“Arunaaaa.” Leonhard menggeram serak saat menempelkan miliknya tepat di atas milik Aruna yang telah memerah karena keganasan jari-jarinya.
“Aaah, Leon ….” Benda hangat tapi keras itu membuat Aruna kalang kabut.“Kamu boleh nolak, Aruna … aku enggak akan memaksa,” kata Leonhard sambil menggesekkan miliknya menggoda Aruna.Bagaimana Aruna bisa menolak kenikmatan di depan mata apalagi dia sendiri mencintai Leonhard.“Aruna ….”“Leon ….”Sesekali Leonhard mencoba masuk tapi Aruna masih sangat sempit jadi ketika dia memaksa, Aruna akan menggelinjang bersama pejaman mata erat.Leonhard mengecup kening Aruna dalam, lalu kecupan demi kecupan menyambar hidung dan bibir Aruna kemudian turun ke pipi lalu ke leher.Leonhard meraup puncak di dada Aruna lagi bergantian agar adil sementara jarinya kembali menstimulasi bagian inti Aruna di bawah sana.Kecupan Leonhard tidak berhenti di dada, turun terus ke perut kemudian pindah ke paha.“Leon … ma“Aruna … kamu benar enggak tahu kalau aku udah menikah?” Leonhard sanksi karena papi Arkana dan Reyzio mengetahui tentang ini malah papi Arkana pernah menitip salam untuk pak Handoko.“Memangnya kamu pikir cewek kaya aku mau jadi pelakor? Aku bahkan bisa mendapatkan putra mahkota Kerajaan di Negara Eropa, Leon!” Aruna meninggikan suara, menatap nyalang Leonhard dengan wajah marah padam.Dia turun dari atas ranjang sambil mengapit selimut di ketiak, memungut pakaian yang tadi malam Leonhard tanggalkan dengan penuh hasrat.“Aruna … dengarkan aku dulu.” Leonhard memburu Aruna lalu mencekal kedua lengannya menghentikan Aruna yang hendak memakai pakaian.“Apa? Kamu bohongin aku apa lagi?” Aruna mendongakan dagunya menantang disertai suara lantang.“Aku enggak pernah bohongin kamu Aruna, demi Tuhan … aku pikir kamu tahu tentangku.” Sorot mata Leonhard tampak nanar memohon.“Dan demi Tuhan juga aku enggak tahu tentang kamu, memangnya kamu siap? Aktor Hollywood? Aktor Korea atau Aktor I
Aruna pulang ke apartemen meski sebenarnya dia bisa saja pulang ke rumah lalu mengadu kepada kakak laki-lakinya maka tidak lama kemudian Leonhard akan menanggung akibat dari perbuatannya.Tapi sekali lagi atas dasar cinta, Aruna tidak melakukanya, dia tidak tega membuat Leonhard babak belur dan menghancurkan pria itu mengingat hidup Leonhard sangat berat di masa mudanya dan alasan kenapa Leonhard menikah dengan Nova sangat masuk akal bagi Aruna.Kakak sepupunya Kanaya menikah dengan pengusaha asal Newyork karena bisnis begitu juga dengan kakak sepupunya yang lain bernama Zyandru.Jadi merupakan hal yang lumrah dan Aruna tidak heran lagi kalau pernikahan dijadikan jaminan untuk melakukan merger perusahaan yang sangat menguntungkan.Sampai di apartemen, Aruna mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower sambil berderai air mata.Baru kali ini Aruna merasakan patah hati yang begitu hebat, rasanya sangat menyakitkan sampai sekujur tubuhnya bergetar.Bukan hanya keperawanannya yang hi
Ting …Tong …Suara bel di pintu membuat Aruna menegang dengan mata membulat menatap ke sana.Aruna menduga yang di balik pintu itu adalah Leonhard, jantungnya mulai menaikkan tempo debaran.Tapi suara bel malah makin kencang bukannya berhenti padahal sudah cukup lama Aruna memilih untuk tidak membuka benda tersebut.“Aruna!” teriak suara pria yang Aruna kenal sambil menggedor pintu.Aruna turun dari stool lantas bergerak ke sana.Ternyata bukan Leonhard melainkan Narashima-kakak laki-lakinya.Ceklek.“Lama banget sih! Kamu lagi ngapain? Sama siapa?” cecar Narashima sambil melangkah lebih jauh masuk ke dalam apartemen, celingukan mencari seseorang.“Aruna lagi di kamar mandi, Mas.” Aruna berdusta.“Kirain kamu sama cowok!” ketus sang kakak dengan tatapan mengancam.“Apaan sih!” Aruna melengos sembari menyenggol tubuh jangkung Narashima kemudian duduk di sofa lalu menyalakan televisi.“Ayo kita ke rumah abang Ghaza, ada barbeque party di sana … kamu dihubungin susah banget
