Beranda / Romansa / Cinta Yang Salah / Membuka Pintu Maaf

Share

Membuka Pintu Maaf

Penulis: Winda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Novi

"Kania, kira-kira ... apa ya? Yang membuat Intan, melakukan hal bodoh seperti ini?" tanyaku masih dengan hati penasaran. 

Mencoba mengubur rasa sakit hati sejenak, karena orang yang sudah menyakiti hatiku pun sedang lemah dan tak berdaya. 

"Gak tahu, Mbak. Pas aku sampai di kontrakannya, dia sudah tergeletak di dapur, dengan mulut penuh busa, terus pas aku lihat, di atas meja dekat dispenser, ada gelas kosong. Sepertinya bekas dia minum racun, di campur dengan air. Aku menemukan bungkus kosong di atas meja, samping gelas, tapi aku gak tahu, itu racun apa? Karena kemasannya sudah di buang sama Intan."

Ucapan Kania membuat kepalaku berdenyut. Ya Tuhan, kenapa Intan bisa senekat itu? Aku tak habis pikir, dia ingin mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. 

Kuusap kasar wajah serta rambut ini, ingin sekali memaki Intan, rasanya aku ingin menampar dia saat ini juga. Dia begitu lemah dan bodoh, menghadapi hidup.

"I

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
D'ns Yank Terlupak
Intan Intan.. Intan tuh mantan Pacar aku.. ...
goodnovel comment avatar
Adey
thor buat intan ketemu lelaki yg lebih baik biar Tau rasa tuh c arkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta Yang Salah   Hinaan Dari Mas Arkan

    Pukul sembilan pagi, Kania berpamitan pulang sebentar, untuk mengganti pakaiannya, setelah kami menghabiskan sarapan bubur ayam yang dibelikannya tadi.Sepeninggalnya Kania aku duduk di kursi samping tempat tidur Intan, kutatap wajahnya yang tadi pucat seakan tak ada darah yang mengalir di tubuhnya. Tapi, kini kondisinya sudah agak membaik dan bibirnya tak sepucat tadi. Tak kupungkiri rasa cemas sempat menggelayuti pikiranku, karena bagaimanapun juga aku masih sayang pada Intan, meskipun dia sudah berbuat kesalahan yang fatal. "Tan, andai kamu tahu, bagaimana perasaan kakak? Hati kakak begitu terluka, melihat keadaanmu. Sebenarnya apa sih yang bikin kamu begini? Meskipun kamu sudah menyakiti kakak, tapi, kakak gak tega melihatmu tak berdaya dengan kondisi yang memprihatinkan seperti ini," ucapku seraya menggenggam tangannya, menatap khawatir. Air mataku meleleh melihat ia masih terbaring lemas di atas brankar, hingga jam setengah sepuluh pa

  • Cinta Yang Salah   Aku Benci!

    POV Intan."Oh, jadi Mas hanya ingin memastikan bahwa aku ini belum mati?!" ucapku dengan tatapan kesal."Hm, ya ... bisa dikatakan begitu." Mas Arkan tersenyum tipis seraya melirikku dengan sudut matanya.Aku begitu jijik melihat wajahnya, wajah yang dulu selalu menyejukkan hati ini, senyum yang dulu selalu ia berikan dengan ketulusan, tapi, kini Mas Arkan sudah berubah drastis, ia berbeda dengan Mas Arkan yang aku kenal dulu.Kania mengusap punggung tanganku agar aku tak terbawa emosi, "Sabar, Tan" lirih Kania menatap mataku dan mengangguk."Gak! Bisa Kan." Ku genggam tangan Kania seraya menunduk. Hati ini sudah terlanjur sakit dengan cara Mas Arkan, aku menegakkan tubuh sekuat tenaga, menatap ia yang berjalan ke arahku."Mas, pergi kamu dari sini! Aku gak mau lihat pria pecundang seperti kamu!" teriakku seraya menahan amarah diiringi isak tangis."Maafkan, Mas ya, Mas sudah menyakitimu." Mas Arkan duduk di tepi ra

