Share

Flashback 3

Penulis: dwicandraa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-17 09:53:49

Nyatanya, tekad Harsa untuk tidak sering bertemu dengan Sera ternyata hanya sekedar wacana belaka. Entah mengapa, semakin niat menjauh, semakin mudah pula mata Harsa menangkap presensi gadis cantik itu dimana pun ia berada.

Bukankah itu tandanya takdir menginginkan mereka untuk lebih dekat lagi? Maka dari itu Harsa pun menyerah dan memutuskan untuk mengikuti hidup sesuai alur. Yaitu menerima siapa saja yang datang dan membiarkan siapa saja yang menjauh.

Harsa tidak akan memaksakan kehendaknya yang belum tentu menjadi kehendak Tuhan juga.

Dan setelah menjalani banyak hari bersama, hubungan Harsa dan Sera kian dekat. Keduanya semakin nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Tak jarang pula Harsa mengantar Sera pulang dengan banyak alasan yang tak bisa Sera tolak.

Meski memang Sera tidak akan mungkin menolak. Karena ia pun mengakui bahwa bersama Harsa dirinya merasa terlindungi.

Hari itu, Perusahaan tengah merayakan ulangtahunnya yang kesekian. Staff maupun karyawan biasa wajib untuk ikut andil dalam penyelenggaraan acara. Berbagai hiburan dan door prize tak satupun terlewat.

Ada yang bernyanyi, berjoget, hingga menampilkan sulap amatir yang banyak mengundang tawa. Hingga pada waktu puncaknya...

"Oke guys sebelum kita masuk ke akhir acara, saya mau merealisasikan sesuatu dulu nih." Ujar salah satu staff yang menjadi host dadakan itu tak pelak membuat seluruh mata menatap penasaran.

"Saya dapet kabar nih, kalo belakangan ini banyak sekali yang lagi pedekate ya? Nah dari surat yang saya terima....gak tau sih ini dari siapa tapi....intinya saya diminta untuk memberi kesempatan pada siapa aja yang mau mencurahkan isi hatinya sama gebetan di malam yang indah ini. Ayo! Siapa yang mau maju duluan?"

Riuh antusias terdengar kemudian. Tak sedikit karyawan maupun staff saling menunjuk dan mendorong teman mereka untuk ikut serta dalam kesempatan ini.

"Sa, lo gak mau ikutan?"

Tama, teman Harsa yang duduk di sampingnya berbisik.

Si empunya menoleh, "enggak ah, malu.."

"Lah kok malu, kesempatan ini Sa. Mau kapan lagi?"

"Ya kan gak di depan banyak orang juga Tam."

"Yaelaa justru ini momennya tepat banget. Kalo lo di terima, semua orang di perusahaan ini otomatis tahu kalo lo pacar si Sera. Gak akan ada lagi tuh yang berani gangguin dia."

"Kalo iya di terima, kalo di tolak? Mau di taruh dimana muka ku?"

Tama berdecak, sejak awal yang menahan Harsa untuk tetap memendam perasaannya itu adalah karena ketidakpercayaan dirinya yang terlalu besar.

"Gue yakin banget lo gak bakal di tolak. Sera keliatan banget suka sama lo."

"Jangan bikin aku geer Tam."

"Yeee bukan begitu Harsaaaa." Lama-lama Tama jadi gemes juga.

"Oh baik, ini dia orang yang bakal nyatain cintanya hari ini. Coba perkenalkan dulu namanya siapa?" Suara host terdengar kembali sukses membuat aula yang tadinya bising menjadi senyap dalam sekejap.

"Nama saya Indra."

"Okey Indra, jadi.. siapa yang ingin anda ajak untuk ke depan dan mendengar curahan hati anda?"

Lelaki itu tersenyum salah tingkah. Terlihat sekali kalau dia sedang gerogi.

"Seraphina." Katanya.

Tak jauh di kerumunan sana mata Harsa melotot tidak santai.

