Suaminya melihat gerak gerik dari monitor kecil dari dalam kamar.
Pak Wibowo tersenyum melihat kepergian mereka."Mah...! Sudahlah..!"
Kemudian suaminya membisikkan sesuatu di telinga istrinya.
Istrinya langsung berhenti menangis dan menoleh kearah suaminya."Papa serius..?"
Suaminya mengangguk."Papa jahat..!
Kenapa papa tidak memberitahu mama sebelumnya..?" Ucap istrinya kembali menangis memukul dada suaminya."Sssstttt..!
Jangan keras keras..!"Nanti ada yang mendengar jalankan peran mama seperti sangat sedih kehilangan Indra dan menganggap Bella jadi anak mama..!" Ucap suaminya. Istrinya mengangguk setuju."Papa kenapa tidak memberitahu mama sebelumnya..?" Tanyanya penasaran, pasalnya kemarin ia bersikeras ingin menikahkan anaknya dengan Bella.
"Tiga hari yang lalu, papa tidak sengaja mendengar percakapan ibu nya dan Bella. Mereka datang untuk balas dendam kepada kita atas kematian ayahnya dan a
Lalu ia mengangguk pelan, Nayla kembali menyiapkan sarapan dan meletakkan nya di meja.Tak lama muncul Indra yang sudah rapi dengan pakaian nya langsung duduk di meja makan, Nayla melihat Indra tanpa berkedip.“Kenapa kamu melihat ku seperti itu?” Tanya Indra.“Hah!! Oh tidak! Siapa yang melihat mu!” Sahut Nayla gelagapan.“Aku akan ke kamar, memanggil Mita!” Pamit Nayla, namun ketika hendak melangkah tangan nya di tahan oleh Indra.“Ada apa?” Tanya Nayla heran.“Tidak! Kamu cantik!” Ucap Indra sambil tersenyum, lalu melepaskan tangan Nayla.Nayla berjalan menuju kamar dengan wajah yang tersenyum menahan malu, mendengar ucapan Indra yang memujinya.“Ya ampun Mita!” teriak Nayla persis di telinganya. Sehingga membuat Mita yang tidur seketika terbangun.“Astaga Nayla! Lu kebiasaan deh!” Kesal Mita, ia kembali berbaring dan menutup wajahnya de
“Ayah!! Tolong dengarkan penjelasan Indra dulu ayah!!” Ucap Nayla yang mulai terisak.“Ayah, beri aku kesempatan untuk menjelaskan nya ayah. Setelah itu semua terserah ayah!” Ucap Indra pelan, ayah Nayla melihat ketulusan dari mata Indra sehingga membuat dirinya terenyuh.“Baiklah, jelaskan sekarang!” tegas ayahnya, Indra mengangguk lalu mulai menjelaskan yang sebenarnya terjadi di rumahnya. Sehingga membuat ayahnya Nayla hampir meneteskan air matanya mendengar penjelasan Indra.Ayahnya Nayla mengangguk mengerti, ia tidak menyangka ada orang tua tega membuang anaknya sendiri demi anak orang belum tahu asal usulnya.“Baiklah nak, ayah mengerti sekarang. Maafkan ayah yang sudah salah paham kepadamu..!” Ucap ayah Nayla merasa bersalah. Ayahnya berdiri dan duduk di sebelah Indra.“Kamu yang sabar nak, suatu hari nanti pasti orang tuamu akan berubah.” Ucap ayahnya Nayla, sambil mene
“Ya baiklah terserah ayah, yang penting ayah jangan terlalu cape.” Sahut Nayla. Indra mulai menjalan kan mobil nya dengan kecepatan sedang.“Oh iya, ayah mau tanya..?” Ucap ayah.“Tanya apa yah..?” Tanya balik Nayla.“Kalian kok bisa datang bersama..?” Tanya ayahnya bingung, sejak dari tadi ia ingin menanyakannya.“Sebenarnya itu..!” Ucap Nayla gugup. Ia melirik Indra meminta bantuan menjelaskan kepada ayahnya. Indra mengerti kode Nayla tersebut, ia mengangguk kepala nya pelan agar Nayla tidak khawatir.“Ayah..!” Panggil Indra. Indra melihat kegugupan Nayla.“Sebenarnya Nayla tidur di apartemen ku ! maaf kan saya ayah, sudah lancang membawa putri ayah ke apartemenku. Disana Nayla tidak sendiri, putri ayah bersama sahabat Mita menginap di apartemenku.” Ucap Indra menjelaskan kepada ayahnya Nayla.“Apa..!” Teriak ayah terkej
