Share

Bab 118

Author: Sierra
Hana berujar, "Stella, Bu Lisa masih nggak mau terima aku. Jadi, aku harus dapat dukungan dari Keluarga Himawan. Nuka sangat penting bagiku."

Hana melanjutkan, "Asalkan aku bisa dekati dan menyanjung Nuka, lalu jadi teman baiknya, aku bisa segera nikah dengan Hendro dan jadi Nyonya Keluarga Jamil."

Hana pandai mengambil hati orang lain. Makanya Alex, Stella, dan anak orang kaya yang berteman dengan Hendro sangat menyukai Hana.

Itulah sebabnya Hana harus menaklukkan Nuka.

Dengan begitu, dia bisa dapat dukungan Keluarga Himawan.

Gimanapun, itu adalah keluarga ibunya Hendro. Jadi, mereka sangat penting.

Stella mengangguk dan menimpali, "Kak Hana, aku akan terus bantu kamu cari Nuka. Sebenarnya aku juga sangat penasaran siapa Nuka."

....

Hana tidak melihat Hendro di dalam ruang VIP. Tadi Hendro tidak kembali lagi setelah keluar.

Jadi Hana pergi ke ruang istirahat mewah dan melihat Hendro yang duduk di sofa.

Hendro minum banyak anggur, sepertinya suasana hatinya sangat buruk. Ponselnya d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 119

    Hana menyuruh Hendro menciumnya. Hendro mengamati wajah mungil Hana yang menggoda. Hana jauh lebih patuh daripada Wenny yang memiliki wajah elegan.Wenny hanya bisa buat Hendro marah, sedangkan Hana pandai menghiburnya. Hendro perlahan menunduk .......Wenny dan Yuvi minum sedikit anggur. Mereka pulang setelah bersenang-senang di bar sejenak. Keduanya keluar dari bar dan memanggil taksi di jalan.Namun, jarang ada taksi di jalanan yang padat ini. Wenny yang menemukan ide bertanya, "Yuvi, gimana kalau kita sewa sepeda?"Yuvi mengangkat alisnya dan menyahut, "Nggak usah, Wenny. Sekarang aku telepon kakak sepupuku utus sopir kemari.""Kakak sepupu? Yuvi, kamu punya kakak sepupu?" tanya Wenny.Yuvi mengerjap dan menjawab, "Iya.""Nggak usah. Sekarang sudah malam, jangan ganggu kakak sepupumu lagi," tolak Wenny.Saat ini Yuvi sudah mengeluarkan ponsel dan menelepon kakak sepupunya. Dia menimpali, "Kakak sepupuku lagi bersenang-senang dengan pelakor. Aku mau cari kerjaan untuknya."Wenny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 120

    Ini adalah sinyal yang sangat berbahaya. Saat ini Hendro sudah berjalan keluar. Dia lalu menyuruh Sutinah untuk mengutus sopir.Nuka benar-benar dimanja Hendro. Begitu Nuka menelepon, Hendro langsung memenuhi keinginannya.Hana harus cari tahu siapa Nuka. Dia harus jadi teman baiknya!....Di sisi lain, Wenny dan Yuvi masih berdiri di jalan. Tak lama kemudian, sebuah mobil Rolls-Royce berhenti di depan mereka.Sopir membuka pintu belakang mobil dengan hormat. Wenny dan Yuvi sama-sama naik ke mobil. Wenny tercengang. Dia bertanya, "Yuvi, kakak sepupumu sangat kaya?"Merek mobil pribadi Hendro juga adalah Rolls-Royce. Apa merek mobil ini sangat disukai pria berengsek?Yuvi menyahut seraya tersenyum, "Benar, dia emang lumayan kaya. Wenny, gimana kalau aku kenalkan kamu sama kakak sepupuku? Biar kamu jadi kakak iparku."‘Apa?’Wenny yang terkejut langsung menolak, "Terima kasih, Yuvi. Kamu nggak usah kenalkan kakak sepupumu padaku, aku nggak pantas dengannya."Yuvi tersenyum. ‘Wenny, kam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 121

