Beranda / Romansa / Cinta Untuk Dr. Saka / Rasa penasaran Aura

Share

Rasa penasaran Aura

Penulis: Suzy Ru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seperti biasanya, setiap kali Arini membelanjakan saka, Saka selalu menunggu Arini di mobil. 

Drt ... Drt ...

Kedua alis tebal yang saka miliki seakan menjadi satu saat melihat Arini hanya membawa satu kantong kresek, itupun juga yang paling kecil.

"Tak biasanya dia belanja sedikit itu?" tanya Saka penasaran dengan perubahan sikap Arini.

Ceklek

Saka keluar mobil dan melangkah menghampiri Arini yang tersenyum ke arahnya.

"Tumben, segini?" tanya Saka menunjuk kantong kresek putih yang di pegang oleh Arini.

"Semua pesanan dokter sudah ada di situ. Dan kebetulan, hari ini aku tidak membutuhkan apa-apa!" ucap Arini menyodorkan kartu kredit dan barang pesanan milik Saka.

Saka terdiam dan bingung melihat Arini yang tak seperti biasanya.

Aneh! Biasanya setiap tanggal 27, ia selalu meminjam uang untuk membeli kebutuhannya? Kenapa .... gumam batin Saka berpikir.

"Dok!" Lambaian tangan Arini membuyarkan lamunannya. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Gaun

    "Aku masih penasaran dengan pembicaraan kakek semalam. Siapa orang yang kakek maksud? Kenapa kakek ingin sekali menyelidikinya?" Bibir Aura melipat seraya menopangkan kedua tangan di dada. Rasa ingin tahu dan rasa penasaran mulai menghampiri dirinya.Dengan langkah bak seorang model, Aura pergi meninggalkan kamarnya. Senyumnya selalu tertoreh saat berada di hadapan kakek Rendra."Kakek, sudah makan?" tanya Aura menghampiri sang kakek yang makan lebih dulu tanpa menunggu dirinya.Terdiam, tanpa menoleh itulah yang dilakukan kakek Rendra saat menikmati makanan yang ada di depannya.Senyum Aura memudar secara perlahan. Dahinya mengernyit saat ia merasa kalo dia salah dalam berucap.Aduh! Apa ucapanku ada yang salah? tanya batin Aura melirik raut wajah sang kakek yang fokus pada makanannya. Perlahan, jari jemari tangannya yang mulus mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri.Selesai makan, kakek Rendra mulai menjawab pertanyaan dari Aura.

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Calon cucu menantu

    "Alhamdulillah, baik! Bagaimana dengan kamu? Berapa anak kamu?" tanya Ayah yang begitu penasaran dengan kehidupan sahabatnya itu.Sesaat, raut wajah yang tadinya bahagia perlahan memudar ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut ayah."Ada apa?" tanya Ayah mengusap bahu sahabatnya itu.Ayah memberikan minuman untuk sahabatnya itu."Minumlah! Maafkan aku jika telah menyinggung tentang kehidupanmu," kata Ayah merasa bersalah."Tidak apa!" jawab Dimaz mengamati usaha sahabatnya yang terbilang sangat kecil.Ayah tersenyum menatap sahabatnya yang berpenampilan bak seorang pengusaha yang sukses seperti mantan bossnya dulu."Kenapa melihatku seperti itu? Apa aku sudah terlihat sangat tua?" tanya Dimaz memegang dagunya yang halus tanpa jenggot.Ayah terkekeh dengan apa yang terlontar dari mulut sahabatnya itu."Tidak. Justru kamu terlihat masih sangat muda," puji Ayah yang membuat tawa mereka pecah seketika.Ibu me

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Untuk Arini

    "Jika iya! Bisa mati aku di hadapan Arini!" gumam Saka menghela nafas panjang.Sesaat, kedua matanya mengerling saat melihat arah jarum jam yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 4 sore."Apa dia sudah membeli gaun?" tanya Saka sembari mengetuk jari jemarinya tepat di atas meja. "Ah ... aku tak sabar melihatnya memakai gaun. Pasti terlihat sangat aneh," kata Saka menyeringai.Di apartemenArini mengerling saat membaca sms dari saka."Acara makan malamnya di apartemen, kakek ingin mencoba makanan yang kamu masak!" Pesan Saka yang membuat Arini berpikir."Makanan yang aku masak? Kenapa kakek Rendra ingin aku memasak untuknya? Aduh, kenapa harus sekarang, sih? Aku kan capek!" gerutu Arini memanyunkan bibirnya. Dengan wajah yang tak bersemangat, Arini menscroll kembali layar pipihnya. Lentik indah bulu matanya seakan tak berhenti mengerjap melihat beberapa pesan berikutnya yang belum ia baca