Di luar sana, Enzo masih memanggil Aruna membujuknya agar berhenti melangkah.“Aku akan membawamu jalan-jalan keliling kota menggunakan motor,” kata Enzo yang berhasil meraih tangan Aruna kemudian menariknya menuju motor mewah dengan harga Milyaran yang terparkir di samping deretan mobil sport kakak-kakaknya Aruna.Aruna sebenarnya hanya main-main mengajak Enzo naik motor keliling kota untuk melancarkan dramanya pergi dari sini karena tahu sang kakak pasti melarang tapi Enzo malah mengejarnya yang tidak masuk dalam rencana.Jadi terpaksa Aruna harus naik motor dibonceng Enzo keliling kota Jakarta.“Pakai helmnya.” Enzo memakaikan helm di kepala Aruna.“Dan ini ….” Enzo menanggalkan jaket kulitnya.“Pakailah,” kata pria itu menyampirkannya di pundak Aruna.Aruna memakai jahat kulit Enzo dengan wangi yang pekat khas pria itu.Enzo memakai helm kemudian naik lebih dulu lantas mengulurkan tangannya.“Kamu injak dulu stepnya lalu naik,” kata Enzo memberi tahu bagaimana cara naik m
Nova pulang sambil membawa banyak belanjaan, ternyata seperti ini rasanya memiliki suami yang lebih kaya darinya namun sayang dia tidak bisa mencintai pria itu.Sudah Nova coba mencintai Leonhard tapi tetap saja Leonhard tidak bisa masuk ke hatinya karena pria itu bukan tipenya, mereka tidak sefrekuensi.Bagi Nova, Leonhard terlalu kaku dan membosankan.Pria itu terlalu menjaga nama baik dan kehormatannya mungkin karena anak Konglomerat Korea di mana di Negara itu moralitas sangat dijunjung tinggi.“Pergi ke mana, Leon?” tanya Nova kepada pak Teguh-kepala asisten rumah tangga di sana.“Tuan Leon pergi ke kantor, ada file tertinggal di sana karena pak Rocky sedang beliau tugaskan ke luar kota siang ini.” Pak Teguh menjawab dingin tanpa ekspresi.“Ooooh ….” Nova bergumam.“Siapkan makan malam, saya lapar … lima belas menit lagi saya turun, saya mandi dulu!” titah Nova seraya menaiki anak tangga.“Baik, Nyonya.” Pak Teguh langsung ke dapur untuk memberi instruksi kepada koki.Ti
Leonhard : Aruna, aku minta maaf.Leonhard : Apa yang bisa aku lakukan agar kamu memaafkanku?Leonhard : Bisa kita bicara Aruna?Leonhard : Aku di depan pintu apartemenmu, apa kamu ada di dalam?Leonhard : Keluarlah Aruna, kita harus bicara.Leonhard : Aku mohon, Aruna. Aku akan menunggu di sini sampai kamu membukakan pintu.Sederet pesan itu dikirim Leonhard disertai puluhan panggilan telepon tak terjawab karena memang sengaja Aruna tidak ingin membaca pesan maupun menjawab panggilan dari pria itu.Aruna butuh waktu untuk berpikir dan mencerna semua ini pasalnya jadi pelakor adalah profesi baru yang tidak sengaja dia lakoni.“De, malah bengong! Mau Kakak anter ke apart enggak?” tegur Reyzio dari belakang kemudi mobil yang baru saja berhenti di depan Aruna.Aruna menatap malas Reyzio lantas masuk ke dalam mobil pria itu.Dia menyimpan mobilnya di apartemen sementara ke mana-mana menggunakan mobil operasional milik papi karena semestinya selevel Aruna mendapatkan mobil dinas