"Tuh kan Sa, di embat orang kan jadinya." Bisik Tama lagi dengan nada kesal.

"Seraphina? Ayoo Sera maju sini. Pangerannya mau bicara sesuatu ini.." Telinga Harsa berdengung ketika mendengar ucapan host nya yang menjengkelkan.

Mata Harsa melirik ke arah dimana Sera berada. Jelas sekali bahwa Sera terlihat tidak nyaman ketika karyawan lain bergantian menggodanya.

Mau tidak mau Sera pun harus maju. Dia berdiri disisi lain tak jauh dari host yang berada di tengah-tengah ia dan pemuda bernama Indra.

"Silahkan Indra, Sera nya sudah siap untuk mendengarkan." Host itu tersenyum penuh godaan seiring dengan langkah mundurnya yang menciptakan ruang bagi Indra dan Sera untuk bertatap muka.

Indra mengambil mic dan mengetuknya sebelum mulai berbicara.

"Sera..maaf yah saya udah lancang buat kamu gak nyaman. Tapi kalau bukan sekarang, gak tau kapan lagi saya punya keberanian buat nyatain semuanya ke kamu."

Sera terdiam. Dia tidak akan bicara apapun sebelum Indra menyelesaikan misi nyatakan cinta ini.

"Sera...saya suka sama kamu."

Wooooooooo!!!

Teriakan heboh terdengar. Membuat Indra semakin nervous dan Harsa yang semakin ngenes.

"Saya tahu, mungkin saya bukan lelaki yang paling baik di dunia. Tapi saya yakin kalau saya pasti bakal bikin kamu seneng terus saat berada disisi saya."

Suasana semakin panas. Ya, panas akan bara api cinta Indra pada Sera, di tambah panas dari api cemburu milik Harsa.

"Maaf kalau kesannya saya kurang baik dalam menyatakan perasaan saya ini." Indra menggaruk pipinya yang tak gatal. Bibirnya tak henti mengulas senyum saking malu dan senang dalam waktu bersamaan.

Sera meringis pelan. Pemuda di depannya adalah orang baik, Sera tahu itu. Tapi dari awal hati Sera sudah di ambil oleh seseorang dan itu bukanlah Indra.

Sera melirik Harsa yang tengah menatapnya dengan cemas. Apakah ini adalah waktu yang tepat untuk Sera menyatakan semuanya?

Kemudian atensinya kembali pada Indra. Sera menarik nafas sejenak, "Indra..maaf ya.."

Mendadak suasana jadi tegang. Air muka Indra terlihat tak siap untuk mendengar kelanjutan dari ucapan Sera. Tangannya yang memegang mic itu bergetar.

"Sebelumnya terimakasih karena kamu sudah berani menyatakan perasaan kamu ke aku. Tapi..kayaknya kita lebih cocok untuk jadi teman saja."

Helaan kecewa dari penonton mulai terdengar. Tapi tidak untuk Harsa yang kini menyungging senyum tipis disana.

Sakit hati? Jelas sekali. Tapi Indra bisa apa? Dia tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk memiliki Sera. Tawa kecil Indra paksakan keluar dari bibirnya, namun sekarang dia sama sekali tak mampu untuk menatap lurus ke arah Sera sehingga dia memilih untuk menatap ubin yang dia pijak.

"Gak papa..." Katanya, sarat akan kecewa.

"Tapi kamu harus tahu Sera, saya gak pernah nyesel udah nyatain perasaan kamu ke aku."

Sera mengangguk sambil tersenyum tulus. Dan acara pun di akhiri oleh momen pernyataan cinta yang tak sesuai dengan harapan.

•••

"Mas Harsa!!"

Harsa menghentikan langkah ketika suara familiar terdengar memanggil namanya.

"Sera."

Harsa tersenyum lebar. Entah kenapa hatinya plong sekali. Seperti mendapatkan kebebasan di detik-detik eksekusi mati.

"Mas, aku boleh nebeng lagi gak?"

"Boleh dong Ser."

