"Pelan namun pasti dia akan menemukan jalan pulangnya sendiri. Tak perlu dicari tak perlu untuk dipaksakan."
______________________________________"Genggam tanganku, bila bersamu . Peluk diriku dekat kedirimu. Agar kau tahu betapa rindunya hatiku padamu."
Suara lagu terdengar mengalun pelan dari ponsel salah seorang pengunjung dalam kapsul bianglala, membuat Ghania tersenyum tipis.
Ghania menatap takjub saat melihat pemandangan kota Singapura dari atas bianglala dengan ketinggian 165 m atau setara dengan tinggi gedung 42 lantai. Dari atas bianglala itu pengunjung bisa melihat pemandangan hingga sejauh 45 km.
Dan Ghania tak lupa untuk mengabadikan moment liburannya dan mengirimnya ke Arleena sahabatnya. Dan Kemal yang hampir tak pernah berphoto kecuali diacara formal , kali ini pun tak jarang dirinya ikut berphoto bersama perempuan cantik itu. Dan ini adalah photo sukarela pertamanya dengan seorang wanita tanpa melibatkan paparazi.
"Mas
"Jangan letakkan amarahmu lebih lama dari rasa sabarmu. Karena hatimu tak akan sanggup menanggung keduanya."___________________________________________________________________________Kemal tampak duduk di ruang kerjanya, duduk dihadapan pria itu Lexi dan Sammy anak buahnya.Raut kesal tampak terlihat diwajah tampannya. Pandangannya tertuju pada layar laptop didepannya."Bagaimana bisa kecolongan seperti ini? Bukankah system yang digunakan adalah system terbaru," ucap pria dingin itu dengan datar."Disinyalir ada penyusup dalam tim cyber kita, boss." Lexi berkata dengan nada kesal. Karena kebocoran system keamanan ini terjadi didalamn tim yang sedang di pimpinnya."Apa kamu sudah menemukannya?""Sudah, boss. Dan sekarang sudah diamankan di dirumah hijau."Kemal mengangguk, lalu pandangan kembali ke layar laptop. Membaca hasil investigasi anak buahnya terhadap proyek baru Kemal
"Sebelum kita berjumpa , aku tidak mengerti apa itu bahagia. Sebelumk kita bersama, aku juga tidak mengerti apa itu cinta. Namun setelah takdir mempertemukan kita, aku tahu apa itu bahagia karena cinta."____________________________________________________________________________Akhir pekan adalah hari yang mendamaikan. Kemal yang biasanya tak perduli dengan hari apapun kini membuat semuanya memiliki moment manis tersendiri.Seperti minggu pagi ini, pria itu tampak bersemangat saat menemani Ghania mengurus kafe milik istrinya itu. Mengecek keluar masuknya uang juga barang yang rutin dilakukan Ghania sejak kafe itu di buka.Bukannya tidak memiliki staf untuk mengurus hal tersebut, tetapi apa yang di lakukannya adalah merupakan kontrol akhir, untuk mengetahui apakah kafe yang dikelolanya mengalami kerugian atau memiliki laba."Ghan, di item pembelian ini ada nominal yang tertukar," Kemal melingkari item yang dia maksud dan Ghania meneriman
Kemal melajukan mobil audi hitamnya kearah ancol tepatnya ke pelabuhan Marina dimana sudah menunggu seseorang mereka disana."Kok berhenti disini mas? bukannya kalau mau ke pulau Seribu lewat pelabuhan Muara Angke?" Ghania menatap kearah suaminya yang eksresi wajahnya sangat membosankan kalau sedang berada di luar rumah. Lempeng seperti kanebo kering .Kemal memakaikan kacamata dengan model terbaru keluaran brand ternama kewajah istrinya , untuk melindungi mata indah istrinya dari silaunya sinar matahari. Dan pria itu juga mengenakan kacamata hitamnya membuat penampilannya sangat berdamage. Membuat Ghania merona pipinya ketika menatap penampilan suaminya."Kalau lewat Muara Angke, harus nunggu lama. Kapal tidak akan jalan kalau tidak penuh. Lagi pula Mas, tidak mau berdesakan dikapal kayu. Merepotkan." Kemal menjawab pertanyaan istrinya sembari berjalan menggandeng tangan wanita itu.Ternyata pria itu memakai kapal cepat miliknya untuk m