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana pernikahan

    "Tapi, kata dokter saka, kekasihnya itu sangat tomboy!" kata Nanda membantu Azti membungkus baju tersebut.Ternyata benar Arini orangnya? tanya batin Aura seakan tak percaya.Dengan cepat aura bersembunyi di balik baju yang berjejer menggantung di depannya. Kedua matanya mengernyit melihat saka yang mulai pergi meninggalkan butik tersebut.Aura mendongak seraya mendesah sebal. Ia tak menyangka, mantan kekasihnya membelikan baju sebanyak itu pada orang yang ia benci.Di apartemen, Arini terperangah dengan apa yang ia lihat. Beberapa baju mahal yang masih terbungkus rapi membuatnya seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Kenapa bengong? Pilih salah satu! Sebentar lagi kakek akan datang ke sini," gumam saka sembari melihat ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Semua ini beneran untuk saya, Dok?" tanya Arini memastikan dan tak berhenti melihat label harga yang masih menempel di baju tersebut."Jika k

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kotak perhiasan untuk Arini

    Di rumah, Arini terbelalak kaget melihat balasan dari dokter saka.Semua akan baik-baik saja, jika ayah dan ibu menerimanya!"What? Apa dia membalasnya dalam keadaan sadar? Jika ayah dan ibu menerimanya, otomatis pernikahan itu akan terjadi!"Arini menggigit bibir mungilnya yang memerah tanpa lipstik. Langkah kedua kakinya tak berhenti mondar-mandir ke sana kemari mencoba mencerna pesan dari Saka."Pernikahan?" tanya Arini duduk dan berpikir kembali."Apa mungkin aku menikah dengan dia?"Arini mulai merebahkan tubuhnya. Helaan nafas panjang terlihat jelas di dirinya. Kedua bola matanya terus memandang atap-atap rumahnya."Argh ... kenapa jadi seperti ini?" gumam Arini mengacak-acak rambutnya sambil memiringkan tubuhnya.Sejenak, kedua matanya menyipit menatap sepasang kaki yang terlihat di kolong meja.Perlahan, Arini mulai mendongak. Senyum manisnya tertoreh melihat ibu mengernyit ke arahnya."Ibu!" kata Arin

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Lamaran

    "Kamu ini bagaimana? Mereka pacaran sudah hampir 7 tahun. Bagaimana bisa kamu tak tau hal itu!"Tujuh tahun? Bagaimana bisa mereka bilang sama kakek seperti itu? Bukankah tujuh tahun itu saka berpacaran dengan Aura? batin Devian bertanya.Apa mereka ...?Tepukan keras sang kakek membuyarkan lamunan Devian."Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu berniat tak mau menemani adik kamu setelah apa yang dilakukan adikmu begitu besar padamu selama ini?" Pertanyaan sang kakek membuat Devian tak bisa berkata-kata.Memang, selama ini ia banyak berhutang budi pada saka. Tapi, ia malah selalu menyakiti hati adiknya berulang kali tanpa saka sadari."Jika besok kalian sudah bertemu dengan keluarga Arini. Pastikan tanggal pernikahan mereka tepat di hari ulang tahun kakek!'"Devian mengernyit. Ia terkejut akan permintaan kakeknya yang terkesan sangat mendadak."Kek, ulang tahun kakek kan satu bulan lagi. Mana mungkin mereka mau melaksanakan per