Sera tertawa, kemudian mengikuti Harsa untuk naik ke motor matic kesayangan pemuda itu.

"Mas!!"

"Ya?"

"Aku suka sama kamu."

Motor yang barusaja di gas itu langsung berjalan oleng. Untung Harsa bisa menahan keseimbangan sehingga mereka berdua tidak jadi jatuh.

"Eh kenapa mas?" Tanya Sera kaget dengan keolengan yang tiba-tiba.

Harsa memegang dadanya setelah berhasil me-rem motornya.

"Kamu tuh, bikin saya kaget."

Loh, justru Sera yang kaget karena hampir jatuh.

"Kasih aba-aba dulu dong kalau mau bilang begitu. Saya kan mendadak jadi lemes ini."

Astaga!

Sera tertawa kecil melihat tingkah pemuda yang di sukainya.

"Jadi gimana mas? Aku udah nolak Indra loh buat kamu."

Duuh, jantung Harsa jadi dag dig dug ser begini. Semoga aja dia kuat mengendarai motornya sampai ke tujuan.

"Kamu yakin mau sama saya Sera?"

"Emang mas gak suka sama aku?"

"Suka ..suka banget malah.. tapi aku kan—"

"Ya udah kalau begitu mulai hari ini kita pacaran!"

Harsa menahan nafas ketika Sera dengan berani melingkarkan kedua tangannya ke perut Harsa. Dia tidak pernah menyangka akan memiliki Sera sebagai pacarnya. Apalagi Sera yang terlebih dulu menyatakan cinta.

Dan Sera? Dia pun tidak menyangka bahwa perasaannya pada Harsa membuatnya lupa akan janji yang ia buat dengan sang Ayah.

•••

Bab terkait

  • Cinta Terhalang Restu   Upaya Sera

    Niat Sera bangun lebih pagi tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari bertemu sang Ayah. Namun Sera seperti tak tahu, bahwa niatnya itu sudah pasti akan sia-sia. Langkahnya yang pelan pun harus terhenti ketika suara Rahadian seolah ingin menjegal kedua kaki Sera."Mau kemana?" Tanyanya.Tangan kurus Sera refleks meremat tali tas yang menyampir di pundak kanannya."Apa kamu tidak mengerti pada ucapan Ayah kemarin malam?"Sera gemetar, tapi ia mencoba tak gentar.Sekarang, atau tidak sama sekali."Beri Sera waktu 2 hari untuk pamit pada teman Sera ayah. Sera juga harus memberikan surat pengunduran diri Sera sebelum Sera pergi.""Ayah rasa kamu tidak perlu melakukan itu.""Ayah ku mohon. Sera tidak mau mengakhiri semua ini dengan kesan yang buruk. Sera ingin dunia Sera di 2 tahun kebelakang ini jadi memori yang bakal Sera ingat sebagai momen Indah Sera." Manik Sera menatap yakin, mencoba menembus pertahanan manik hitam Rahadian yang kelam."Sera tidak ingin meninggalkan dunia Sera

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Cinta Terhalang Restu   Perjalanan

    Pagi ini menjadi awal keberuntungan Sera karena tak mendapati Ayahnya berada di rumah. Sehingga dia tak perlu repot mencari alasan untuk bisa keluar dari sangkar bak jeruji besi yang menyiksa, meski memang hari ini adalah hari terakhir dimana Rahadian memberi kesempatan pada Sera untuk melakukan apa yang dia inginkan.Dan Sera tidak boleh gagal akan rencananya hari ini.Yaitu pergi — atau kabur? — ke kampung halamannya Harsa.Selain itu Sera tak memikirkan apapun. Dia tidak memikirkan apa-apa saja yang kiranya akan menjadi pertanyaan bagi Harsa atas apa yang dia lakukan.Tidak, biar Sera pikirkan itu nanti.Dengan menempuh perjalanan berjam-jam lamanya, dan hanya mengandalkan motor matic kesayangan Harsa, tubuh Sera di buat lelah karena hembusan angin kuat yang menubruk jaketnya di sepanjang jalan. Namun itu tetap tak membuatnya menyerah. Sera harus kuat sampai dia benar-benar pulang ke rumah kekasihnya."Yang, mau istirahat lagi gak?" Tanya Harsa ketika merasakan pelukan Sera di ping