“Kenapa sih kamu cuekin aku? Tadi malam kamu bilang mau cerita apa yang kamu lakuin kemarin tapi dari bangun pagi kamu enggak ngomong sepatah kata pun sama aku, kamu itu maunya apa?” Nova masuk ke ruangan kerja Leonhard sambil marah-marah, melipat kedua tangan di dada dengan tatapan tajam penuh kekesalan.Leonhard mengembuskan nafas panjang, mengalihkan pandangan dari layar MacBook di atas meja kerja.“Oke … kamu maunya apa?” Leonhard balik bertanya hanya agar Nova berhenti bertingkah.“Dari mana kamu seharian kemarin? Kenapa enggak ngomong sama aku?” Nova mencecar Leonhard seiring langkahnya memdekat lalu berhenti di depan meja pria itu.“Bukannya kamu yang membuat persyaratan kalau di antara kita enggak boleh saling mencampuri urusan masing-masing?” Leonhard mengingatkan.“Kamu selingkuh ya!” tuduh Nova untuk membuat Leonhard menjawab pertanyaannya.“Para buruh di pabrik Thailand demo, aku enggak tahu apa mau mereka sampai pabrik harus tutup dan menghentikan produksi … kamu
Semalaman Aruna sulit sekali memejamkan mata, gundah gulana menyerang setelah mengetahui dugaan-dugaan kalau justru Nova yang mengkhianati Leonhard sejak awal.Pantas saja Leonhard mengatakan bahwa Nova mengajukan banyak syarat sebelum pernikahan mereka sementara Leonhard menurut mengikuti keinginan wanita itu karena mungkin Leonhard awalnya menerima pernikahan tersebut.Tapi semua dugaan tersebut belum pasti, Aruna harus melihat sendiri atau minimal ada bukti foto dan video atau rekaman yang memperlihatkan perselingkuhan Nova dengan mantan pancarnya dulu.“Kalau ternyata Nova memang selingkuh terus aku kasih buktinya ke Leon, apa Leon akan menceraikan Nova?” Aruna bergumam bicara sendiri.“Ih Aruna, makanya mereka menikah tanpa cinta juga karena ingin keuntungan yang besar dalam bisnis … mereka sampe rela melakukan itu, ya masa sekarang mereka cerai … trus gimana perusahaan mereka yang merger itu?” Aruna menjawab sendiri pertanyaannya tadi.Dia menggulingkan tubuh ke kiri lalu k
“Aku baik-baik saja …,” kata Aruna menatap Enzo dengan binar di mata yang menunjukkan penuh cinta meski sebenarnya palsu.“Maaf aku baru sampai, tadi aku sedang meeting sewaktu mendapat kabar tentangmu … aku baru membaca pesan Ghaza setelah meeting selesai.” Enzo tampak menyesal, dia mengecup lagi kening Aruna.“Eeeuhhh ….” Papi Arkana yang benar-benar jengah bangkit dari kursi.“Aku mengerti dan lagi aku baik-baik aja, sayang.” Nada suara Aruna tercetus manja membuat senyum Enzo berubah kaku karena mendapatkan balasan manis tersebut.“Apa yang terjadi?” Enzo bertanya, maksudnya apa yang terjadi dengan Aruna sampai dilarikan ke rumah sakit dan apa yang terjadi dengan Aruna sampai bersikap manis.Seingatnya mereka tidak sedang menutupi aib Leonhard.“Kamu tahu istrinya Enzo yang waktu itu ketemu di pesta?” Aruna ceritanya sedang mengadu.“Iya … ada apa dengannya?” Enzo mendengarkan dengan serius.“Dia cemburu karena pak Leon dan aku sering berhubungan tentang bisnis, tadi dia d
Aruna tampak cemas, netranya terus memindai ke arah dinding kaca yang membatasi ruang MRI karena di sana kedua orang tua dan keempat kakak laki-lakinya telah berkumpul memandanginya sambil mengobrol dan yang membuat Aruna semakin gelisah adalah sorot mata serta raut wajah mereka tampak serius.Bagaimana kalau mereka mengintrogasi Tezaar dan Tasya?Bagaimana kalau mereka tahu hubungannya dengan Leonhard?Mata Aruna memanas seiring tubuhnya bergerak masuk ke sebuah lubang mesin.Padahal dokter mengatakan memar di leher Aruna tidak serius juga mata Aruna yang merah bukan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di mata, Aruna sendiri sudah mengatakan kalau dia baik-baik saja tapi papi memaksa menginginkan Aruna melakukan banyak pengecekan agar beliau tenang dan yakin kalau apa yang dilakukan Nova tidak berdampak buruk baginya.“Leon … maafin aku.” Aruna bergumam kemudian terisak.Aruna merasa bersalah kalau sampai Leonhard dihabisi oleh papi dan keempat kakaknya.Semestinya dia men
