Share

Bab 61

Author: Sierra
Wanita di bawah Sundy berjuang mati-matian dan berteriak, "Lepaskan aku! Ada yang datang!"

Landy sangat senang, ini sama persis seperti yang dia bayangkan. Dia langsung memarahinya dengan keras, "Wenny, ternyata kamu benaran selingkuh dengan pria lain di sini, kamu sungguh mengecewakanku!"

Orang-orang di belakangnya berkata, "Apa benar ini Wenny dari pedesaan itu? Sungguh tidak tahu malu!"

Martin dan Nia juga menyaksikan keseruan itu, mereka sangat meremehkan Wenny, "Bu, Wenny itu emang noda di Keluarga Cladia. Ayo cepat usir dia dari Keluarga Cladia!"

Bu Jena juga berniat melakukan ini.

Saat ini, wanita di bawah Sundy berjuang untuk memperlihatkan wajahnya dan berteriak, "Ibu, Ayah, ini aku! Tolong aku! Cepat tolong aku!"

Martin dan Nia terkejut setelah melihat wajah wanita itu dengan jelas. Itu bukan Wenny, tetapi putri mereka, Susan!

"Astaga! Susan!"

Nia berseru dan segera melangkah maju, mencoba menarik Sundy, "Lepaskan putriku!"

Martin juga bergegas maju dan menendang Sundy yang s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 62

    Hana melangkah maju untuk menjelaskan, "Bukan gitu...""Minggir!" Nia mendorong Hana.Hana terbentur dinding, dahinya memerah.Landy segera melangkah maju dan meraih Nia, "Beraninya kamu pukul Hana!"Nia menjambak rambut panjang Landy dan mencakar wajahnya dengan kukunya yang panjang, "Landy, kamu kira kamu itu siapa? Dasar jalang yang menikahi adik iparmu sendiri."Ketika Keluarga Cladia menjadi semakin makmur, masa lalu Landy yang memalukan telah ditutup-tutupi, tetapi sekarang terungkap lagi oleh Nia.Semua orang mulai berbisik, "Apa Landy benaran nikah dengan adik iparnya sendiri?""Apa kamu tidak tahu? Suami pertama Landy adalah si Kakak. Setelah si Kakak meninggal, Landy menikah lagi dengan adik iparnya.""Setelah tidur dengan si Kakak, tidur lagi dengan si Adik, sungguh mengasyikkan."Landy juga marah, dia mulai bergulat dengan Nia, "Diam! Kurobek mulutmu!"Kedua wanita itu berkelahi, Andy ingin menghentikan mereka, tetapi Martin meninjunya begitu keras hingga hidungnya berdarah

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 63

    Wenny, "Pak Hendro, kamu terbius!"Hendro mengerutkan bibirnya membentuk lengkungan dingin. Sebenarnya, Hendro sudah menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya.Saat Hendro dan Wenny bersembunyi di balik tirai bersama, tubuh Wenny menempel padanya, telapak tangannya yang lembut menutupi mulut Hendro, itu semua membuat Hendro merasa seolah-olah tubuhnya terbakar, pikirannya pun terganggu.Dia terbius.Hendro meraih lengan Wenny dan berjalan keluar bersamanya.Suasana di luar sangat kacau, penuh dengan orang-orang yang menonton perkelahian antara keluarga Andy dan Martin, tidak ada yang menyadari keberadaan mereka.Hendro pun membawa Wenny keluar dari vila Keluarga Cladia dan masuk ke mobil Rolls-Royce miliknya.Sutinah bertanya dengan hormat, "Pak, ke mana kita pergi?"Hendro, "Ke Vila Cempaka."...Wenny dibawa ke Vila Cempaka oleh Hendro, ini pertama kalinya dia ke sini.Vila Cempaka adalah vila milik Hendro, Wenny tidak pernah bisa masuk ke sini. Tanpa diduga, saat terbius, Hendr

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 64

    Wenny ingin meredakan suasana.Hendro menatapnya sambil tersenyum genit, "Bantu aku?"Hendro dibius, dan Wenny ingin membantunya.Wenny pun tak bisa berkata-kata.Wajahnya yang mungil langsung memerah, dia melambaikan tangannya dengan cepat, "Bukan seperti yang kamu pikir, aku bisa membantumu dengan cara lain.""Oh?" Melihat Wenny berusaha menjelaskan dengan panik, Hendro bertanya dengan lucu, "Apa cara lainnya?"Wenny tak bisa menjawab.'Apa dia sengaja?'Sengaja menggodanya.Godaan seorang pria dewasa kepada seorang gadis.Kini Hendro berdiri di hadapannya, kakinya yang jenjang terbungkus celana panjang, di atas pinggangnya yang ramping diikatkan ikat pinggang kulit yang mahal.Wenny tidak berani memandang ke bawah ikat pinggang, dia tidak berani memandang bagian itu.Namun, wajahnya hampir sejajar dengan bagian itu, jadi Wenny mengalihkan pandangannya dengan canggung.Pada saat ini, wajah mungilnya tertangkap di telapak tangannya. Hendro mengangkat sudut bibirnya sambil berkata, "We