"Saat rasa marah menguasai hati, maka beristihfarlah agar Setan tak semakin meniupkan bara yang seharusnya padam untuk kembali menyala."******** .Akhirnya pernikahan Kemal diterima oleh orang-orang yang berada di rumah besar Fawaz Al Hadid, ayah kandung Kemal. Bahkan pria berusia 62 tahun itu marah besar atas pernikahan diam-diam putranya.Dan semakin marah saat mengetahui kalau adiknya Farid Al Hadid hadir dan menjadi saksi pernikahan putra satu-satunya itu."Segera cari tahu, siapa gadis yang di nikahi Kemal. Aku ingin memberi wanita itu imbalan besar agar meninggalkan Kemal." Perintah tuan Fawaz pada anak buahnya dengan marah.Dia sangat marah, karena putranya menikahi gadis lain. Tuan Daniel Lee menarik semua investasinya dan bahkan mengambil alih salah satu cabang perusahaannya sebagai kompensasi atas janji yang tak ditepati oleh Fawaz Al Hadid terkait jodoh anak-anak mereka.Sementara Kemal sendiri tak perduli dengan k
"Pertemuan yang paling di hindari adalah saat seseorang yang berasal dari masalalu kembali hadir di hadapan." ******* Ghania menatap layar ponselnya, sebuah pesan masuk membuatnya menaikkan satu alisnya. Pesan itu mengatas namakan Syahidar Haris , satu nama yang dulu pernah dia harapkan dan dia sebut disetiap kali doa dalam sujudnya. Pria itu mengajak untuk bisa bertemu, entah apa yang ingin dikabarkan pria itu setelah dua bulan pernikahannya dengan Anissa yang tak lain adalah karyawam dikafe miliknya. "Leen." Ghania memanggil sahabatnya untuk mendekat dan memperlihatkan chat dari pria masa lalunya itu. "Kenapa? Kamu galau." "Bukan begitu, aku hanya ingin dengar pendapatmu saja." "Pendapatku, datangi dia jangan lupa bawa jus cabe buat basahi wajah tampannya yang sudah ingkar janji." "S
"Cemburu itu tandanya cinta, tapi kalau cemburu yang membabi buta itu hanya akan membawa petaka."****Kemal masih menampilkan wajah kesalnya, bahkan saat sudah berada di ruang kerjanya di Kemal Corp. Sementara Ghania hanya mengekor dibelakang. Wanita itu terpaksa mengikuti pria yang sepertinya sedang ngambek itu ke gedung Kemal Corp karena Kemal tak menurunkannya di rumah mereka."Ngapain sih balik kekantor, karyawanmu saja sudah pada pulang." Ghania tentu saja menampilkan wajah cemberutnya. Karena sejak keluar dari kafe miliknya, Kemal hanya diam saja, semua pertanyaan yang dia lontarkan hanya dianggap angin oleh suaminya."Karyawan memiliki jam masuk dan pulang yang terjadwal. Sementara pimpinan tidak memiliki jadwal tersebut." Kemal menjawab pertanyaan istrinya tanpa menoleh kearah wanitanya."Aturan macam apa itu?""Aturan di Kemal Corp." Kembali Ghania menyebik mendengar jawaban ketus pria yang sudah mulai disukainya itu.Pintu