    Mereka menyerbu Wenny dan Yuvi. Tak lama kemudian, terdengar suara teriakan di kampus. "Gawat! Ada yang berkelahi!"Saat ini Angga sedang memeriksa tugas mahasiswa di kantor rektor. Mendengar ini, dia segera keluar dari kantor dan bertanya dengan tegas, "Apa yang terjadi?"Seorang mahasiswa menjawab dengan napas terengah-engah, "Pak Angga, Carlos bawa teman-temannya mengepung Wenny dan Yuvi ... tragis sekali ... rambutnya dijambak dan wajahnya dicakar ..."‘Apa?’Ekspresi Angga berubah drastis. Dia dan dekan bergegas pergi ke lokasi kejadian. Angga melihat kondisinya dari jauh. Para pengikut tampak Carlos terjatuh di lantai. Mereka pingsan karena obat bius Wenny. Rambut Carlos dijambak Wenny dan dia bahkan menahan Carlos di lantai. Sementara Yuvi sedang mencakar wajah Carlos untuk melampiaskan emosinya.Carlos yang kesakitan berteriak, "Rambutku! Wajahku!"Angga tidak bisa berkata-kata. Tadi dia mengira Wenny dan Yuvi yang dipukul. Tidak disangka, mereka berdua sudah mengalahkan Car

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 122

    Stella sangat bangga. Universitas Cestana adalah wilayah kekuasaannya. Bagi Stella, melawan Wenny sangat mudah.Stella berkata, "Kak Hana, kali ini Wenny hanya bertahan dua hari di Universitas Cestana. Kita akan ingat lelucon ini seumur hidup."....Di ruang rapat VIP Grup Jamil. Para petinggi yang memakai tanda pengenal biru duduk di depan meja rapat panjang. Pada rapat petinggi hari ini, manajer keuangan sedang melaporkan pengelolaan finansial selama 4 bulan ini. Selain suaranya, tidak terdengar suara lain di dalam ruang rapat yang tenang.Sebagai presdir Grup Jamil, Hendro duduk di kursi utama. Hari ini, Hendro memakai setelan jas berwarna hitam. Dia terlihat tampan dan elegan. Hendro sedang membaca laporan di tangannya. Auranya sangat karismatik.Tiba-tiba, pintu ruang rapat dibuka. Sutinah buru-buru masuk. Sutinah lalu menyerahkan ponsel pada Hendro dan berbisik dengan ekspresi gelisah, "Pak ..."Biasanya Sutinah tidak akan masuk ke ruang rapat VIP seperti ini. Kecuali ada masal

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 123

    Wenny memandang dekan dengan ekspresi kaget seraya berucap, "Bukan. Pak, kamu salah telepon orang ..."Suara Wenny mengecil karena pandangannya terhalangi. Hendro sudah berdiri di depannya dan auranya sangat mengintimidasi.Hendro menatap Yuvi dengan dingin, lalu tatapannya tertuju pada Wenny. Dia menegur, "Siapa yang pukul orang terlebih dulu? Maju!"Hendro yang mengamuk membuat Yuvi ketakutan hingga mundur. Yuvi juga mendorong Wenny. Alhasil, Wenny menabrak dada Hendro.Dada Hendro yang berotot sangat keras. Apalagi dia masih menunjukkan wibawa seorang presdir karena baru meninggalkan rapat petinggi, membuatnya makin tidak bisa didekati.Wajah Wenny memerah setelah menabrak dada Hendro. Dia ingin sekali memelototi Yuvi. ‘Dasar pengkhianat!’ Kebetulan tinggi badan Wenny sampai di dada Hendro. Sementara itu, Hendro melihat Wenny dan membentak, "Berdiri yang tegak!""Oh," sahut Wenny. Dia segera mundur satu langkah.Hendro memerintah, "Angkat kepalamu!"Wenny mengangkat kepalanya de