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 65

    Tidak ada yang merespon.Andy masih mengantar para tamu di luar, dia mengantar Pak Robin dan Pak Jose ke mobil sambil tersenyum, "Pak Robin, Pak Jose, kerja sama kita..."Pak Robin menatap luka-luka di wajahnya dengan lucu, "Pak Andy, sebaiknya kamu cari dokter untuk obati wajahmu dulu."Para bos pun masuk ke mobil mewah dan pergi.Andy lalu kembali ke ruang tamu dengan wajah muram, dia mendatangi Landy dan berkata, "Landy, apa yang telah kamu lakukan? Kamu benar-benar mempermalukanku!"Sebenarnya, orang yang paling tidak bisa terima itu Landy. Dia masih bingung kenapa semuanya jadi gini, dia jelas sudah rencanakan semuanya dengan baik.Landy menarik lengan baju Andy dan berkata, "Sayang, dengarkan penjelasanku..."Andy mendorongnya, lalu mengambil jas dan pergi, "Aku tidak mau melihatmu lagi!"Akhirnya dia meninggalkan rumah ini.Wajah Landy yang penuh goresan langsung tampak pucat. Awalnya dia ingin manfaatkan kesempatan ini untuk dapatkan kembali cinta Andy, tetapi siapa sangka mala

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 66

    Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, sesosok tubuh yang tinggi dan tampan terbalut dalam kabut air pun berjalan keluar, Hendro sudah selesai mandi.Dia tampak mengenakan piyama sutra hitam. Begitu keluar, dia mendengar Steve mengajak Wenny keluar.Wenny menoleh ke arah Hendro dan berkata kepada Steve, "Nanti aku telepon lagi."Setelah menutup telepon, Wenny menatap Hendro dan berkata, "Pak Hendro, aku pergi dulu."Dia lalu mengulurkan tangan mengambil tasnya.Saat ini Hendro menjawab dengan acuh tak acuh, "Mau ke mana? Mau keluar dengan Steve?"Tanpa menjawab, Wenny berbalik dan pergi.Namun, Hendro menjulurkan tangan, menahan pergelangan tangannya yang ramping.Itu langsung menghentikan langkah Wenny, suhu tubuh Hendro terasa sangat panas.Suhu panas yang menyengat di ujung jarinya seakan membakar kulit Wenny.Mandi air dingin bukan hanya gagal mendinginkannya, malah membuat Hendro semakin panas.Wenny ingin menarik kembali tangannya, tetapi Hendro mendorongnya ke dinding, "Seberapa j

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 67

    Hana datang!Hendro tiba-tiba menegang.Nalar yang baru saja hilang pun kembali pada saat ini, dia memejamkan matanya yang penuh kekecewaan.Apa yang sedang dia lakukan?Kenapa dia memaksa Wenny lakukan hal semacam ini!Saat ini, Wenny tiba-tiba merasa lega, Hendro telah melepaskannya."Kamu tetap di sini, jangan keluar."Setelah berkata, Hendro langsung pergi.'Dia pasti pergi cari Hana.'Pria yang tadinya berkobar-kobar karena nafsu, langsung menarik diri dan meninggalkannya begitu dengar nama Hana.Rona merah membara di wajah Wenny perlahan memudar, dia hanya bisa tersenyum pahit mengejek dirinya sendiri, ‘Sebagai istri sah, aku malah lebih mirip selingkuhan, sebaliknya Hana terasa seperti istri sahnya.'Ironis sekali.Apa yang akan Hendro lakukan dengan Hana?Pasti menyelesaikan hal yang belum mereka selesaikan tadi.Wenny berjongkok, mengambil ponsel di karpet dan memasangnya kembali.Tak lama kemudian nada dering ponsel berbunyi, ada panggilan masuk.Telepon dari Landy.Wenny pun

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 68

    Hana telah belajar menari sejak kecil, dia juga telah menghabiskan banyak uang untuk perawatan tubuh setiap bulan agar kulitnya putih dan lembut. Dia memiliki sosok tubuh yang ramping, yang terlihat semakin menawan saat dia mengenakan rok suspender.Hendro duduk di sofa sambil menatapnya, menghadapi godaannya yang sedang menanggalkan pakaian, pandangan Hendro menyapu sosok anggunnya dari atas ke bawah.Hana memang adalah wanita tercantik di Kota Livia, seorang wanita yang dapat disukai Hendro tentu memiliki kemampuan yang luar biasa.Melihat Hendro sedang menatapnya dengan tatapan lugas layaknya seorang pria yang menatap seorang wanita, Hana mengangkat alisnya dengan bangga.Dia melangkah maju dengan sepatu hak tingginya, lalu menaiki paha Hendro dan duduk di atas dengan berani.Jari-jarinya menyentuh otot-otot kencang pria itu dan mempermainkannya dengan genit, "Hendro, tubuhmu keras banget."Hana lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Tubuhmu begitu keras, aku sudah serahkan diriku

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 69

    Kamar tidur utama tampak kosong, Wenny tidak ada di sana.Saat ini, terdengar ketukan pintu, Sutinah pun muncul di luar pintu, "Pak, saat datang aku bertemu Nyonya, Nyonya sudah pergi."'Dia sudah pergi?''Bukankah kusuruh jangan pergi?'"Bos, aku sudah minta orang untuk cari penawar aroma afrodisiak."Hendro membuka mulut dan berkata, "Tidak perlu."Setelah berkata, Hendro masuk ke kamar mandi dan mandi air dingin lagi.Sebenarnya, aroma afrodisiak di ruangan itu telah dipadamkan oleh Wenny, Hendro hanya menghirup sisanya, jadi khasiat obatnya tidak terlalu kuat, Hendro bisa mengatasinya dengan tekad yang kuat.Hendro berdiri di bawah pancuran, membiarkan air dingin mengalir dari kepalanya. Tetesan air kecil membasahi otot-ototnya yang kuat lalu memantul, ketampanannya cukup untuk membuat siapa pun terpesona.Hendro menyipitkan matanya, gambaran wajah Wenny yang mungil, serta tangannya yang lembut muncul dalam benaknya.Membuatnya sangat nyaman.Hasrat yang baru saja dia tahan muncul

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 221

    Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 220

    Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 219

    Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 218

    Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 217

    Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status