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Cantik

    Apa iya mereka ke sini untuk melamar Arini? batin ayah bertanya seraya menatap ke arah baju batik yang ia kenakan. Jika itu benar, aku sangat bersyukur mendapatkan menantu setampan dan sebaik nak saka.Beberapa menit kemudian, sebuah mobil mewah mulai terlihat dari pertigaan yang menuju rumah Arini. Seketika, Ayah dan ibu berdiri. Senyum manis mulai tertoreh di diri mereka."Ayah, itu pasti saka dan keluarganya!" tunjuk ibu sumringah menyambut kedatangan sang calon menantu idaman."Iya, itu saka!" jawab ayah merapikan rambut dan kemeja yang terbilang sangat mahal bagi orang susah sepertinya.Sesaat, ayah dan ibu tak berhenti mengerjap ketika melihat saka dan keluarganya yang terlihat memang orang konglomerat. Setelan jas hitam yang melekat di diri dua kakak beradik itu, membuat ayah mengingat kembali momen di masa lalunya.Terlihat begitu jelas, cara membuka kacamata, cara berjalannya, mengingatkan ayah pada dua majikan kecilnya yang

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Aura

    "Ehm, dua-duanya!" jawab Alya yang membuat tawa mereka pecah melihat kelucuan Alya. Tapi tidak halnya dengan Aura.Hatinya seakan memanas terbakar rasa cemburu yang menyesak di dada.Apa iya dia cantik melebihi kecantikanku? Sampai-sampai Alya memujinya setinggi itu! kata batin Aura seraya mengambil minuman yang tersaji di depannya.Devian menoleh ke arah istrinya. Senyum manisnya sedikit memudar saat Aura menegak minuman itu dengan buru-buru. Ia sangat tau akan arti di balik perasaan istrinya itu."Om Saka, lihatlah!" pinta Alya menunjuk Arini yang berjalan menghampiri.Sejenak, Saka seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Kedua matanya mengerling menatap wanita yang terkenal akan tomboynya bisa tampil cantik dan anggun seperti wanita lainnya."Maaf, sudah membuat kalian menunggu!" kata Arini tersenyum tipis seraya membenarkan rambutnya yang terurai. Sesaat, senyum Arini memudar dan mengernyit heran ketika dua kakak beradik yang a

Bab terbaru

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Akhirnya, Sah!

    "Iya," jawab Arini seraya melipat bibirnya."Apa mungkin kita bisa sampai rumah sebelum acara kita di mulai?" Pertanyaan Saka yang membuat rasa cemas Arini datang menghampiri."Jika kita datang terlambat, apa iya kita akan gagal menikah lagi?" tanya Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Saka menoleh dan tersenyum menatap arini yang begitu takut kehilangan dirinya.Dengan belaian lembut dan perhatian, Saka membelai rambut Arini yang masih terurai rapi dengan hiasan cantik di kepalanya."Aku tak akan biarkan itu semua terjadi. Pernikahan kita akan terlaksana meskipun cobaan datang menghadangku!" ucap Saka membuat hati Arini sedikit lega. Senyumnya mengembang. Kegigihan Saka memang sudah tak bisa di ragukan lagi."Maaf, Dok. Pak Bondan ingin bicara dengan Anda," ucap sang sopir menyodorkan ponsel ke arah Saka.Ada apa lagi pak Bondan ini. Apa dia tidak bisa berbicara padaku saat aku tiba di sana! kata batin Saka menghela nafas panjang dan menatap nama pak Bondan yang tertera

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ketakutan Arini

    "Kenapa? Dia sedang tidur. Dan tak masalah jika aku menciummu di depannya," tutur Saka yang mengejutkan Arini."Benarkah dia tertidur?" tanya Arini menoleh menatap sang buah hati ya memang tertidur pulas.Tak biasanya dia tertidur pulas seperti ini? Apalagi tidur tanpa susu sebelumnya? kata batin Arini berpikir.Lamunan Arini buyar saat saka mentoel dagu indahnya."Melamun apa?" tanya Saka mengernyit.Arini menyeringai."Tidak. Hanya saja, Andara tak seperti biasanya. Tertidur lelap seperti ini. Biasanya, kalo dia ingin tidur, dia tak jauh-jauh dari susu," tutur Arini mengernyit heran. "Benarkah? Tapi, sejak tadi malam dia tertidur pulas di gendonganku," kata Saka duduk dan merebahkan tubuh mungil andara tepat di pangkuannya."Coba kamu periksa dia! Aku takut terjadi sesuatu padanya," gumam Arini memegang kening dan pipi chubby yang di miliki putranya itu."Bagaimana? Panas?" tanya Saka memastikan."Tidak! Suhu tubuhnya normal," ucap Arini seraya melipat bibirnya.Saka menghela nafa