“Udah tukang selingkuh, kriminal lagi! Ternyata putri kesayangan pak Handoko psikopat!” teriak Aruna dengan mata merah setelah dicekik Nova tadi.“Ada apa ini?” Suara berat papi menggelegar dari ambang pintu membuat semua orang menoleh ke sana.Deg!Jantung Aruna seakan berhenti sepersekian detik, sekali saja Nova buka suara maka habislah Leonhard.“Ya Tuhan, tolongin Leon ….” Batin Aruna melirih penuh permohonan.Nova yang dadanya naik turun karena nafasnya tersengal mulai merapihkan rambut dan pakaiannya.Lalu melangkah mendekati Aruna tapi Aruna langsung beringsut di sofa bersamaan dengan Tasya bergerak ke depan melindunginya.Ternyata Nova hanya ingin memungut bukti perselingkuhan dirinya yang berserakan di lantai, Aruna hendak merebut kembali tapi Tasya menahan tangannya.Gadis itu menggelengkan kepala dan dengan sorot matanya memberi tahu Aruna kalau dia menyimpan copyannya.Akhirnya Aruna membiarkan Nova mengambil bukti-bukti yang sebagian telah sobek itu.“Urusan kit
Sudah beberapa hari Leonhard tidak memberi kabar.Apa mungkin pria itu marah gara-gara Aruna mengundang Enzo untuk menutupi hubungan mereka?Atau mungkin Leonhard sedang sibuk kerja?Aruna menghela nafas berat, punggungnya melorot bersandar pada sandaran kursi kebesarannya yang tinggi.Setelah menatap beberapa detik ponselnya yang tergeletak di atas meja, Aruna mengulurkan tangan meraihnya.Mengotak-atik sebentar membuka ruang pesan dengan Leonhard namun kosong, tidak ada chat dari pria itu.Seingatnya dulu Leonhard sering menghubunginya tapi semenjak kepergiannya ke Korea beberapa waktu lalu—mereka jarang bertukar kabar melalui chat.Bisa jadi saat itu lah tuan Andy Lee memberikan target kepada Leonhard, Aruna sedang berpikiran positif.Kembali helaan nafas terbuang berat, Aruna memejamkan mata membayangkan Leonhard yang berjuang keras untuk perusahaannya hingga babak belur dan tertatih-tatih namun akhirnya dia gagal kemudian perselingkuhan Nova terbongkar, hubungannya dengan
“Papiiii!” Aruna berhamburan memeluk sang papi menyambut kedatangan beliau dari bulan madu.Papi Arkana memeluk Aruna lalu membawanya ke kiri dan ke kanan.“Jadi cuma papi aja yang kamu kangenin? Mami enggak?” Mami Zara misuh-misuh.“Kangen juga donk!” Aruna mengurai pelukan dengan papi untuk memeluk sang mami namun Reyzio dan Narashima menghalangi dengan memeluk mami dari sisi kiri dan kanan kemudian mencium pipi beliau yang terasa lembut.“Jangan maruk kamu,” kata Reyzio mendelik pada Aruna lalu mengecup pipi mami kembali membuatnya tergelak.“Hu’uh … dasar maruk.” Narashima menimpali. “Apa sih!” Aruna memberengut.“Papiiiiii!” Lalu merengek melaporkan kelakuan kedua kakaknya.Papi Arkana tergelak meningkahi manjanya Aruna, merangkul pundak sang putri lalu membawanya masuk ke dalam rumah.“Papi lama banget bulan madunya, jangan sampai ya Aruna punya adik lagi.” Aruna mengeluh.“Enggak lah sayang, Mami pake KB yang paten dijamin mu