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Cinta Terhalang Restu   Perbincangan Malam

    Harsa memasuki kamarnya setelah selesai membersihkan diri. Setelah sore tadi ia membawa Sera berkeliling sekitar rumah, lalu di lanjutkan dengan kegiatan Sera yang membantu Ibunya untuk memasak makan malam, akhirnya Harsa tidak perlu mengkhawatirkan kekasihnya itu tidak nyaman menginap di rumahnya."Loh Pak, kok belum tidur?" Tanya Harsa seiring langkahnya mendekat pada sang Bapak yang sudah terduduk di kasur miliknya.Karena selama menginap di rumahnya Sera akan tidur bersama Ibu, maka otomatis Bapak akan tidur di kamar Harsa."Bapak belum ngantuk." Katanya. Lalu memperhatikan Harsa yang bergegas mempersiapkan kasur lipat tepat disisi ranjang kasur untuk anaknya itu tidur."Harsa.." Panggil Mulyo —nama bapak Harsa— setelah beberapa menit menunggu."Iya Pak?"Harsa menyamankan dirinya di kasur, bersiap untuk tidur jika saja Bapaknya tak kembali membuka suara."Nak Sera itu...keluarganya seperti apa?"Agak ragu memang, tapi karena sejak kedatangan mendadak dari putranya ini, entah kena

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Cinta Terhalang Restu   Gelisah

    Tak perlu membuang banyak waktu, tepat setelah Rahadian mengetahui perihal Sera, dia langsung bergegas meminta anak buahnya untuk mencari keberadaan sang anak.Sebuah foto menjadi satu-satunya petunjuk. Dengan di imingi bayaran lebih besar bagi siapa saja yang dapat membawa anaknya kembali ke rumah dalam waktu kurang dari 24 jam, beberapa anak buah Rahadian sontak berlomba untuk mencari dimanakah kiranya sang putri itu berada.Mereka bukanlah sembarang orang. Keahlian mereka dalam mencari informasi jelas tidak di ragukan lagi. Dan ya, tepat pukul 2 dini hari, mereka berhasil menemukan tempat dimana mereka bisa menggali informasi lebih.Sebuah rumah kecil di lingkungan yang jauh dari kata elit menjadi tujuan pertama mereka. Tak peduli pada waktu dan keadaan sekitar, mereka tak segan untuk menggedor pintu rumah itu dengan brutal.*clack.Suara kunci pintu terdengar sebelum pintu tersebut di buka dari dalam."S-siapa kalian?"Si Tuan rumah gemetaran. Seolah tahu bahwa sekarang dirinya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Cinta Terhalang Restu   Informasi

    Harsa dan Sera baru sampai di rumah setelah menyempatkan diri mengunjungi salah satu Kakak Harsa yang tinggal di Desa sebelah.Keduanya tampak sangat senang, dilihat dari wajah mereka yang penuh senyum cerah."Ponakan mu lucu ya mas.." Ucap Sera setelah turun lebih dulu dari motor matic kesayangan Harsa."Iya, gemesin yang.."Sera terkekeh geli, "Aku jadi bayangin deh, kalau nanti kita punya anak, anak kita mirip siapa ya?" Celetuk Sera. Gadis itu tampak menerawang jauh pada angan-angannya tanpa menyadari wajah Harsa yang sudah memerah.Entah kenapa dia belum terbiasa memikirkan hal sejauh itu. Makanya sekarang Harsa malah merasa malu."Kok diem mas?" Sera menoleh ketika tak kunjung mendapat respon dari Harsa.Lelaki itu refleks menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya aku mana tau yang..." Katanya.Sera sontak merengut, "Kamu tuh..""Hehehe..." Harsa hanya bisa nyengir lalu memutuskan untuk masuk ke rumah meninggalkan Sera satu langkah di belakang."Harsa pulang bu..."Salam Harsa lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Cinta Terhalang Restu   Rencana

