Lalu ia mengangguk pelan, Nayla kembali menyiapkan sarapan dan meletakkan nya di meja.
Tak lama muncul Indra yang sudah rapi dengan pakaian nya langsung duduk di meja makan, Nayla melihat Indra tanpa berkedip.“Kenapa kamu melihat ku seperti itu?” Tanya Indra.
“Hah!! Oh tidak! Siapa yang melihat mu!” Sahut Nayla gelagapan.
“Aku akan ke kamar, memanggil Mita!” Pamit Nayla, namun ketika hendak melangkah tangan nya di tahan oleh Indra.
“Ada apa?” Tanya Nayla heran.
“Tidak! Kamu cantik!” Ucap Indra sambil tersenyum, lalu melepaskan tangan Nayla.
Nayla berjalan menuju kamar dengan wajah yang tersenyum menahan malu, mendengar ucapan Indra yang memujinya.
“Ya ampun Mita!” teriak Nayla persis di telinganya. Sehingga membuat Mita yang tidur seketika terbangun.
“Astaga Nayla! Lu kebiasaan deh!” Kesal Mita, ia kembali berbaring dan menutup wajahnya de
“Ayah!! Tolong dengarkan penjelasan Indra dulu ayah!!” Ucap Nayla yang mulai terisak.“Ayah, beri aku kesempatan untuk menjelaskan nya ayah. Setelah itu semua terserah ayah!” Ucap Indra pelan, ayah Nayla melihat ketulusan dari mata Indra sehingga membuat dirinya terenyuh.“Baiklah, jelaskan sekarang!” tegas ayahnya, Indra mengangguk lalu mulai menjelaskan yang sebenarnya terjadi di rumahnya. Sehingga membuat ayahnya Nayla hampir meneteskan air matanya mendengar penjelasan Indra.Ayahnya Nayla mengangguk mengerti, ia tidak menyangka ada orang tua tega membuang anaknya sendiri demi anak orang belum tahu asal usulnya.“Baiklah nak, ayah mengerti sekarang. Maafkan ayah yang sudah salah paham kepadamu..!” Ucap ayah Nayla merasa bersalah. Ayahnya berdiri dan duduk di sebelah Indra.“Kamu yang sabar nak, suatu hari nanti pasti orang tuamu akan berubah.” Ucap ayahnya Nayla, sambil mene
“Ya baiklah terserah ayah, yang penting ayah jangan terlalu cape.” Sahut Nayla. Indra mulai menjalan kan mobil nya dengan kecepatan sedang.“Oh iya, ayah mau tanya..?” Ucap ayah.“Tanya apa yah..?” Tanya balik Nayla.“Kalian kok bisa datang bersama..?” Tanya ayahnya bingung, sejak dari tadi ia ingin menanyakannya.“Sebenarnya itu..!” Ucap Nayla gugup. Ia melirik Indra meminta bantuan menjelaskan kepada ayahnya. Indra mengerti kode Nayla tersebut, ia mengangguk kepala nya pelan agar Nayla tidak khawatir.“Ayah..!” Panggil Indra. Indra melihat kegugupan Nayla.“Sebenarnya Nayla tidur di apartemen ku ! maaf kan saya ayah, sudah lancang membawa putri ayah ke apartemenku. Disana Nayla tidak sendiri, putri ayah bersama sahabat Mita menginap di apartemenku.” Ucap Indra menjelaskan kepada ayahnya Nayla.“Apa..!” Teriak ayah terkej
“Tapi pak, lecetnya juga tidak terlalu terlihat. Dan saya juga tidak mempunyai uang sebanyak itu.!” Ucap Mita.“Itu bukan urusan saya, salah siapa bawa motor tidak lihat kiri kanan. Kamu kira ini jalan nenek moyang mu..!” Bentak orang tersebut.“Kamu bekerja dimana..?” Tanya orang tersebut.“Aku penasaran dengan perempuan ini, ia sangat cantik, wajahnya saja tanpa makeup terlihat cantik..!” Batin Andrew. Dia adalah Andrew sahabat nya Indra, ketika ia mengendarai mobilnya, ada yang menyerempet mobilnya hingga tergores di badan mobil.“Saya bekerja di perusahaan xx pak.!” Jawab Mita. Andrew begitu terkejut mendengar bahwa perempuan yang ada di hadapan nya ini bekerja di perusahaan sahabatnya sendiri.“Aku sangat mengenal bos di tempatmu bekerja, aku akan bicara padanya.” Ucap Andrew. Baru pertama bertemu, Andrew sudah terpesona dengan kecantikan Mita. Walaupun ia sedikit tomboi,
Siapa lagi kalau bukan Bella, iya tetap tersenyum agar sandiwara mereka berjalan lancar.“Puaskan saja kalian seperti ini, tidak lama lagi akan keluar selamanya dari rumah ini, kalau saja ayahku tidak mengorbankan dirinya mungkin saat ini ibuku lah yang berada di posisi kalian saat ini. Aku akan membuat kalian merasakan apa yang ibuku rasakan.” Batin Bella melihat kemesraan orang tua Indra, dengan senyum liciknya.“Ayo, Bella kita berangkat..!” Ajak pak Wibowo. Pak Wibowo lebih dulu memasuki mobil dan Bella menyusul di belakang nya. Pak Wibowo masih sibuk dengan ponsel mengirim pesan kepada seseorang.“Om..!” Panggil Bella.“Iya Bella, ada apa..?” Tanya pak Wibowo tanpa melihat Bella, ia masih fokus ke layar ponselnya.“Aku merasa tidak enak om, kalau tiba tiba saya yang menggantikan Indra. Pernikahan kami kan sudah dibatalkan, Apa kata karyawan nanti.” Ucap Bella bersandiwara.