  • Cinta Yang Salah   Intan Histeris

    POV Novi.Mas Arkan masuk ke ruang rawat Intan. Tak lama Kania pun keluar, wajahnya merengut bibirnya komat Kamit, sepertinya dia sedang menggerutu."Kan, kok keluar? Terus Intan ditinggal berdua sama Mas Arkan?" tanyaku seraya bangkit dari duduk dan menghampiri dia yang juga berjalan ke arahku."Tuh, mantanmu Mbak, ngusir aku seenaknya saja. Gak tau mau ngomong apa kali, sama Intan?" jawab Kania dengan nada kesal."Jangan ngomel-ngomel, kita bicaranya sambil duduk, yuk!" seruku padanya, kami berdua duduk di kursi depan ruangan rawat inap.Ada rasa cemas di hati ini meninggalkan Intan dengan Mas Arkan, bukan karena aku cemburu, tapi, Mas Arkan yang sekarang sangat jauh berbeda, sikapnya padaku dan Intan seperti melihat sampah tak berguna, 'menyepelekan'."Mbak, kok Mas Arkan gak seperti dulu ya,""Maksud kamu?" tanyaku mengernyitkan dahi."Ya, gitu deh. Beda aja, aku khawatir terjadi sesuatu pada Intan, Mas Arkan begitu angkuh,

  • Cinta Yang Salah   Penyebab Depresi Intan

    POV Novi."Kamu kenapa, Intan? Apa yang terjadi sebenarnya, Mas Arkan bicara apa sama kamu?" tanyaku seraya mendekapnya, tanganku terus mengusap punggungnya agar dia sedikit lebih tenang.Ia menangis terisak menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukanku, "Kakak, Mas Arkan jahat!" ucapnya lirih.Aku mengangguk, "Iya, dia jahat. Kamu lupakan dia, ya! Kita bersama-sama lalui hidup ini, dengan membuka lembaran baru, kamu mau, kan?" rajukku sambil mengangkat wajahnya dari dekapan, dan menangkup kedua rahang pipinya, menatap ke dalam matanya yang di penuhi genangan bening di sana. Sebagai seorang kakak hatiku ikut terluka melihat dia seperti ini."Kakak, maafkan aku! Aku terlalu bodoh dan egois, sehingga membuat kehidupan keluarga kita hancur berantakan, aku telah mengesampingkan kesetiaan pada suami, dan sudah menabur racun dalam rumah tangga kakak, dan aku sekarang." Intan menjeda ucapannya menyeka air mata seraya menarik napas berat, "Sekarang aku hancur

  • Cinta Yang Salah   Berkunjung ke Rumah Mertua

    Setelah aku mengetuk pintu, dan di bukakan oleh seorang wanita paruh baya mengenakan blouse warna putih tulang motif bunga sepatu, di padukan dengan celana legging jeans warna hitam. Rambut hitamnya diGelung simpul, senyumnya merekah saat melihat aku berdiri di depan pintu berhadapan dengannya."Novi … ibu kangen Nak. Ayo masuk!" ucapnya ramah, ia memeluk serta mengusap punggungku."Iya Bu, aku juga kangen sama ibu, makanya aku kesini." Kami saling melepas pelukan, dan berdiri berhadapan dengan tangan saling bertautan."Ibu senang, ternyata kamu mau datang ke rumah ini, dan ibu sangat bahagia bertemu denganmu lagi." Ia merengkuh pundakku mengiringku ke dalam rumah."Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya lembut."Aku baik-baik saja, Bu. Lalu, ibu sendiri?""Seperti yang kamu lihat. Kemarin sih, ibu sempat masuk rumah sakit, lah ... gara-gara Arkan," ucapnya mendesah pelan, "Yuk, kita ngobrolnya sambil duduk!" lanjutnya saat kami suda

  • Cinta Yang Salah   Bertemu Mantan

    "Jangan serakah, Arkan! Milik orang lain, ya, harus dikembalikan kepada yang berhak!" ucap pak Broto seraya bangkit dan berdiri di hadapan putranya."Ayah, selama ini aku yang kerja keras. Seenaknya saja kita harus memberikan setengah saham kepada Novi, berikut dengan laba. Yah, sudah cukup banyak, harta gono-gini yang aku berikan pada Novi juga," protes Mas Arkan tak terima dengan keputusan ayahnya, yang tak bisa di bantah."Terserah kamu, yang penting ayah kembalikan semua milik pak Bram, karena kamu sudah bukan suami Novi lagi. Jadi, kita hanya mengelola yang kita miliki saja," terang pak Broto tegas, kemudian ia kembali duduk. Mas Arkan mendengus kesal lalu ia pun duduk di sofa dengan gerakan kasar, tak jauh dari ibunya. Bu Aini hanya menggeleng melihat sikap Mas Arkan yang kekanak-kanakan."Tapi, Yah. Aku yang capek, aku juga yang kerja, kenapa harus Novi yang menikmati hasilnya?" sergah Mas Arkan bersikeras menunjuk jarinya ke arah dada.