    Dua jam sudah anak buah Rahadian sampai di alamat rumah Harsa, dan sudah selama itu pula mereka menguntit tak jauh dari kediaman yang katanya milik kekasih dari putri sang Tuan.Beberapa infomasi baru serta foto pun tak lupa mereka kirim pada Rahadian sebagai bukti bahwa sejauh ini mereka telah bekerja dengan baik.'Kerja bagus, sekarang kalian boleh kembali.'"Ya Tuan?"Salah satu dari mereka coba memastikan bahwa mereka tak salah dengar.'Tugas kalian selesai, kalian boleh kembali. Soal anak saya, biar saya yang urus sendiri.'Karena rupanya Rahadian memiliki rencana yang menurutnya lebih 'menyenangkan' untuk ia beri pada kedua sejoli itu.•••"Jason sudah punya pacar Pa.""Jason, bukankah Papa sudah bilang? Kamu itu sudah Papa jodohkan dengan putri kolega Papa. Kenapa kamu masih aja jalin hubungan sama perempuan lain?"Jason menatap Papanya tak percaya. Awalnya ia pikir semua hanya lelucon belaka. Ia tahu, Papanya itu memang begitu sering membicarakan tentang putri koleganya itu. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Cinta Terhalang Restu   Petaka

    "Engga pak, gak mungkin anak saya melakukan semua itu!!""Tapi saksi dan bukti sudah jelas Bu, anak anda adalah tersangka."Tangis Ranti pecah seketika. Dalam sekejap anaknya sudah di tuduh melakukan hal tercela. Bagaimana bisa dia percaya? Harsa adalah anaknya. Dia tahu betul bagaimana perangai sang anak. Jangankan untuk melecehkan orang, menyentuh barang sedikit saja dia tidak akan berani.Apalagi yang di sentuh itu adalah orang asing."Sudah bu, kita tunggu saja sampai Harsa siuman."Harsa yang saat itu pingsan langsung di bawa warga menuju ke klinik terdekat. Di saat yang sama mereka memanggil aparat untuk mengurus segala permasalahan.Ranti dan Mulyo lantas kembali mengambil duduk di kursi yang tersedia, dimana Sera sejak tadi sudah menunggu disana."Gimana Bu, Pak?"Sera adalah satu dari sekian orang yang menolak apa yang di tuduhkan pada Harsa. Tentu saja, setidaknya Sera sudah mengenal dekat Harsa dan tidak mungkin kekasihnya berbuat hal kotor semacam itu.Ranti menggeleng pas

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Cinta Terhalang Restu   Datangnya sang Ayah

    Sera dan kedua orang tua Harsa beranjak dari duduknya ketika melihat Harsa keluar dari ruang rawat. Disana hati Sera mencelos melihat bagaimana kedua tangan Harsa telah di borgol oleh pihak petugas."Mas.." Sera bergumam. Bola matanya bergetar menatap tak tega pada kekasihnya."Sera.."Keduanya lantas mengambil langkah mendekat. Tentu masih dengan pengawalan yang ketat."Mas.. kenapa bisa jadi begini?" Air mata Sera nyaris tumpah. Ternyata dia tidak sekuat itu menghadapi Harsa.Andai tidak ada orang lain selain mereka mungkin Sera sudah menangis meraung dalam dekapan kekasihnya."Aku juga gak tau.." Lirih Harsa. Ada rasa sesal dalam dada ketika melihat kekasihnya harus melihat dia dalam keadaan buruk seperti ini.Harsa menunduk dalam. Merasa malu pada diri sendiri dan orang-orang terkasihnya."Mas..aku yakin kamu gak bersalah. Kamu pasti lagi di fitnah oleh orang tidak bertanggungjawab."Harsa mengangguk dalam diam. Setitik air matanya kini lolos begitu saja.Dengan tegar Sera menghap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30

