Share

Bab 51

Penulis: Sierra
Namun, Hendro milik Hana.

Apa yang harus dilakukan?

Ups.

Pria-pria kaya ini mulai bersemangat lagi. Susan adalah gadis yang terkenal dan masih lajang, banyak yang tertarik padanya.

Wenny tersenyum dan berkata, "Kak, saatnya bagimu untuk pilih orang."

Wenny menatap Hana sambil tersenyum, "Hana, Kak Susan biasanya sombong dan angkuh. Menurutmu siapa yang akan dia pilih?"

Hana melototi Wenny dan berkata, "Kak Susan sangat hebat, banyak pria yang mengejarnya. Jadi, tentu lebih sombong."

Wenny tersenyum tanpa berkata.

Hana menatap Susan, dia sangat penasaran, siapa yang akan dipilih olehnya.

Setelah kembali ke Kota Livia, Susan menjadi asisten Dewa C. Sekarang keluarga Martin sangat disayangi Bu Jena, mereka juga memilih menantu kaya di antara para bangsawan kelas atas di Kota Livia.

Hana memandang Susan, "Kak, siapa yang akan kamu pilih?"

Semua orang memandang Susan dengan penasaran.

Susan berdiri dan melirik Hendro dengan penuh kasih sayang, "Kalau gitu aku akan mulai memilih."

Susan berj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 52

    Tubuh Hendro yang tinggi dan tegap menghalangi jalan Wenny, dia mendorong tubuhnya ke dinding sambil mencibir, "Wenny, apa kamu sengaja?"Wenny mengulurkan tangan dan mendorongnya, "Aku tidak mengerti apa maksudmu.""Teruslah berpura-pura!" Tatapan Hendro tampak ganas, "Kamu sengaja mendorongku ke Susan!"Hendro tahu!Hendro telah menyadari kalau Wenny sedang memanfaatkannya untuk merusak hubungan Hana dan Susan.Wenny bisa mendorongnya pada wanita lain tanpa berkedip, bahkan memintanya berciuman dengan wanita lain selama tiga menit.Wenny berhenti berpura-pura, dia menatap pria itu, "Pak Hendro, Susan menyukaimu.""Dia menyukaiku itu urusannya, apa hubungannya denganku?"Ada begitu banyak wanita yang menyukainya. Haruskah dia bertanggung jawab atas setiap wanita yang menyukainya?Wenny tak bisa menjawab.Tampaknya Hendro tidak tertarik pada Susan, Hana tetaplah kesukaannya."Pak Hendro, kenapa kamu begitu marah? Hana dan Susan sama-sama menyukaimu, bertengkar perebutkan kamu menunjukk

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 53

    Wah.Suasana mencapai klimaks lagi."Wanita kaya mana di Kota Livia yang bisa memikat Pak Steve? Sekarang saatnya mengungkap jawabannya."Steve berdiri dan mendatangi Wenny di hadapan semua orang.Sangat jelas, Steve memilih Wenny.Ekspresi Hana dan Susan berubah.Hendro memegang koktail di tangannya, wajahnya tidak punya ekspresi, tetapi wajah tampannya sedingin es.Fany paling senang, dia berseru dengan berlebihan, "Jangan-jangan Pak Steve menyukai Wenny?"Wenny mendongak dan menatap Steve, dia baru saja putus dengan Hendro dan tidak punya rencana untuk memulai hubungan baru, jadi Wenny tidak ingin memberi Steve harapan apa pun.Pada saat ini, Steve menundukkan tubuh dan mendekati Wenny.Wenny, "Pak Steve, aku..."Steve berkedip dan berkata, "Wenny, aku butuh kerja samamu."Wenny tercengang.Steve, "Kita sedang main game, kamu juga tidak mau aku dihukum, 'kan? Demi sebotol minyak urut itu, bekerja samalah denganku."Wenny yang berutang budi padanya tak bisa berkata-kata, 'Bisakah aku