“Tapi pak, lecetnya juga tidak terlalu terlihat. Dan saya juga tidak mempunyai uang sebanyak itu.!” Ucap Mita.“Itu bukan urusan saya, salah siapa bawa motor tidak lihat kiri kanan. Kamu kira ini jalan nenek moyang mu..!” Bentak orang tersebut.“Kamu bekerja dimana..?” Tanya orang tersebut.“Aku penasaran dengan perempuan ini, ia sangat cantik, wajahnya saja tanpa makeup terlihat cantik..!” Batin Andrew. Dia adalah Andrew sahabat nya Indra, ketika ia mengendarai mobilnya, ada yang menyerempet mobilnya hingga tergores di badan mobil.“Saya bekerja di perusahaan xx pak.!” Jawab Mita. Andrew begitu terkejut mendengar bahwa perempuan yang ada di hadapan nya ini bekerja di perusahaan sahabatnya sendiri.“Aku sangat mengenal bos di tempatmu bekerja, aku akan bicara padanya.” Ucap Andrew. Baru pertama bertemu, Andrew sudah terpesona dengan kecantikan Mita. Walaupun ia sedikit tomboi,
Siapa lagi kalau bukan Bella, iya tetap tersenyum agar sandiwara mereka berjalan lancar.“Puaskan saja kalian seperti ini, tidak lama lagi akan keluar selamanya dari rumah ini, kalau saja ayahku tidak mengorbankan dirinya mungkin saat ini ibuku lah yang berada di posisi kalian saat ini. Aku akan membuat kalian merasakan apa yang ibuku rasakan.” Batin Bella melihat kemesraan orang tua Indra, dengan senyum liciknya.“Ayo, Bella kita berangkat..!” Ajak pak Wibowo. Pak Wibowo lebih dulu memasuki mobil dan Bella menyusul di belakang nya. Pak Wibowo masih sibuk dengan ponsel mengirim pesan kepada seseorang.“Om..!” Panggil Bella.“Iya Bella, ada apa..?” Tanya pak Wibowo tanpa melihat Bella, ia masih fokus ke layar ponselnya.“Aku merasa tidak enak om, kalau tiba tiba saya yang menggantikan Indra. Pernikahan kami kan sudah dibatalkan, Apa kata karyawan nanti.” Ucap Bella bersandiwara.
Di tengah perjalanan, Indra mendengar ponselnya berbunyi. Ia melihat terpampang jelas nama di layar tersebut.“Andrew..” Ucap Indra lirih. Ia kembali fokus mengendarai mobil dan meletakkan kembali ponselnya.“Siapa..?” Tanya Nayla. Ia melihat Indra mengabaikan panggilan teleponnya.“Si Andrew temanku..!” Ucap Indra singkat.“Kenapa tidak diangkat..?” Tanya Nayla lagi.“Nanti saja..! aku masih menyetir, kalau sudah di kampung mu aku akan meneleponnya kembali..!” Sahut Indra.“Tolong kamu kirim pesan ke Andrew, aku akan meneleponnya kembali..” Ucap Indra.“Tapi tidak mempunyai nomor teleponnya..” Sahut Nayla.“Yang menyuruhmu pakai ponselmu siapa..? Aku kan minta tolong kirim pesan pakai ponselku, jelas kamu tidak punya no nya kamu kan tidak punya hubungan dengannya..!” celetuk Indra. Nayla mendengar perkataan Indra langsung cemb
“Bicaralah..” Ucap Nayla. Nayla mendekatkan ponsel nya ke telinga Indra.“Assalamualaikum nak..” ucap suara mamanya dari dalam telepon. Indra sangat merindukan mamanya namun kejadian kemarin membuat dia sedikit kecewa.“Waalaikumsalam..!” Jawab Indra pelan.“Nak, kamu apa kabar ? mama sangat merindukanmu nak! Apa kamu sudah makan..?” Tanya mamanya. Nayla mendengar suara mamanya Indra begitu sangat menghawatirkan anaknya. Indra masih fokus menyetir tanpa menjawab pertanyaan mamanya.“Ada apa mama telepon Indra, bukannya Indra bukan anak mama dan papa lagi. Mama dan papa sudah mempunyai anak yaitu Bella.” Ucap Indra pelan.“Nak, mama tahu kamu masih marah! Tapi percaya lah nak, suatu saat nanti kamu pasti akan tahu, Mama dan papa tidak bermaksud untuk..” Belum selesai mamanya berbicara, Indra mengambil ponselnya dan mematikan teleponnya.“Indra kenapa kam
“Rasakan.. siapa suruh bicara yang sembarangan..” geram Nayla.“Cantik tapi galak.. tapi aku tetap cinta..” goda Indra. Nayla kembali fokus ke layar ponselnya, tanpa memedulikan ucapan Indra. Tanpa terasa mereka sudah tiba di tempat penginapan, Nayla terlebih dahulu keluar sementara Indra memarkirkan mobilnya.“Kamu masih disini..?” Tanya Indra melihat Nayla belum masuk.“Aku menunggu mu..!” Ucap Nayla.“Oh begitu.. terima kasih sayang.” Ucap Indra langsung menggandeng tangan Nayla masuk dan mereka masuk ke kamar masing masing. Indra membuka pintu kamar dan mengucapkan salam, ia melihat ayahnya Nayla masih Melakukan Shalat dengan posisi sujud. Lalu Indra meletakkan makanannya yang ia bawa, kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai Indra keluar kamar mandi dirinya melihat ayahnya Nayla masih dengan posisi yang sama. Indra merasa ada yang tidak beres, ia me