Bab terbaru

  • Cinta Terhalang Restu   Pernikahan

    Desas desus adanya undangan dari Sera ternyata bukan hanya bualan belaka. Kertas berdesain mewah berisikan nama Sera dan Jason kini tampak sudah tergeletak rapi di atas meja ruang mekanik. "Lo masih gak bisa hubungin Harsa, Tam?" Salah satu rekan menepuk pundaknya. Hari ini sudah lewat dari hari cuti Harsa berakhir. Tapi lelaki itu masih belum terlihat masuk kerja lagi. "Belum To.." Yanto mengembus nafas pelan, sedikitnya juga dia merasa iba mendengar kabar mengejutkan tentang pernikahan Sera. "Kenapa lo gak coba samperin dia ke rumahnya? Siapa tau dia lagi butuh dukungan." Katanya. Di tinggal menikah itu bukanlah perkara sepele. Dan jangan sampai karena hal ini teman mereka sampai kehilangan kewarasan. "Gue gak tau rumah dia dimana." Jawab Tama. "Lo kan bisa tanya ke personalia. Siapa tau disana ada berkas profilnya Harsa." Oh, benar juga, pikir Tama. Bisa-bisanya dia baru ingat. "Kalau gitu gue bakal coba, thanks ya To.." Yanto mengangguk menanggapi dan membiarka

  • Cinta Terhalang Restu   Fakta menyakitkan

    Seorang petugas mendatangi sel Harsa untuk memberikan jatah makan. Bibirnya menyeringai menatap Harsa seolah mengasihani. "Sudah dengar berita hari ini?" Si petugas memberikan wadah nasi Harsa sedikit kasar. Kening Harsa sontak berkedut kesal. "Beritahu saya bagaimana caranya saya bisa tau kabar berita jika saya hanya berdiam diri di sel saja?" Sindir Harsa. Memangnya petugas itu tidak punya otak? Sudah jelas Harsa jauh dari media seperti tv, ponsel dan yang lain. Bagaimana dia bisa tau apa-apa yang terjadi di luar sana? "Pacar mu namanya Sera kan?" Harsa melirik cepat. "Dari mana anda tau? Apa dia datang kemari untuk berkunjung?" Bola mata Harsa berbinar penuh harap. Sampai saat ini Harsa masih meyakini diri bahwa kekasihnya akan kembali. Petugas itu mendengkus remeh, "Aku tau dari petugas yang mengawal mu sampai kemari." Katanya, tak lama dia pun melanjutkan, "Dan apa tadi? berkunjung? buat apa?" Demi Tuhan, ekspresi wajahnya saat ini benar-benar menyebalkan. Andai

  • Cinta Terhalang Restu   Kabar Berita

    "Kenapa mereka sangat lama?" Tanya Sera. Dia bahkan sudah mengganti gaun dengan pakaiannya yang semula, tapi kenapa Ibunya tak kunjung datang juga?Jason menghembus nafas kasar. Sejak tadi dia juga sudah jenuh menunggu terlalu lama."Mungkin mereka sudah pulang.""Apa?" Sera menoleh cepat. Mana mungkin mereka tega meninggalkan dia dan Jason begitu saja."Gak mungkin." Ujar Sera."Lebih gak mungkin lagi kalau mereka mencari jas untukku selama ini. ini sudah nyaris dua jam, Sera."Sorot mata Jason tampak penuh keyakinan. "Sepertinya kita di jebak supaya kita pulang berdua."Sera terhenyak..Astaga, bahkan Ibunya juga sama saja dengan sang Ayah."Lebih baik kita pulang saja Sera. Gak ada gunanya lagi menunggu disini."Jason beranjak dari duduknya, "Ayo, biar ku antar kamu pulang."Sera terdiam sejenak, sesaat kemudian dia ikut berdiri dan mengekor mengikuti langkah Jason di depannya. Sera bersumpah, setelah ini dia harus menuntut penjelasan dari Ibunya. Dia tidak suka di perlakukan seen

