Beranda / Romansa / Cinta Yang Sesungguhnya / 172. Dia Penipu! Wanita Tidak Bermoral!

Share

172. Dia Penipu! Wanita Tidak Bermoral!

Penulis: S.Rustandi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 15:16:58

Sementara itu di luar toilet, Elvan dan Andre mendengar semua pembicaraan keduanya. Saat ada orang yang ingin masuk ke dalam toilet, Elvan memintanya untuk menggunakan toilet lain.

Elvan bisa melihat raut wajah Andre yang berubah drastis. Elvan tidak kaget karena ia sudah mengetahui semuanya, tapi tidak dengan Andre.

“Jadi benar Meisya bukan anakku…” lirih Andre sangat pelan namun Elvan bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Ada rasa iba dalam diri Elvan pada Andre saat ini.

“Bisa saja dia anakmu, kau hanya harus membuktikannya,” ujar Elvan pelan.

Wajah Andre memerah. Kini ia yakin Meisya memang bukan anak kandungnya tanpa harus melakukan test DNA. Rahangnya seketika mengeras dan ia mengepalkan tangannya.

Baik Elvan dan Andre mendengar suara Shella yang kian meninggi, kali ini Elvan sudah tidk bisa tinggal diam lagi. Ia takut sesuatu terjadi dengan Aya. Dan sudah cukup bagi Andre untuk mendengar semuanya langsung daru mulut Shella.

Dengan cepat Elvan membuka pintu kamar mandi terseb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Yang Sesungguhnya   173. Malam Yang Panjang

    “Jelaskan maksud dari perkataanmu, Andre?” tanya Chandra dengan wajah serius.Shella memeluk kaki Chandra semakin erat, ia menggeleng lemah dan terus menangis, “Jangan dengarkan Mas Andre, Pah. Dia sudah diperdaya oleh wanita mandul itu!” ujar Shella dengan isak tangisnya.“Berhenti menyebut dia mandul! Matamu tidak buta kan melihat perut Aya makin membesar. Hatimu dan mulutmu memang sangat jahat, Shella!! Dan satu lagi, aku sudah mendengar semua perdebatan kalian di toilet dengan jelas! Semuanyaaa...!!" pekik Andre."Dan Pah...,” Kini Andre menatap kembali ayahnya. “Wanita sialan ini, ternyata berselingkuh sejak awal kami menikah. Aku sudah melihat bukti foto dia berangkulan dengan pria selingkuhannya itu! Jadi apa yang Aya laporkan dulu pada kita itu memang benar adanya! Bukan karena Aya iri seperti sangkalan dia! Dalam keadaan hamil dan berstatus sebagai istriku, dia bersama pria lain. Sungguh wanita tidak bermoral!!” seru Andre dengan penuh emosi sambil menuding Shella.“Tidak, Pa

  • Cinta Yang Sesungguhnya   174. Kepikiran

    Andre masih menunggu dengan harap-harap cemas mengenai keadaan ayahnya. Saat ini Chandra masih dalam pemeriksaan dokter di ruang UGD.Andre berharap jika nyawa ayahnya bisa di selamatkan. Sambil menunggu ayahnya yang sedang mendapatkan penanganan, Andre mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya. Ia menghubungi kedua kakaknya untuk memberikan kondisi ayah mereka saat ini.Kedua kakak Andre sempat datang saat ibu mereka masuk rumah sakit, menyempatkan diri mereka pulang ke Indonesia selama beberapa hari.Kedunya sangat kaget mendengar berita yang di sampaikan oleh Andre, dan keduanya berjanji akan segera pulang. Setidaknya untuk saat ini Andre membutuhkan kedua kakaknya untuk ikut membantu mengurus dan menjaga ke dua orang tua mereka. Karena Andre tak bisa mengurus mereka sendirian di tambah ia pasti juga akan menghandle semua pekerjaan ayahnya di kantor.‘Sialll…’ geram Andre dalam hati setelah selesai menghubungi kedua kakaknya.Ia terlihat sangat frustasi dengan rambut yang sedikit aca