Lain hal di tempat lain, Nayla berkutik di dapur membuatkan sang suami kue brownies. Sejak pagi sang suami minta di bikin kan oleh tangan sang istri dan tidak mau dari toko.“Kenapa badanku sangat lelah? Padahal aku sejak tadi tidur saja!” gumam nya duduk sambil menunggu kue nya matang.Ia bersandar di bahu sofa, memejamkan matanya sejenak. Sekitar 15 menit dirinya tertidur di kursi, langsung terbangun mengingat kue nya masih dalam oven.“Astaga kue ku!” panik Nayla. Lalu bergegas ke dapur.“Huft.., untung saja tidak gosong!” gumamnya.Nayla mengeluarkan dari oven, dan memindahkan nya ke piring besar.Dan ketika hendak berbalik menuju meja makan, kepala nya Terasa sangat pusing dan praang....! suara piring terjatuh.Pelayan berlari menuju arah suara, dan kebetulan Indra pulang cepat mendengar keributan di dapur.“Ada apa ini?” teriak Indra.“Tuan, nona pingsan!” Indra
Mereka keluar kamar, terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi. Walaupun sudah terlihat berumur, wanita tersebut masih terlihat cantik.“Iya nyonya, anda mencari siapa?” tanya Mita ramah.Wanita tersebut, melihat Mita dari atas sampai bawah.“Kenapa perasaan ku tidak enak!” batin Mita.“Apa kamu yang bernama Mita?”“Iya dengan saya sendiri! Maaf nyonya siapa? Apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Mita dengan lembut.“Saya tinggal ke dapur sebentar!” pamit ibunya.“Iya mah,” sahut Mita. Begitupun dengan wanita itu, mengangguk sambil tersenyum.“Apa kita bisa bicara di teras saja?”Mita mengangguk, lalu wanita tersebut mendorong kursi roda Mita menuju ke teras.“Maaf nyonya merepotkan,” tolak halus Mita.“Kita langsung ke inti nya saja, tak perlu basa basi,” tegas. Hingga membua
Tiga Minggu sudah berlalu, hari ini paman nya akan kembali ke luar negeri. Selama itu juga Nayla memasak untuk paman dan bibi nya, karena mereka sangat menyukai masakan Nayla. Walaupun sudah menetap lama di luar negara, tetap makanan Indonesia yang paling mereka gemari.Begitupun dengan Mita, selama 3 hari dirinya tertidur pasca kecelakaan. Kini dirinya sudah mulai membaik, dan di perbolehkan pulang, walaupun masih duduk di kursi roda. Hampir setiap hari dirinya ke rumah Mita, untuk membantu nya belajar jalan. Orang tua Mita sudah mengetahui hubungan mereka dan melihat ketulusan Andrew mereka akhirnya menyetujui nya. Walaupun, sebelumnya ayahnya Mita sempat menolak.Akibat Kegigihan Andrew untuk mengambil hati calon mertuanya, akhirnya dirinya mendapatkan kepercayaan penuh dari sang calon mertua.Seperti nya saat ini, setelah pulang mengantar Mita kontrol. Sang calon ayah mertua mengajak nya bermain catur, terlihat Mita mengukir senyum dari ruang tamu melihat kedeka
Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. “Masya Allah, inikah yang nama nya bidadari?” batin Ikbal. Ia masih terpukau dengan kecantikan wajah wanita yang masih memakai seragam perawat tersebut. “Mas…,” panggilnya. “Hah? Oh maaf aku tidak sengaja menabrakmu,” ucap Ikbal tersadar. Namun, masih memegang tangan gadis itu. “I
Indra menatap sinis Bella yang berjalan melewatinya dengan tangan yang sudah terborgol. Begitupun Ikbal, menatap pria yang bertopeng tersebut, begitupun sebaliknya.“Pak, saya ingin melihat wajah pria ini? Apa boleh saya membuka penutup wajahnya?”“Biar kami yang membuka nya, ini terlalu bahaya untuk mu. Pria ini sudah lama jadi buronan.”Ikbal mengangguk kepalanya, polisi membuka penutup wajahnya. Alangkah terkejutnya Ikbal, bahwa pria tersebut memang benar pamannya.Sejak kedatangannya, pamannya sudah menatapnya, hingga polisi berkesempatan langsung melepaskan peluru tempat mengenai kakinya.“Paman,” lirih Ikbal. Namun saat ini pak Burhan tidak berani menatapnya.“Beliau adalah paman saya pak, adik dari almarhum ayah saya.” Pak Burhan sedikit terkejut mendengar Ikbal menyebut ayah nya yang sudah almarhum, namun dirinya berpura-pura tidak mempedulikan nya.“Terima kasih ba