  • Cinta Terhalang Restu   Menghilang

    "Bagaimana?""Aman Tuan. Saya sudah atur beberapa orang untuk memperkuat tuduhan pada Harsa Anggara."Mata tajam Rahadian lantas menatap anak buahnya di balik kacamata yang ia pakai."Bagus. Jangan sampai dia bisa lolos dan keluar dari penjara.""Saya bisa jamin itu Tuan."Rahadian menyeringai puas. Sebuah amplop coklat berisi banyak uang lekas di rogohnya dalam laci meja kerja."Ini bayaran untuk mu."Sama halnya seperti Rahadian. Si anak buah tampak sumringah setelah upahnya berhasil berpindah tangan padanya."Terima kasih Tuan.""hm." Rahadian mengangguk sebelum kembali menambahkan, "Jangan bersantai dulu, sekarang aku punya tugas lain untuk mu.""Apa itu?" Tanya si anak buah penasaran.Setelah berhasil menjebak anjing ke dalam kandangnya, tentu Rahadian tidak akan lengah dan membiarkan seseorang datang untuk melepas anjing itu. Maka, dengan segala kuasanya Rahadian akan mengerahkan segala cara supaya Sera tidak bersikeras datang lagi pada lelaki bernama Harsa itu.•••>"Sera mana

  • Cinta Terhalang Restu   Pertemuan

    Di sepanjang jalan ke rumah Sera merasakan rasa bersalah yang luar biasa. Bagaimana tidak? Tanpa adanya satu kata, Sera harus meninggalkan keluarga Harsa tanpa kabar. Apa yang akan di pikirkan Harsa tentang sikapnya ini nanti?"Besok malam kita akan melakukan pertemuan. Jangan coba buat kabur lagi Sera."Sera menoleh, "pertemuan apa Ayah?"Pertemuan dengan calon suamimu.Punggung yang sebelumnya layu mendadak tegak dalam sekali waktu, "Calon suami?" Tanyanya."Kenapa? Bukankahkah Ayah pernah mengatakan hal ini sebelumnya? seharusnya kamu gak perlu kaget lagi Sera." Ujar Rahadian. Dari awal dia sudah menduga bahwa anaknya itu akan lupa. Mengingat info tentang Sera memiliki kekasih di tempat kerjanya."Jadi ini maksud Ayah dari persiapan masa depan aku? Tapi kenapa harus secepat ini Ayah?" Ucap Sera tak terima."Kamu pikir Ayah bisa beri waktu kamu lagi setelah kejadian ini?" Tatapan Rahadian begitu tajam dan menohok. Buat emosi Sera yang tadinya naik jadi mereda seketika."Jangan buat

  • Cinta Terhalang Restu   Datangnya sang Ayah

    Sera dan kedua orang tua Harsa beranjak dari duduknya ketika melihat Harsa keluar dari ruang rawat. Disana hati Sera mencelos melihat bagaimana kedua tangan Harsa telah di borgol oleh pihak petugas."Mas.." Sera bergumam. Bola matanya bergetar menatap tak tega pada kekasihnya."Sera.."Keduanya lantas mengambil langkah mendekat. Tentu masih dengan pengawalan yang ketat."Mas.. kenapa bisa jadi begini?" Air mata Sera nyaris tumpah. Ternyata dia tidak sekuat itu menghadapi Harsa.Andai tidak ada orang lain selain mereka mungkin Sera sudah menangis meraung dalam dekapan kekasihnya."Aku juga gak tau.." Lirih Harsa. Ada rasa sesal dalam dada ketika melihat kekasihnya harus melihat dia dalam keadaan buruk seperti ini.Harsa menunduk dalam. Merasa malu pada diri sendiri dan orang-orang terkasihnya."Mas..aku yakin kamu gak bersalah. Kamu pasti lagi di fitnah oleh orang tidak bertanggungjawab."Harsa mengangguk dalam diam. Setitik air matanya kini lolos begitu saja.Dengan tegar Sera menghap