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 54

    Hendro pergi, Hana segera mengejarnya, "Hendro, tunggu aku!"...Permainan berakhir, Wenny, Steve dan Fany berencana untuk meninggalkan bar.Steve memandang Wenny sambil tersenyum, "Wenny, terima kasih."Wenny menggelengkan kepala, tadi Steve tidak menciumnya, dia memegang wajah Wenny dan mencium jari tangannya sendiri.Namun, mereka terlihat seperti sedang berciuman.Wenny tersenyum, "Pak Steve, apa aku telah membalas budi sebotol minyak urut itu?"Begitu kata-kata itu diucapkan, terdengar suara Susan dari belakang, "Pak Steve, tunggu sebentar."Wenny menoleh, Susan datang.Steve memandang Susan, "Nona Susan, apa ada masalah?"Susan datang menemui Steve dan berkata, "Pak Steve, jangan tertipu oleh Wenny, aku datang mengungkap wajah aslinya!"Wajah Wenny tampak dingin, dia tahu sepupunya tidak tahan lagi.Steve, "Nona Susan, kamu mau bilang apa?""Pak Steve, apa kamu tahu siapa Nyonya Jamil? Nyonya Jamil itu Wenny!"Steve tertegun dan menatap Wenny."Pak Steve, tiga tahun yang lalu, Pa

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 55

    Steve bukannya membenci Wenny, dia malah mengungkapkan perasaannya pada Wenny di depan Hendro.Hana dan Susan tampak tidak percaya, "Pak Steve!"Apa Pak Steve gila? Dia malah ingin menerima mantan istri sahabatnya?!Tatapan Hendro jatuh pada tangan mereka yang saling berpegangan, suhu di sekitarnya langsung menurun drastis. Hendro mengangkat bibirnya, berkata pada Steve, "Tentu saja, kamu boleh bermain sesuka hati."Selesai berkata, Hendro pergi.Hana segera mengejarnya.Wenny memandang punggung Hendro, Hendro benaran tidak berperasaan padanya, dia mengizinkan Steve mengejarnya dan bisa bertindak sesukanya."Wenny, aku dan Hendro sudah saling kenal selama bertahun-tahun, Hendro dan Hana tidak akan berpisah."Wenny segera menarik tangannya dari telapak tangan Steve, "Aku tahu."Saat ini, Steve tiba-tiba melangkah maju dan mendorong Wenny ke dinding. Dia tersenyum jahat di bibirnya, "Jadi, gimana kalau kamu jadi pacarku? Mulai sekarang, aku akan memanjakanmu seperti Hendro memanjakan Han

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 56

    Dia bahkan menghancurkan gelas anggur.Dia benar-benar terpesona oleh kecantikannya akhir-akhir ini, Hendro semakin tidak mengenal dirinya sendiri.‘Main saja, biarkan dia dan Steve bermain sesuka mereka.’‘Dasar genit!’...Vila Keluarga Cladia.Hana duduk di sofa ruang tamu sedang melampiaskan amarah, "Ayah, Ibu, Hendro mengabaikanku!"Andy terkejut, "Hana, gimana mungkin Pak Hendro mengabaikanmu? Apa Pak Hendro dan Wenny sudah cerai? Kapan Pak Hendro mau nikah denganmu?"Hana mengentakkan kakinya, "Hendro dan Wenny belum cerai, ini semua salah Wenny, dia sama sekali tidak mau cerai!"Andy menatap Landy dengan kesal, "Apa yang terjadi? Bukankah Wenny putrimu? Kenapa kamu tidak mengurus putrimu? Kenapa dia selalu halangi jalan Hana?"Landy segera berkata dengan lembut, "Sayang, jangan khawatir, aku bakal cari cara agar Pak Hendro dan Wenny bercerai secepatnya.""Cara apa?""Ulang tahun Nenek yang ke-80 akan tiba dalam beberapa hari lagi, aku akan bertindak di pesta ulang tahun itu." L