Setelah drama tangis penuh permohonan Nova tadi selesai, mereka melanjutkannya dengan pergulatan manis di atas ranjang.Entah kenapa Dewa tidak pernah bosan bercinta dengan Nova, bahkan kali ini hasratnya semakin menggebu karena ditunggangi emosi mengingat kalau Nova juga bercinta dengan Leonhard, meski menurut pengakuan wanita itu selama tiga tahun menikah sangat jarang bercinta dengan Leonhard. Dewa percaya karena Nova lebih banyak bersamanya dari pada Leonhard.Pria itu meremas bokong Nova yang telungkup di atas ranjang sementara dirinya duduk dengan punggung tegak menghentak dari belakang.Wajah cantik yang tengah dirundung kenikmatan sampai memejamkan mata erat itu bisa Dewa lihat dari pantulan cermin di samping ranjang.“Dewaaaa ….” Nova menggeram karena Dewa menghentaknya lebih cepat disertai rematan di bokong yang semakin kuat.Nova menahan nafas, menggigit bibir bagian bawahnya tatkala gelombang dahsyat itu menggulung diikuti erangan panjang D
“Kamu berhutang padaku, Aruna ….” Enzo memberikan satu bucket popcorn kepada Aruna.Tadinya Aruna tidak ingin menerima tawaran Enzo untuk pura-pura pacaran karena tidak mau berhutang budi tapi mau bagaimana lagi, hanya itu cara untuk meyakinkan sang kakak agar tidak mencurigai Leonhard.Aruna menatap malas Enzo sembari meraih bucket pop corn dari tangan pria itu.Terpaksa Aruna nonton film di bioskop dengan Enzo sesuai skenario agar sang kakak percaya dengan aktingnya.“Kamu yang menawarkan pura-pura menjadi kekasihku, bukan aku yang mau.” Aruna mengingatkan.“Tapi rencanaku berhasil menyelamatkanmu, bukan? Ah, tidak … maksudku menyelamatkan kekasih gelapmu yang pengecut itu.”Aruna menghentikan langkahnya di lorong, menghadap Enzo menatap pria itu tajam.“Jaga bicaramu, Enzo … Leon bukan pengecut, ada hal yang lebih penting yang harus dia selesaikan sebelum mengumumkan hubungan kami ….” Mata Aruna berkaca-kaca ketika mengatakannya.Enzo mengembuskan nafas jengah, dia meraih t
“Lama banget bukanya, kamu lagi ngapain?” Aruna menyimpan telunjuknya di bibir.“Ada pak Leon di dalem.” Aruna langsung memberitahu siapa yang sedang bersamanya di dalam unit apartemen ini.“Hah? Hari Sabtu? Ngapain?” Narashima tampak curiga dan kesal, pria itu mendorong pelan pundak adiknya agar memberi jalan untuk masuk guna menemui pria yang telah mengganggu adiknya di hari libur.“Pak Leon,” sapa Narashima dingin menghampiri Leon yang sedang pura-pura mengetikan sesuatu di MacBook, pria itu menoleh lalu bangkit dari sofa.“Pak … Narashima?” Leonhard pura-pura lupa nama pria itu.“Masih kerja aja, memangnya enggak ada hari Senin?” Narashima menyindir, menyimpan kedua tangan di pinggang.“Oh maaf … tadi malam wakil saya di perusahaan baru pulang dari pabrik untuk mengecek proses produksi dan mendapati kendala bahan baku yang jadi langka lalu saya menghubungi bu Aruna untuk mendiskusikan ini.” Dengan tenang Leonhard menjelaskan.“Iya … benar, Aruna?” Narashima cross check ke
“Ke mana pak Rocky?” Aruna celingukan mencari sekretaris Leonhard saat dia keluar dari kamar usai membersihkan tubuhnya di kamar mandi.“Udah pulang,” jawab Leonhard kemudian memeluk Aruna dari belakang, membawa tubuhnya menghadap dinding kaca yang menampilkan pemandangan gedung pencakar langit seperti di New York.Aruna mengulum senyum hingga membuat pipinya membulat merasakan love languange Leonhard.“Wangi banget sih,” gumam Leonhard lantas mengecup pipi Aruna gemas.“Kamu juga wangi,” balas Aruna mencium aroma mint dari shaving soap yang masih tertinggal di rahang Leonhard.Selain wangi karena baru selesai mandi, Leonhard juga tampak segar tidak seperti kemarin malam saat mereka bertemu.Aruna melapisi tangan Leonhard di pinggang, kepalanya miring ke samping karena kini pria itu tengah melabuhkan banyak kecupan lembut di lehernya sampai Aruna memejamkan mata menikmati.“Kamu belum jawab pertanyaan aku,” bisik Leonhard menghentikan kecupannya.“Pertanyaan yang mana?” Aruna