Beranda / Romansa / Cinta Si Mantan Sugar Baby / BAB 34| Masih Saja Kesal

Share

BAB 34| Masih Saja Kesal

Penulis: Bella
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku menutup mulutku menyembunyikan tawaku melihat tingkah Naka, pemuda itu masih saja berusaha agar bisa bertukar anggota kelompok belajar. 

Aku berseru dengan wajah yang masih tertawa, "Sudahlah, Naka apa masalahnya jika kita tidak satu kelompok?"

Naka mengusap wajahnya, ia menjawabku dengan nada kesal, "Tentu saja itu masalah besar, kamu gadis sendiri di sana, Alice!"

Aku memutar bola mataku, "Sudahlah, jangan membuat keributan, aku tidak apa-apa, kok! Dan, aku yakin tidak akan ada yang berani menakaliku, mengerti."

Naka menjawab dengan lemah, "Sudahlah, kamu tidak akan mengerti perasaanku, kamu akan menganggap jika tingkahku saat ini berlebihan, padahal aku sedang mengkhawatirkanmu!"

Aku memejamkan mataku dan berucap, "Ya, ya aku mengerti apa yang kamu khawatirkan, tetapi Naka ... kamu percaya padaku, bukan? Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Terserah padamu saja, aku malas berdebat dan menjadi tontonan semua orang!"

*****

Naka tidak m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 35| Sakit

    Pagi telah tiba, aku membuka mataku dan segera bersiap-siap untuk kuliah mengingat tugas kuliah yang diberikan dosen pada kelompok belajarku.Aku menatap langit-langit kamar lalu menghembuskan napas hingga dadaku terasa nyaman. Segera aku bangkit dari temlat tidur dan langsung membasahi tubuhku dengan air mengalir dari shower.Aku memejamkan mataku menikmati air dingin yang mengalir dengan deras, "Apa Naka sudah pulang? Aku belum mendengar suaranya ...."Aku menggelengkan kepalaku, tidak ... Naka pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Walau rasanya sakit saat ia tidak menepati janjinya untuk pulang secepatnya, aku tidak apa. Asal ... Naka baik-baik saja, itu lebih dari cukup.Aku menuangkan sabun liquid, harum mawar menyebar ke seluruh ruangan membuat denyumku merekah. Aku kembali berbisik pelan, "Naka pasti baik-baik saja, dia pemuda yang luar biasa."Begitu tubuhku terasa bersih, aku mematikan air. Ujung tanganku mendatangi kain berwarna putih untuk men

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 36| Beracun

    Selepas Naka menelan pil, matanya sudah terpejam. Aku menghembuskan napas berat, tugas yang diberikan dosen pada kelompok belajarku tidak bisa aku tinggalkan, aku tetap harus datang ke kampus atau ... anggota satu kelompokku akan menanggung semuanyaAku tidak bisa egois seperti itu, bukan? Oleh karena itu, aku berjalan keluar kamar Naka dan membawa tas yang sudah aku siapkan sebelumnya.Aku juga tidak bisa meninggalkan Naka seorang diri dengan kondisinya yang sedang sakit, tetapi bagaimana anggota satu kelompokku?Aku tidak tahu harus mengutamakan yang mana, aku berdiri dan kakiku kembali menuju kamar Naka dan duduk di pinggiran sembari memandangnya sendu."Naka ... aku akan pergi ke kampus sebentar, jaga diri kamu, ya!"Tidak ada jawaban darinya, sepertinya Naka sudah terlelap. Aku mengangguk samar lalu berlalu meninggalkan Naka seorang diri.*****Aku turun dari motor Rio, "Terima kasih, Rio hati-hati di jalan, ya."Rio mengangguk pelan, "Baikla

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 37| Kebenaran yang Bukan Kebenaran

    Dadaku naik turun menahan marah ketika melihat Naka menjauhiku dan membanting pintu kamarnya. Aku berteriak dengan suara tertahan, "Aku tidak ada apa-apa dengan Rio, aku tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya pulang bersama dengannya, apa itu menjadi masalah untukmu?""Dengar, aku bebas harus berinteraksi dengan siapa pun. Naka, tubuh ini milikku, kamu tidak berhak melarang semaumu!"Aku menghalus air mata yang mengalir di wajahku, berbicara dengan suara keras membuat tenggorokanku terasa nyeri.Aku mendatangi dapur kecil dan menegak air di sana. Aku mencoba menahan gejolak amarah di dalam hatiku, mencoba memahami bahwa Naka sedang mabuk saat ini. Naka tidak sadar untuk itulah ia bersikap berbeda seperti biasanya.Aku memejamkan mataku sesaat, tubuhku sejujurnya terasa sangat lelah. Aku membalikkan badanku dan mendapati Naka yang berada di belakangku, aku berkata dengan nada ketus, "Ada apa, kamu butuh sesuatu?"Naka menggeleng, matanya terlihat memerah