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ikatan kuat antara ayah dan anak

    Arini menoleh. Kedua bola matanya terbelalak kaget dan seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki yang akan menjadi suaminya terlihat baik-baik saja. Begitu gagah memakai seragam operasi yang di kenakan. Dia baik-baik saja! gumam batin Arini tersenyum saat Saka menoleh ke arahnya.Saka tersenyum dan berjalan menghampiri wanita dan putra kecilnya yang juga tersenyum ke arahnya."Dia menangani orang yang hampir saja menabrak mobilnya dan dia menyuruh kami untuk menunggunya di sini bersama jagoan kecil kalian ini," tutur Devian menjelaskan sembari mengusap rambut lembut yang dimiliki Andara."Iya. Andara sangat pintar. Dia sama sekali tak rewel saat Saka sibuk menolong orang kecelakaan," sahut Adelia mengusap punggung Alya yang berada dalam gendongannya."Iya. Terimakasih sudah menjaga Andara!" ucap Arini tersenyum senang mendengarnya."Iya. Sama-sama. Kalo begitu kami ke depan dulu, ya!" gegas Devian pergi bersama anak dan istrinya.Lentik indah bulu mata Arini tak berhenti me

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kecelakaan

    Sesaat, dahi ibu mengernyit. Langkah kakinya mulai berjalan menghampiri Farel yang sibuk dengan benda layar pipih tersebut."Apa? Mereka kecelakaan!" kata Farel mengejutkan ibu dara.."Kecelakaan?" tanya ibu terkejut.Farel menoleh. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat suara ibu mengagetkan dirinya. Dengan cepat, ia mematikan ponsel dan memasukkan ke dalam saku jas hitam miliknya."Siapa yang kecelakaan? Apa terjadi sesuatu dengan Saka dan keluarganya? Keponakan kamu bagaimana?" tanya Ibu memastikan.Farel tersenyum dan memegang bahu ibunya yang tertutup dengan kain batik yang di kenakan."Saka dan keluarganya baik-baik saja, Bu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini," tutur Farel menjelaskan."Trus, siapa orang yang kamu maksud? Siapa yang kecelakaan?" tanya Ibu masih penasaran.Farel menghela nafas panjang. Beginilah jadinya jika ibu mendengar berita yang menghebohkan. Harus menjelaskan secara detail agar tak salah paham ke depannya."Yang kecelakaan adalah teman-te

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Pernikahan

    Terserah ka ...," kata Arini terbelalak kaget saat saka meraih tangannya dan mencium bibirnya dengan mesra. Rasanya memang sangat berbeda. Semoga, hari ini dan seterusnya aku merasakan hal yang indah seperti ini. Tidak canggung lagi, tidak ada pertengkaran batin lagi dan bisa mencintai dia lagi. Momen inilah yang sangat aku rindukan selama ini! gumam batin Arini membalas ciuman mesra tersebut.Kedua tangannya dengan erat memegang t-shirt hitam yang di kenakan oleh Saka. Saka mulai melepas ciuman itu secara perlahan. Senyum manisnya tertoreh menatap wajah cantik mempesona yang berada dalam dekapannya."Secepatnya! Secepatnya aku akan meresmikan hubungan ini," ucap Saka memegang kedua pipi chubby Arini.Arini tersenyum sembari menganggukkan kepala. Sebuah isyarat kalo iya sangat setuju dengan apa yang telah di putuskan oleh Saka.Sesampai di rumah, Arini terkejut saat melihat kamar miliknya terhias cantik layaknya seperti pengantin baru. Terhias bunga-bunga mawar, lampu yang bersina

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Momen Terindah

    "Arini, apa dia Andara?" tanya Farel yang mengejutkan semuanya. "Bagaimana kakak tau kalo dia adalah Andara?" tanya Arini penasaran. Farel mengangkat tubuh andara dan memangku tepat di atas pahanya. "Ya, saka yang memberitahu kakak," jawab Farel yang lagi dan lagi mengejutkan mereka. Perkataan Farel yang membuat rasa penasaran mereka bertambah. Seakan tau kehidupan Saka sehari-harinya. "Saka? Saka siapa yang kakak maksud?" tanya Arini memastikan dan berharap saka yang di maksud bukan ayahnya andara, tapi orang lain. "Siapa lagi kalo bukan saka tunanganmu itu," tegas Farel yang membuat arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Arini termenung, terdiam memikirkan semua ucapan dari kakaknya. Rasa bersalah yang selama ini ia lakukan pada Saka mulai menghampiri dirinya. "Waktu itu kakak berniat untuk bertobat sesuai kemauan ayah, tapi banyak sekali masalah yang menimpa kakak. Menahan lapar setiap harinya dan juga sempat menjadi gelandangan, kakakpun juga mengalaminya. Untu