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 124

    Setelah pindah dari kediaman Keluarga Jamil, Wenny tinggal di asrama ini. Hendro melihat tempat tidur Wenny. Selimut dan bantalnya disusun dengan rapi. Namun, tadi Wenny baru mandi. Dalamannya yang berwarna putih pun masih terletak di tempat tidur. Hendro melihatnya sekilas, lalu segera mengalihkan pandangannya. Dia memandang Wenny yang berdiri di belakangnya.Wenny berusaha menjelaskan, "Hari ini aku pukul Carlos karena ...."Hendro menyergah, "Wenny, aku daftarkan kamu ke Universitas Cestana supaya kamu bisa belajar kedokteran. Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu tidur waktu kuliah dan berkelahi setelah kelas berakhir?""Nggak masalah kalau kamu nggak sehebat Hana. Tapi, jangan buat masalah. Sekarang Keluarga Karim mau mengusir kamu dari Universitas Cestana! Aku nggak selalu punya waktu untuk datang selesaikan masalahmu!" lanjut Hendro.Hendro sudah menahan amarahnya di sepanjang perjalanan. Sekarang amarahnya meledak. Dia langsung memarahi Wenny.Wenny memandangi Hendro yang marah.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 125

    Hendro berharap Wenny bersikap lebih patuh? Saat Hendro melontarkan perkataan itu dengan suara serak, hati Wenny luluh.Hendro benar-benar ingin Wenny bersikap lebih patuh. Dalam pernikahan selama tiga tahun, Wenny memang menjaga Hendro yang lumpuh total. Namun, Hendro juga memberi Wenny kompensasi yang banyak dari segi materi dan mendaftarkannya ke Universitas Cestana. Hendro berharap mengakhiri hubungannya dengan Wenny. Hanya saja, Wenny sama sekali tidak patuh. Semalam Hendro baru saja merasa gusar setelah mendengar Wenny dijuluki "Dewa Tidur" di ruang VIP bar. Hari ini, Wenny juga buat masalah lagi saat Hendro rapat. Hendro dipanggil ke kampus sebagai wali karena Wenny menjadi "Dewa Perang".Hendro tidak pernah mengalami masalah yang begitu parah. Tiba-tiba, Wenny yang bersandar di tubuh Hendro menceletuk, "Kamu nggak suka wanita yang patuh."‘Apa?’Hendro terkejut. Wenny bersangga pada dada Hendro yang berotot dan bangkit. Dia memandangi wajah Hendro yang tampan seraya menamba

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 126

    Hendro tidak peduli. Kaki kanan Wenny digenggam oleh Hendro. Ini adalah bagian tubuh wanita yang sensitif. Wenny yang berusaha menarik kakinya berujar, "Lepaskan!"Hendro juga menyadari ada yang tidak beres. Dia melihat Wenny sekilas, lalu melepaskan kaki Wenny. Sementara itu, Wenny menarik kakinya dan menyembunyikannya di balik gaun.Hendro duduk, lalu kembali membicarakan masalah penting, "Aku akan suruh orang urus masalah ini ...."Wenny memeluk kedua kakinya dan menolak, "Pak Hendro, terima kasih atas niat baikmu. Tapi, kamu nggak usah urus masalahku."Hendro melihat Wenny sambil menanggapi, "Wenny, jangan nggak tahu diri. Kamu kira aku mau urus masalahmu?"Wenny menegaskan, "Kalau gitu, kamu nggak usah urus masalahku! Sejak kamu usir aku dari kediaman Keluarga Jamil, masalahku nggak ada hubungannya denganmu lagi!"Suasananya menjadi tegang. Hendro kesal setengah mati. Wenny mengangkat alisnya sembari mengamati tubuh Hendro. Dia bertanya, "Apa semalam Hana nggak memuaskanmu?"He

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 205

    Wenny menolak, "Nggak boleh!"Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 204