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 38| Pemerkosaan

    Aku memejamkan mataku begitu telapak tangannya yang lembut mendarat di wajahku dengan keras, rasanya sangat perih dan menyakitkan.Ujung tanganku memegangi wajahku berharap rasa perih itu segera lenyap dari permukaan wajahku."Katakan kalau kamu sedang berbohong, Alice! Katakan!" teriak Naka membuatku sedikit ketakutan. Aku menguatkan hatiku, mencoba untuk tidak takut dengan nada tinggi yang ia katakan padaku."Kamu membahas tentang kebenaran, bukan? Jadi ... inilah kebenarannya, Naka." Ucapku lalu berlalu membiarkan Naka sendiri.Naka mencengkal lengan bawahku dengan kasar, aku merasakan jika lenganku sedikit perih. "Lepaskan lenganku!" ucapku tanpa membalikkan badanku.Naka tak mengatakan apapun dan cekalan di tanganku mencengkram dengan kuat membuatku sedikit mendesis kesakitan, "Kamu menyakitiku, Naka!""Tepat sekali, kamu juga menyakiti perasaanku, Alice! Kamu membohongiku selama ini, apa kamu tidak pernah menganggapku ada, hm?"Aku memili

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 39| Bimbang

    Setelah kalimat dengan nada letih itu, Naka meninggalkanku seorang diri di kamarnya. Mataku langsung terpejam, energiku bagai disedot abis. Dan aku tidak sadarkan diri hingga larut malam.Begitu pagi tiba, mataku terbuka. Badanku diselimuti oleh kain saja, melihat itu ujung mataku meneteskan air mata. Kejadian kemarin masih terbayang-bayang, aku masih tidak bisa percaya bahwa Naka bersikap begitu kejam.Dimana Naka yang selalu bersikap manis, yang selalu berbicara dengan lembut. Menampilkan senyuman hangatnya padaku sepanjang hari.Naka yang sekarang, dia terasa sangat berbeda dan terasa asing untukku.Aku memejamkan mataku, kepalaku terasa pusing. Begitu aku membuka mataku, pandangan di sekelilingku kabur. Rasanya begitu sulit untuk memfokuskan pandangan.Aku memegangi dahiku, "Kepalaku terasa pusing ... badanku terasa lemas ...."Aku mencoba berdiri sambil memegang ujung ranjang. Aku kembali berbisik pelan, "Aku harus ke kampus sekarang, atau kelompok

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 40| Terasa Berbeda

    Aku sedang duduk bersama anggota kelompok belajarku, Rio ada di sampingku. Sangat sering pemuda itu membuka percakapan agar aku berbicara, namun aku memilih diam tak menanggapi Rio.Rio berbisik di telingaku, bibirnya terasa dekat di leherku membuat tubuhku merinding.“Apa kamu sedang bertengkar dengan Naka, Alice? Mau minum kopi bersamaku agar pikiranmu tidak tertuju padanya, kamu mau, hm?”Aku bergeser menjauhinya, ujung tanganku segera mengusap leherku. Masih terasa napasnya di batang leherku, “Maaf, tapi jarakmu terlalu dekat … aku tidak nyaman, maaf ….”Rio terlihat menggaruk batang hidungnya, pemuda itu terkekeh pelan lalu kembali berbisik di telingaku, “Ada apa, Alice? Apa kamu lebih menyukai jika Naka yang melakukannya, hm?”Aku memilih diam enggan menanggapi ucapan Rio yang membuatku tidak nyaman. Rio memegang ujung tanganku membuatku menatapnya, ada rasa takut di hatiku saat Rio terkekeh p

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 41| Merindukan Kehadirannya