  • Cinta Yang Sesungguhnya   175. Berhenti Menyesali Diri

    Menjelang subuh, Chandra sempat terbangun dari tidurnya dan Andre mengajaknya bicara yang ringan-ringan saja. Dokter di ruang ICU siaga memeriksa kondisi pasien. Karena Chandra tidak ingin makan, maka dokter memberikan obat melalui suntikan dan tak sampai setengah jam, ia kembali tertidur karena pengaruh obat. Andre boleh bernapas lega karena dokter menyatakan kondisi ayahnya membaik mesti tetap harus di awasi dengan ketat setidaknya 2x24 jam.***Kakaknya yang kini tinggal di Malaysia sudah datang dan menemaninya beberapa jam ke belakang.Andre sudah di minta untuk pulang dan beristirahat. Bagaimana-pun tidur sambil duduk dan hanya menyandarkan kepala di tepi tempat tidur ayahnya tidaklah nyaman namun Andre menolaknya untuk saat ini.Kakaknya yang sudah mendengar cerita keributan yang terjadi kini mulai menasehatinya. "Kamu adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga Sanjaya, Ndre. Kamu gak boleh terpuruk karena terbawa perasaan berlarut-larut. Kamu harus bisa bersikap lebih de

  • Cinta Yang Sesungguhnya   176. Seperti Sebuah Takdir

    Dua hari telah berlalu...Siang hari ini, dengan ditemani Elvan--suaminya, Aya bertemu dengan Andre di privat room sebuah restoran.Sebenarnya Elvan ingin berada di luar ruangan untuk memberi privacy pada Andre untuk berbicara dengan Aya. Ia bisa menilai, Andre tidak akan membahayakan Aya secara fisik maupun psikis setelah kedok Shella terbuka. Namun Andre melarang Elvan pergi keluar ruangan.Andre merasa Elvan sudah tahu kebenaran ini sejak lama jadi rasanya tidak perlu lagi ada yang ditutupi. Ia ingin bertemu dengan Aya dengan maksud damai dan meminta maaf. Ia meminta Elvan tetap berada dalam satu ruangan dan menyaksikan pertemuan mereka.Kini Elvan duduk di sudut ruangan, berjarak sekitar 3 meter dengan Andre yang duduk berhadapan dengan Aya. Ia telah berpesan pada pelayan restoran untuk mengantarkan makanannya sekitar 45 menit lagi karena tidak ingin terganggu bisnis meetingnya."Sebelumnya aku mau berterima kasih kau masih mau menemuiku setelah semua kesalahan yang aku lakukan,"

  • Cinta Yang Sesungguhnya   177. Kami Tidak Memiliki Bukti

    Andre sesekali menatap sedih pada Meisya, bagaimanapun ia sudah menyayangi Meisya. Hanya saja Andre kembali merasa geram ketika ia ingat dengan semua kelakuan Shella pada dirinya keluarganya. Ia tadi sempat melihat Meisya yang sedang bermain dengan pengasuhnya menggunakan baby walker. Di usianya yang menginjak 10 bulan, Meisya memang sudah mulai belajar berjalan, hanya saja ia belum stabil untuk berjalan hingga masih memerlukan bantuan baby walker. Celotehan bayinya mulai banyak terdengar.Andre belum sanggup untuk berada terlalu dekat dengan Meisy, ia takut terbawa emosinya hingga melampiaskannya pada Meisya, bagaimanapun Meisya hanya lah anak kecil yang tidak tahu apa-apa, dan tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa.Menjelang malam Andre masih diam di dalam kamarnya, cukup lama ia merenung seorang dirinya. Hingga pintu kamarnya di buka. Seorang pelayan senior datang untuk membawakannya minuman hangat. “Ini Tuan,” ujarnya seraya menyajikan minuman di meja. Kebetulan Andre