    Wenny tadinya ingin membalas pesan Whatsapp, tetapi ponselnya bergetar pada saat ini. Tiba-tiba ada telepon masuk.Melihat nama yang terpampang di layar, bulu mata Wenny bergetar halus.Orang yang meneleponnya bukan orang lain, melainkan Hendro!Hendro bisa-bisanya meneleponnya.Kenapa pria itu tiba-tiba menelepon?Bukankah dia sedang bersama Hana?Wenny tidak tahu apa tujuan Hendro meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya.Suara getaran itu terus berbunyi lama sekali. Hendro meneleponnya berkali-kali sampai akhirnya ponselnya kembali sunyi.Wenny berbaring di ranjang. Kini, malam sudah larut. Dia memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa tidur.Saat masih berguling-guling di ranjang, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu.Seseorang sedang mengetuk pintu.Siapa itu?Ketukan itu terdengar lagi. Jari-jari yang ramping tetapi kuat itu mengetuk pintu dengan irama yang jelas dan penuh kekuatan.Wenny turun dari ranjang dan pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, di hadapanny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 203

    Langkah kaki Hendro terhenti. Dia berbalik menatap Hana.Hana juga menghirup Dupa Asmara. Tubuhnya juga mulai terasa panas. Wajah cantiknya sudah dipenuhi rona kemerahan. Dia menggigit bibir merahnya sambil menatap Hendro dengan pandangan yang penuh rasa manja dan gairah.Landy melanjutkan, "Pak Hendro, di saat seperti ini Hana sangat membutuhkanmu. Kamu nggak mungkin tega meninggalkannya, 'kan?"Hendro memandang Hana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat itu, Hana mengangkat selimut, turun dari ranjang, lalu langsung berlari dan memeluk Hendro.Andy dan Landy saling bertukar pandang dengan puas. Setelah itu, mereka pun menutup kembali pintu kamar dengan tenang.Tali gaun tipis di pundak Hana sudah melorot dari bahu kanannya dan memperlihatkan kulitnya yang halus dan lembut. Itu membuat dirinya terlihat cantik sekaligus memikat. Tatapannya penuh cinta saat memandang Hendro. "Hendro, aku tahu kok orang yang paling kamu suka tetap diriku, 'kan?"Sambil berbicara, Hana merentangkan ked

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 202

    "Dupa ini akan diantar ke kamar Pak Hendro dan Nona Hana ya?""Ya, ini perintah Nyonya Jena dan Nyonya Landy. Ini Dupa Asmara lho.""Kelihatannya malam ini Nona Hana dan Pak Hendro bakal ada hasil nih.""Tunggu saja. Sebentar lagi, Nona Hana kita bakal resmi jadi istri Pak Hendro.""Bukan cuma itu. Malam ini, Dewa C juga tinggal di sini. Sepertinya, dia juga bakal ada hasil sama Nona Susan. Malam ini, Nyonya Jena senyum-senyum terus. Mulutnya seperti nggak bisa ditutup. Dua calon cucu menantu ini benar-benar kesayangannya.""Lihat saja nanti. Keluarga Cladia bakal makin berjaya ke depannya."Obrolan kedua pembantu itu makin lama makin menjauh.Wenny mendengar jelas semua yang mereka katakan. Ternyata Bu Jena dan Landy berencana bakar Dupa Asmara untuk jebak Hendro?Dulu Hendro juga pernah dipaksa menghirup dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia, tetapi waktu itu efeknya tidak terlalu kuat. Hendro berhasil menahan diri sampai efeknya hilang.Namun kali ini, Dupa Asmara yang digunakan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 201

    Anggota Keluarga Cladia meneguk minuman mereka dengan gembira.Saat itu, Hana memperhatikan Hendro yang duduk di sampingnya. Sejak tadi, Hendro tidak berkata apa-apa. Dia juga tidak ikut dalam obrolan apa pun yang melibatkan Keluarga Cladia. Sikapnya sangat rendah hati dan tidak mencolok.Sejak Wenny pergi tadi, Hendro terus saja menatap ke arah tempat Wenny menghilang. Pikirannya melayang entah ke mana.Hana pun bertanya, "Hendro, kamu kenapa? Apa kamu nggak setuju dengan keputusan kami untuk berinvestasi dalam tim medis Dewa C?"Hendro mengangkat kelopak matanya yang tampan dan melirik sekilas ke arah Dewa C yang duduk di seberangnya.Dewa C merasa sedikit gugup. Tatapan Pak Hendro ini terlihat tenang, tetapi di balik ketenangan itu ada ketajaman yang seakan bisa menembus dan membaca isi hatinya.Bukan hanya Pak Hendro, bahkan Wenny yang barusan pun membuatnya merasa takut.Akan tetapi, Hendro hanya menatapnya sebentar lalu segera mengalihkan pandangannya. "Nggak apa-apa. Ini urusan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 200