    Aku duduk termenung di dalam kamar Naka setelah berkeliling memutari ruangan mencari keberadaan Naka. Sekali lagi … aku tidak bisa menatap wajahnya. Hatiku sedikit kecewa dibuatnya, apa Naka benar-benar semarah itu sampai-sampai ia meninggalkanku seorang diri di sini?Apa perbuatanku saat itu begitu menyakiti perasaanya? Apa pulang bersama Rio adalah kesalahan yang sangat fatal?Tetapi … aku tidak memiliki hubungan khusus seperti yang kusebutkan padanya beberapa saat yang lalu. Aku terlalu terbawa emosi ketika Naka menuduhku yang tidak-tidak, dan tanpa sadar aku justru memberikan kebenaran yang bukan kebenaran sesungguhnya.Aku tahu saat itu adalah kesalahanku, aku yang membuat Naka seperti ini … aku yang membuat Naka terpacu emosi. Tetapi itu semua pun karena tuduhan-tuduhan yang ia layangkan padaku. Aku tidak tahan menerima tuduhan yang tidak berdasar seperti itu.Jika aku bisa mengulang waktu, aku akan mengikis egoku dan meminta ma

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 42| Belum juga Kembali

    Dengan berani Rio memegang ujung tanganku, aku memejamkan mataku takut. Badanku sudah bergetar, air mataku mengalir di wajahku. Sementara itu Rio terbahak saja.Dengan suara yang cukup menyebalkan di telingaku, rio berucap dengan kekehan di bibirnya, “Sudahlah jangan takut, cantik … aku lebih baik dari Naka, aku akan mempercayaimu, sungguh!”aku berusaha melepaskan cekalan tangannya, aku berucap dengan suara serak, “Tolong lepaskan, biarkan aku keluar sekarang. Aku mohon, Rio ….”Rio melepaskan tangannya, “Baiklah, keluarlah sekarang,”Aku segera menghapus air mataku dan menghampiri pintu, lagi-lagi Rio berdiri menghalangiku sebelum ujung tanganku menggapai knop pintu. Rio berucap dengan senyuman yang menyebalkan di bibirnya, “Biarkan aku mencium bibirmu, aku akan melepaskanmu. Aku berjanji, hanya ciuman saja.”Aku menggeleng dan segera menutup bibir dengan kedua tanganku, “Aku tid

Bab terbaru

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 113| Jadilah Keluargaku

    MATAKU berkaca-kaca ketika berdiri tepat di depan makam diva. Aku memejamkan kedua mataku dengan tangan yang bergetar.“Alice ….” Suara lirih itu terdengar membuatku mendongak menatap Naka.Aku mengusahakan diri untuk tersenyum tipis. “Aku tidak apa, Naka.” ujarku pelan.Naka mengangguk tipis, ia jongkok di depan makam dengan kedua tangannya menaruh bunga yang sudah ia persiapkan sebelumnya.“Diva, kunjungan kali ini … aku datang bersama Alice. Bukankah kamu merindukan temanmu, hm?” Naka terkekeh setelah mengatakan itu.“Sudah lama, ya … Gavin sekarang sudah bisa memukul keningku. Putramu itu sepertinya memiliki dendam pribadi, setiap bertemu pasti tangannya menuju keningku.” Naka menggerutu sambil tertawa.Aku meliriknya, sikap Naka sekarang terlihat jelas jika ia sedang sedih. Aku jongkok tepat di sampingnya. “Maaf … seharusnya aku menemuimu sejak dulu. Sekarang … kita tidak bisa mengobrol seperti dulu lagi.”Aku membasahi bibir bawahku, tanganku memainkan bunga baru yang tersebar d

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 112| Benar atau Tidak?

    Aku tertegun mendengarkan perkataannya. Jadi aku memberanikan diri untuk menatap kedua bola matanya dalam-dalam. “Apa maksudmu?”Naka terkekeh singkat. “Aku membayangkan jika kita bisa bersama seperti dulu.”“Berhentilah berkhayal, itu tidak akan pernah terjadi.” Ujarku ketus.“Bagaimana jika itu bisa terjadi?” suara bisikan Naka terasa hangat menyapu bagian leherku. Ia mulai mengecupi disepanjang leherku. Sedang mataku terpejam dengan kedua tangan terkepal kuat-kuat.“Alice, kamu bahkan tidak menolakku.” Ucapnya setelah lima menit berlalu.Aku langsung mendorongnya menjauh. “Menjauh dariku!” ujarku dingin, aku menunduk menyembunyikan wajahku yang terasa memanas.“Jangan seperti ini lagi, aku tidak menyukainya!”Setelah mengatakan itu, aku membalikkan badanku segera. Lenganku dicekal cukup kuat, tubuhku ditarik untuk lebih dekat dengannya. Ia langsung saja menyatukan bibir, tanganku bergetar dengan kepalan yang kuat.Aku ingin sekali mendorong tubuhnya, tetapi tanganku tak bisa digera