  • Cinta Yang Sesungguhnya   178. Cieee Ngambek

    [ Ini Aku, Shella. Aku dikurung karena sudah ketahuan. Tol--]Belum sempat Shella menyelesaikan ketikannya di ponsel untuk meminta tolong pada Johan, pintu di buka dengan keras, dan tampak Andre yang masuk ke dalam. Secepat kilat Andre langsung merebut ponsel yang ada di tangan Shella. Sia-sia saja Shella berusaha mempertahankan ponsel yang menjadi harapan satu-satunya.“Kau mau minta tolong pada selingkuhanmu itu??!” geram Andre.“Kalau iya kenapa? Hah? Masalah buat Lu?” tantang Shella, kini ia sudah tidak segan lagi untuk melawan Andre karena merasa semua telah terbuka. Shella menyadari memang Andre sudah mencurigai jati diri Meisya sejak mengetahui hasil test kesuburannya. Dan pertengkarannya dengan Aya yang di dengar oleh Andre seolah menjadi jawaban pasti. Ia harus bisa kabur dari rumah ini dan meminta Johan membalaskan dendamnya pada Andre dan Aya.“Asal kau tahu! Aku sudah tahu siapa kekasih gelapmu itu!” pekik Andre.Mata Shella membulat. Tapi beberapa detik kemudian ia terta

  • Cinta Yang Sesungguhnya   179. Tugasnya Banyak, Bayarannya Gak Sepadan

    Andrew baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya, ia merapikan berkas-berkas yang ada di atas mejanya dan menyisihkannya. Lalu ia menoleh pada Metta yang masih berdiri di jendela dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian.“Udah selesai, jadi apaan tugas kamu?” ujar Andrew yang langsung membuat Metta menolehkan wajahnya dan menantap Andrew. Metta menghampiri Andrew dan tersenyum lebar hingga memperlihatkan giginya, “Aku harus merangkum dan mendapatkan materinya langsung dari lapangan, makanya aku ke sini,” ujarnya.“Apa aja?” tanya Andrew.“Tugas dan tanggung jawab manajemen fungsional, yang mencangkup manajemen operasional, keuangan, SDM, dan pemasaran yang terkait dengan kewirausahaan. Juga pemecahan masalah pada proses operasional dan manajerial, penyusunan alternatif, dan penyusunan perencanaan dengan teknologi informasi,” jelas Metta.Mata Andrew membulat, “Gak salah tuh?? Kok banyak banget sihhh!!” dengusnya.Metta hanya bisa mengangkat kedua bahunya, “Gak tahu, di kasihny

  • Cinta Yang Sesungguhnya   180. Mimpi Lu Ketinggian!

    Astri tampak panik, ia bolak-balik sejak tadi dan mencoba menghubungi nomor ponsel Andre. “Aduhhh… kenapa Tuan gak angkat-angkat ya…” gumamnya panik.Bukan tanpa sebab dia panik, tapi ada sesuatu yang terjadi, dan Astri yakin jika Andre pasti akan marah besar.Astri masih terus mencoba menghubungi Andre, hingga akhirnya panggilan itu di angkat Andre.“Ada ap---” belum sempat Andre menyelesaikan pertanyaannya, Astri sudah langsung menyela ucapan Tuannya tersebut.“Tuann.. Nyonya, Tuannn… Nyonya Shella kabur!” potong Astri.“Hah?? Kok bisaaaa??” tanya Andre.“Itu Tuannn, tadi salah satu pelayan mengirim makanan ke kamar Nyonya. Tapi saya merasa aneh… kenapa dia gak balik-balik. Saat saya cek, dia udah pingsan di dalam kamar tempat Nyonya di kurung. Bukan hanya itu saja, pakaian seragamnya juga di lepas. Jadi saya rasa Nyonya pake baju seragam pelayan untuk kabur!” jelas Astri.“Brengsekkk!! Kapan itu terjadi?""Kira-kira sekitar setengah jam yang lalu, Tuan. Saya tidak berani melaporkan

Bab terbaru

  • Cinta Yang Sesungguhnya   235. Duh Manisnya Mereka

    Beberapa hari berlalu, dan Elvan masih melihat Andrew yang sesekali masih termenung.“Lu masih belum hubungi Metta?” tanya Elvan.Andrew menggeleng, “Udah sih tapi seperti yang sudah-sudah, gak dibaca.”“Samperin dia udah?” tanya Elvan lagi.Andrew menggeleng, “Gue gak mau bikin dia makin kesel sama gue kalau tiba-tiba dateng gitu aja.”Elvan tampak berpikir, “Iya sih…”“Metta masih muda, pasti dia agak sedikit keras kepala. Dan Lu harusnya udah bisa berpikir dewasa, Ndrew.”“Maksud Lu?” tanya Andrew.“Gue tau emang Lu gak salah sepenuhnya karena niat Lu juga baik. Dan gue bisa liat kalau Lu emang nyesel… Tapi emang Lu harus samperin dia dan minta maaf lagi,” ujar Elvan.“Kalian emang harus ketemu, tapi usahain kaya yang gak sengaja gitu…” lanjur Elvan.“Nahhh itu yang susah, karena gue takutnya Metta mikirnya gue nguntit dia,” ujar Andrew.Elvan mengangguk. Kemudian ia tampak berpikir. Tak lama kemudian Elvan ingat dengan rencana Mamih Soraya tempo hari yang sempat Mamih bicarakan.“

  • Cinta Yang Sesungguhnya   234. Jangan Lu Potong Dan Simak Baik-baik

    “Jawabannya cuma satu kalau Lu masih ngerasa kaya ada yang hilang dan pengennya selalu ketemu dia...” ujar Elvan tak lama kemudian.Andrew yang sejak tadi menatap Elvan kemudian mengerutkan keningnya, “Apa?” tanyanya dengan suara yang masih lirih."Gue akan jawab panjang lebar dan jangan Lu potong dulu, tapi tolong Lu simak baik-baik, oke?!"Andrew mengangguk.“Tanyakan pada dirimu sendiri, coba masuki hatimu yang paling dalam. Gue yakin selama Lu deket dengan cewek-cewek Lu selama ini, Lu tuh gak pernah pake hati atau perasaan sama mereka. Lu selalu mengedepankan dan memanjakan pandangan mata Lu yang di hibur oleh kecantikan mereka, dan nafsu Lu yang besar,” ujar Elvan.“Mata Lu di hibur oleh visual mereka yang menarik, hingga akhirnya Lu tertarik dan di sambungkan sama nafsu Lu. Lu gak pernah menyukai mereka dengan hati dan pikiran Lu. Jadi saat mereka pergi dari hidup Lu gak akan ada rasa kehilangan yang bakal Lu rasain, beda dengan sekarang. Mungkin Lu gak pernah mencoba untuk pak

  • Cinta Yang Sesungguhnya   233. Aneh Dan Merasa Kehilangan

    “Astagaaaa!! Gila Lu yaaa!!” decak Elvan tak percaya.“Dengerin dulu! Kan gue udah bilang kalau gue ada alesan kenapa lakuin itu! Situasinya sangat memaksa. Tuh cowok gak percaya banget kalo Metta itu cewek normal meski gue udah rangkul pinggangnya. Dia dendam banget karena ditolak Metta dan gagal nglecehin. Jadi menurut gue, dia gak akan berhenti dan pasti akan bikin susah Metta di kemudian hari. Cowok itu ngomong sendiri, kalo dia gak bisa dapetin Metta, yang lainnya juga gak akan bisa. Jadi spontan gue nyium bibirnya di depan dua orang itu untuk mentahin prasangka buruknya," jelas Andrew.Elvan terdiam dan berusaha membayangkan situasi yang terjadi saat itu.Rasanya sangat sulit bagi Elvan, mengingat posisi Andrew saat itu sama saja dengan dirinya dan Aya di saat Aya sedang di sudutkan oleh Andre dan Shella dulu di pesta, hingga ia langsung mengatakan jika Aya adalah calon istrinya. Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah saat itu Aya memang calon istrinya sungguhan. Sedangkan And

  • Cinta Yang Sesungguhnya   232. Jelasin, Ndew!

    Sejak pagi Elvan mengamati Andrew, memang menurutnya Andrew sedikit berubah. Tapi ia belum tahu apakah perubahan dalam diri Andrew ini berhubungan dengan Metta atau tidak. Tapi melihat hubungannya dengan Metta sedikit aneh, serta tindakan sikap mereka berdua semakin menguatkan pada tebakannya.Siang ini Andrew masuk ke dalam ruangannya untuk memberikan berkas pada Elvan.“Mau makan di mana ntar?” tanya Andrew seraya menunggu berkas yang sedang di periksa dan akan ditanda tangani oleh Elvan. “Di sini aja lah, lagi males keluar. Kayanya panas banget,” ujar Elvan. “Emang Lu mau keluar?” tanya Elvan kemudian.“Tadinya sih, cuma kaya emang panas banget, jadi males lah…” balas Andrew.“Makan sini ajalah, Lu pesenin ya, biasa. Gue bayarin lah…” ujar Elvan.“Beneran nih?” tanya Andrew.Elvan mengangguk.“Awas ya, udah ini Lu malah mau balik cepet-cepet! Nggak kan?” desis Andrew seraya menatap tajam pada Elvan.“Gak lahh. Kerjaan banyak gini gue gak mungkin balik cepet-cepet!” seru Elvan.“Ya

  • Cinta Yang Sesungguhnya   231. Ada Yang Aneh Dengan Mereka

    “Wahhh… cantiknyaa….” puji Hilda pada putrinya--Metta. Metta tampak begitu cantik dengan dress potongan sederhana, namun menojolkan bentuk tubuhnya yang bagus. Riasan wajahnya punt tidak terlalu berlebihan, begitu juga dengan rambut pendek Metta yang dibiarkan tergerai, di tata dengan sangat simple namun terlihat rapi.“Ma, gak bisa pake celana aja gitu?” tanya Metta.“Duhh… gak bisa dong, ini kan acara resmi, kamu kan dampingi Papa gantiin Mama, kalau Mama sehat sih Mama yang pergi.” Hilda masih memperhatikan penampilan putrinya yang terlihat begitu cantik.Metta mendengus. “Kamu ini perempuan sayang, meski kamu emang tomboy, kamu juga harus bisa berpenampilan seperti ini sesekali. Gimana kalau kamu nanti dapat pasangan kaya Papa, kamu harus loh mendampinginya ke acara seperti ini,” ujar Hilda.“Iya sih, Ma. Tapi…”“Ah jangan ada tapi-tapinya deh, pokoknya kamu tuh cantik banget kok!” ujar Hilda.Metta hanya mengangguk, dengan terpaksa dan tanpa bisa menolak lagi, Metta harus mengga

  • Cinta Yang Sesungguhnya   230. Aku Memang Menghindari Kakak!

    Setelah Metta bisa meredam emosinya ia kembali berkata seraya menatap Andrew lagi. Jika tidak ingat siapa Andrew, dan sudah banyak pertolongannya padanya, sudah pasti Metta akan menghajar Andrew dengan tangannya saat ini juga. Tapi dia bukanlah orang yang tidak tahu terima kasih dan tidak tahu diri, jadi Metta berusaha menahan dirinya dan tetap berpikir dingin."Karena aku bukan bocil yang biasa dicium cowok gitu aja, Kak. Apalagi setelah tau, cowok yang menciumku adalah seorang player. Aku gak biasa banget kaya gitu dan gak mau di biasakan untuk hal yang seperti itu. Mencium itu seharusnya pakai hati pake perasaan, demikian juga yang terima ciumann dari kakak. Bukan sekedar rasa kepo pengen tau rasanya dicium kaya apa. Aku gak kaya Kakak. Mungkin buat Kakak itu hal yang biasa, Kakak bebas mencium siapa aja, tapi gak denganku!”Andrew terdiam mendengar perkataan Metta yang terdengar sangat serius itu.“Asal Kakak tahu, aku emang menghindari Kakak! Dan minggu lalu aku bohong soalnya da

  • Cinta Yang Sesungguhnya   229. Oh... Tenyata Kamu Marah Karena Itu

    Sudah tiga hari ini Andrew mencoba menghubungi Metta dengan mengiriminya chat, tapi Metta tak pernah membalasnya, hanya membacanya saja. Bahkan Andrew juga sempat menghubunginya melalui panggilan suara bahkan panggilan video, tapi Metta tak mengangkatnya sama sekali.“Bocil ini aneh banget sihh… Apa datang bulannya belum selesai?” gumam Andrew di dalam ruangannya.Tadinya ia ada rencana untuk makan siang di luar, karena setelah makan siang ia ada janji dengan klien dan tempatnya berdekatan dengan kampus Metta. Jadi dia mau mengajak Metta makan siang bersama jika dia ada di kampus, tapi selama tiga hari ini dan yang barusan terakhir Metta tetap tak menggubrisnya.“Ini bener-bener aneh…” gumam Andrew lagi.Ia belum bisa menemui Metta kecuali siang ini, karena besok sampai akhir pekan ini Andrew sangat sibuk. Tapi ia penasaran pada Metta yang tiba-tiba saja berubah drastis padanya.“Kalau ada waktu nanti aku temui dia deh…” ujar Andrew lagi.Andrew masih sangat penasaran mengapa Metta ja

  • Cinta Yang Sesungguhnya   228. Apa Aku Bikin Salah Sama Kamu?

    “Ck!” Andrew tampak kesal saat ia membuka pintu mobilnya, bersamaan dengan itu, wanita yang tadi berbicara dengan Andrew pergi begitu saja meninggalkan tempat ini.“Sorry, agak lama nunggunya,” ujar Andrew begitu ia sudah kembali masuk ke dalam mobil, dan langsung memasang sabuk pengaman ke tubuhnya. Andrew juga langsung menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi sekarang!”“Hmm…” sahut Metta. Masih ada perasaan tak percaya dalam dirinya atas apa yang sudah di lihatnya beberapa saat yang lalu dan pengakuan dari mulut Andrew sendiri bahwa ia memiliki banyak mantan kekasih bahkan kini tangannya terasa gemetar. Metta mencoba mengeratkan genggamannya agar Andrew tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya.Mobil yang Andrew kendarai mulai memasuki jalanan besar. “Kita pulang aja, Kak.” Metta tiba-tiba saja berkata.“Loh, kan kamu mau nemenin aku ke sana!” sahut Andrew.“Gak enak badan, Kak. Tiba-tiba lemes!” ujar Metta.Andrew menolehkan pandangannya pada Metta sejenak, “Mau ke rumah s

  • Cinta Yang Sesungguhnya   227. Jadi Gak Ambil Pusing

    “Makanan di sini emang enak ternyata,” ujar Andrew setelah ia mencoba makanannya yang beberapa saat lalu sudah datang dan di sajikan di hadapan mereka.Metta yang duduk di hadapan Andrew mengangguk menyetujuinya. Memang makanan yang sedang di makannya pun juga terasa enak. Meski pun ia sebenarnya bukan tipe orang yang pilih-pilih makanan.“Iya, Kak. Enak…” sahut Metta.Andrew tersenyum, “Eh masih sakit?” tanyanya.Metta menggeleng, “Gak kok, Kak. Udah mendingan,” bohong Metta. Karena sudah terlanjur berbohong jadi Metta harus terus melanjutkan kebohongan yang sudah terlanjur ia buat sendiri.Duduk di hadapan Andrew seperti ini sangatlah tersiksa, tapi Metta mencoba untuk mengontrol dirinya. Jadi saat menatap Andrew di usahakan dirinya tidak melihat bibir Andrew atau matanya tapi melihat ke arah keningnya saja untuk menghindari kontak mata.“Abis dari sini enaknya ke mana ya?” tanya Andrew.“Aku gak tau, Kak.”“Lumayan, tumben-tumenan aku pengen jalan-jalan kaya gini, udah lama juga ka

DMCA.com Protection Status