  • Cinta Yang Salah   Pemulihan Intan

    "Arkan, apa-apaan sih, kamu? Bisa-bisanya kau berbuat kasar, pada Novi!" hardik pak Broto seraya melepaskan cengkraman tangan Mas Arkan dari leherku. Aku terbatuk-batuk sambil mengusap leher yang terasa nyeri bekas cengkraman tangan mantan suamiku. "Yah, Novi benar-benar membuatku kesal! Dia menyalahkan aku, atas semua yang terjadi dalam hidupnya juga Intan," ucap Mas Arkan membela diri. Aku hanya terdiam di dekat tembok kamar Mas Arkan, seraya mengatur nafas yang masih terasa sesak. "Arkan, sadar! Apa yang sudah Novi katakan tentang kamu itu memang iya. Kelakukan kamu semakin kesini semakin tidak benar. Apa kamu sudah lupa dengan semua kesalahanmu? dulu kamu menggauli Intan di saat Novi sedang bertugas ke luar kota bersama Anton, kamu rusak rumah tangga adik iparmu, kamu runtuhkan rumah tanggamu sendiri. Dan sekarang kau buat jiwa Intan terguncang!" ucap pak Broto lugas, ia memang sangat tidak suka dengan kelakuan anak sulungnya.

  • Cinta Yang Salah   Tunggu Pembalasanku

    POV Intan.Hidupku kini merasa lebih baik, hubunganku dengan kak Novi juga sudah kembali seperti semula, tapi, aku merasa hampa. Sekarang Mas Arkan sudah menikah dengan orang lain, orang yang selama ini ku percaya dan sangat aku cintai, dia tega mencampakkanku begitu saja.Seperti janjiku pada Kania dan kak Novi, aku harus melupakan Mas Arkan, dan bangkit, memulai hidup yang baru, tapi aku ingin membalaskan rasa sakit hatiku pada Mas Arkan, entah bagaimana caranya? Nanti aku pikirkan, aku benar-benar merasa sakit hati dan tak terima dengan keputusan lelaki itu yang meninggalkan aku tanpa perasaan."Tan, kok melamun?" tanya kak Novi saat kami sedang makan siang di restoran, bersama Kania juga mamanya."Iya, Tan, dari tadi kami perhatikan kamu bengong, ada apa sih?" timpal Tante Rika mamanya Kania. Sekarang sikapnya lebih ramah padaku tak seperti waktu itu, mungkin karena kak Novi menanamkan modal di usahanya, dan dia mer

Bab terbaru

  • Cinta Yang Salah   End

    Dengan tubuh yang terasa berat, aku berusaha untuk bangkit, mencoba berdiri dan melangkah, kaki ini seakan terkunci di tempat sulit untukku gerakan. Melangkah dengan gontai menuju ruangan dimana Intan berada, tubuhku terseok-seok saat berjalan memasuki ruangan tersebut. Aku hanya berdiri mematung di ambang pintu menatap adikku yang sudah terbujur kaku, tak kuasa lagi kaki ini untuk melanjutkan langkah. Melihat seluruh tubuh Intan tertutup oleh kain putih, hanya wajahnya saja yang nampak. Wajah dan bibirnya begitu pucat, matanya tertutup rapat. "Intan," lirihku menatap nanar pada tubuh Intan yang sudah tak bergerak. Yang kulihat di depan mata, hanya tinggal raga tak bernyawa, dadaku kian sesak melihat adikku, dan kenyataan pahit ini. Mulai hari ini dan seterusnya, aku takkan pernah melihat lagi senyuman yang terbit dari bibir Intan. Takkan ada lagi yang bisa aku marahi dikala ia sudah berbuat salah, kini jasadnya sudah terpisah dari ruh-Nya.

  • Cinta Yang Salah   Selamat Jalan Adikku

    POV Novi. Hatiku kian cemas memikirkan Intan di rumah, aku meninggalkan dia dalam keadaan sakit. Entah kenapa? Sejak beberapa hari ini dia begitu lemas, seperti tak punya tenaga, makan pun ia tidak seperti biasanya tidak berselera. "Mbak Novi, Intan tadi izin gak bisa masuk, emang dia sakit apa?" tanya Kania saat kami baru tiba di butik, menata baju-baju dan merapikan seisi ruangan itu. "Aku gak tahu, Kan, sepertinya Intan, masuk angin, dari gejalanya, yang timbul," jawabku sambil memasang hanger di baju yang akan di pajang. "Sudah dibawa berobat, belum?" "Belum, Kan. Tau sendiri, Intan susah diajak ke dokter! Dia selalu menolak jika diajak untuk berobat," Kania menoleh ke arahku seraya mengangguk, "Dia, orangnya memang keras kepala! Kalau bilang tidak mau, yaudah gak bisa diganggu, lagi," "Iya, Kan. Tapi, aku khawatir loh. Dia benar-benar pucat," "Mbak, coba telpon Intan! Apakah keadaannya