"Cemburuku karena aku mencintaimu. Cemburuku karena aku takut tak bisa lagi melihat senyum manis pernuh hasrat di bibirmu."****Kemal menyudahi aktifitasnya dan menatap wajah istrinya yang dia dudukkan diatas pangkuannya dengan lembut, satu tangannya memeluk pinggang ramping Ghania sementara satu tangannya lagi merapikan anak rambut yang terlihat dikening istrinya dan memasukkannya kedalam lapisan jilbab yang dipakai Ghania," pria tadi siapa?mantan pacar kamu?"Ghania menggeleng, jemarinya sibuk mengurai rambut bbagian belakang kepala Kemal yang tebal dan berwarna hitam sedikit kemerahan yang merupakan rambut asli pria itu."Bukan pacar, hanya pernah ada rasa suka waktu SMA. Dia pernah jadi kakak kelas.""Lalu tadi kalian sengaja bertemu?"Kali ini Ghania mengangguk, tapi dengan cepat menjawab pertanyaan suaminya agar tidak muncul salah paham diantara mereka,"Bukan sengaja ketemu untuk niatan buruk. Aku hanya memenuhi permintaan Harris untuk bertem
"Jaga agar temanmu tetap dekat, tetapi musuhmu lebih dekat. Dan jangan biarkan orang lain membaca pikiranmu"***Jangan takutKeluarlahHadapi dunia dengan menariJangan takutKeluarlahHadapi dunia dengan menariBerkhayallah seluas langit biruBerpikirlah sedalam laut biruHorizontalHorizontalSama rata sama rasaSlank Dance by SlankKemal melajukan mobilnya kearah tol luar kota. Dibelakangnya beberapa mobil tampak mengejar. Ditolehnya Ghania yang hanya diam, wajah wanita itu terlihat pias. Tangan kirinya mencengkeram handle atas pintu dengan erat, sementara tangan kanannya mencengkeram safety belt yang sempat dipasangkan Kemal ketubuh istrinya itu.Ditariknya tangan kanan Ghania dan mengenggamnya erat, mencium tangan halus itu dan berkata untuk menenan
"Air dan darah, bagaikan ikatan keluarga dan pertemanan. Dimana darah akan lebih kental dari air namun kadang kala, malah air yang lebih bisa menyatukan."***Kemal diam, pria itu bergeming sedikit pun menunggu apa yang akan disampaikan ibu mertuanya. Jujur dia merasakan sesuatu yang sangat dekat dengannya saat menatap kedua mata Khansa yang bernetra coklat terang dengan garis wajah sama seperti garis wajah wanita Arab dengan sepasang garis rahang yang kokoh.Sementara Ghania juga tampak serius, walau dia sendiri tahu apa yang akan di ceritakan sang ibu, namun wanita cantik itu tak rela bila dirinya dikatakan berneda dengan sang adik."Khansa dan Ghania sama sekali tak memiliki ikatan darah karena pernikahan, juga dengan persusuan. Karena Khansa adalah anak yang saya rawat sejak usia satu tahun.""Jadi Khansa itu anak adopsi, Bu?""Bukan adopsi sih, lebih tepatnya anak angkat. Kalau adopsi kan, Khansa di temukan oleh Ghania dan ayahnya
"Masa depan tak akan pernah lepas dari masa lalu. Karena dari masa lalu kita akan banyak belajar untuk tidak mengulang apa yang etrjadi di masa lalu."***Kemal tampak memperhatikan gadis kecil yang tengah bermain bersama temannya. Wajah polos dengan di bingkai kerudung berwarna pink dihiasi gambar strawberry tampak bahagia. Tawa dengan menampilkan deretan gigi mentimun yang berjejer rapi membuat siapa yang melihat pasti akan ikut tertawa."Yaaahh, kepala barbienya copot!" seru Khansa dengan wajah sedih."Kamu kalau sisirin rambutnya jangan kuat-kuat, copot kan kepalanya," omel Khansa pada Tiara teman mainnya."Maaf, Khansa. Tiara ndak sengaja. Biar Tiara bawa pulang saja dulu, nanti di perbaiki sama bunda," jawab Tiara dengan wajah bersalah."Tidak usah di bawa pulang, sini kakak perbaiki bonekanya," kata Ghania yang baru keluar dari dapur dengan membawa secangkir teh untuk suaminya, lalu mengambil boneka di tangan Tiara."Terima kasih, Kak
"Satu kenyataan pahit tak bisa di elakkan jika itu berasal dari sebuah penggalan masa lalu yang mengawali adanya masa depan."*****Kemal hanya bisa menunduk, kedua tangannya mengepal menahan amarah yang tiba-tiba meluap begitu saja. Setelah mendengarkan rekaman yang diberikan oleh mantan sekretaris almarhum sang kakak, Kemal bagai ditampar dengan begitu kerasnya."Jadi, kecelakaan yang dialami kak Khalid bukan murni kecelakaan? dia sengaja di bunuh demi tahta Fawaz Corp. Lalu ada rahasia besar apa sebenarnya yang melibatkan diriku, hingga kak Khalid begitu ingin menutupinya dari tante Shimar?" tanya Kemal seakan berbicara pada diri sendiri."Kecelakaan yang salah sasaran!" sahut Zahir dan diangguki oleh Kemal.Didepannya duduk paman Zahir yang merupakan sahabat ayah juga paman Farid. Pria berusia baya itu menatap kearah Kemal dengan iba."Khalid tahu siapa yang membuat ibumu bunuh diri, dan ternyata itu bukan Fawaz Al Hadid," ujap Zah
"Sebuah cerita baru akan dikatakan lengkap saat ada awalan juga akhirannya. Dan apapun warnanya, itulah sebuah jalan cerita dari kisah hidup anak manusia."*****Kemal melajukan mobilnya kearah markas kelompok bawah tanah miliknya yang biasa di sebut dengan rumah hijau. Berita dari Sammy membuatnya ingin mematahkan leher seseorang dan itu pastinya Dinero si rubah hitam yang masih ingin merebut jalur bisnis bawah tanah milik Kemal Fawaz Corp.Memarkir mobil ditempat khusus dan langsung masuk kerumah yang disekelilinganya di tumbuhi tanaman rambat dan pohon berukuran besar. Marco dan Lexi yang sudah menunggu langsung menyambut bossnya ini.Kemal menatap penuh amarah pada dua pria yang duduk dikurisi dengan tangan yang terikat kebelakang. Wajah mereka menyiratkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap nasib mereka."Dinero lagi! kenapa dia selalu menyuruh kelinci untuk masuk ke kandang harimau? Dan kalian berdua! sudah siap mati
"Ayah adalah panutan anak, tapi tak hal itu tak berlaku sama jika seorang anak tak lagi memandang ayahnya sebagai ayah."*****Kemal dengan terpaksa menemui ayahnya untuk mengadukan prilaku dari salah satu wanita penghuni hareem milik pria tua itu. Sebenarnya dia enggan untuk berurusan dengan sang ayah, karena Kemal tak mau di kekang oleh ayahnya. Bahkan saat tuan Fawaz menawarkan Fawas Corp, Kemal terang-terangan menolak, dia lebih suka menjalankan bisnis dibawah namanya sendiri.Karena dengan begitu dia bisa memiliki kuasa atas semuanya, tak perlu berbagi pada siapa pun termasuk si adik dari istri ketiga ayahnya yang sangat berambisi ingin menguasai semua harta Fawas Al Hadid."Apa kamu punya bukti kalau Zahira yang menjadi dalang atas penculikan istrimu?"tanya tuan Fawaz dengan pandangan menyelidik.Kemal menunjukkan beberapa photo seorang wanita bersama pria yang berbeda yang salah satunya ada
"Sikap tenangmu membuatku tenang, ketakutanmu adalah lebih menakutkan. Aku tak ingin kau menjadi takut karena aku akan selalu ada agar kau tetap merasa tenang." Kemal Aldino Fawaz. ****** Ghania memperhatikan buku-buku jari tangan kanan suaminya yang membekas luka. Seingatnya sewaktu pergi ke jamuan makan malam, tangan kanan suaminya baik-baik saja, tapi kenapa pagi ini sudah ada luka di situ. "Tangan Mas kenapa?" tanya Ghania akhirnya, membuat Kemal menoleh dan menunjukkan tangan kanannya yang terdapat luka memar."Ini?" "Iya ... itu kenapa? Kemarin malam, tangan mas baik-baik saja,"sahut Ghania lalu beralih duduk di sebelah suaminya yang sedang fokus dengan pekerjaannya. Lalu memandangi sang suami dengan penuh selidik,"Mas habis berantem, ya?" "Hanya mukuli preman yang mencoba membawa pergi istriku," jawab Kemal membuat Ghania kembali mengingat kejadian malam kemarin dan kedua mata wanita cantik itu membola sempurna
"Khawatir dan ketakutan menjadi kunci hilangnya keberanian bila terus di pikirkan. Tapi jika kamu mau, jadilah kuat untuk mengubah takut menjadi berani."*****Arunika menyapa ramah saat sang surya bersiap untuk bergeser dengan sinar hangatnya. Dersik serenata mengalun pelan diantara tarikan halus nafas dua insan yang saling mendekap penuh hangat. Emosi semalam luruh dengan wangi aroma petrikor yang menguar dari celah pintu balkon yang sedikit terbuka. Menghamburkan udara dingin habis hujan semalam.Ghania mengeliat saat mendengar alarm ponselnya berbunyi, dengan sedikit sulit dia mengulurkan tangannya agar bisa menggapai ponsel yang berada diatas meja nakas. Gerakannya membuat pria kekar disebelahnya malah semakin mengeratkan pelukan dan menempelkan wajah tampan khas Timur Tengahnya di dada penuh milik Ghania, istrinya."Mas ... Mas Kemal! Bangun dulu, kita belum sholat subuh,"ucap Ghania sembari
"Kebencian dapat mematikan hati nurani, membutakan mata untuk melihat satu kebenaran diantara ribuan kebohongan." ******** Di salah satu ruangan direksi gedung Fawaz Corp lantai 7, tampak seorang wanita dengan wajah cantik khas Timur Tengah dengan tatanan rambut yang di sanggul tinggi menunjukkan kelas sosialnya. Usianya diperkirakan berada di tengah usia 30 an tahun. Ekspresi kesal tampak sekali terlihat diwajah cantik itu, duduk di dekatnya seorang pria berperawakan besar dengan jambang yang menghiasi rahang kokohnya. Keduanya terlihat sangat serius, bahkan si wanita beberapa kali terdengar kata makian dari bibirnya yang di poles lipstik warna merah menyala. "Kenapa gagal lagi, apakah kamu tak mengirim semua anak buahmu untuk memperdaya Kemal?" "Anak buahku tak sebanyak anak buah Boss Kemal Corp itu. Yang memiliki kemampuan beladiri, inteligen dan IT yang merupakan kekuatan mereka."
"Aku tidak memiliki kekuatan dan kebaikan seperti itu. Jika aku melakukannya, aku akan lebih berbelas kasih daripada Tuhan, percayalah." Don Pito Carleone - The Godfather Movie ***** Kemal memperhatikan dokter Farhan memeriksa kondisi istrinya yang belum juga siuman daripingsannya. Menurut hasil pemeriksaan, Ghania terlalu banyak menghirup obat bius sehingga membuatnya tertidur dengan tanpa merasakan apa-apa. Wajah Kemal masih terlihat menakutkan, dingin juga kejam. Sorot mata bernetra biru tua itu sangat tajam mengawasi dokter yang tak lain adik sepupunya ini. Walau marko bersama tim kerjanya berhasil meringkus semua penjahat yang menculik istrinya, tapi pria itu belum merasa senang karena istrinya masih dalam kondisi mengkhawatirkan. "Bagaimana?"Tanya Kemal begitu Farhan selesai dengan pemeriksaannya, dokter muda itu meminta kepada asistennya untuk memasangkan infus di punggung tangan Ghania untuk menetralisir efek obat biu