kaliya segera menjauh.“Jangan sembarangan menyentuhku!” ujar wanita iblis itu galak.“Aku hanya menahanmu agar tidak jatuh!” balas Orlando membela diri. Lagi pula, dia tidak mungkin menyentuh Kaliya di tengah hutan seperti ini. Yang benar saja!Beberapa saat kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari keberadaan Alex. Dan dengan jatuhnya Kaliya ke dalam jurang itu, Foxie jadi menemukan petunjuk lain. Dia melolong ke arah Kaliya da
“AWAS!” teriak Orlando panik.Dan blasss! Kaliya langsung melemparkan bola api besar ke arah ular tersebut sebelum ular itu berhasil menyerang mereka.Sayangnya, serangan Kaliya tidak mengenai kepala ular itu barang satu inci pun. Binatang buas tersebut berkelit dengan sangat cepat dan licin. Tau-tau dia sudah mundur dan kembali merayap mundur ke atas pepohonan.“Jangan menjadi pengecut dan lawan aku!” seru Kaliya lagi.Merasa tertantang, ular itu membuka mulutnya dan menunjukkan taring-taring tajam yang mencuat. Semakin lebar ia membuka mulut, semakin panjang pula taring itu tumbuh.“Persetan! Sudah aku duga kalau ular itu sejenis siluman!” desis Kaliya kesal.“Sungguh? Jadi dia bukan spesies anaconda?” timpal Orlando ketakutan.“Bukan, Orlando. Jangan lengah dan fokuslah! Keluarkan barrier pelindungmu untuk berjaga-jaga!” titah Kaliya cepat.“Ba-baiklah!”