  • Cinta Yang Salah   Obat Aborsi

    "Ini, sisa bayaranmu," ucapku pada Rani, sambil menyodorkan sejumlah uang yang terbungkus rapi di dalam amplop, kami bertemu di sebuah cafe sambil makan siang.Semenjak aku tinggal dengan kak Novi lagi, aku tak bisa keluar malam dan pergi ke klub kembali. Kak Novi selalu mengawasiku, dan menasehati, dia tak mau aku tersesat lagi dalam kehidupan yang penuh noda dan dosa."Ok, terima kasih." Rani mengambil dan memasukkan amplop coklat, ke dalam tas kecil miliknya."Sama-sama. Ran, ceritakan apa yang terjadi semalam?""Hm, aku membuat lelaki tampan itu bangun, dan kami saling menyatu. Dia terus meracau memanggil namamu, Intan. Aksinya begitu kuat, dan aku benar-benar terkagum. Pantas saja kamu tergila-gila padanya, ku akui ya, baru kali ini aku menemukan lelaki seperti dia, tanpa bayaran pun aku mau melayani dia setiap malam, bahkan setiap hari,""Hah, kamu, gak usah bicarakan soal itu! Aku yang lebih tahu, dan lebih banyak menghabiskan waktu be

  • Cinta Yang Salah   Wanita Bayaran

    "Baiklah, Intan. Aku akan datang sekarang, mungkin sebentar lagi, ini masih dalam perjalanan. Ok," jawabnya dari seberang telepon.Aku menyetujui ucapannya sambil menunggu dia datang. Duduk di tepi ranjang setelah memakai pakaian kembali dengan lengkap, Korean dress super seksi warna pink pastel, kutatap dan kuperhatikan wajah tampan Mas Arkan yang kini sedang terlelap karena pengaruh obat tidur yang dicampur dalam minumannya."Mas, maaf ya, jika perbuatanku ini sudah keterlaluan, tapi, kamu lebih keterlaluan lagi, dari aku." Ku usap pipi Mas Arkan, yang di tumbuhi bulu jambang dengan punggung ruas jemariku, "Setelah kamu bosan denganku, dan puas dengan tubuhku, kau campakkan aku, kau hianati aku, dan kau buat aku terluka, bukan hanya batinku yang tersiksa, tapi, aku nyaris gila karenamu," ucapku membungkukkan badan kemudian mencium bibirnya dengan lembut."Aku rela berbuat seperti ini, menjadi jalang untukmu, melayani dirimu di atas ranjang hingga kau ter

  • Cinta Yang Salah   Rela Berbuat Kotor

    "Intan, Mas sangat rindu," ucapnya, saat aku masuk ke kamar hotel. Sepertinya dia sudah menungguku sejak beberapa saat yang lalu, Mas Arkan menyambut kedatanganku dengan senyuman yang merekah. "Aku juga rindu sama kamu, Mas," balasku sambil mendekat ke arahnya. Mas Arkan merangkulku dengan beringas dan menciumi bibir serta wajahku penuh nafsu. "Sabar, Mas!" ucapku menahan tubuhnya yang begitu rapat, seakan sudah tak sabar ingin menyatu dengan tubuhku. "Mas menunggumu dari setengah jam yang lalu, sayang. Rasanya waktu begitu lama, tiga puluh menit menunggu kedatanganmu, seperti tiga tahun lamanya," ucapnya lagi seraya menempelkan bibirnya di daun telingaku. "Oh, Mas. Maafkan aku, tadi sedikit ada kendala, taksi yang aku tumpangi mogok," balasku berbohong, aku sengaja mengulur waktu untuk menguji dia, apakah Mas Arkan bersedia menungguku, menunggu permainanku. Mas Arkan semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuhku. Kakiku berjinjit, satu tanganku

  • Cinta Yang Salah   Janji Palsu

    Sepulang dari restoran, setelah makan siang bersama kak Novi, Kania juga mamanya. Aku merebahkan tubuh melintang di atas kasur kamarku, berbaring menghadap dinding, sambil menatap bingkai foto pernikahanku dengan Mas Anton, yang terletak di atas headboard ranjang, usia pernikahan kami baru seumur jagung. Namun, sudah kandas karena dusta dan pengkhianatan yang aku lakukan.Ada rasa penyesalan menelusup ke dalam relung hatiku, karena telah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintaiku dengan setulus hati. Tapi, aku malah mengkhianatinya habis-habisan."Mas, aku baru menyadarinya, bahwa kamu lah lelaki yang terbaik dalam hidupku, yang pernah aku kenal, bukan Mas Arkan, lelaki yang tak bisa puas dengan satu wanita," gumamku, merenungi nasib yang sekarang ini, hidup menjanda dengan cara tidak terhormat. Ditalak karena perbuatanku, yang sudah menghancurkan rumah tanggaku sendiri, hanya karena ego dan nafsu."Jika ada kesempatan kedua, aku ingin kembali padamu, da

  • Cinta Yang Salah   Tunggu Pembalasanku

    POV Intan.Hidupku kini merasa lebih baik, hubunganku dengan kak Novi juga sudah kembali seperti semula, tapi, aku merasa hampa. Sekarang Mas Arkan sudah menikah dengan orang lain, orang yang selama ini ku percaya dan sangat aku cintai, dia tega mencampakkanku begitu saja.Seperti janjiku pada Kania dan kak Novi, aku harus melupakan Mas Arkan, dan bangkit, memulai hidup yang baru, tapi aku ingin membalaskan rasa sakit hatiku pada Mas Arkan, entah bagaimana caranya? Nanti aku pikirkan, aku benar-benar merasa sakit hati dan tak terima dengan keputusan lelaki itu yang meninggalkan aku tanpa perasaan."Tan, kok melamun?" tanya kak Novi saat kami sedang makan siang di restoran, bersama Kania juga mamanya."Iya, Tan, dari tadi kami perhatikan kamu bengong, ada apa sih?" timpal Tante Rika mamanya Kania. Sekarang sikapnya lebih ramah padaku tak seperti waktu itu, mungkin karena kak Novi menanamkan modal di usahanya, dan dia mer

  • Cinta Yang Salah   Pemulihan Intan

    "Arkan, apa-apaan sih, kamu? Bisa-bisanya kau berbuat kasar, pada Novi!" hardik pak Broto seraya melepaskan cengkraman tangan Mas Arkan dari leherku. Aku terbatuk-batuk sambil mengusap leher yang terasa nyeri bekas cengkraman tangan mantan suamiku. "Yah, Novi benar-benar membuatku kesal! Dia menyalahkan aku, atas semua yang terjadi dalam hidupnya juga Intan," ucap Mas Arkan membela diri. Aku hanya terdiam di dekat tembok kamar Mas Arkan, seraya mengatur nafas yang masih terasa sesak. "Arkan, sadar! Apa yang sudah Novi katakan tentang kamu itu memang iya. Kelakukan kamu semakin kesini semakin tidak benar. Apa kamu sudah lupa dengan semua kesalahanmu? dulu kamu menggauli Intan di saat Novi sedang bertugas ke luar kota bersama Anton, kamu rusak rumah tangga adik iparmu, kamu runtuhkan rumah tanggamu sendiri. Dan sekarang kau buat jiwa Intan terguncang!" ucap pak Broto lugas, ia memang sangat tidak suka dengan kelakuan anak sulungnya.

  • Cinta Yang Salah   Bertemu Mantan

    "Jangan serakah, Arkan! Milik orang lain, ya, harus dikembalikan kepada yang berhak!" ucap pak Broto seraya bangkit dan berdiri di hadapan putranya."Ayah, selama ini aku yang kerja keras. Seenaknya saja kita harus memberikan setengah saham kepada Novi, berikut dengan laba. Yah, sudah cukup banyak, harta gono-gini yang aku berikan pada Novi juga," protes Mas Arkan tak terima dengan keputusan ayahnya, yang tak bisa di bantah."Terserah kamu, yang penting ayah kembalikan semua milik pak Bram, karena kamu sudah bukan suami Novi lagi. Jadi, kita hanya mengelola yang kita miliki saja," terang pak Broto tegas, kemudian ia kembali duduk. Mas Arkan mendengus kesal lalu ia pun duduk di sofa dengan gerakan kasar, tak jauh dari ibunya. Bu Aini hanya menggeleng melihat sikap Mas Arkan yang kekanak-kanakan."Tapi, Yah. Aku yang capek, aku juga yang kerja, kenapa harus Novi yang menikmati hasilnya?" sergah Mas Arkan bersikeras menunjuk jarinya ke arah dada.

DMCA.com Protection Status