Nayla bangun dari tidur nya, melihat dirinya hanya memakai pakaian dalam dan di tutupi oleh selimut tebal.“Mas,” panggil Nayla dengan suara has baru bangun tidur.“Jam berapa ini?” gumamnya lalu duduk bersandar.“Astaga, sudah jam segini! Mama pasti sibuk di dap....” seketika Nayla langsung terdiam.“Mama,” lirih Nayla. Ingin rasanya dirinya berteriak dan menangis, namun teringat akan ucapan suaminya waktu di mobil untuk tidak lagi menangis.Setelah merasa dirinya sudah baikkan, Nayla bergegas untuk mandi. Sekitar setengah jam di kamar mandi, Nayla keluar dengan handuk masih melilit di kepalanya.Saat hendak memakai pakaian, dirinya sekilas melihat wajah nya di cermin matanya sedikit membengkak akibat kebanyakan menangis.Selesai memakai pakaian, Nayla memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat dan sedikit menutupi matanya yang membengkak.“Bi, kemana mas Indra
Indra langsung mengangkat telponnya.“Halo, Paman.”“Iya nak Indra, kami dalam perjalanan menuju bandara.”“Iya paman, hati-hati di jalan.”“Iya nak, maaf paman tidak bisa ikut serta dalam pemakaman kedua orang tuamu. Tapi, percayalah paman selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka.”“Iya paman, makasih banyak. Kami semua disini menunggu kedatangan paman,” sahut Indra. Saat dalam perjalanan membawa jenazah kedua orang tuanya, Indra menghubungi pamannya kakak kandung dari ayahnya satu-satunya. Sedang kan ibu nya tidak memiliki keluarga karena ibunya merupakan anak tunggal, dan tidak memilik keluarga lagi.“Iya nak, kamu bersabar ya.”“Iya paman.”“Baik, paman tutup telponnya, karena kami sudah tiba di bandara dan akan siap terbang.”“Iya paman, berhati-hati lah! Salam untuk bibi.”“Iya nak.” Mere
“Pak, korban telah ditemukan!” teriak salah satu relawan.Mendengar teriakan itu, Indra hendak berlari ke arah suara. Namun di tahan oleh polisi karena sangat berbahaya jika mendekati jurang itu. “Sabar dulu pak, serahkan kepada semua kami.” Terlihat para relawan memangkat korban kecelakaan dari dalam jurang, Indra meneteskan air mata nya melihat mobil rinsek hampir tak berbentuk. Indra memikirkan Bagai mana nasib kedua orang tua nya saat ini, setelah melihat keadaan mobil tersebut. “Mama, papa,” lirih Indra. Tampak Nayla datang dan menegang bahunya. “Mas.” Indra menoleh ke arah Nayla dan segera menghapuskan air matanya. “Mas yang sabar ya, hiks.. hiks..” Nayla mulai menangis kembali, dirinya ingin menguatkan sang suami tapi malah dirinya tak kuasa menahan tangis nya.Terlihat ambulance sedang menunggu, korban langsung di masukan ke dalam mobil. Indra dan Nayla ikut dalam mobil tersebut menuju rumah sakit, ia berharap orang tuanya selamat walaup
Kini Indra dan Nayla sudah duduk di pesawat, namun ketika hendak mengambil ponselnya ia lebih dulu membaca pesan yang banyak masuk.“Banyak sekali pesan masuk,” gumam Indra.Seketika ponsel langsung terjatuh tanpa sadar, ia langsung berdiri dan menarik tangan istrinya keluar.Petugas pesawat berusaha memanggil mereka namun tak di hiraukan.“Mas, mas, ada apa? Kenapa kamu menarik ku seperti ini?” tanya Nayla sambil mengimbangi langkah cepat suaminya.“Mama dan papa mengalami kecelakaan,” jawab singkat Indra. Seketika Nayla menghentikan langkahnya, namun dengan segera Indra menarik kembali tangan istrinya.“Tidak ada waktu, kita harus cepat, mama dan papa semuanya akan baik-baik saja,” ujar indra. Mereka berlari menuju parkiran terlihat mobil sudah menunggu mereka.