Di tengah perjalanan, Indra mendengar ponselnya berbunyi. Ia melihat terpampang jelas nama di layar tersebut.“Andrew..” Ucap Indra lirih. Ia kembali fokus mengendarai mobil dan meletakkan kembali ponselnya.“Siapa..?” Tanya Nayla. Ia melihat Indra mengabaikan panggilan teleponnya.“Si Andrew temanku..!” Ucap Indra singkat.“Kenapa tidak diangkat..?” Tanya Nayla lagi.“Nanti saja..! aku masih menyetir, kalau sudah di kampung mu aku akan meneleponnya kembali..!” Sahut Indra.“Tolong kamu kirim pesan ke Andrew, aku akan meneleponnya kembali..” Ucap Indra.“Tapi tidak mempunyai nomor teleponnya..” Sahut Nayla.“Yang menyuruhmu pakai ponselmu siapa..? Aku kan minta tolong kirim pesan pakai ponselku, jelas kamu tidak punya no nya kamu kan tidak punya hubungan dengannya..!” celetuk Indra. Nayla mendengar perkataan Indra langsung cemb
“Bicaralah..” Ucap Nayla. Nayla mendekatkan ponsel nya ke telinga Indra.“Assalamualaikum nak..” ucap suara mamanya dari dalam telepon. Indra sangat merindukan mamanya namun kejadian kemarin membuat dia sedikit kecewa.“Waalaikumsalam..!” Jawab Indra pelan.“Nak, kamu apa kabar ? mama sangat merindukanmu nak! Apa kamu sudah makan..?” Tanya mamanya. Nayla mendengar suara mamanya Indra begitu sangat menghawatirkan anaknya. Indra masih fokus menyetir tanpa menjawab pertanyaan mamanya.“Ada apa mama telepon Indra, bukannya Indra bukan anak mama dan papa lagi. Mama dan papa sudah mempunyai anak yaitu Bella.” Ucap Indra pelan.“Nak, mama tahu kamu masih marah! Tapi percaya lah nak, suatu saat nanti kamu pasti akan tahu, Mama dan papa tidak bermaksud untuk..” Belum selesai mamanya berbicara, Indra mengambil ponselnya dan mematikan teleponnya.“Indra kenapa kam
“Rasakan.. siapa suruh bicara yang sembarangan..” geram Nayla.“Cantik tapi galak.. tapi aku tetap cinta..” goda Indra. Nayla kembali fokus ke layar ponselnya, tanpa memedulikan ucapan Indra. Tanpa terasa mereka sudah tiba di tempat penginapan, Nayla terlebih dahulu keluar sementara Indra memarkirkan mobilnya.“Kamu masih disini..?” Tanya Indra melihat Nayla belum masuk.“Aku menunggu mu..!” Ucap Nayla.“Oh begitu.. terima kasih sayang.” Ucap Indra langsung menggandeng tangan Nayla masuk dan mereka masuk ke kamar masing masing. Indra membuka pintu kamar dan mengucapkan salam, ia melihat ayahnya Nayla masih Melakukan Shalat dengan posisi sujud. Lalu Indra meletakkan makanannya yang ia bawa, kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai Indra keluar kamar mandi dirinya melihat ayahnya Nayla masih dengan posisi yang sama. Indra merasa ada yang tidak beres, ia me
“Ayah..!” Ucap Indra lirih masih terdengar oleh Ikbal.“Apa yang terjadi dengan ayahku..? Bicara yang jelas..!” Bentak Ikbal, menurutnya Indra sejak tadi berbicara bertele tele.“Kami dalam perjalanan menuju ke rumah, ayah sudah meninggal dunia..” Ucap Indra Kembali.“Apa..! Kamu jangan bercanda, aku sekarang sedang tidak ingin bercanda..!” bentak Ikbal terdengar dengan suara yang mulai gemetar, masih tidak percaya dengan ucapan Indra.“Aku sedang tidak bercanda ! Nayla di dalam mobil ambulance bersama jenazah ayah..! persiapan kan semuanya sebentar lagi kami akan tiba..! kamu yang sabar..” Ucap Indra.“Aku akan menutup teleponnya, aku sedang menyetir mengikuti mobil ambulance.” Ucap Indra. Tidak ada sahutan oleh Ikbal. Di dalam ambulance, Nayla memandang ayahnya yang sudah tertutup kain dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir.Sementara di rumah, Ikbal mendenga