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 57

    Ketika Wenny masuk, tidak ada seorang pun yang menyambutnya. Dia berdiri diam sendirian, tampak tidak cocok dengan hiruk pikuk di sini.Landy berkata, "Wenny, kamu sudah datang."Tatapan semua orang segera tertuju padanya.Senyum di wajah Bu Jena tiba-tiba menghilang, berganti menjadi ekspresi jijik, "Ngapain Wenny pulang?"Landy tersenyum berkata, "Bu, hari ini ulang tahunmu, aku yang suruh Wenny pulang."Bu Jena berkata dengan kesal, "Aku tidak butuh dia pulang. Lihatlah betapa hebatnya Susan dan Hana. Lalu lihatlah Wenny, seorang gadis desa yang tidak tahu apa-apa dan tidak bisa dipamerkan sama sekali, dia hanya akan permalukan aku!"Bu Jena sangat benci pada Wenny.Pada pesta ulang tahun hari ini, Hana dan Susan sama-sama mengenakan riasan yang sangat indah, saling bersaing untuk menunjukkan kecantikannya. Mereka menatap Wenny dengan sombong, lalu menghibur Bu Jena dengan manis, "Nenek, tak masalah kalau Wenny pulang. Dia juga cucumu, tidak mungkin kita mengusirnya.""Hari ini Nene

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 58

    Sutinah mengangguk, "Ya."Beberapa tahun ini, Keluarga Cladia telah berkembang pesat berkat Hendro, Bu Jena juga menyukai barang antik dan lukisan terkenal, dia sudah lama mencari Lukisan Wanita Istana ini dan sekarang Hendro memberikannya padanya.Wah.Semua orang berkumpul dan berkata, "Pak Hendro memang murah hati, lukisan ini sulit ditemukan."Bu Jena tertawa senang, "Pak Hendro, kamu sungguh perhatian."Hana menatap Hendro dengan penuh kekaguman, pria seperti Hendro yang kaya dan bersedia menghabiskan waktu untuk orang lain memang sangat mempesona.Hana tersenyum, "Hendro, terima kasih."Saat ini, beberapa eksekutif bisnis berkumpul di sekitar, "Pak Hendro dan Nona Hana memang pasangan serasi. Pak Hendro datang ke perjamuan ulang tahun Bu Jena yang ke-80, berarti pernikahan kalian berdua akan segera diadakan dong?""Mungkin tidak lama lagi kita harus panggil Nona Hana menjadi Nyonya Jamil."Pada saat ini, Andy dan Landy juga datang. Dengan status dan posisi saat ini, Andy belum bi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 59

    Wenny tidak menjawab.Pelayan itu langsung mencibir, "Wenny, apa kamu kira dirimu itu putri tertua Keluarga Cladia? Biar kuberi tahu, hanya ada dua putri di Keluarga Cladia, yaitu Susan dan Hana."Pelayan lainnya juga bercanda, "Benar, Nona Susan adalah asisten Dewa C dan Nona Hana adalah calon Nyonya Jamil, kamu bukan apa-apa.""Cepat antar sarang burung itu!"Kedua pelayan itu meremehkan Wenny, Wenny mengambil sarang burung itu dan berjalan menuju kamar tanpa berkata.Saat memasuki aula, Hendro yang sedang berbicara dengan beberapa CEO melihat Wenny, alisnya pun berkerut.Bukankah Wenny putri dari Keluarga Cladia? Kenapa dia bekerja seperti pelayan?Apakah ini perlakuan yang biasa dia terima di Keluarga Cladia?Hendro mendengus dalam hati, Wenny memukul dan menendangnya, tapi dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun di depan orang lain.Wenny hanya berani menindasnya....Wenny memasuki kamar, kamar itu kosong. Dia pun meletakkan sarang burung di atas meja.Pada saat ini, Wenny t

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 221

    Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 220

    Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 219

    Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 218

    Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 217

    Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status