  • Cinta Terhalang Restu   Petaka

    "Engga pak, gak mungkin anak saya melakukan semua itu!!""Tapi saksi dan bukti sudah jelas Bu, anak anda adalah tersangka."Tangis Ranti pecah seketika. Dalam sekejap anaknya sudah di tuduh melakukan hal tercela. Bagaimana bisa dia percaya? Harsa adalah anaknya. Dia tahu betul bagaimana perangai sang anak. Jangankan untuk melecehkan orang, menyentuh barang sedikit saja dia tidak akan berani.Apalagi yang di sentuh itu adalah orang asing."Sudah bu, kita tunggu saja sampai Harsa siuman."Harsa yang saat itu pingsan langsung di bawa warga menuju ke klinik terdekat. Di saat yang sama mereka memanggil aparat untuk mengurus segala permasalahan.Ranti dan Mulyo lantas kembali mengambil duduk di kursi yang tersedia, dimana Sera sejak tadi sudah menunggu disana."Gimana Bu, Pak?"Sera adalah satu dari sekian orang yang menolak apa yang di tuduhkan pada Harsa. Tentu saja, setidaknya Sera sudah mengenal dekat Harsa dan tidak mungkin kekasihnya berbuat hal kotor semacam itu.Ranti menggeleng pas

  • Cinta Terhalang Restu   Rencana

    Dua jam sudah anak buah Rahadian sampai di alamat rumah Harsa, dan sudah selama itu pula mereka menguntit tak jauh dari kediaman yang katanya milik kekasih dari putri sang Tuan.Beberapa infomasi baru serta foto pun tak lupa mereka kirim pada Rahadian sebagai bukti bahwa sejauh ini mereka telah bekerja dengan baik.'Kerja bagus, sekarang kalian boleh kembali.'"Ya Tuan?"Salah satu dari mereka coba memastikan bahwa mereka tak salah dengar.'Tugas kalian selesai, kalian boleh kembali. Soal anak saya, biar saya yang urus sendiri.'Karena rupanya Rahadian memiliki rencana yang menurutnya lebih 'menyenangkan' untuk ia beri pada kedua sejoli itu.•••"Jason sudah punya pacar Pa.""Jason, bukankah Papa sudah bilang? Kamu itu sudah Papa jodohkan dengan putri kolega Papa. Kenapa kamu masih aja jalin hubungan sama perempuan lain?"Jason menatap Papanya tak percaya. Awalnya ia pikir semua hanya lelucon belaka. Ia tahu, Papanya itu memang begitu sering membicarakan tentang putri koleganya itu. D

  • Cinta Terhalang Restu   Informasi

    Harsa dan Sera baru sampai di rumah setelah menyempatkan diri mengunjungi salah satu Kakak Harsa yang tinggal di Desa sebelah.Keduanya tampak sangat senang, dilihat dari wajah mereka yang penuh senyum cerah."Ponakan mu lucu ya mas.." Ucap Sera setelah turun lebih dulu dari motor matic kesayangan Harsa."Iya, gemesin yang.."Sera terkekeh geli, "Aku jadi bayangin deh, kalau nanti kita punya anak, anak kita mirip siapa ya?" Celetuk Sera. Gadis itu tampak menerawang jauh pada angan-angannya tanpa menyadari wajah Harsa yang sudah memerah.Entah kenapa dia belum terbiasa memikirkan hal sejauh itu. Makanya sekarang Harsa malah merasa malu."Kok diem mas?" Sera menoleh ketika tak kunjung mendapat respon dari Harsa.Lelaki itu refleks menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya aku mana tau yang..." Katanya.Sera sontak merengut, "Kamu tuh..""Hehehe..." Harsa hanya bisa nyengir lalu memutuskan untuk masuk ke rumah meninggalkan Sera satu langkah di belakang."Harsa pulang bu..."Salam Harsa lan

DMCA.com Protection Status