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 111| Memuja

    Setelah Naka mengatakan ada tempat yang harus kukunjungi, rasa penasaranku meningkat. Jadi, aku menyetujuinya.Naka membawaku menuju sebuah kamar yang letaknya sedikit di belakang, dekat dengan gudang. Melihatnya, aku sedikit bingung dan was-was apa yang akan Naka lakukan.Begitu pintu terbuka, suasana ruangan yang Naka tunjukkan padaku terasa begitu familiar. Aku mengamatinya dengan pandangan yang berbinar.“Kamar ini ….” Ucapku dengan suara tertahan, aku cukup kagum dengan nuansa kamar ini. Pasalnya, beberapa barang di kamar ini terasa manis bila dilihat.“Alice, apakah kamu merasakan sesuatu?” tanya Naka pelan.Aku mengangguk semangat. “Kamarnya terasa hangat, siapa pemilik kamar ini?”Naka berjalan mendekatiku, ia memegang pergelangan tanganku lalu menuntunku untuk mendatangi sebuah lemari kaca yang di dalamnya dipenuhi oleh boneka. Aku sangat mengenali boneka itu, jadi aku menatapnya dan berkata. “Boneka ini, bukankah ini adalah milikku?”Aku membuka lemari kaca lalu memeriksanya

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 110| Kebiasaan yang Masih Diingat

    Seperti ucapannya, Naka benar-benar tidak mengizinkanku untuk pergi dari rumahnya. Pada akhirnya, aku bermalam di rumahnya dengan perasaan setengah kesal.“Aku mengerti, aku akan bermalam di rumahmu.” Ucapku dengan penuh kekesalan.Setelah aku mengatakan itu, Naka tertawa bahagia. Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku lalu berbisik tepat di telinga. “Kamu sendiri yang mengatakannya, jadi jangan menyesal.”Ia mengedipkan matanya dengan genit, aku bergidik ngeri melihatnya. “Aku tidak mau tidur sekamar denganmu!”“Eh, aku tidak mengatakan itu. Tapi jika kamu menginginkan untuk tidur bersamaku, yah aku tidak akan menolaknya, Alice.” Ia berkata sambil tertawa mengejek.“Apa-apaan, aku tahu isi kepalamu. Sudahlah, lebih baik aku pulang sekarang.” Ucapku dengan kesal.Naka menghentikan langkahku, ia berjalan semakin mendekatiku. “Aku hanya menggodamu. Baiklah, kamu tidurlah di kamarku, aku akan tidur di kamar lain. Di rumahku ada banyak kamar kosong, jadi tidak perlu menginap di tempat lain.” I

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 109| Keputusannya

    Aku datang menemui Javin. Dia sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya. Aku membawakan makanan kesukaannya dan menunggunya hingga waktunya pulang bekerja.Melihat suasana apartemennya, terasa begitu menenangkan. Sepi.Aku membaringkan tubuhku di kursi empuk, tanpa sengaja kesadaranku hilang. Aku terlelap hingga Javin datang membangunkanku.“Kenapa kakak tidak memberitahuku jika ingin datang berkunjung?” tanyanya sambil berjalan membawakan segelas air.“Aku hanya ingin menumpang beristirahat saja.” Ucapku sambil terkekeh.“Ada apa?” pertanyaan dari Javin membuatku melepaskan gelas yang kupegang.“Javin, menurutmu apakah seseorang perlu untuk menjadi jahat?” tanyaku tanpa menatap wajahnya.“Kak, setiap manusia memiliki sisi baik dan jahat. Jika sisi baik dan jahat lebih mendominasi, menurutku bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. Tapi di sini, jika porsi baik dan jahatnya seimbang, itu lebih bagus.” Javin menatapku lurus dengan wajah dingin khasnya.“Apa yang ingin

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 108| Pengkhianatan

    Aku memukul lengannya kuat-kuat, kesal karena perkataannya berhasil membuat jantungku berdebar. “Apa yang kamu katakan?”“Aku hanya bercanda, kamu dari tadi tegang terus. Ada apa?” jawabnya seperti tak berdosa.“Itu karena kamu. Parfum itu menggangguku, cepat ganti baju sana!” ucapku pada akhirnya, persetan dengan rasa malu, aku benar-benar tidak bisa mengontrol isi pikiranku sekarang.“Memangnya apa yang salah dengan parfumku? Bukannya kamu paling menyukai bau parfum ini?” Naka malah mendekatkan tubuhnya ke arah tubuhku.“Coba cium, bukannya bau ini terasa menenangkan?” ia berkata sambil terkekeh pelan.Aku mendorongnya menjauhi tubuhku. “Ganti bajumu atau aku pergi?”Setelah aku mengatakan itu, ia menurut. Tangannya terangkat untuk melepas bajunya dan aku langsung terpekik kaget. “Jangan membuka bajumu di sini, aku seorang wanita, Naka!”“Alice, kamu sudah terbiasa melihat tubuhku. Ada apa denganmu?” ia tak menghiraukan ucapanku dan kembali melanjutkan kegiatannya untuk melepaskan b

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 107| Perkara Parfum

    Saat makan malam bersama Naka, banyak hal yang diobrolkan bersamanya. Mendengarkan tentang kota yang pernah menjadi saksi bisu kehidupanku, mendengarkan teman-teman yang kukenal semasa kuliah. Aku jadi merindukannya.“Mungkin salah satu alasanmu berhenti untuk berkuliah, karena masalah hubungan kita waktu itu. Aku benar-benar menyesal, aku terlalu menyakitimu, Alice.” Naka menunduk, ia lagi-lagi mengatakan itu.“Naka, berhentilah membahas masa lalu. Apa yang terjadi saat itu, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku juga bersalah, seharusnya aku lebih kuat agar bisa menolak Dean. Seharusnya aku tidak kehausan saat melihat kenyamanan yang Dean tawarkan. Bukankah aku yang salah?” ucapku lembut.“Saat Diva tahu masalah itu, awalnya dia sangat marah padaku. Diva menyalahkanku karena bersikap kasar padamu.” Naka mengatakan itu dengan bola mata yang berkaca-kaca.“Diva benar-benar orang yang baik, aku sangat beruntung pernah menjadi temannya. Saat itu, kamu pernah bilang mengenai permintaan D

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 106| Maksud yang Tersembunyi

    Setelah cuti cukup lama, hari ini aku memutuskan untuk mengakhirinya. Suasana kantor terasa berbeda, mungkin karena aku sudah terlalu nyaman dengan suasana rumah setelah cuti sangat lama.Aku langsung saja menuju ke ruanganku, tumpukan kertas yang menggunung menyambutku. Aku menghela napas, mencoba mengerjakannya dengan semangat.Hari ini, tepat lima hari sudah berlalu setelah makan malam bersama Naka. Pria itu, kembali menghubungiku lagi untuk makan siang bersama, katanya ada hal yang ingin dibicarakan.Jadi aku menyetujuinya dan memberikan alamat kantorku padanya. Saat jam sudah menunjukkan waktu makan siang, aku segera menuju parkiran.Di sana, Naka berdiri di depan mobil berwarna hitam dengan senyuman tipis. Ia melambaikan tangannya ke arahku. “Alice,” serunya pelan.Aku mengangguk tipis berjalan ke arahnya. Di belakangku, suara Adam memanggil namaku membuat langkahku berhenti.“Alice!” teriaknya.Tubuhku terasa kaku, seperti baru saja ketahuan sedang melakukan kesalahan. Aku mena

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 105| Ibu dari Gavin

    Setelah pertemuanku dengan Naka, tepat dua minggu setelahnya Naka menghubungiku. Ia mengajakku untuk bertemu di sebuah restoran di pusat kota.Malam ini, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya. Entah apa yang ingin ia katakan padaku, walau begitu pikiranku merasa perbincangan ini bukan sesuatu yang baik.Aku menyiapakan diriku sebaik-baiknya. Walau banyak kejutan yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini, kenyataan yang akan kuterima nantinya pasti tetap membuatku terguncang.“Sudah lama menungguku?” ucapku ketika sampai.Naka menggeleng dengan senyuman tipis khas pria itu. “Tidak, aku juga baru datang. Duduklah,”Naka mengulurkan buku menu. “Malam ini, aku akan mentraktirmu makanan enak. Jadi pesanlah.”Aku menerima buku menu sambil sesekali menatapnya.“Alice, apa kamu ingat saat pertama kali kamu mengenalku? Saat itu, aku sudah lama mengenalmu, tapi kamu sama sekali tidak mengenalku. Di kampus, hanya kamu yang tidak mengenalku.” Ia menatap gelas di tangannya sambil terkekeh pel

DMCA.com Protection Status