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kedatangan Farel

    "Meskipun kami saling mencintai, kami tetap tidak bisa bersama, Bu!" tukas Arini menjelaskan."Apa penolakanmu ini karena janji dengan almarhum kakek Rendra?" tanya ibu yang mengejutkan Arini."Almarhum?" tanya Arini mengernyit.Sepulang dari rumah sakit, Saka bergegas menuju ke rumah Arini. Rasa rindu tak tertahan pada sang putra membuatnya tak bisa jauh lagi."Andara, kamu benar-benar membuat daddy rindu!" gumam Saka seraya menatap ke arah baju yang sudah terbungkus rapi dalam totebag."Semoga ukurannya sesuai dengan tubuh kamu!" gumam Saka meletakkan totebag itu tepat di sampingnya." Kita langsung ke rumah tadi pagi, ya Pak!" perintah Saka ke arah sopir pribadinya."Baik, Pak!" jawab sopir itu menambah kecepatan laju kendaraannya.Arini menghela nafas panjang. Kedua matanya mengerling menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebuah jam yang menunjukkan pukul 8 malam. "Sayang, ini sudah malam, lho! Kenapa kamu masih sibuk main? Kamu nggak ngantuk?" tanya

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Jika bukan karena janji kakek

    Sesaat, ia terbangun. Kedua bola matanya seakan tak mampu mengerjap melihat sebuah foto Andara berada dalam dekapannya Saka. Apa kamu tak ingin ke sini? Ke pantai, bersamaku dan bersama putra kita! Sebuah pesan yang membuat Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Putra kita? Kenapa dia bilang seperti itu? Apa dia sudah tau yang sebenarnya?" Arini seakan tak percaya. Berulang kali ia menatap ke arah layar pipih itu dan berharap penglihatannya salah. Tapi, harapannya sirna. Foto yang di kirim oleh Saka, memang benar-benar nyata. Sama sekali tak memakai sistem edit."Tidak! Dia tak boleh mengambil Andara dariku!" gegas Arini mengambil kunci dan pergi meninggalkan tempat usahanya. Semua karyawan yang baru datangpun terkejut melihatnya. Kedua mata mereka seakan tak berhenti menatap ke arah Arini yang pergi dengan buru-buru."Tumben si boss sudah tiba sebelum kita datang?" tanya Salsa seraya mengernyit menatap mobil atasannya itu mulai hilang dari hadapan mereka."Iya. Akhir-a

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kenyataan yang sebenarnya

    Siapa lelaki yang mau menjadi suami pura-puranya arini? tanya Saka dalam hati dan melangkah menghampiri.Saka mencoba untuk tersenyum dan bersikap santai menyikapi akting yang akan di jalankan oleh mereka."Maaf, sudah membuat kalian menunggu!" kata Saka teekejut saat suami pura-pura arini menoleh ke arahnya."Saka?" kata Adrian spontan mengejutkan mereka. Terutama Arini.Arini seakan tak mampu menegak salivanya saat mendengar ucapan Adrian."Kak Adrian mengenalnya?" bisik Arini penasaran.Saka mengernyit menatap mereka yang sedang berdiskusi untuk berakting di depannya.Ia menghela nafas seraya menyeruput minuman yang sudah ia pesan lebih dulu."Arini, dia sahabat kakak. Dan tak mungkin juga, aku berakting sebagai suami kamu. Dia tak mungkin percaya! Dia terlalu jenius untuk di bohongi," jawab Adrian dengan nada pelan.Arini menghela nafas panjang. Ia tak menyangka jika rencananya akan gagal total seketika. Tak sesuai harapan.Ini sama saja aku mempermalukan diriku sendiri di depanny

DMCA.com Protection Status