Arvan membelah jalan malam Jakarta dengan perasaan marah yang terpendam. Egonya sungguh terluka melihat betapa acuhnya Amanda yang berusaha terlihat baik baik saja. Dia membenci wanita itu karena telah melukai harga diri dan egonya. Dia membencinya karena telah mengkhianatinya dan memilih menghilang tanpa memberikan penjelasan apapun.
Seumur hidupnya Arvan selalu mempercayai mantan tunangannya itu, bahkan setelah pertengkaran mereka Arvan berusaha menghubunginya untuk meminta maaf atas tindakan kasarnya.Arvan ingat bagaimana dulu dirinya mencoba menghubungi dan mendatangi kontrakan Amanda saat itu, tapi tidak ada respon dari Amanda sampai akhirnya dia tahu kalau wanita yang begitu dia cintai memilih untuk pergi meninggalkannya begitu saja. Meninggalkannya tanpa alasan. Membuatnya merasa begitu marah dan terhina. Arvan tidak dapat melupakan kejadian tiga tahun lalu. Tidak selama dia belum membalas semua perbuatan Amanda kepadanya.Arvan teringat bagaimanaDua jam dihabiskan Arvan bersenang senang dengan sekretaris cantiknya. Siska benar-benar tahu bagaimana cara memuaskannya. Perempuan cantik ini akan dengan senang hati menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Arvan. Bahkan saat ini Siska sedang berada di atas Arvan sambil sesekali menggerakkan badannya. Memberikan sensasi liar yang diperlukan Arvan untuk menyalurkan emosinya.Arvan sendiri tidak ingin membiarkan Siska menjadi pemain utama yang memberikannya kehangatan sesekali dia akan melumat puting payudara Siska dengan sedikit kasar membuat Siska mengerang sambil memanggil namanya tanpa bisa menolak.Mereka bercinta dengan sangat intim dan liar. Kulit mereka terlihat berkilat oleh keringat yang dihasilkan dari percampuran itu. setelah mencapai puncaknya dengan membuat Siska meneriakkan namanya berkali kali Arvan segala berdiri ke sisi ranjang menarik pengamannya mengikatnya dan membuangnya ke tempat sampah. Benda yang selalu dibawanya kemanapun.Meskipun te
Pertemuan Arvan dengan Kliennya pagi ini berjalan lancar, bahkan klien mereka tidak ragu melakukan tanda tangan kontrak selama tiga tahun dengan perusahaan Arvan. Mood Arvan benar-benar bagus pagi ini. Setibanya di kantor sembari menunggu lift yang akan membawa Arvan dan Siska ke lantai ruang kerja mereka masih sempat membicarakan mengenai pertemuan tadi pagi. Siska terlihat elegan dengan blouse biru langit yang sedikit ketat menampilkan lekuk indah tubuh sekretaris Arvan tersebut dan rok di atas lutut berwarna gelap memperlihatkan kaki Siska yang jenjang ditambah heels yang digunakannya membuatnya terlihat serasi mendampingi Arvan di pertemuan tadi.Sedangkan Arvan menggunakan blouse putih dan jas berwarna biru gelap dengan celana senada memberikan kesan eksklusif dengan postur tubuhnya yang tinggi dan berotot. Lift didepan mereka terbuka. Arvan dan Siska masuk bersamaan karena tujuan mereka juga ada di lantai yang sama. Begitu pintu lift tertutup Arvan tidak ragu merangku
Pagi ini Amanda mengikuti apel singkat di swalayan. Selain itu karena hal yang wajib dilakukan, outlet mereka kedatangan kepala toko baru. Entah apa yang membuat kepala toko mereka sebelumnya pindah. Padahal beliau orang yang baik dan gesit. Mungkin bagian HRD selalu melakukan bongkar pasang pegawai agar mereka saling kenal.Kepala toko barunya yang bernama Pak Deni terlihat seperti seseorang yang santai dan menyenangkan. Semoga saja sama pak Deni seperti kepala toko sebelumnya."Baiklah semuanya. semangat bekerja semoga kita bisa memperoleh target kita di bulan ini," ucap Pak Deni mengakhiri pidato kedatangannya dan satu persatu pegawai toko mulai membubarkan diri menuju posisi masing masing.Amanda terlihat sibuk melayani pembeli yang datang silih berganti. Bekerja di bagian kasir memang memerlukan keramahan sekaligus ketelitian agar tidak terjadi kekeliruan."Mbak Manda.. aku rasa ponsel mbak berdering deh diloker," ucap seseorang yang datang m