    Martin tertawa, "Wenny itu pasti iri dengan Susan, makanya dia sengaja buat onar. Dia cuma mau merusak makan malam ini.” Nia menimpali dengan cibiran, “Cewek kampung kayak dia, berani-beraninya menyebut Dewa C seorang penipu, nggak tahu diri.”Susan menggenggam tangan Dewa C, meminta maaf sambil tersenyum manis “Dewa C, tolong jangan tersinggung atas kata-kata Wenny. Dia itu iri sama kita, otaknya sudah nggak normal.”Dewa ⁠C menatap ke arah pintu, tempat Wenny menghilang beberapa saat lalu. Napasnya sedikit lega. Dia sendiri tidak yakin seberapa banyak Wenny tahu, tapi kehadiran gadis itu cukup membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang. Untungnya, orang-orang di Keluarga Cladia segera menyingkirkannya. Kini dia memandang seluruh Keluarga Cladia seperti menatap harta karun di dalam sakunya. Dengan senyum tenang yang memancarkan kehangatan palsu, dia berkata, “Nggak apa, aku nggak masalah kok.”Bu Jena tertawa gembira, “Sudah, ayo kita lupakan Wenny, kita makan-makan saja.”“Ngomong

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 199

    Bagi Bu Jena malam ini adalah momen paling gemilang dalam hidupnya. Kedua cucu kesayangannya telah mengangkat namanya begitu tinggi, membuatnya merasa seperti melayang di langit ketujuh. Hana dan Susan sama-sama tersenyum bahagia. Kedua keluarga itu tampak penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Wenny hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan keramaian dan kemewahan Keluarga Cladia yang seakan tak pernah menyisakan tempat untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar ada untuknya cuma ayahnya yang telah lama bersemayam di bawah tanah, terlupakan oleh seluruh keluarga. Tiba-tiba, Wenny merasakan tatapan yang tertuju padanya. Saat dia mengangkat kepalanya, tatapan itu datang dari Hendro. Di bawah cahaya lampu yang terang, Hendro berdiri tegak dan memandang lurus ke arahnya. 'Dia sedang lihat apa?' Malam ini, dia datang ke Keluarga Cladia cuma untuk memberi dukungan pada Hana.Semua orang rasanya lupa, kalau Nyonya Hendro yang sah itu dia.Lucu Sekali.Wenny memalingkan waja

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 198

    Para pelayan terlihat antusias, mata mereka berbinar kagum saat membicarakan Susan. Pada saat ini, Bu Jena sudah turun bersama Martin dan Nia ke lantai bawah. Mereka bertiga tampil anggun dan resmi, wajah dipenuhi kebahagiaan. Tatapan Bu Jena berubah dingin saat melihat Wenny. “Wenny, malam ini Susan bawa Dewa C pulang. Kamu jangan ngomong sembarangan, jangan sampai buat masalah. Kalau nggak, kamu akan nyesal!”Martin dan Nia hanya menatapnya sekilas sebelum berkata, “Bu Jena, Susan dan Dewa C sudah hampir sampai. Ayo kita keluar sambut mereka.”Begitu kalimat itu selesai diucapkan, sebuah mobil mewah parkir di halaman vila Keluarga Cladia. Susan masuk sambil menggandeng lengan Dewa C. Malam itu, Susan tampil memukau dalam balutan gaun panjang, pesonanya terang bak bintang malam. Dengan bangga dia umumkan, “Nenek, Ayah, Ibu, kenalin… ini Dewa C, pacarku.”Ketiga orang tua itu, Bu Jena, Martin, Nia serentak menoleh menatap Dewa C, penuh kepuasan. “Dewa C, sudah lama kami dengar na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status