Langit kota Jakarta nampak berawan sore ini ketika Arvan menengadahkan kepalanya dari laptop dan menyadari kalau hari sudah hampir senja. Dia melirik arloji di tangannya waktu menunjukkan pukul 17.25 WIB.Dia meregangkan badannya sejenak dan menyadari bahwa dirinya benar-benar terbenam dalam pekerjaannya sampai tidak menyadari hari berlalu begitu cepat. Arvan mengambil ponsel yang tergeletak tidak jauh dari laptopnya dan menghubungi seseorang.“keluar yuk,, gue dengar ada tempat tongkrongan baru di sekitaran senopati,, katanya tempatnya cukup nyaman,” ucap Arvan to the point begitu panggilannya tersambung.“Buset deh,,, loe nggak liat ini jam berapa? Istri Gue bisa ngamuk-ngamuk kalo gue pulang telat lagi,” Balas seseorang dari seberang.”ada masalah kantor yang perlu gue omo
"Dokumen? Dokumen yang mana," tanya Johan panik. Dia sedang tidak fokus. Dia sedang memikirkan Tasya, istrinya yang pasti akan mengomel karena hingga pukul delapan lewat dia masih belum ada dirumah."Dokumen tentang pegawai kita bego, sebagai manajer semestinya loe harus lebih perhatian sama kinerja karyawan loe," ucap Arvan kesal."Ohhh.., maksud loe, dokumen mantan loe," balas Johan mulai mengerti arah pembicaraan Arvan."Pegawai," balas Arvan penuh penekanan."Iya iya gue ngerti," potong Johan cepat sambil mulai merapikan posisi duduknya.Johan sadar harus segera memberikan informasi apapun yang dia ketahui. Bila tidak Arvan akan menahannya lebih lama. Semakin lama mereka berdebat akan semakin lama juga dia bertemu istrinya tercinta. Tentunya sebagai pengantin baru dia tidak ingin istrinya merasa dinomor duakan."Gue udah ikuti beberapa kali,, nothing special, dia cuma akan ke outlet dan kontrakannya. Yah selain singgah di beb
Amanda sedang mondar- mandir di ruang tamu rumah kontrakan sederhana miliknya. Rumah kontrakannya memiliki tiga ruangan dengan satu kamar mandi yang difungsikan sebagai ruang tamu, kamar dan dapur.Amanda masih merasa kebingungan. Dia sudah membagi gajinya bulan ini untuk kebutuhan bulanannya selama di Jakarta dan jumlah yang akan dikirimkan untuk biaya pengobatan mamanya. tapi biaya untuk pengobatan mama masih kurang. Dia bingung harus meminta bantuan siapa lagi. Tidak ada kerabat yang dia miliki di Jakarta.Beberapa teman memang sudah memberikannya pinjaman walaupun tidak banyak. Dia harus meminta tante Ana untuk lebih bersabar sampai dia mendapatkan pinjaman ditempat lain.Semenjak kecelakaan yang merenggut nyawa adik tirinya tiga tahun lalu, mama Amanda mengalami post-traumatic stress disorder atau biasa disingkat PTSD. Gangguan stres pascatrauma yang dialami seseorang karena mengalami kejadian tidak mengenakkan. Kondisi ini membuat kejiwaan mama Amand
"Memang tante salah bicara? Di rawat di rumah sakit jiwa apalagi kalau bukan gila?" Ucap tante AnaAmanda ingin sekali merobek mulut wanita yang bukan siapa-siapanya ini. Kalau bukan karena pernikahan mamanya yang kedua dengan saudara laki-laki wanita ini dia tidak akan memiliki hubungan dengan tante semengerikan tante Ana. Tapi memang benar kalau bukan kepada tante Ana siapa lagi yang akan membantunya mengurus mamanya. sedangkan dia tidak berada di dekat mamanya saat ini."Aku kira kehilangan anak saja sudah cukup menyedihkan, tapi ibumu juga kehilangan akal sehatnya. Benar-benar merepotkan," ucap tante Ana di telepon masih dengan nada mencemoohnya."Tante tidak punya hak bicara begitu, saudara tante bahkan meninggalkan mamaku dalam kondisi terpuruk seperti ini," ucap Amanda sambil menahan air matanya.
Arvan terbangun di kamarnya dengan rasa pusing yang teramat menyiksa. Kepalanya terasa akan terbelah dua. Dia mengurut keningnya mencoba menghilangkan rasa pusing sekaligus mencoba mengumpulkan kembali pikirannya yang berantakan.Dia ingat pertemuan terakhirnya dengan Johan sebelum akhirnya dia memutuskan untuk singgah di sebuah kelab favoritnya hanya untuk menghabiskan waktu beberapa jam sebelum pulang ke apartemennya.Arvan tidak ingat berapa lama waktu yang dihabiskannya disana dan bagaimana dia bisa pulang dengan selamat. Dia akan memikirkannya nanti. Yang paling dibutuhkannya saat ini adalah mandi air hangat untuk menyegarkan kembali tubuh dan pikirannya. Untunglah dia bangun dikamar sendiri bukan dikamar hotel bersama perempuan yang tidak dikenalnya. Pikir Arvan.Arvan beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi